Minggu, 01 Juni 2025

Masjid Raya Al Jabbar (Bagian-2)

Selain menyajikan pemandangan estetik, danau yang mengelilingi Masjid Raya Al-Jabbar ini juga dirancang sebagai danau retensi. 
 
Arsitektur Masjid Raya Al-Jabbar
 
Gaya rancangananya mendobrak bentuk bentuk klasik bangunan masjid tanpa kehilangan fungsi utama-nya, meskipun memang sekilas pandang tak ditemukan ciri-ciri umum bangunan masjid bergaya klasik yang mengindikasikan bangunan ini adalah sebuah bangunan masjid.
 
Tidak ada simbol simbol bulan sabit atau bulan bintang atau lafazh Allah dipuncak bangunan atau dipuncak menara, seperti yang biasa kita kenal pada bentuk klasik atau bentuk umum sebuah bangunan masjid. Makara atau puncak atap masjid ini justru dihias ornamen lima bola bersusun seperti dipuncak atap Gedung Sate, Lima bola pada tusuk sate melambangkan lima rukun Islam.
 
Secara umum denah komplek Masjid Raya Al-Jabbar mengadopsi denah masjid masjid Usmaniah, terdiri dari sebuah bangunan utama berukuran besar ditambah dengan pelataran luas yang dikelilingi oleh koridor dan diapit oleh empat menara tinggi di empat penjuru-nya, serta tempat wudhu outdoor dalam jumlah massal.
 
Atap kaca Masjid Raya Al-Jabbar terdiri dari 6136 lembar kaca warna warni.

Bangunan utama Masjid Raya Al-Jabar dibangun dalam bentuk yang unik berupa sebuah struktur bangunan monocoque setengah bola dengan begitu banyak relung yang rumit, empat menara-nya menjulang setinggi 99 meter. Keseluruhan bangunan masjid dikelilingi oleh sebuah danau besar menghadirkan ilusi sebagai sebuah masjid terapung.
 
Luas lahannya 26 Hektar menyediakan berbagai fasilitas pendukung, mampu menampung 33 ribu jemaah didalam ruangan dengan total daya tampung mencapai 60 ribu jemaah. Bangunan utama dirancang dengan ukuran lantai 99 x 99 m dengan ketinggian atap 40 meter, struktur monocoque yang gunakan memungkinkan masjid ini memiliki ruang sholat yang tinggi besar tanpa ada sekat dan pilar pilar penyangga. Struktur monocoque populer digunakan pada rancangan pesawat terbang yang kemudian juga diadopsi ke ranah arsitektur bangunan.
 
Bentuk yang rumit namun simeteris dan membutuhkan perhitungan matermatika yang tak mudah juga memunculkan ide penggagasnya untuk menamai masjid ini sebagai Masjid Al-Jabar.  Ridwan Kamil sendiri selalu arsitek masjid ini mengakui bahwa proyek Masjid Raya Al-Jabbar merupakan proyek paling rumit dan paling sulit dari berbagai bangunan yang pernah dirancangnya, yang hasil ahirnya justru melampaui ekspektasinya sendiri.
 
Interior Masjid Raya Al-Jabbar yang begitu lega tanpa tiang penyanggah tanpa dinding dinging penyekat.

Fasad Masjid Al Jabbar terbuat dari kaca yang disusun menyerupai sisik ikan. Jumlah kaca yang dibutuhkan pun mencapai 6.136 lembar. Penggunaan kaca untuk material atap ini memungkinkan sinar matahari alami menerobos masuk keruang utama masjid disiang hari berpadu satu dengan tata cahaya dalam ruang yang menawan sekaligus menghadirkan keindahan tersendiri pada keseluruhan bangunan masjid.
 
Ruang sholat masjid ini ditutup dengan hamparan karpet yang didatangkan dari Turki. Interior nya dihias dengan lampu lampu kaligrafi asmaul husna dan sebuah lampu berbentuk lafadz Allah menggantung di tengah tengah ruangan. Rancangan ruangan yang begitu besar dan megah menghadirkan suasana “betapa kecilnya kita dihadapan Allah” bagi jemaah yang sholat disini.
 
Kearifan Lokal
 
Disekeliling ruang shalat utama Masjid Raya Al Jabbar  terdapat 27 relung yang dihias dengan relief tembaga tempa karya tangan-tangan terampil para perajin tembaga yang dilibatkan dalam proyek pembangunan masjid ini. Relung dan relief berupa motif batik ini mewakili 27 kota dan kabupaten yang sekaligus mengekspresikan kekayaan seni masyarakat Jawa Barat.
 
Selain relief di setiap relung tadi, beragam karya seni dari berbagai bahan hasil kerajinan tangan ratusan perajin lokal menghias seantero masjid ini termasuk mozaik untuk paviliun wudhu dan di bawah lantai mezanin, lampu Gentur di bawah mezanin, kaca patri untuk koridor yang begitu indah dengan aneka warna, kuningan di bagian railing dan mihrab, kayu jati untuk railing dan rak Al-Quran, serta standing AC.
 
Beberapa fitur menarik dari Masjid Raya Al-Jabbar. kiri atas : ruang kontrol keamanan bepemantau CCTV. Kanan atas : Relung-relung di Masjid Raya AL-Jabbar. Kiri Bawah : Jembatan Nabi Musa. Kanan Bawah : ruang kelas

Fasilitas dan Fitur Masjid Raya Al-Jabbar
 
Ruang sholat utama MRAJ dikhususkan untuk jemaah laki laki sedangkan untuk jemaah perempuan disediakan tempat khusus dilantai mezanin. Selain itu MRAJ memiliki beberapa faislitas penunjang termasuk museum yang menggunakan teknologi dijital terkini menyimpan sejarah Rasulullah SAW, sejarah perkembangan Islam di tanah air, dan sejarah Islam di Jawa Barat.
 
Selain yang telah disebutkan tadi, fasilitas dan fitur yang terdapat di Masjid Raya Al Jabbar meliputi tempat wudhu indoor dan outdoor, relung, museum Rasulullah, koridor yang mengelilingi halaman utama masjid, jembatan nabi Musa yang merupakan penghubung antara plaza dan halaman utama masjid, patung Al Jabbar, perpustakaan, ruang edukasi dan danau wisata.
 
Selain itu juga terdapat Taman Tematik Nabi menghadirkan taman Nabi Adam, taman Nabi Nuh, taman Nabi Ibrahim, taman Nabi Yunus, dan taman Nabi Isa. Kelima taman memiliki desain yang berbeda sesuai dengan kisah masing-masing nabi serta menghadirkan keanekaragaman tanaman di Jawa Barat.
 
Masjid Raya Al Jabbar menghadirkan pesonanya sendiri dimalam hari dengan tata lampu yang menawan nyaris diseantero masjid dari bangunan utama, koridor, lantai, menara dan bangunan utamanya. Tata lampu warna warni yang berubah ubah warna ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk datang kesini.***
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 
 
Rujukan