![]() |
Selain menyajikan pemandangan estetik, danau yang mengelilingi Masjid Raya Al-Jabbar ini juga dirancang sebagai danau retensi. |
Arsitektur Masjid
Raya Al-Jabbar
Gaya rancangananya mendobrak
bentuk bentuk klasik bangunan masjid tanpa kehilangan fungsi utama-nya,
meskipun memang sekilas pandang tak ditemukan ciri-ciri umum bangunan masjid
bergaya klasik yang mengindikasikan bangunan ini adalah sebuah bangunan masjid.
Tidak ada simbol simbol bulan
sabit atau bulan bintang atau lafazh Allah dipuncak bangunan atau dipuncak
menara, seperti yang biasa kita kenal pada bentuk klasik atau bentuk umum
sebuah bangunan masjid. Makara atau puncak atap masjid ini justru dihias ornamen
lima bola bersusun seperti dipuncak atap Gedung Sate, Lima bola pada tusuk sate
melambangkan lima rukun Islam.
Secara umum denah komplek Masjid
Raya Al-Jabbar mengadopsi denah masjid masjid Usmaniah, terdiri dari sebuah
bangunan utama berukuran besar ditambah dengan pelataran luas yang dikelilingi
oleh koridor dan diapit oleh empat menara tinggi di empat penjuru-nya, serta tempat
wudhu outdoor dalam jumlah massal.
![]() |
Atap kaca Masjid Raya Al-Jabbar terdiri dari 6136 lembar kaca warna warni. |
Bangunan utama Masjid Raya Al-Jabar dibangun dalam bentuk yang unik berupa sebuah struktur bangunan monocoque setengah bola dengan begitu banyak relung yang rumit, empat menara-nya menjulang setinggi 99 meter. Keseluruhan bangunan masjid dikelilingi oleh sebuah danau besar menghadirkan ilusi sebagai sebuah masjid terapung.
Luas lahannya 26 Hektar
menyediakan berbagai fasilitas pendukung, mampu menampung 33 ribu jemaah
didalam ruangan dengan total daya tampung mencapai 60 ribu jemaah. Bangunan
utama dirancang dengan ukuran lantai 99 x 99 m dengan ketinggian atap 40 meter,
struktur monocoque yang gunakan memungkinkan masjid ini memiliki ruang sholat
yang tinggi besar tanpa ada sekat dan pilar pilar penyangga. Struktur monocoque
populer digunakan pada rancangan pesawat terbang yang kemudian juga diadopsi ke
ranah arsitektur bangunan.
Bentuk yang rumit namun simeteris
dan membutuhkan perhitungan matermatika yang tak mudah juga memunculkan ide
penggagasnya untuk menamai masjid ini sebagai Masjid Al-Jabar. Ridwan Kamil sendiri selalu arsitek masjid
ini mengakui bahwa proyek Masjid Raya Al-Jabbar merupakan proyek paling rumit
dan paling sulit dari berbagai bangunan yang pernah dirancangnya, yang hasil
ahirnya justru melampaui ekspektasinya sendiri.
![]() |
Interior Masjid Raya Al-Jabbar yang begitu lega tanpa tiang penyanggah tanpa dinding dinging penyekat. |
Fasad Masjid Al Jabbar terbuat dari kaca yang disusun menyerupai sisik ikan. Jumlah kaca yang dibutuhkan pun mencapai 6.136 lembar. Penggunaan kaca untuk material atap ini memungkinkan sinar matahari alami menerobos masuk keruang utama masjid disiang hari berpadu satu dengan tata cahaya dalam ruang yang menawan sekaligus menghadirkan keindahan tersendiri pada keseluruhan bangunan masjid.
Ruang sholat masjid ini ditutup
dengan hamparan karpet yang didatangkan dari Turki. Interior nya dihias dengan
lampu lampu kaligrafi asmaul husna dan sebuah lampu berbentuk lafadz Allah menggantung
di tengah tengah ruangan. Rancangan ruangan yang begitu besar dan megah
menghadirkan suasana “betapa kecilnya kita dihadapan Allah” bagi jemaah yang
sholat disini.
Kearifan Lokal
Disekeliling ruang shalat utama Masjid Raya Al Jabbar terdapat 27 relung yang dihias dengan relief
tembaga tempa karya tangan-tangan terampil para perajin tembaga yang dilibatkan
dalam proyek pembangunan masjid ini. Relung dan relief berupa motif batik ini
mewakili 27 kota dan kabupaten yang sekaligus mengekspresikan kekayaan seni
masyarakat Jawa Barat.
Selain relief di setiap relung tadi, beragam karya seni dari berbagai bahan
hasil kerajinan tangan ratusan perajin lokal menghias seantero masjid ini
termasuk mozaik untuk paviliun wudhu dan di bawah lantai mezanin, lampu Gentur
di bawah mezanin, kaca patri untuk koridor yang begitu indah dengan aneka warna,
kuningan di bagian railing dan mihrab, kayu jati untuk railing dan rak
Al-Quran, serta standing AC.
Fasilitas dan Fitur Masjid Raya Al-Jabbar
Ruang sholat utama MRAJ dikhususkan untuk jemaah laki laki sedangkan untuk
jemaah perempuan disediakan tempat khusus dilantai mezanin. Selain itu MRAJ
memiliki beberapa faislitas penunjang termasuk museum yang menggunakan
teknologi dijital terkini menyimpan sejarah Rasulullah SAW, sejarah
perkembangan Islam di tanah air, dan sejarah Islam di Jawa Barat.
Selain yang telah disebutkan tadi, fasilitas dan fitur yang terdapat di
Masjid Raya Al Jabbar meliputi tempat wudhu indoor dan outdoor, relung, museum
Rasulullah, koridor yang mengelilingi halaman utama masjid, jembatan nabi Musa
yang merupakan penghubung antara plaza dan halaman utama masjid, patung Al
Jabbar, perpustakaan, ruang edukasi dan danau wisata.
Selain itu juga terdapat Taman Tematik Nabi menghadirkan taman Nabi Adam,
taman Nabi Nuh, taman Nabi Ibrahim, taman Nabi Yunus, dan taman Nabi Isa. Kelima
taman memiliki desain yang berbeda sesuai dengan kisah masing-masing nabi serta
menghadirkan keanekaragaman tanaman di Jawa Barat.
Masjid Raya Al Jabbar menghadirkan pesonanya sendiri dimalam hari dengan
tata lampu yang menawan nyaris diseantero masjid dari bangunan utama, koridor,
lantai, menara dan bangunan utamanya. Tata lampu warna warni yang berubah ubah
warna ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk datang kesini.***
Follow & Like akun Instagram kami
di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
------------------------------------------------------------------
Baca Juga
Rujukan