Minggu, 30 Juli 2023

Masjid Sahabah di Massawa, Masjid tertua di Eritrea dan Afrika, Disebut-sebut dibangun pada masa Rosulullah

Mihrab dan mimbar Masjid Sahabah di Massawa, Eritrea. (foto: سيد ابوصيام)
 
Masjid tua di kota Massawa, Eritrea ini disebut-sebut dibangun pada masa Rosulullah ﷺ oleh para sahabat yang hijrah ke Habasyah (kini Ethiopia & Eritrea) untuk menghindari kekejaman kafir Quraisy di kota Mekah. Setelah negara Eritrea terbentuk dan berpisah dari Ethiopia, Massawa menjadi bagian dari Eritrea.
 
Sebuah papan nama terpasang di lokasi dengan tiga Bahasa, menyebutkan “Sahaba shrine founded in 615 AD, the 1st Islamic Holy Place in the World” atau “tempat suci Sahabat dibangun tahun 615 masehi, tempat suci Islam pertama di dunia”. Benarkah demikian?
 
Sahaba Mosque
مسجد الصحابة التاريخي
Mitsiwa, Eritrea
 
 
Masjid Sahabah adalah masjid kecil dengan pelataran yang luas, lokasinya berada di ujung timur Pelabuhan Massawa, dan merupakan masjid dengan lokasi paling dekat ke laut merah di sisi benua Afrika. Fitur paling penting dari situs masjid ini adalah orientasi bangunannya masih mengarah ke kiblat pertama di Al-Aqsa, Palestina.
 
Arsitektur
 
Masjid yang kini berdiri merupakan diperkirakan merupakan hasil renovasi di abad ke 12 masehi. Sisa bangunan masjid yang ada saat ini terdiri dari struktur bangunan sederhana dengan sebuah mihrab dan mimbar dengan empat anak tangga. Meskipun diyakini dibangun pada masa Rosulullah ﷺ, namun beberapa fitur bangunan yang ada merupakan sesuatu yang belum eksis di masa Rosulullah ﷺ ataupun dimasa awal sejarah arsitektur Islam.

Papan Nama Masjid Sahabah di Massawa Eritrea (foto: Friderike Butler)
 
Sebut saja bangunan Menara dan mihrab berlengkung yang ada disana. Fitur mihrab berlengkung pertama kali dibangun pada masa Umar Bin Abdulaziz di Masjid Nabawi Madinah. Sedangkan bangunan Menara masjid baru muncul pada awal abad ke 9 masehi dimasa dinasti Abbas dan bahkan belum lumrah digunakan secara luas hingga abad ke 11 masehi.

Fitur lainnya berupa kubah kecil diatas mimbar yang bisa dianggap sebagai kubah mimbar merupakan salah satu ciri khas bangunan masjid masjid dari masa dinasti Usmaniyah. Kawasan masjid ini mencakup area sekitar 3100 meter persegi. Sebuah mimbar berbentuk menara kecil berdiri disana dengan kubah kecil dengan ujung berhias bulan bintang. Sisi kiblat masjid Sahabah berada di ujung utara pekarangan belantai batu, mengarah ke kiblat pertama yakni Masjidil Aqso di Palestina.

Mimbar berbentuk menara, dengan kubah kecil dan lambang bulan bintang di Masjid Sahabah, fitur arsitektur Islam yang baru digunakan sekian dekade setelah masa Rosulullah.
 
Fungsi Saat ini
 
Masjid sahabah ini, sudah tidak digunakan lagi sebagai masjid secara reguler meski kadangkala dipakai untuk sholat namun tentu saja dengan melakukan koreksi arah kiblat dengan tidak menggunakan arah mihrab yang masih mengarah ke masjidil Aqso sebagai rujukan, namun dengan memiringkan arah sholat sedikit ke kanan (ketimur) mengarah ke Ka’bah di kota Mekah.
 
Masyarakat setempat menggunakan masjid ini untuk sholat idul fitri dan Idul Adha karena pelatarannya yang cukup luas. Sebagai tambahan informasi, Masjidil Aqso di Palestina berjarak sekitar 3000 km dari situs masjid ini, sedangkan Ka’bah di kota Mekah hanya berjarak sekitar 500 km.

Masjid Sahabah di Massawa terdiri dari sebuah pelataran luas berlatai batu dengan bangunan mimbar dan mihrab (foto: Omar alhashimi).


Kontek Sejarah
 
Dalam sejarah Islam disebutkan bahwa kelompok pertama muslim yang hijrah ke Habasyah atau Abyssinia atau kerajaan Aksum terdiri dari 12 muslim dan empat muslimah. Diantara mereka terdapat sahabat Usman bin Affan r.a yang dikemudian hari menjadi Khalifah ketiga beserta istri nya Ruqayyah yang juga putri Rasulullah ﷺ, beserta para sahabat lainnya.
 
Rombongan ini berangkat dari Pelabuhan Shuaiba dan kemungkinan mendarat di Pelabuhan Adulis lalu menuju ke Aksum (Habasyah). Mereka mendapatkan perlindungan (suaka) dari Raja Aksum yang Bernama Ashama Ibnu Abjar (Raja Negus / Najasyi) di bulan Rajab tahun ketujuh sebelum Hijriyah atau 613 Masehi, dan menetap disana selama 3 bulan.

Dimasa kini, Masjid Sahabah berada di ujung timur didalam kawasan Pelabuhan Massawa dengan pagar tembok mengelilingi pelataran luasnya. Papan nama masjid dipasang disebelah pintu pagar besi (foto: Omar alhashimi)


Kaitan dengan Masjid Quba di Madina
 
Penyebutan Masjid Sahabah di Massawa ini sebagai masjid pertama di dunia atau lebih tepatnya sebagai masjid pertama yang dibangun di masa hidup Rosulullah ﷺ, kemungkinan disandarkan kepada sejarah Masjid Quba di Madinah yang dibangun tahun 622 Masehi, pada masa Rosulullah dan kaum muslimin Mekah Hijrah ke Madinah.
 
Sedangkan Masjid Sahabah di Massawa ini disebut-sebut dibangun oleh para Sahabat yang diperintahkan oleh Rosulullah ﷺ untuk hijrah ke Habasha ditahun 613 masehi, sebelum Rosulullah ﷺ Hijrah ke Madinah. 

Bentuk bangunan mihrab Masjid Sahabah, bentuk bangunan yang baru dikenal jauh setelah masa Rosulullah.

Sejarah Islam menyebutkan Masjid pertama yang dibangun oleh Rosulullah ﷺ adalah Masjid Quba di Madinah dan juga dikenal luas sebagai Masjid Pertama yang dibangun dalam sejarah Islam.
 
Melihat pada struktur bangunan ‘Masjid Sahabah’ yang ada saat ini, dan minimnya informasi otentik terkait sejarah masjid ini, kemungkinan ‘Masjid Sahabah’ dibangun sebagai pengingat sejarah hijrah para sahabat ke Habasyah dan dibangun setelah peristiwa itu berlalu. Ada juga yang menduga masjid tersebut dibangun dilokasi dimana para sahabat pertama kali menginjakkan kakinya di Habasha. Wallahaa’lam.***
 
Rujukan
 
https://madainproject.com/as_sahaba_mosque_(massawa)#overview
https://islamdigest.republika.co.id/berita/q9o8us440/ethiopia-tempat-hijrah-pertama-sahabat-rasulullah
https://nabataea.net/explore/cities_and_sites/massawa-mosque/
https://en.wikipedia.org/wiki/Mosque_of_the_Companions,_Massawa
 
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 
 

Sabtu, 29 Juli 2023

Prophet Mohammed Mosque, Kebanggaan Muslim Chechnya

'Pride of Muslim" Prophet Muhammed Mosque di kota Shali, Republik Chechnya, Russia
 
Prophet Mohammed Mosque atau Masjid Nabi Muhammad atau dalam bahasa Russia ditulis dengan Мечеть Пророка Мухаммада atau nama lengkapnya disebut The mosque `Pride of Muslims` named Prophet Muhammad, adalah bangunan masjid yang berada di kota Shali, Republik Chechnya, Russia. Merupakan salah satu masjid terbesar di Russia sekaligus di Eropa.
 
Masjid ini diklaim oleh pemerintah Chechnya sebagai masjid terbesar dan ter-indah di-Eropa, dengan daya tampung mencapai 30 ribu jemaah, dan apabila ditambah dengan pelatarannya, masjid ini bahkan dapat menampung hingga 70 ribu jemaah sekaligus. Bandingkan dengan jumlah penduduk kota Shali tempat masjid ini berdiri yang hanya sejumlah 54 ribu jiwa.
 
Мечеть «Гордость мусульман» имени Пророка Мухаммада
The mosque `Pride of Muslims` named Prophet Muhammad
Ulitsa Kadyrova, 48, Shali, Chechnya, Rusia, 366328
 
 
Masjid begitu besar ini merupakan salah satu masjid yang dibangun oleh Ramzan Kadyrov sebagai bentuk komitmen-nya memulihkan kejayaan Islam di Chechnya termasuk membangun masjid masjid megah di Negara-nya. Ramzan Kadyrov ditunjuk oleh Vladimir Putin sebagai presiden Chechnya pada 2007.
 
Setahun setelah penunjukkannya sebagai presiden, Ramzan Kadyrov membangun masjid megah di pusat kota Grozny yang terkenal sebagai the “Heart of Chechnya” dan diberi nama masjid Ahmad Kadyrov yang berkapasitas 10 ribu jamaah.
 
Pembangunan masjid Ahmad Kadyrov tersebut sebagai usaha membangun kembali Chechnya atau Chechen terutama kota Grozny sebagai ibukota Negara dari kehancuran akibat perang antara tahun 1991-1992 seiring dengan runtuhnya Uni Soviet.
 
Prophet Muhammed Mosque (foto: Sandro Seaman)

Pembangunan Masjid Nabi Muhammad
 
Pembangunan masjid ini diinisiasi oleh Presiden Chechnya, Ramzam Kadyrov yang juga sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin. Pembangunan nya dimulai pada tahun 2012 dan diresmikan oleh Presiden Russia Vladimir Putin pada  hari Jum’at 23 Agustus 2019 yang artinya butuh waktu selama 7 tahun untuk menyelesaikan keseluruhan bangunan.  
 
Peresmian masjid ini bersamaan dengan peringatan hari jadi ke 68 tahun presiden pertama Chechnya ‘Akhmad Kadyrov’ (lahir pada 23 Agustus 1951), ayah dari Ramzan Kadyrov, presiden Chechnya asaat ini ‘. Upacara peresmian masjid juga dihadiri para tokoh penting dari Uni Emirat Arab, Saudi Arabia dan Kuwait.
 
Upacara peresmian masjid ini dilanjutkan dengan penyelenggaraan sholat Jum’at pertama dengan khutbah Jum’at disampaikan oleh Mohammed bin Abdul Karim Al Isssa yang merupakan sekretatis jenderal Liga Muslim Dunia (Muslim World League).
 
Prophet Muhammed Mosque (foto: Artur Akhmetvaleev)

Dalam peresmiannya Putin yang diwakili oleh Utusan Presiden untuk Districk Federal Kaukasus Utara Aleksandr matovnikov, memberikan selamat kepada semua warga Chechnya atas peresmian Masjid Prophet Mohammed. Menurut Putin, penyelesaian proyek megah yang luar biasa ini betul-betul merupakan momen penting bagi penduduk Shali dan seluruh Republik Chechnya yang memeluk Islam.
 
Masjid baru ini akan menjadi pusat penyebaran nilai-nilai Islam yang sejati dan abadi, serta pusat kehidupan beragama dan budaya umat Islam di seluruh wilayah ini, pesan Putin yang dibacakan oleh Utusan Presiden untuk Districk Federal Kaukasus Utara Aleksandr matovnikov.
 
Arsitektur Masjid Nabi Muhammad
 
Arsitektur masjid ini dirancang oleh asitek dari Uzbekistan, memadukan gaya Arab, Persia, Asia Tengah dan Byzantium. Bangunan utama masjid seluas 9700 meter persegi, berdiri diatas lahan seluas 53 hektar. Denah bangunannya simetris dilengkapi dengan empat menara tinggi menjulang di empat penjuru bangunan masjid. Enam bentuk menara menara kecil juga menghiasi atap masjid disekitar kubah utama.
 
Interior Prophet Muhammed Mosque.

Bangunan utama masjid dilengkapi dengan satu kubah bergaya Byzantium berukuran besar setinggi 43 meter ditopang dengan empat bentuk setengah kubah, seperti yang biasa kita lihat pada kubah Masjid Hagia Sophia di Istanbul. Kubah utama di-apit oleh empat kubah berukuran lebih kecil di empat penjuru atap.
 
Empat menara di ke-empat penjuru masjid masing masing setinggi 63 meter dibangun diatas tapak segi empat, kemudian berubah menjadi segi delapan. Batang menara hingga ke bagian balkoni seolah dibentuk dari delapan kolom, sisi bagian bawah balkoni dihias dengan ornamen muqarnas. Sedangkan dibagian puncak kubah dihias dengan ornamen bulan sabit bewarna emas, begitupun di puncak masing masing kubah masjid.
 
Empat sisi masjid ini dilengkapi dengan beranda dibangun seperti gerbang sebagaimana bentuk bentuk masjid Asia-tengah pada umumnya. Gerbang tinggi menawan ini berdiri atas jejeran anak anak tangga dan dihias dengan ukiran ornamen geometris, lukisan floral dan kaligrafi yang dibuat begitu detil dan halus.
 
Interior Prophet Muhammed Mosque (foto: Ахан Шамбат)

Keseluruhan bangunan masjid ini dibalut dengan warna putih salju sebagian besar memang warna asli marmer putih yang digunakan, sedangkan lantainya terbuat dari batu marmer yang didatangkan dari pulau Thassos, Yunani. Marmer tersebut sama dengan marmer yang digunakan di Masjidil Haram, Makah.
 
Di bagian dalam masjid, terdapat karpet bernuansa biru dengan tujuan untuk memberikan kesejukan dan ketenangan ketika berada di masjid ini. Ukiran dan kaligrafi di masjid ini disebut sebut menggunakan bahan emas murni.
 
Interior masjid ini juga dilengkapi dengan lampu gantung (chandelier) berukuran delapan meter dengan berat lebih dari dua setengah ton, dilengkapi dengan 395 lampu berhias kristal Swarovski dan emas.
 
Tata lampu Prophet Muhammed Mosque.

Pencahayaan Arsitektural yang menawan
 
Masjid ini menggunakan desain berteknologi mutakhir. Saat azan berkumandang, pencahayaan bagian luar masjid akan berganti mulai dari biru, hijau, merah, ungu dan warna lainnya.
 
Tata Cahaya masjid ini dikembangkan oleh tim profesional selama empat tahun terahir pembangunannya. Mulai dari pemilihan konsep pencahayaan yang dapat memberikan Cahaya yang lembut namun menyebar dan menyatu sempurna dengan keseluruhan bangunan masjid.
 
Ada dua belas tones warna berbeda yang digunakan pada pencahayaan luar bangunan masjid yang menyajikan warna yang berbeda beda sesuai dengan waktu pencahayaan. Jemaah sholat subuh akan menjumpai warna yang berbeda dengan warna Cahaya yang mereka jumpai saat sholat magrib dan isya.
 
Prophet Muhammed Mosque (foto: -Artur Akhmetvaleev)

Skema pencahayaannya dipilih dengan sangat hati hati memadukan beragam Teknik untuk mendapatkan pencahayaan yang sempurna sehingga menampilkan bangunan masjid ini tampak begitu Anggun, megah dengan aura yang elegan.
 
Taman dan Air Mancur
 
Tersedia pekarangan luas dengan 12 air mancur dan taman untuk memperindah keberadaan masjid kebanggan umat muslim di Chechnya tersebut dengan lebih dari 2000 pohon dan hamparan bunga mawar. Sejak dibangun masjid ini benar benar telah menjadi ‘pride of muslims’ sebagaimana julukannya dan telah menjadi icon dan mutiara arsitektur Islam di Chechnya dan Russia.
 
Rujukan
 
https://www.kompas.com/properti/read/2022/02/27/160000321/diresmikan-putin-begini-arsitektur-unik-masjid-terbesar-di-eropa?page=all.
https://baytalfath.or.id/begini-arsitertur-masjid-termegah-di-eropa-yang-diresmikan-oleh-vladmilir-putin/
https://mosqpedia.org/en/mosque/709
https://www.reuters.com/article/us-russia-chechnya-mosque-idUSKCN1VD1I1
https://www.siasat.com/chechnya-has-europes-biggest-most-beautiful-mosque-1928840/
https://www.griven-usa.com/en/Projects/central-mosque-shali
https://saudigazette.com.sa/article/575314
 
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga Masjid di Russia Lainnya
 

Minggu, 23 Juli 2023

Alaska Mosque, Masjid Pertama di Alaska

Masjid Alaska / Alaska Mosque / Alaska Masjid pada bulan April 2023, masjid pertama di negara bagian Alaska Amerika Serikat. Salah satu masjid yang berada di wilayah Kutub Utara. [foto: Didar Alam].

Alaska Mosque atau Masjid Alaska atau secara resmi disebut sebagai Islamic Community Of Anchorage, adalah masjid pertama yang dibangun di negara bagian Alaska, negara bagian Amerika Serikat yang letaknya di ujung paling utara benua Amerika dan seebagian wilayah utara-nya masuk dalam lingkar kutub utara (arctic region). Karena letak geografisnya tersebut, masjid ini menjadi salah satu masjid yang letaknya berada dilokasi paling utara di bumi.
 
Mulai dibangun pada bulan Oktober 2010 menjadi pusat komunitas Islam di Anchorage ibukota negara bagian Alaska. Diperuntukkan bagi muslim disana yang pada saat masjid tersebut mulai dibangun, jumlahnya diperkirakan mencapai 2000 hingga 3000 jiwa, terdiri dari muslim dari berbagai latar belakang bangsa.
 
Pusat Komunitas Islam Anchorage Alaska
Islamic Community Center of Anchorage (Alaska Mosque)
8005 Spring St, Anchorage, AK 99518, Amerika Serikat
https://alaskamasjid.org/
Telephone: 907-248-7333
E-mail: alaskamuslimcommunity@yahoo.com
https://goo.gl/maps/DoE45CmPhN1EFEux5
 

 
Dengan berdirinya masjid pertama di Alaska ini, mengahiri kisah sholat berjamaah di ruang ruang sewaan di pusat perbelanjaan seperti yang sebelumnya mereka lakukan karena ketiadaan masjid. Bangunan masjid in dibangun dua lantai. Lantai pertama untuk Jemaah pria sedangkan lantai kedua khusus untuk Jemaah Wanita.
 
Masjid Alaska terletak di sebuah kawasan bisnis, dan bertetangga dengan gereja Presbiterian Korea, sejumlah bengkel mobil, dan restoran. Tidak heran, ketika berada di masjid itu, terdengar beragam bahasa. Kondisi ini sama persis seperti halnya sekolah-sekolah di Anchorage, di mana lebih dari 100 bahasa terdengar sehari-hari.
 
Mengingat lokasinya yang berada di Kawasan kutub utara, pembangunan masjid ini juga mau tidak mau turut mempertimbangkan faktor iklimnya yang senantiasa dingin. Karena ruangan ruangan masjid ini juga dilengkapi dengan sistim pemanas untuk membuatnya tetap nyaman.
 
Ground breaking Masjid Alaska di tahun 2010.

Pembangunan Masjid Alaska
 
Masjid ini dibangun atas inisiatif dari Islamic Community Center of Anchorage Alaska (ICCAA) yang merupakan komunitas muslim dari berbagai kalangan termasuk dari Afro Amerika, Kaukasia, Albania, Asia Selatan, Afrika, Timur Tengah, Indonesia, Malaysia, serta muslim asli Alaska.
 
Upacara peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan masjid Alaska dilakukan pada hari Sabtu, 16 Oktober 2010. Proses tersebut turut dihadiri oleh presiden CAIR (Council on American-Islamic Relations) Nihad Awad.
 
Lahan untuk masjid ini seluas 15.000 ribu kaki persegi (1.400 meter persegi) yang di beli oleh komunitas muslim setempat dengan harga US$600 ribu dolar Amerika, murni dari dana donasi para jemaah.
 
Masjid Alaska pada saat pemasangan kubah menara nya dimusim salju yang membeku, udah kebanyang kan betapa dinginnya disana.

Masjid Alaska mulai dibuka dan dipakai pada 2014 meski belum rampung 100% saat ruangannya masih berbau cat dan semen. Saat itu proyek pembangunan masjid ini sudah menghabiskan dana sekitar $2 juta dollar dan masih membutuhkan sekitar $1 juta dollar lagi untuk penyelesaiannya termasuk pembangunan dua Menara.
 
Dana pembangunan masjid bersumber dari Jemaah muslim setempat dan sumbangan dari berbagai komunitas muslim dari 48 negara bagian Amerika Serikat termasuk dari Texas, Oklahoma, Illinois dan California.
 
Pembangunan tahap pertama masjid ini berjalan selama hampir empat tahun, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan fasilitas pendukungnya termasuk ruang kelas, kantor dan perpustakaan. Pembangunan komplek masjid ini baru selesai pada awal tahun 2017.
 
Interior Masjid Alaska.

Karena pertumbuhan komunitas muslim di Anchorage, pelaksanaan sholat jum’at di masjid ini dilaksanakan dua kali kali karena kapasitas masjid yang tidak mampu menampung seluruh Jemaah sholat jum’at untuk diaksanakan sekaligus.
 
Muslim di Anchorage
 
Anchorage di Alaska, kira-kira berjarak 10 ribu kilometer dari Mekah, Arab Saudi. Namun, kota ini semakin menarik perhatian banyak muslim dari berbagai penjuru dunia. Banyak migran muslim hijrah ke sana dan menemukan kedamaian di wilayah yang dulunya milik Rusia dan dibeli Amerika itu.
 
Berbagai komunitas muslim terbentuk, dan kini di kota itu, warga muslim bisa menemukan toko kelontong barang-baranag kebutuhan sehari-hari yang halal, restoran halal dan bahkan masjid. Alaska merupakan negara bagian di Amerika dengan kepadatan penduduknya yang masih rendah, pajak nya juga rendah dan meniadakan pajak penghasilan, hal itu menjadi salah satu daya Tarik wilayah ini bagi para imigran dari berbagai bangsa.
 
Masjid Alaska saat proses pembangunan.

Jumlah warga muslim di Anchorage saat ini memang belum begitu besar. Jika pada tahun 2014, tercatat ada 3000 warga pemeluk Islam di kota itu, pada akhir tahun 2018 jumlahnya diperkirakan hampir mencapai 4000 orang.
 
Di banyak kota lain di AS, kebanyakan masjid terkait dengan satu kelompok etnis, namun tidak demikian halnya di Anchorage. Karena kecilnya jumlah muslim disana dan berasal dari beragam latar belakang bangsa mereka bersatu dalam satu komunitas.
 
Karena iklim di Alaska. Musim dingin disana sangat panjang, serta panjang siang dan malam hari sangat berbeda dengan negara-negara bagain lain di AS. Walhasil, itu mempengaruhi kegiatan beribadah muslim, khususnya sewaktu bulan Ramadhan.
 
Pada musim panas, lamanya siang bisa mencapai 21 jam. Pada bulan Desember, siang hari bisa jadi tiga jam saja. Para ulama menganjurkan untuk mengikuti zona standar hingga muslim disana mengikuti waktu Mekkah. Puasa mulai dari pukul 4 pagi dan berbuka menjelang pukul 7 malam.***
 
Rujukan
 
situs resmi masjid Alaska https://alaskamasjid.org/
https://www.voaindonesia.com/a/anchorage-tempat-hijrah-muslim-migran-di-as-/5121185.html
https://www.dream.co.id/jejak/dibangun-masjid-pertama-di-ujung-utara-as-140828f.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Komunitas_Islam_Anchorage_Alaska
https://theworld.org/stories/2014-08-26/alaskas-first-mosque-opens-its-doors
https://storage.googleapis.com/clio-images/31517.73353.jpg

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga Masjid di Amerika Serikat Lainnya


Sabtu, 22 Juli 2023

Prokos Mosque Bosnia, Masjid Dilokasi Tertinggi di Eropa

Prokos Mosque / Prokoški Mosque / Prokoško Mosque / Džamija Prokoško Jezero / Masjid Danau Prokosko di Fojnica Bosnia & Herzegovina [foto: Janos Szeplaki]
 
Prokos Mosque, Prokoški Mosque, Prokoško Mosque atau dalam bahasa setempat disebut Džamija Prokoško Jezero (Masjid Danau Prokosko) adalah sebuah masjid kecil dari kayu ditepian danau Prokosko (Prokoško jezero) di kotamadya Fojnica, Bosnia & Herzegovina.
 
Dari letak geografisnya Masjid ini merupakan masjid yang berada di lokasi tertinggi di Eropa, berada di ketinggian 1.666 meter dari permukaan laut. Selain Masjid di danau Prokos ini, masjid di lokasi tertinggi lainnya di Eropa adalah Masjid Hafız Yusuf Yılmaz puncak Gunung Kible di Distrik Rize, provinsi Güneysu, Turki, yang berada di ketinggian 1.130 meter dari permukaan laut.
 
Prokos Mosque
Džamija Prokoško jezero
Paljike, Bosnia dan Herzegovina
https://goo.gl/maps/auxp7kzqDsk7XmSx7
 

 
Masjid mungil dari kayu ini bukanlah bangunan bersejarah ataupun bangunan kuno, namun karena lokasinya yang membuatanya cukup terkenal terutama bagi wisatawan dari berbagai Negara Islam yang datang kesana. Danau Prokos memiliki flora dan fauna endemik, pemandangan indah khas dataran tinggi dan satu kampung kecil dengan masjid mungil-nya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
 
Secara administratif masjid danau Prokos berada kotamadya Fojnica diwilayah Kanton Bosnia Tengah. Fojnica merupakan sebuah kota kecil sebelah barat ibukota Bosnia, Sarajevo. Dengan penduduknya yang meyoritas muslim, kota kecil ini memiliki 11 masjid besar, 22 masjid kecil dan 2 bangunan tekke milik tariqat Naqsabandiah.
 
Dari sekian banyak masjid disana, Masjid di danau Prokos ini yang kini menjadi pusat perhatian wisatawan asing disana, meskipun jaraknya sekitar 22 Km dari pusat kota Fojnica, dan separuh perjalanan kesana harus ditempuh dengan kendaraan berpenggerak empat roda mengingat lokasinya yang berada dataran tinggi dan sebagain jalannya masih jalan tanah berbatu kerikil.
 
Masjid Danau Prokos, masjid mungil ditepian danau Prokos [foto: Muhamed M]
 
Seperti Apa Masjid Danau Prokos
 
Masjid danau prokos ini berukuran mungil, dibangun dari kayu termasuk atapnya, bentuknya tidak jauh berbeda dengan kebanyakan rumah rumah penduduk yang ada ditepian danau Prokos. Namun dilengkapi dengan satu bangunan menara diatapnya yang selalu dipasang bendera hijau bergambar bulan bintan.
 
Dibangun untuk keperluan warga muslim disana, namun kemudian seiring ramainya wisatawan yang datang kesana, masjid mungil ini juga digunakan oleh wisatawan muslim yang sedang berwisata, maklumlah ini masjid satu satunya di kampung kecil itu.
 
Seperti kebanyakan rumah rumah penduduk ditepian danau prokos, sumber listrik di masjid mungil ini juga berasal dari panel surya yang dipasang diatap bangunan, cukup untuk menjadi sumber daya menyalakan lampu listrik penerangan masjid.
 
Interior Masjid Prokos [foto: Theo Ghs]

Niat tulus mendiang suami, diwujudkan oleh istri tercinta
 
Masjid danau Prokos dibangun tahun 2005 oleh keluarga Čabaravdić dari Visoko mereka adalah pasangan suami istri Hadžija Salih (Hajji Salih) Cabaravdic dan istrinya Hadžinica (Hajah) Ferida Cabaravdic yang menguras isi tabungan-nya untuk membangun masjid mungil ini.
 
Haji Salih dan Istrinya Ferida sudah sejak lama memiliki sebuah pondok peristirahatan kecil di tepi danau Prokos. Tiap kali mereka sedang disana, Haji Salih mengajak muslim setempat untuk sholat berjamaah di pondok mungil mereka. Berawal dari situ, Haji Salih meminta izin kepada istrinya untuk merobohkan pondok kecil mereka dan membangunnya lebih besar sebagai masjid untuk warga muslim setempat beribadah.
 
Musim gugur 2004 Haji Salih sudah mulai membeli bahan bahan material untuk membangun masjid impiannya, dibulan Januari 2005 Haji Salih menjual seluruh saham miliknya ditempat ia bekerja yang akan ia gunakan untuk membangun masjid, namun beliau wafat sebelum sempat mewujudkan masjid impiannya. Hajah Ferida yang kemudian melanjutkan niat suaminya.
 
Haji Salih (alm) & istrinya, Hajah Ferida [foto: tutinskenovine.rs]
 
Bermodal uang tunai 30.000 Mark peninggalan mendiang suaminya, beliau mulai membangun masjid kecil di tepian danau Prokos pada Januari 2005 setelah mendapatkan izin dari pemerintah dan komunitas muslim setempat. Apa dilakukannya kemudian mendapat perhatian dari para sahabat karib yang turut membantu.
 
Beberapa diantara mereka ada yang membantu pembuatan mihrab, teman temannya dari Iran menyumbang karpet, dan sepupunya Hazim Zečević membantu pembuatan menara masjid tersebut. Masjid Danau Prokos selesai dibangun dan mulai digunakan pada 24 Juni 2005. Selain meneruskan niat suaminya untuk membangun masjid, Hajah Ferida juga menunaikan haji badal untuk mendiang suaminya.
 
Seiring berjalannya waktu, keindahan dan keunikan danau prokos mulai menarik perhatian wisatawan asing termasuk wisatawan dari negara negara arab dan negara negara berpenduduk muslim lainnya, masjid danau prokos pun turut masuk dalam daftar kunjungan wisatawan yang datang kesana.***
 
Rujukan
 
https://tutinskenovine.rs/hadzinica-ferida-je-svu-svoju-ustedjevinu-ulozila-u-gradnju-mesdzida-na-prokoskom-jezeru/  
https://mahalla.ba/2017/05/09/dzamija-na-prokoskom-jezeru-dzamija-na-najvecoj-nadmorskoj-visini-u-evropi/
https://sarajevotimes.com/unique-mosque-at-prokosko-lake-at-the-highest-place-in-europe/

Minggu, 16 Juli 2023

Masjid Candikuning Bedugul Bali

Masjid Besar Al-Hidayah Candikuning atau lebih dikenal sebagai Masjid Candikuning Bedugul di desa Candikuning, kecamatan Baturiti kabupaten Tabanan, dengan komplek Pura Ulun Danu dilatar depan. Hanya di Bali kamu kan menemukan pemandangan seperti ini. [foto: Yon Aidil]
  
Nama resminya adalah Masjid Besar Al-Hidayah namun lebih dikenal sebagai Masjid Candikuning merujuk kepada desa tempatnya berada, di desa yang sama juga terkenal dengan kawasan wisata Bedugul dengan danau Bratan dan Pura Ulun Danu nya. Pura bersejarah yang pernah menghias uang kertas Rp. 50.000 rupiah.
 
Bila Pura Ulun Danu berada di danau Bratan, sehingga bila dilihat dari kejauhan tampak pesonanya yang seolah terapung dipermukaan air danau yang jernih, maka Masjid Candikuning atau masjid besar Al Hidayah justru berada dilereng bukit diseberang jalan dari Danau Bratan.
 
Masjid Besar Al Hidayah
Jalan Denpasar – Singaraja, Desa Candikuning
Kec. Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali 82191
https://goo.gl/maps/jwFrgoPucC6JVzKN6
 

 
Dari Kota Denpasar, Ibukota provinsi Bali, Masjid Besar Al Hidayah ini dapat dicapai dengan kendaraan darat sekitar 3-4 jam perjalanan. Lokasinya yang memang berdekatan dengan Pura Ulun Danu di tepian danau Braran, sehingga disarankan kepada para pengunjung masjid ini untuk memarkir kendaraannya di area parkir objek wisata ulun danu. Lalu berjalan kaki menuju ke masjid.
 
Hal itu mengingat tidak ada area parkir memadai di sekitar gerbang menuju masjid yang lokasinya berada ditepian ruas jalan raya Denpasar – Singaraja, memaksakan parkir disana berpotensi akan mengganggu arus lalu lintas. Lokasi masjid ini dari tempat parkir Ulun Danu memang cukup dekat, Menara masjid ini bahkan sudah terlihat dari area parkir dimaksud.


Masjid Besar Al Hidayah dibangun dilereng bukit, sehingga untuk mencapai masjid ini dari jalan raya, harus melewati jejeran anak tangga dimulai dari gerbang hingga ke pelataran masjid. Sesampai dipelataran masjid, pengunjung akan langsung disuguhi dengan pemandangan bentang alam Bedugul yang menawan.
 
Masjid Besar Al-Hidayah Candikuning atau Masjid Candikuning Bedugul [raw photo: Rashmi Vadia]
 
Sepanjang jalan dari tempat parkir Ulun Danu hingga ke Masjid Besar Al Hidayah, terdapat jejeran kios kios yang menawarkan berbagai souvenir menarik khas Bali yang bernuansa Islami, seperti mukena, sarung khas Bali, sejadah khas Bali, buku-buku dan berbagai souvenir lain-nya yang tak ditemukan di objek wisata lainnya.
 
Arsitektur Masjid Besar Al Hidayah
 
Masjid Besar Al Hidayah terdiri satu bangunan utama dua lantai ditambah dengan dua Menara kembar mengapit bangunan masjid disisi kiri dan kanan. Balutan warna kuning menjadi ciri khas warna masjid ini. Satu kubah tunggal diatap masjid dan masing masing menara juga dilengkapi dengan kubah bewarna biru senada dengan warna kubah masjid.
 
Ornamen ukiran berwana emas begitu mencolok di fasad depan masjid, menjadi ciri khas utama masjid ini, sentuhan seni ukir Bali sangat terasa di bagian beranda, jendela, pintu hingga ke interior masjid, semua ukiran-nya bertema floral untuk menyesuaikan nya dengan syariat Islam.
 
Masjid Candikuning dari arah Jalan Raya Denpasar - Singaraja, tampak gerbang dan jejeran anak tangga akses menuju ke masjid dari jalan raya. [foto: mukawijaya muhammad]
 
Pelataran (halaman) masjid ini cukup luas, seluruhnya sudah ditutup dengan tegel, ada beberapa gazebo disana yang dapat digunakan pengunjung untuk duduk duduk santai. Tersedia tempat wudhu di luar ruang di dekat tangga masjid. Tempat wudhu utama ada didalam bangunan dan terpisah tempat wudhu pria dan Wanita. Karena faktor alamnya, jangan kaget bila air wudhu di masjid ini terasa cukup dingin.
 
Ruangan dalam masjid terdiri dari dua lantai, lantai dasar digunakan sehari hari dengan penyekat antara Jemaah pria dan Wanita. Mihrab dan mimbar berada di lantai dasar. Masjid ini juga memiliki sebuah beduk yang ditempatkan didekat pintu utama.
 
Pengurus masjid juga menyediakan sarung dan mukena yang dapat digunakan oleh pengunjung yang membututuhkan saat akan menunaikan sholat disana. Namun jangan lupa untuk dirapi-kan dan dikembalikan ke tempatnya semula ya setelah selesai digunakan.
 
Masjid Candikuning tampak megah diketinggian bukit [foto: Ralph W. Sonntag]
 
Masjid Besar Al Hidayah Bedugul selain mengelola pondok pesantren, sekolah madrasah hingga ke jenjang Aliyah, juga mengelola agrowisata Strawberry dan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) yang cukup populer sebagai lokasi edukasi pertanian bagi siswa siswa berbagai sekolah di Bali.
 
Sejarah Masjid Al-Hidayah Bedugul
 
Cukup menarik bahwa disekitar Kawasan Bedugul ini terdapat kampung kampung komunitas muslim, Kampung Candi Kuning tempat masjid ini berada adalah salah satunya dengan jumlah warga muslimnya diperkirakan mencapai 3000-an orang.
 
Mereka berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang sudah menjadi warga disana sejak masa kerajaan Gelgel, mengingat bahwa wilayah Lombok dimasa lalu pernah menjadi wilayah kekuasaan kerajaan Gelgel sebelum kemudian menjadi wilayah kerajaan Karangasem sebagai pecahan dari Kerajaan Gelgel.

Masjid Candikuning dari masa ke masa.
 
Masjid Al-Hidayah Bedugul dibangun sejak 1927, berdiri di atas tanah wakaf dari Kumpi Awal dan Kumpi Nurdinah, ikrar wakaf dilakukan dihadapan Guru Alimun, seorang pemuka Muslim setempat kala itu. Semula, bangunan masjid-nya sangat sederhana. Ukurannya sekitar 5x5 meter persegi. Karena itu, kebanyakan orang menyebutnya Langgar Candikuning. Sejak dibangun, tidak hanya difungsikan sebagai tempat shalat berjamaah, tetapi juga sarana pendidikan Islam, khususnya bagi anak-anak dan pemuda.
 
Langgar Candikuning pertama kali direnovasi ditahun 1948 seiring dengan kian bertambahnya muslim disana. Peletakan batu pertama pembangunananya dilakukan oleh Guru Nuruddin Keramat Sindu dari Karangasem. Proses pembangunannya dilakukan secara bergotong royong oleh masyarakat setempat.
 
Renovasi selanjutnya dilakukan ditahun 1978, menyusul kemudian tiga kali perbaikan skala kecil dilakukan agar mampu menampung jamaah yang semakin bertambah. Yayasan Sosial al-Hidayah kemudian dibentuk oleh para tokoh pemuda yang salah satu tujuannya untuk menggalang dana dari para donatur yang hendak mewujudkan renovasi besar-besaran masjid tersebut.
 
Masjid Candikuning [foto: republika]

Dari sekian banyak penyumbang, terdapat nama presiden
Suharto yang memberikan sumbangan sebesar Rp 7 juta rupiah kepada yayasan ini. Hingga akhirnya, terwujudlah masjid yang lebih megah dan bernama Masjid Besar al-Hidayah. Adapun bangunan masjid Besar Al-Hidayah yang tampak saat ini merupakan hasil renovasi pada tahun 2009.
 
Kerukunan Yang Mengagumkan
 
Satu hal yang patut dicatat dalam perjalanan panjang Masjid Besar Al-Hidayah Bedugul ini adalah begitu kuatnya kerukunan antara Muslim dan Hindu di Bedugul khususnya dan Bali pada Umumnya. Pembangunan masjid ini merupakan kolaborasi antara umat Islam dengan Hindu. Sebagaimana dituturkan oleh Takmir masjid, ornamen-ornamen atau ukiran di sisi luar masjid ini dibuat oleh para pengrajin Hindu, takmir yang memberi khat Arabnya untuk diukir.
 
Muslim di Candikuning berada di tengah mayoritas Hindu, namun komunitas Muslim selalu hidup damai dan rukun bersama ummat Hindu. Masing-masing umat memang menjunjung tinggi semangat toleransi dan kebersamaan. Di Bali, terdapat istilah nyama beraya yang merujuk pada ikhtiar menjaga keharmonisan masyarakat. Secara harfiah, terminologi itu berarti ‘saudara semua'.
 
Interior Masjid Candikuning.

Sebagai contoh sederhana, pada
tiap perayaan Maulid Nabi pihak takmir Masjid Besar al-Hidayah selalu mengundang ummat Hindu untuk makan bersama dan sebagainya. Contoh lainnya diketahui bahwa di kampung tersebut juga dikenal luas terdapat dua makam kuno yang dipercaya masyarakat setempat sebagai makam tokoh Islam di masa lalu.
 
Di puncak pegunungan, terdapat makam Syekh Hasan dan di bagian lereng terdapat makam kuno Syekh Husein.  Kedua makam tokoh Muslim tersebut, tidak hanya dirawat dan dihormati umat Islam saja. Tapi juga oleh umat Hindu di wilayah itu. Di desa tersebut, juga terdapat makam ulama besar, Habib Umar bin Yusuf al-Magribi. Tokoh tersebut dikenal luas sebagai salah satu wali pitu, perintis dakwah Islam di Pulau Dewata.***
 
Rujukan
 
https://bali.jpnn.com/destinasi/18761/masjid-al-hidayah-candikuning-rujukan-wisatawan-saat-berlibur-ke-bedugul?page=2
https://www.republika.id/posts/34294/masjid-besar-al-hidayah-cermin-toleransi-di-pulau-dewata
http://www.balimuslim.com/tabanan-area/masjid-besar-al-hidayah-bedugul
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/15/06/02/npb77o-indahnya-masjid-candi-kuning-bedugul-habis
http://bundakheiza.com/blog/masjid-al-hidayah-bedugul