Minggu, 18 Mei 2025

Islam di Komoro

Lokasi Negara Komoro di Samudera Hindia.
 
Islam di Negeri Bulan
 
Negara pulau ini mengambil namanya dari bahasa Arab “Al-Qomari” yang berarti Bulan. Dalam bahasa Inggris disebut Comoro dan di-Indonesiakan menjadi Komoro. Sebuah negara berpenduduk mayoritas muslim yang wilayahnya hanya terdiri dari tiga pulau ditengah laut antara benua Afrika dan pulau Madagaskar. Nama resminya dalam Bahasa Arab disebut dengan “Al-Ittiḥād al-Qomari”
 
Fakta unik tentang negara ini mungkin akan membuatmu tercengang, penghuni pertama kepulauan Komoro adalah orang orang yang berasal dari berbagai wilayah di pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar yang datang kesana dengan perahu layar sekitar abad ke 6 masehi. Keturunan mereka yang berasal dari Indonesia dan asia tenggara kini dikenali sebagai orang orang dari etnis Austronesia.
 
Fakta lainnya tentang Negara Komoro ini memang sedikit membingunkan, mereka tergabung dalam liga arab, dan menjadi satu satunya negara anggota Liga Arab yang letaknya dibelahan bumi selatan, namun memang karena nyaris semua penduduknya beragama islam, berbahasa arab dan Islam merupakan agama resmi negara. Padahal letak Komoro terpisah teramat jauh dari negara negara arab di timur tengah. Komoro juga menjadi negara terkecil kedua di Liga Arab setelah Bahrain.
 
Tentang Republik Komoro
 
Republik Federasi Komoro adalah Negara kepulauan berbentuk federasi tiga pulau di selat mozambiq, lokasinya berada diantara benua afrika dan pulau madagaskar. Tetangga terdekat dan satu satunya adalah Mayotte yang merupakan wilayah seberang lautan Prancis.
 
sekelompok muslim Komoro di desa Bangwa Kuuni, Ngazidja

Komoro masuk dalam daftar Negara dunia dengan ukuran mini dan menjadi negara terkecil ke tiga di Afrika, luas wilayah daratannya hanya 2235 km sedikit lebih kecil dibandingkan dengan luas propinsi Daerah istimewa Yogyakarta (3133 km). Komoro merupakan negara tropis dengan hanya dua musim.
 
Wilayah daratan negara ini terdiri dari 3 pulau besar, paling utara adalah Grande Comore (Ngazidja) lalu pulau Mohéli (Mwali) dan pulau Anjouan (Nzwani). Jumlah penduduknya ditahun 2019 adalah 850.886 jiwa menjadikannya sebagai Negara dengan kepadatan penduduk tertinggi nomor 4 di Afrika. Terdiri dari lima etnis yakni Antalote, Cafre, Makoa, Oimatsaha, dan Sakalava. Bahasa Arab dan bahasa Prancis merupakan bahasa resmi Negara serta bahasa Shikomoro yang merupakan pencampuran bahasa Swahili dan bahasa Arab.
 
Komoro mengklaim Pulau Mayotte sebagai wilayahnya meskipun belum pernah benar benar berkuasa disana dan faktanya Mayotte sejak tahun 1974 menolak untuk bergabung dengan Republik Komoro dan memilih menjadi wilayah seberang lautan Prancis.
 
Sama seperti Mayotte, Commoro merupakan Negara bekas jajahan Prancis, memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 6 Juli 1975, namun situasi politiknya tidak pernah, sempat menjadi Republik Islam Komoro pada tahun 1978 hingga 1989 dan merupakan negara dengan riwayat kudeta kekuasaan terbanyak sepanjang sejarah, dengan 20 kali kudeta sejak merdeka di tahun 1975.
 
Kota Moroni, ibukota Komoro dengan Masjid Badjanani yang begitu terkenal.

Guncangan politik terahir terjadi di Commoro tahun 2008 lalu, pasukan Uni Afrika bersama dengan pasukan militer federal Komoro menyerbu ke pulau Anjuan yang memproklamirkan pemisahan diri dari Federasi Komoro. Kericuhan bermula di tahun 1997 ketika Anjuan dan Moheli mendeklaraskan kemerdekaan dari Commoro. Sejak tahun 2000, Komoro menjadi Republik Federasi, masing masing pulau memiliki pemerintahannya sendiri, jabatan presiden Federal dijabat secara bergilir diatara kepala pemerintahan masing masing pulau.
 
Komoro beribukota di Maroni, berpenduduk 49 ribu jiwa di tahun 2009, Kota Maroni berada di pulau Grande Comore. Penduduk Komoro berjumlah 737,284 (data bulan Juli 2012), terdiri dari lima etnis yakni Antalote, Cafre, Makoa, Oimatsaha, dan Sakalava.  Bahasa Arab dan bahasa Prancis merupakan bahasa resmi Negara serta bahasa Shikomoro yang merupakan pencampuran bahasa Swahili dan bahasa Arab.
 
Hubungan Indonesia dan Komoro
 
Indonesia telah sejak lama menjalin hubungan dengan Komoro. Pemerintah RI menunjuk duta besar Republik Indonesia untuk Komoro yang dirangkap oleh Duta Besar RI untuk Madagaskar, Mauritius dan Seychelles dengan kantor kedutaan berkedudukan di kota Antarnarivo, ibukota Madagaskar.
 
Didunia pendidikan pemerintah Indonesia menawarkan program beasiswa Kerjasama Negara Berkembang (KNB) kepada pelajar Uni Komoro dan memfasilitasi sejumlah pelatihan. Sedangkan didunia perdagangan setiap tahunnya, Indonesia mengekspor produk keperluan sehari-hari seperti sabun, kertas, kayu, dan obat-obatan ke Comoro dan mengimpor kopi, teh, dan rempah-rempa dari negara tersebut.
 
Dalam sejarahnya, Komoro pernah menjadi Kesultanan dalam kurun waktu yang cukup lama. ini adalah Sultan Said Ali bin Said Omar di Grande Comore tahun 1897 (wikipedia).

Islam di Komoro
 
Mayoritas penduduk Komoro (98%) beragama Islam, hanya 2% saja dari penduduknya yang non muslim. Muslim Komoro bermazhab Syafi’i. Islam memang sudah berakar begitu kuat di Negara ini.
 
Berdasarkan kisah tutur masyarakat setempat, Islam sudah masuk ke Komoro dimasa hidup Rosulullah S.A.W, dibawa oleh dua orang bangsawan Komoro, Fey Bedja Mwamba dan Mtswa Mwandze, yang berkunjung ke Mekah. Sedangkan bukti sejarah menyebutkan bahwa para saudagar Arab dan Pangeran dari Shiraz (Persia) yang diasingkan ke pulau ini, sebagai pembawa Islam ke Komoro.
 
Islam telah memainkan peran sentral di Komoro sejak lama, keluarga para penguasa belajar bahasa Arab, menunaikan ibadah Haji dan menjalin hubungan baik dengan komunitas muslim tetangganya termasuk Kilwa, Zanzibar dan kesultanan Oman. Beberapa aliran tarekat sufi juga berkembang di Komoro termasuk diantaranya adalah tarekat Sazili, Qodriyah dan Rifa’iyah.
 
Perkembangan Islam abad ke 16 di Komoro di motori oleh Hassan ibnu Issa, seorang kepala suku etnis Shirazi yang mengaku masih keturunan dari Rosulullah S.A.W, beliau yang melakukan dakwah Islam dan mendirikan sejumlah Masjid di Komoro. Syekh Al-Ami ibn Ali al-Mazruwi (w. 1949) adalah ulama pertama di wilayah itu yang menulis literatur Islam dalam bahasa Swahili. Tariqat mulai berkembang di Komoro di abad ke 19 dimulai dengan dibentuknya tarekat Saziliyah oleh Sheikh Abdalah Darwesh, putra asli kelahiran Grande Comore.
 
Warga kota Maroni sedang berkumpul di Alun Alun Kota pada tahun 1908. Tampak pakaian mereka rata rata menggunakan gamis. (wikipedia)

Masjid di Komoro
 
Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, ada ratusan masjid yang tersebar di tiga pulau Komoro termasuk berbagai madrasah. Secara umum anak anak di Komoro akan mulai mengenyam Pendidikan Al-Qur’an sejak usia 2 atau 3 tahun, pada usia 5 tahun mereka mulai masuk sekolah formal untuk belajar Islam dan Bahasa arab.
 
Di Komoro ada tradisi unik bagi anak anak yang berasal dari tempat tempat jauh, mereka biasanya akan tinggal Bersama gurunya menjadi bagian keluarga dan membantu gurunya bekerja di ladang.
 
Hal lain yang menarik adalah keberadaan sekitar 1.400 masjid di seluruh pulau di wilayah Komoro yang luasnya hanya sekitar 1.800 kilometer persegi. Di antara masjid-masjid itu dibangun oleh para pedagang Arab sebagai bagian dari asimilasi budaya Islam dan Afrika.
 
Komoro hanya memiliki tiga kasus pembunuhan dalam 30 tahun terakhir dan kejahatan dengan kekerasan hampir tidak pernah terjadi. Seorang cendekiawan Islam terpilih sebagai Presiden pada tahun 2006 setelah bertahun-tahun terjadi kekacauan politik yang direkayasa oleh Perancis dan negara-negara lain. Kaum Islamis berharap untuk menciptakan negara Islam.
 
Masjid Badjanani yang ikonik ditepi pantai Moroni.

Masjid yang paling terkenal di Komoro adalah masjid Badjanani yang berada dibibir pantai dipelabuhan kota Morono, ibukota Komoro. Karena lokasinya, masjid ini begitu mencolok mata dan menjadi landmark kota sekaligus negara Komoro. Masjid Badjanani dibangun tahun 1427masehi, sedangkan menaranya baru dibangun tahun 1921Masehi.  
 
Ditahun 1998 sebuah masjid agung Negara diresmikan di Moroni, ibukota negara Komoro. Pembangunan masjid tersebut seluruhnya dibiayai oleh Emir Sharjah dari Uni Emirat Arab. Lokasi masjid baru ini tak jauh dari masjid Badjanani, bila dilihat dari arah laut ujung akan tampak ujung Menara masjid ini menjulang tak jauh dari masjid Badjanani
 
Peringatan hari besar dan tradisi
 
Secara umum masyarakat Komoro merupakan masyarakat muslim yang taat dan cukup ketat menjalankan agama Islam. Selama dijajah Prancis, pemerintahan kolonial tidak berusaha mengganggu kehidupan beragama di Komoro dan sangat berhati hati dalam menyikapi syariat Islam dalam kehidupan masyarakat muslim disana.
 
Semua hari besar Islam diperingati dan menjadi hari libur nasional di Komoro, termasuk Idul Adha, Satu Muharram, Ashura, Mawlid, Isra’ Mi'raj dan Ramadhan. Peringatan Maulid Nabi ditandai dengan perayaan yang berpuncak pada pesta yang disiapkan untuk para ulama. Banyak wanita memakai chirumani, kain bermotif yang dikenakan di sekitar tubuh sebagai hijab.
 
Landscape pulau Masjid Anjouan dengan menara menara masjidnya yang menjulang.

Mwalimus, fundi dan marabout adalah sebutan untuk tokoh agama Islam di Komoro. Sebagian masyakat muslim disana masih percaya pada hal hal berbau mistis. Mereka acapkali berkonsultasi dengan para tokoh tersebut untuk penyembuhan dan perlindungan dari jin. Mwalimus dipercaya dapat menggunakan jin untuk menentukan hari baik untuk pesta, pernikahan, melakukan upacara penyembuhan dan menyiapkan jimat yang berisi ayat Alquran.
 
Islam dan Politik di Komoro
 
Iklim ekonomi dan politik yang kacau sejak kemerdekaan pada tahun 1975 berdampak buruk pada hak asasi manusia dan keadilan sosial. Faksi-faksi yang bertikai berusaha memobilisasi dukungan agama untuk menegakkan dan menggalang kekuatan politik dan melawan ketidaksetaraan sosial.
 
Lawan lawan politik mengandalkan interpretasi mereka sendiri terhadap Alquran dan hadits, menganjurkan pelaksanaan syariat untuk memperbaiki korupsi politik. Menggunakan pandangan islam untuk masuk kedunia politik, baik untuk membenarkan maupun untuk menentang pemerintah.
 
Tak ter-elakkan terjadi gesekan antara dua kelompok yakni para pejabat pemerintah berpendidikan Eropa dan mengadopsi ideologi politik dan sekularisme Barat sambil terus mendukung para pemimpin persaudaraan Islam. Disisi lain, ada kelompok Islamis yang mengenyam Pendidikan islam di luar negeri berharap penerapan syariat Islam di dalam sistim negara tersebut, dan fakta memang menunjukkan bahwa Komoro sempat menjadi Republik Islam Federal Komoro hingga tahun 2002.***
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga Artikel Islam di Negara-Negara Tetangga Komoro
 
Rujukan


 
 
  

Sabtu, 17 Mei 2025

Masjid Jabal Arafah Batam

Masjid Jabal Arafah Batam.

Masjid Jabal Arafah (MJA) adalah masjid megah berkonsep smart masjid yang berada ditengah tengah pusat bisnis kota Batam propinsi Kepulauan Riau. Lokasinya berada di bukit Nagoya di kelurahan Lubuk Baja diapit oleh Nagoya Hill Shopping Mall, dan Thamrin City Batam.

Kubah dan menaranya telihat menjulang dari jejeran kawasan bisnis di pusat kota Batam. Bangunan menaranya yang dinamai MJA Tower sepintas lalu tampak seperti Tower ATC (Menara Pengawas Penerbangan) di bandara, karena ternyata memang sengaja dibangun sebagai menara pandang dan kini menjadi salah satu daya tarik pengunjung.

Masjid Jabal Arafah Batam
Jl. Imam Bonjol, Lubuk Baja Kota
Kec. Lubuk Baja, Kota Batam,
Kepulauan Riau 29444
Phone : +62 811-7087-997
 

 
Sejak operasional pertama kali pada hari Jumat, 13 Juli 2012, masjid Jabal Arafah telah berkembang dan makin dikenal, bahkan menjadi salah satu destinasi favorit warga masyarakat Batam, juga destinasi wisata religi warga dari kota-kota lain di Indonesia; dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua. Serta pengunjung dari negara sahabat; Malaysia, Singapura, Brunai, China, India, Inggeris, Amerika, dan yang lainnya.
 
Sampai Februari 2020, menurut catatan pengurus, masjid Jabal Arafah dikunjungi jamaah dan pengunjung sekitar 45 ribu orang per bulan, termasuk jamaah sholat Jumat sekitar delapan ribu orang, jamaah tabligh akbar, kajian-kajian, dan beberapa majelis taklim yang rutin dilaksanakan.

Pembangunan Masjid Jabal Arafah

Menurut ketua dewan pembina yayasan Jabal Arafah dan juga sponsor pembangunan Masjid Jabal Arafah, Asman Abnur, gagasan pembangunan masjid ini berawal dari keinginan dari Bapak Aburuddin Hamzah dan Umi Nurcaya yang merupakan orang tua beliau. Hal tersebut disampaikan beliau disela sela peresmian Menara Jabal Arafah pada hari Rabu 19 Maret 2014.

Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menandatangani peresmian peletakan batu pertama Masjid Jabal Arafah pada 8 Januari 2010.

Untuk diketahui, Asman Abnur adalah pemilik toko Emas Banda Baru, Rumah Makan Padang Sederhana, Apotek Vitka Farma Batam, SPBU di Seipanas Batam, BPR Banda Raya di Jodoh dan Botania Garden Batam Centre, dan beberapa perusahaan lain di Indonesia.

Lelaki asal Padang Pariaman kelahiran 2 Februari 1961 ini juga pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Batam (2001-2003) dan Ketua Ikatan Keluarga Sumatera Barat (IKSB) di Batam dan Anggota DPRRI.

Proses pembangunan Masjid Jabal Arafah dimulai dengan upacara peletakan batu pertama pada tanggal 8 Januari 2010 oleh menteri perekonomian Hatta Rajasa. Turut dihadiri Oleh tokoh Nasional lainnya termasuk Amien Ra’is, Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan), Ketua Otorita Batam, dan sponsor Asman Abnur yang saat itu menjabat sebagai ketua DPRD Kepri.

Masjid Jabal Arofah Batam dengan Menaranya yang ikonik.

Proses pembangunan MJA dimulai setahun kemudian tepatnya pada November 2011 dan diproyeksikan akan selesai pada ahir 2013. Dengan anggaran pembangunan mencapai Rp. 25 milyar Rupiah. Bangunan masjid ini mulai digunakan pertama kali dengan penyelenggaraan sholat Jum’at perdana pada 13 Juli 2012 / 23 Syaban 1433 Hijriyah, dihadiri oleh Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan. Bertindak sebagai Khatib, Kiyai Haji, A Cholil Ridwan Lc, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sedangkan peresmian bangunan masjidnya dilakukan oleh Wakil Gubernur provinsi Kepulauan Riau Soerya Respationo pada 2013, disusul setahun kemudian dengan peresmian bangunan menaranya pada hari Rabu 19 Maret 2014 dan diberi nama MJA Tower atau Menara MJA.

Pembangunan masjid dilaksanakan secara bertahap. Hingga tahun 2018, pembangunan Masjid Jabal Arafah Batam tahap berikutnya telah diselesaikan bangunan lantai 2, 3, 4, dan roof-garden.

Arsitektur Masjid Jabal Arafah

Masjid Jabal Arafah Batam, sejak awal telah dirancang sebagai masjid modern dengan banyak fungsi. Terletak di pusat bisnis Kota Batam, di Lubuk Baja (d/h Nagoya), dengan luas lahan 4.607 meter persegi. Bangunan masjid ini mengusung rancangan minimalis modern yang elegan.

Ruang Sholat Masjid Jabal Arafah.

Bangunan masjid dibangun empat lantai, satu kubah unik berukuran tak terlalu besar dipuncak atap masjid. Cukup menarik bahwa kubah ini ditutup dengan bahan atap transparan hingga tembus cahaya dan memungkinkan jemaah memandang langit dari ruang sholat utama.

Sebagai bangunan yang berdiri disebuah bukit kecil lahan masjid ini memang tidak rata atau berbeda ketinggian sehingga denahnya disesuiakan dengan kontur tanah. Pelataran utamanya ada sisi barat daya, kita akan berjumpa dengan pelataran ini bila masuk ke jalan Masjid Jabal Arafah dari arah ruas jalan Imam Bonjol.

Di Pelataran ini terdapat gedung perpustakaan dan cafetaria dan menara disebelah kiri, disana kita akan bertemu dengan jejeran anak tangga yang cukup tinggi untuk menuju ke area tempat wudhu dan toilet. Dari area itu baru melalui jejeran anak tangga lagi untuk menuju ke ruang sholat. Lebih mudah untuk menuju ruang sholat melalui pintu sisi timur yang lantainya sejajar dengan pekarangan masjid dan jalan raya.

Fasilitas

Masjid Jabal Arafah Batam dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung termasuk area taman yang cukup luas yang ditanami dengan pohon buah buahan serta kolam ikan. Jemaah dan pengunjung juga dapat naik ke MJA Tower untuk menikmati panorama Batam dari ketinggian.

Ruang sholat lantai mezanin.

Dalam cuaca cerah pengunjung juga dapat melihat gedung gedung pencakar langit Singapura dan Malaysia serta sibuknya selat diantara Batam dan Singapura dengan hilir mudiknya kapal dari teropong yang disediakan disana. Lebih menarik lagi masjid ini menyediakan akses internet gratis untuk jamaah dan pengunjung, tersedia di sekeliling area masjid, kecuali di ruang-ruang sholat.

Ruang Utama Masjid

Dengan kapasitas sekitar 900 orang shalat berjamaah -yang sekarang digunakan, adalah sebenarnya kelak akan merupakan Ruang Serbaguna. Kemudian hari, setelah pembangunan Masjid Jabal Arafah Batam tahap akhir selasai, maka ruang utama masjid akan berada di lantai dua dan lantai tiga, di atas ruang serbaguna. Adapun ruang lantai empat difungsikan sebagai kantor dan ruang pertemuan.

Saat sekarang ini, ruang utama masjid selain untuk fungsi utama ibadah shalat, juga difungsikan untuk berbagai acara kegiatan keagamaan, dan acara atau kegiatan lain yang sejalan dengan peran dan fungsi masjid. Majelis Taklim, Tabligh Akbar, Akad Nikah, milad organisasi sosial kemasyarakatan dan komunitas, kerap diadakan di ruang utama ini.

Ruang Serbaguna

Ruang utama masjid tempat untuk melaksanakan ibadah shalat Rawatib dan shalat Jumat, juga dimanfaatkan untuk kegiatan pengajian. Pengajian yang terjadwal, setiap bulan di sesuaikan dengan perubahan yang ada. Selain itu juga ada pengajian dengan mengundang penceramah dari luar Batam, dari Jakarta misalnya.

Memandang kota Batam dari MJA Tower.

Sementara itu, masih ada juga ruang serbaguna dengan luas sekitar 80 meter persegi, dapat memuat 60 kursi, dapat digunakan untuk berbagai acara bagi warga, komunitas, lembaga pemerintah dan swasta yang memerlukan. Acara pelatihan, jamuan makan dan lainnya kerap diadakan disini. Tentu saja ada tarif yang telah dibuat oleh pengelola, guna pemeliharaan dan pengembangan kegiatan Masjid Jabal Arafah.

Tempat wudhu

Tempat wudhu, merupakan bagian yang krusial atau kritis pada sebuah masjid/ mushalla. Masjid Jabal Arafah memiliki tempat wudhu, yang dirancang sedemikian rupa; baik jumlah, fungsi, maupun pilihan material terbaik. Penataan dengan mempertimbangkan jumlah pengguna serta arus pergerakan jamaah.

Sehingga semuanya dapat berfungsi dengan nyaman, meskipun digunakan secara penuh, -misalnya menjelang shalat Jumat. Demikian juga air bersih yang mengalir, cukup memadai karena dukungan tangki penyimpanan yang ada. Aspek penerangan ruang wudhu dan toilet senantiasa terjaga fungsinya. Selain dengan sirkulasi dan ventilasi yang besar, apabila ada lampu yang putus, maka petugas segera mengganti dari sediaan yang ada.

Menara MJA

MJA Tower, atau Menara MJA, memiliki 7 lantai dengan ketinggian sekitar 36 meter dari lantai masjid atau 58 meter dari permukaan jalan aspal, kita dapat menikmati sebagian pemandangan area Lubuk Baja/ Nagoya dan Sei Jodoh. Apabila cuaca cerah tak diliputi awan, kita juga dapat melihat pemandangan kakilangit Singapura dengan temaram lampu-lampunya di senja hari.

Cafetaria

Cafetaria

Cafe terletak pada lantai satu, satu lantai dengan, tempat penitipan sandal-sepatu-tas, kolam ikan, ruang serbaguna, kios cenderamata, dan tempat wudhu/ toilet. Sementara itu MJA MiniMart, terletak bersebelahan dengan kantor pengelola, ruang Remaja Masjid, dan parkiran sepeda motor serta beberapa kios komersial.

Toilet

Lokasi toilet (WC dan urinoir), meskipun menjadi satu area dengan tempat wudhu, namun penempatannya sudah dirancang agar, area yang akan dilalui setelah wudhu, tidak terganggu kebersihannya, dengan yang baru selesai berhadas kecil/ hadas besar.

Hal itu ditambah lagi dengan kesiapan petugas yang terus-menerus membersihkan lantai, dan tersedianya kain keset penyerap kaki basah, sehingga pada saat tiba di area utama masjid, tidak membawa/ meninggalkan jejak basah pada lantai dan karpet.

Bahkan, kanak-kanak dan balita pun senang belajar berwudhu bersama orangtua atau kakaknya. Kebersihannya, nyaris tidak ada lantai basah, bahkan aroma ‘kurang sedap’ pun, tak terasa.

Perpustakaan.

Teh Tarik Sultan

Ini adalah yang paling khas dari MJA. Teh Tarik Sultan yang menjadi minuman khas yang terdapat di Masjid Jabal Arafah yang merupakan sebuah usaha F&B yg lebih memfokuskan diri pada satu jenis minuman yaitu teh tarik, yg diracik khusus dari berbagai macam jenis teh dan susu import dengan beraneka ragam rasa.

Teh Tarek Sultan juga sudah mendapat sertifikat Mutu dari lembaga sertifikasi nasional dan international. Diantaranya Sucofindo (Nasional), TUV (International) dan Kementrian Koperasi (Kemenkop).

Adapun jenis teh tariknya adalah teh tarek penang (original), teh tarek kurma, teh tarek persia (rempah), teh tarek madu, teh tarek pandan, teh tarek habbatusauda, dan teh tarek biji selasih.***
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 
Masjid Nurul Islam Muka Kuning Batam
Masjid Raya Batam - Kepulauan Riau
Masjid Sultan Riau - Pulau Penyengat
 
Rujukan
 
https://www.melayupedia.com/berita/1064/masjid-jabal-arafah-smart-masjid-di-batam-yang-super-keren
https://suprizaltanjung.wordpress.com/2012/08/12/asman-abnur-resmikan-pemakaian-masjid-jabal-arafah/
https://batam.tribunnews.com/2014/03/19/anda-menikmati-keindahan-batam-dari-masjid-jabal-arafah-tower
https://www.rri.co.id/hiburan/1009707/pesona-jabal-arafah-mesjid-di-tengah-pusat-kota-batam

 

Minggu, 11 Mei 2025

Islam di Latvia (bagian 2)

Masjid di Riga ibukota Latvia, bangunan berbentuk kubus ditandai panah putih. Sama sekali tidak seperti bangunan masjid yang kita kenal. Karenanya Latvia menjadi salah satu negara Eropa dengan muslim paling sedikit dan tidak memiliki bangunan Masjid.
 
Abad ke-20
 
Tahun 1902, organisasi kaum muslimin secara resmi dibentuk dan diakui oleh pemerintah. Kelompok tersebut memilih Ibrahim Davidof sebagai pemimpinnya dan sebuah ruang sholat dibangun. Mayoritas Muslim yang tinggal di Latvia pada awal abad ke-20 wajib militer di tentara Rusia. Setelah bebas dari dinas, sebagian besar kembali ke Moskow.
 
Selama berdirinya Uni Soviet dan di tengah perang saudara, banyak pengungsi memasuki Latvia, termasuk Muslim dari berbagai etnis. Namun, mereka dikenal oleh orang Latvia sebagai orang Turki. Pada tahun 1928, Husnetdinov, seorang da’I Turki, terpilih sebagai pemimpin komunitas Muslim Riga. Ia memegang jabatan itu hingga tahun 1940.
 
Menurut Biro Pusat Statistik, terdapat tujuh kelompok Islam yang terdaftar pada tahun 2011, dan jumlahnya turun menjadi lima setahun kemudian. Kelompok-kelompok tersebut meliputi Idel, sebuah organisasi Muslim yang dipimpin oleh Rufia Shervireva, dan Iman, sebuah jemaat Chechnya Latvia yang dipimpin oleh Musan Machigov.
 
Akses ke Masjid Miras, masjid atau lebih tepatnya ruang sholat kedua di kota Riga setelah masjid Riga di foto sebelumnya.

Kontroversi
 
Setelah penembakan Charlie Hebdo pada awal tahun 2015, Oleg Petrov, kepala Pusat Kebudayaan Islam Latvia, mengemukakan bahwa Islam melarang pembunuhan warga sipil yang tidak bersalah, tetapi menyatakan keyakinannya bahwa tim redaksi tetap pantas dihukum, meskipun dengan cara yang tidak terlalu berat. Pernyataannya yang menyatakan bahwa tim redaksi seharusnya "mematahkan jari-jari mereka" kemudian mendorong Polisi Keamanan Dalam Negeri untuk menyelidiki perilakunya.
 
Pada tanggal 29 Maret 2015, Pusat Kebudayaan Islam menyatakan keprihatinannya terhadap Islamofobia yang berkembang di Latvia setelah sebuah masjid di Riga disemprot dengan grafiti bertuliskan, "Allahmu – masalahmu! Pulanglah!" pada malam tanggal 27 Maret.
 
Masjid di kota Riga dari sudut yang lain.

Pada tanggal 24 September, polisi kota Riga membubarkan salat di luar ruangan yang dihadiri oleh sekitar 30 pria di halaman di Brīvības iela karena melanggar undang-undang publik tentang penyelenggaraan hiburan publik dan acara-acara perayaan.
 
Kemudian ditahun itu, seorang perwakilan dari lembaga itu, Roberts Klimovičs, memicu kontroversi lain dengan menyatakan bahwa Latvia akan menjadi negara Muslim dalam 50 tahun. Ia kemudian menjelaskan bahwa, "dengan menggunakan cara-cara demokratis, mayoritas warga Latvia akan memilih parlemen yang mendukung hukum Syariah. Dan kami bergerak ke arah itu, tanpa kekerasan atau apa pun."
 
Pada tahun 2016, sebuah video Petrov muncul di saluran propaganda Daesh di mana ia mendorong Jihadisme dan memuji para penembak Charlie Hebdo. Ini menjadi kasus publik ketiga seorang warga negara Latvia yang bergabung dengan Daesh.
 
Komentarnya dikecam oleh kepala baru Pusat Kebudayaan Islam, Jānis Luciņš, yang mengatakan bahwa komunitas Muslim di negara itu merasa dikhianati. Pada tanggal 19 Oktober 2016, seorang pria dijatuhi hukuman 140 jam pelayanan masyarakat karena ujaran kebencian terhadap Muslim dalam komentar daring.***
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 
 
Rujukan
 

Sabtu, 10 Mei 2025

Islam di Latvia (Bagian 1)

Sebelum tahun 1991 Latvia merupakan bagian dari Uni Soviet.
 
Latvia adalah salah satu negara ditepian Laut Baltik di Eropa Timur bertetangga dengan Estonia di utara, Lithuania di selatan, Belarusia di tenggara, Rusia di timur, sedangkan sisi baratnya menghadap ke laut Baltik. Latvia merupakan salah satu negara pecahan Uni Soviet sejak 21 Agustus 1991.
 
Menurut data Pew Forum, ditahun 2009 Muslim lokal di Latvia diperkirakan sekitar 2000 orang, menjadikan Latvia sebagai salah satu negara Eropa dengan populasi Muslim terkecil sekitar 0.05% saja dari jumlah penduduknya.
 
Sedangkan menurut laporan Kementerian Kehakiman Latvia, saat ini ada sekitar 1.000 Muslim yang tinggal di Latvia, dengan delapan organiasai Muslim aktif dengan total sekitar 150 anggota. Angka yang jauh berbeda dengan angka yang dikeluarkan oleh Pew Forum.
 
Namun memang tejadi perpindahan penduduk paska kemerdekaan Latvia dari Uni Soviet pada 21 Agustus 1991. Tak sedikit kaum Muslimin meninggalkan Latvia dan pergi ke daerah asal etnis mereka. Orang Tatar semula berjumlah 3.168 jiwa pada 1989. Namun, pada 2011, jumlah tersebut menyusut menjadi 2.164 jiwa.
 
Nasib sama juga menimpa komunitas Azer di Latvia. Semula entitas mereka berkisar 2. 765, tapi perlahan empat tahun kemudian berkurang drastis, hingga separuh lebih. Berbeda dengan dua entitas sebelumnya, orang Chechen justru semakin bertambah sejak Perang Kemerdekaan Chechnya.
 
Muslim di Masjid Miras di Kota Riga, Ibukota Latvia.

Organisasi, Masjid dan Pemakaman Islam di Latvia
 
Secara umum Muslim Latvia adalah Muslim Suni. Disana juga ada jemaah Ahmadiah. Terjemah Alqur’an ke bahasa Latvia berhasil diselesaikan oleh penterjemah Uldis Bērziņš ditahun 2009. Pemakaman khusus muslim telah dibangun tahun 1958 oleh Dewan Komunitas Muslim Riga Riga Rufiya Sheviryova.
 
Komplek pemakam Muslim tersebut berada di Jekabpils, bersebelahan dengan pemakaman Yahudi. Sebelum kompleks pemakaman Muslim tersebut dibangun, jenazah Muslim dimakamkan bersama di kompleks kuburan orang Yahudi dan sering menuai protes.
 
Organisasi Muslim pertama kali dibentuk dan mendapat pengakuan pemerintah pada tahun 1902. Komunitas tersebut dipimpin Ibrahim Davido. Mereka juga meresmikan ruang sholat pertama.
 
Saat ini, Latvia merupakan salah satu negara yang tidak memiliki satupun bangunan masjid “sebenarnya”. Kantor pusat kebudayaan Islam Latvia di ibukota Riga juga difungsikan sebagari ruang sholat. Bangunan sama sekali tidak mirip masjid sebagaimana yang kita kenal. Bahkan tidak ada petunjuk apapun bahwa bangunan tersebut adalah masjid. Lokasinya berada di Jalan Brivibas 104, Riga.
 
Pusat Kebudayaan Islam Latvia memainkan peran penting dalam mempromosikan integrasi dan penerimaan komunitas Muslim dalam masyarakat Latvia. Pusat ini menyelenggarakan berbagai acara dan inisiatif yang bertujuan untuk mendorong dialog dan pemahaman antaragama antara minoritas Muslim dan populasi Latvia yang lebih luas.
 
Pekamanan tentara muslim Turki di kota Cesis Latvia. Mereka merupakan bagian dari tawanan perang selama perang Emperium Russia vs Emperium Turki Usmani.

Masjid kedua di kota Riga juga berupa ruang sholat yang berada disebuah bangunan komersil, mereka menuliskan nama dan alamatnya di Google map dengan nama Mosque - "MIRAS" Kultūras un Izglītības Centrs atau pusat kebudayaan dan pendidikan “MIRAS”
 
Kelompok agama terbesar di Latvia adalah Lutheran (37%), Katolik Roma (19%), dan Kristen Ortodoks Latvia (13%), sementara sebagian besar populasi (29%) tidak berafiliasi dengan kelompok agama mana pun.
 
Sejarah Masuknya Islam ke Latvia
 
Kehadiran Muslim di Latvia pertama kali tercatat pada awal abad ke 19. Muslim disana terutama berlatar belakang Tatar dan Turki dan yang dibawa ke Latvia dengan paksa. Termasuk diantara mereka adalah para tahanan Turki dari Perang Krimea dan perang Turki Rusia tahun 1877.
 
Selama perang Turki-Rusia lebih dari seratus tahanan perang Turki dibawa ke kota Cēsis, di mana hampir 30 orang meninggal karena kondisi cuaca buruk, tidak ada lokasi yang cocok untuk mendapatkan kehangatan dan tidak ada perlindungan terhadap cuaca dingin.
 
Mereka dimakamkan di pemakaman muslim Turki di kota Cēsis, dan komplek makam tersebut masih terawat hingga kini menjadi salah satu jejak sejarah masuknya Islam ke Latvia. Semua makam tersebut ditandai dengan simbol bulan sabit, lambang dinasti Usmani yang kini menjadi simbol bendera Turki.
 
Para tawanan perang tersebut memilih tetap tinggal di Latvia setelah dibebaskan paska perang berahir, menjadi generasi muslim awal di Latvia. Perang Turki-Rusia yang dimaksud adalah perang antara Emperium Turki  Usmani dengan Emperium Rusia.

Bersambung ke bagian 2
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 
Islam Di Estonia, -, - , Estonia
 
Rujukan
 

Minggu, 04 Mei 2025

Islam di Angola

Angola dipantai barat Afrika bagian selatan.
 
Angola adalah sebuah negara yang berada dipantai barat sisi selatan benua Afrika bertetangga dengan Republik Demokratik Kongo di utara, Zambia disebelah timur, Namibia diselatan, sedangkan sisi baratnya menghadap ke Samudera Atlantik. Angole merupakan negara berbahasa Portugis terbesar kedua didunia karena memang merupakan bekas jajahan Portugis.
 
Isu pelarangan Islam di Angola
 
Pada rentang tahun 2013 hingga 2016 sempat beredar isu tak sedap tentang pelarangan Islam di Angola. Saat itu disebutkan Islam tidak diakui disana dan banyak masjid yang dilaporkan dirobohkan dan dibakar.
 
Kabar tersebut muncul dikisaran tahun 2013 diberbagai media asing termasuk diantaranya seperti Al Jazeera, Daily Mail dan International Business Time. Namun berita yang serupa masih muncul ditahun 2016 hanya di beberapa media lokal di Pakistan dan merembet ke Indonesia.
 
Namun ditahun 2016 hasil konfirmasi yang dilakukan detikcom dengan Konselur Pensosbud Pramudya Sulaksono.yang bertugas di KBRI di Namibia merangkap Angola di Windhoek didapatkan konfirmasi bahwa pada tahun 2015 KBRI melakukan konformasi dengan mengontak Kemlu Angola dan imam besar masjid di Angola diketahui bahwa berita tersebut tidak benar.
 
Mesquita (Masjid) Central de Maianga.

Tidak jelas benar mengapa berita hoax yang sempat beredar ditahun 2013 tersebut dan muncul kembali ditahun 2015-2016 di beberapa media di Indonesia dan Pakistan. Namun diketahui pada era tahun 2013 Angola sedang mengalami perkembangan ekonomi seiring dengan boomingnya sumber daya minyak bumi disana.
 
Tidak diakui secara resmi bukan pelarangan
 
Ditahun 2016 BBC juga melakukan klarifikasi terhadap berita pelarangan Islam di Angola dengan mengirimkan jusrnalisnya langsung ke lokasi. Dan berkesimpulan bahwa berita pelarangan Islam di Angola adalah tidak benar.
 
Benar bahwa Menteri Kebudayaan Angola Rosa Cruz e Silva pernah mengatakan bahwa “masjid akan ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut” hal itu merujuk kepada satu bangunan masjid pribadi yang dibangun tanpa izin dari pemerintah.
 
Adalah Adam Campos salah satu tokoh muslim Angola pemilik dan pengelola masjid nya sendiri di kawasan Hoji-ya-Henda di Luanda mengakui bahwa masjid miliknya sempat ditutup oleh pemerintah karena tidak memiliki izin dan beberapa masjdi di lokasi lain ditutup dan robohkan juga karena masalah perizinan.
 
Masjid Hojenda.

Beberapa bulan setelah itu, Adam Campos menyewa pengacara untuk menangani masalah izin masjidnya dan tak lama kemudian masjid tiga lantai tersebut dibuka kembali dan beroperasi normal.
 
Laporan kebebasan beragama kemlu AS tahun 2013 menyebutkan bahwa pemerintah Angola telah menutup dua Masjid dan 52 Gereja dengan alasan yang sama yakni masalah perizinan.
 
Kemudian, benar bahwa Menteri Rosa Cruz e Silva mengatakan bahwa “Islam tidak diakui di Angola” namun hal tersebut bukan berati Islam dilarang di Angola, dan masih merujuk kepada laporan kebebasan beragama yang dikeluarkan oleh pemerintah A.S. ternyata tidak hanya Islam yang tidak diakui di Angola tapi total ada 194 kelompok agama di Angola yang tidak diakui oleh pemerintah, sebagian besar adalah berbagai kelompok penganut Kristen.
 
Meskipun tidak adanya pengakuan resmi dari pemerintah, pemerintah Angola secara umum mengizinkan berbagai organisasi tersebut untuk tetap eksis, beroperasi dan bertumbuh. Angola merupakan negara bekas jajahan Portugis sehingga mayoritas penduduknya memeluk agama Katolok sehingga hanya Katolik yang diakui sebagai agama resm oleh negara.
 
Masjidinfo Masjid KM 30 Luanda

Muslim di Angola
 
Berdasarkan sensus tahun 2014, terdapat 195.000 Muslim di Angola, yang mewakili kurang dari 1% dari total populasi. Sumber sumber muslim lokal menyebutkan muslim disana mencapai 1-2,3%, sementara departemen luar negeri AS mengatakan jumlah muslim di Angola antara 80-90 ribu jiwa, meskipun ada sumber lain yang menyebut angka 500 ribu namun tampaknya angka tersebut tidaklah realistis.
 
Sebagian besar Muslim di Angola beraliran Sunni. Mereka umumnya adalah pendatang asing dari Afrika Barat dan Timur Tengah, meskipun ada beberapa yang merupakan mualaf lokal. Ada beberapa organisasi Islam yang mengelola masjid, sekolah, dan pusat komunitas.
 
Asosiasi Pengembangan Islam di Angola adalah organisasi dakwah utama. Muslim Angola diwakili oleh Dewan Tertinggi Muslim Angola di Luanda. Hingga tahun 2020, pemerintah Angola tidak mengakui organisasi Muslim mana pun secara hukum; akibatnya, masjid-masjid di negara tersebut menghadapi pembatasan dan beberapa yang ditutup oleh pemerintah.
 
Status Legal
 
Konstitusi Angola tahun 2010 menjamin kebebasan beragama bagi semua warga negaranya. Namun untuk mendapatkan status legal memang bukanlah perkara yang mudah. Pemerintah mengharuskan kelompok agama untuk mengajukan petisi untuk mendapatkan status hukum.
 
Masjid Badru Deen di Luanda.

Setelah pengakuan, kelompok-kelompok ini diizinkan untuk membangun sekolah dan tempat ibadah. Agar diakui, suatu kelompok harus memiliki lebih dari 100.000 anggota dan hadir di 12 dari 18 provinsi. Ambang batas 100 ribu tersebut kemudian diturunkan menjadi 60 ribu tandatangan.
 
Meskipun pemerintah telah memberikan status hukum kepada 84 kelompok agama (semuanya Kristen), pemerintah belum memberikan status hukum kepada kelompok Muslim mana pun.
 
Pada bulan November 2013, menteri luar negeri Angola Georges Chikoti mengatakan bahwa ada delapan aliran Islam di Angola, tetapi tidak ada yang memenuhi persyaratan hukum untuk pendaftaran, dan "sehingga mereka tidak dapat menjalankan keyakinan mereka sampai proses pendaftaran selesai". Chikoti menyatakan bahwa beberapa kelompok Muslim belum mendaftarkan masjid mereka secara resmi, tetapi tidak menyebutkan persyaratan hukum apa yang belum mereka penuhi.
 
Demografi
 
Secara historis, Angola tidak memiliki populasi Muslim yang signifikan. Selama abad ke-21, komunitas Muslim Angola telah berkembang. Sebagian besar Muslim di Angola adalah pengusaha dan migran dari Afrika Barat dan Timur Tengah, khususnya Lebanon. Sangat sedikit orang Angola yang masuk Islam sebagai akibat dari aktivitas misionaris Muslim di Angola.
 
Masjid Abu Bakar Luanda.

Sebagian besar perpindahan agama ini terjadi selama Perang Saudara Angola, ketika banyak orang Angola melarikan diri ke negara-negara dengan kehadiran Muslim yang signifikan dan bersentuhan dengan Islam di sana.
 
Masjid di Angola
 
Meskipun kurangnya pengakuan hukum, umat Islam telah secara bebas menjalankan agama mereka selama beberapa dekade di Angola. Kepala Bimbingan Agama Islam dan Kerjasama di Angola, Mohammed Saleh Jabu, mengungkapkan sekarang telah ada 60 masjid di Angola.
 
Meskipun berita kontroversi tentang pelarang Islam yang sempat berdar ternyata tidak benar, namun departemen luar negeri AS mencatat pada kurun 2010 hingga 2012 memang terjadi penutupan beberapa masjid di beberapa wilayah di Angola dan belum adanya legalistas dari pemerintah membuat pengurusan izin pembangunan masjid menjadi sesuatu yang tidak saja rumit namun juga sangat sulit dan tidak pasti.***
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
------------------------------------------------------------------
Baca Juga
 
Islam di Republik Gabon
Islam di Namibia
Islam di Kamerun
Islam di Pantai Gading
 
 
Rujukan
 
http://news.detik.com/berita/3129337/pesan-berantai-islam-dilarang-di-angola-hoax Kamis 28 Jan 2016
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/dunia/19/01/30/pm4633320-jalan-panjang-muslim-angola-mendapat-pengakuan-negara diakses 28 April 2025
https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Angola diakses 28 April 2025
http://www.bbc.com/news/world-africa-37316749 18 October 2016
https://en.wikipedia.org/wiki/Angola diakses 28 April 2025