Minggu, 20 Agustus 2023

Masjid Masjid Tertua Di Amerika Latin

Peta Amerika Latin.
 
Dalam istilah geografi, Amerika Latin merujuk kepada wilayah negara negara mulai dari Meksiko, lalu negara negara negara di laut Karibia dan negara negara di Amerika bagian Selatan. Sederhananya Amerika Latin adalah seluruh negara yang letaknya berada disebelah selatan negara Amerika Serikat.
 
Istilah Amerika Latin sendiri berasal dari Bahasa Portugis dan Spanyol dan wilayah disebelah selatan Amerika Serikat sebagian besar penduduknya merupakan penutur asli bahasa-bahasa Roman (terutama bahasa Spanyol dan bahasa Portugis) yang merupakan bahasa-bahasa turunan dari bahasa Latin. Istilah Amerika Latin dipakai untuk membedakan wilayah ini dengan wilayah Anglo-Amerika yang terkadang dipakai untuk menyebut wilayah benua Amerika dengan mayoritas penduduk penutur asli bahasa Inggris.
 
Sejarah masuknya Islam atau sebagian sejarawan menyebut dengan istilah “masuk kembalinya Islam” di Amerika Latin seiring sejalan dengan sejarah perbudakan oleh bangsa bangsa Eropa. Para budak dari Afrika dan negara negara jajahan bangsa Eropa dibawa secara paksa dengan kapal ke Amerika Latin untuk dijadikan buruh perkebunan.
 
Dan diantara mereka terdapat kaum muslimin yang meski dalam segala kesulitan dan keterbatasan mampu mempertahankan akidahnya dan mewariskan masjid masjid yang masih dapat dijumpai hingga kini. Berikut beberapa masjid tersebut masing masing dinegara Trinidad & Tobago, Guyana, Argentina, Barbados dan Curacao.
 
(1). The Calcutta Masjid, Trinidad & Tobaco (berdiri tahun 1863)
 
Masjid di Trinidad & Tobago ini merupakan masjid pertama dan tertua di Trinidad & Tobago sekaligus tertua di kawasan Karibia dan Amerika Latin. The Calcuta Masjid atau Masjid Calcuta pertama kali dibangun tahun 1863 di Calcuta Village – Freeport oleh Dookie Meah yang tiba di Trinidad & Tobago dengan kapal Fath Al-Razak dengan status buruh semi budak dari Calcuta, India dan tiba di Port of Spain pada 31 Mei 1845.
 
Masjid Calcutta Trinidad & Tobago. (foto: nationaltrust - islamic-heritage)

Tak mudah mempertahankan akidah dalam perihnya kehidupan sebagai budak perkebunan. Dokie Meah ditugaskan ke Exchange Estate di Couva. Dia mendekati penguasa disana dan 18 tahun setelah kedatangannya di Trinidah & Tobago ia diberi Crown Grant (artinya tanah negara) untuk mendirikan masjid. Pada tahun 1868, lima tahun setelah masjid berdiri, Gubernur membebaskan Masjid Calcuta dari tarif dan pajak.
 
Selain masjid Calcutta, Trinidad & Tobago juga memiliki beberapa masjid lainnya yang merupakan masjid masjid tertua dikawawan Karibia dan Amerika Latin yakni; Iere Village Mosque (1868), The Hassanali Meah Mosque (1888), Masjid ul Nur Longdenville (1918) dan Jinnah Memorial Mosque (1954).
 
(2). No. 78 Sunnatul Masjid, Guyana, 1863
 
Sunnatul Masjid di Desa nomor 78 di wilayah Berbice Republik Kooperatif Guyana disebut sebut merupakan masjid tertua di Guyana sekaligus salah satu masjid tertua di Karibia dan Amerika Selatan. Diperkirakan masjid ini dibangunt ahun 1863, meskipun siapa pendirinya terjadi perbedaan diantara para sejarawan disana.
 
No.78 Sunnatul Masjid Guyana. (foto: americaando Victor Varela)

Seperti halnya Suriname yang menjadi negara tetangganya, Guyana dibangun oleh para budak dan pekerja paksa dijaman penjajahan Inggris yang didatangkan dari India dan Afrika. Islam di Republik Guyana pun dibawa oleh kelompok tersebut. Paksa kemerdekaan, Guyana menjadi satu satunya negara di Amerika Selatan yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa nasional.
 
(3). Centro Islamico Árabe de Mendoza Argentina 1926
 
Contro Islamico Arabe Mendoza atau Pusat Arab Muslim Mendoza merupakan tempat ibadah pertama bagi kaum muslimin di Argentina. Bangunan ini tidak sekedar berfungsi sebagai masjid namun juga menjadi pusat komunitas muslim arab disana sejak berdiri hingga hari ini.
 
Centro Islamico Arabe de Mendoza, Argentina. (foto: Paula Gomez Susta)

Sekali dalam setahun pusat komunitas ini menyelenggarakan semacam tasyakuran berdirinya pusat ke-islaman tersebut yang juga dihadiri oleh para pejabat pemerintah setempat serta anggota komunitas-nya.
Centro Islamico Arabe de Mendoza kini menjadi salah satu warisan Sejarah penting bagi Islam di Argentina.

(4). Mesquita Brasil (Mosque Brazil) 1929
 
Brazil Primeira Mesquita do Brasil, Mesquita Brasil atau Masjid Brazil pertama kali dibangun tahun 1929 di central district kota Sao Paolo yang merupakan kota terbesar di Brazil. Masjid ini merupakan masjid pertama dan tertua di Brazil dan salah satu masjid tertua di Amerika Laitn. Dibangun oleh organisasi islam the Muslim Beneficent Society of São Paulo.
 
Masjid Brazil di Sao Paolo. (foto: marcia zanon).

Lahan tempatnya berdiri
dibeli secara patungan tokoh-tokoh Islam di Brasil ditahun 1929 dan bangunanan yang saat ini berdiri permbangunannya dimulai tahun 1948 dan baru selesai ditahun 1960. Lamanya pembangunan masjid tak lepas dari sulitnya upaya penggalangan dana yang dilakukan umat Islam di negeri tersebut. Begitu pembangunan masjid rampung, umat Islam sudah tersebar ke seantero Brasil yang kini sudah memiliki lebih dari seratus masjid, sepuluh diantaranya berada di kota Sao Paolo.
 
(5). Jama Masjid, Barbados, 1951
 
Jama Mosque atau Masjid Jum’at di Bridgetown Barbados ini merupakan masjid pertama dan tertua di Barbados sekaligus juga salah satu masjid tertua di kawasan Karibia dan Amerika Latin. Dibangun oleh Mohammad Yusuf Degia diatas lahan seluas 622 meter persegi yang dibeli tahun 1949, masjid ini secara resmi selesai dibangun dan diresmikan pada 26 Januari 1951, dengan kapasitas sekitar 95 jemaah.
 
Jama Masjid Barbados. (foto: Hani Hawari)

Di tahun 1980-an masjid ini direnovasi dan dilakukan perluasan dan selesai dipenghujung tahun 1980, perluasan tersebut menjadikan masjid ini sebagai masjid terbesar di Barbados dengan kapasitas mencapai 528 jemaah
dan menjadi Ikon kehadiran Islam di Barbados. Bahan bangunan masjid ini menggunakan material batuan lokal kecuali kaca jendela bewarna hijau nya itu di import dari Jerman.
 
(6). Omar bin Al-Khattab Mosque Curaçao, 1965
 
Negara Curaçao, yang mencakup pulau utama dan pulau Klein Curaçao yang kecil dan tidak berpenghuni, merupakan salah satu negara konstituen Kerajaan Belanda. Ibu kotanya adalah Willemstad. Negara pulau ini memiliki komunitas muslim dengan Masjid Omar bin Al-Khattab yang juga berfungsi sebagai Islamic Center, terletak di Willemstad. Kebanyakan muslim di Curaçao merupakan muslim keturunan Lebanon.
 
Masjid Omar bin Al-Khattab Curacao. (foto: Han A W).

Pembangunan masjid ini dimulai tahun 1963 dengan mengalih pungsi bangunan tua milik perusahaan perkebunan negara menjadi sebuah masjid. Pembangunan masjid ini tidak didanai oleh negara namun merupakan dana hibah dari muslim Saudi Arabia,
Libya dan Trinidad & Tobago. Pembangunan masjid tersebut selesai tahun 1965 dan diresmikan pada 1 Mei 1966 oleh Gubernur Cola Debrot. Masjid ini berkapasitas sekitar 200 jemaah dilengkapi dengan satu menara setinggi 18 meter.
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 

Sabtu, 19 Agustus 2023

Masjid Jum’at Khiva Uzbekistan

Tak lazim. Masjid Jum'at Khiva atau Friday Mosque of Khiva di Uzbekistan dengan atap datar, menara tunggal tanpa halaman tengah, tanpa pintu gerbang yang tinggi besar dan lebar, serta tanpa kubah , merupakan bentuk yang tak lazim bagi masjid masjid kuno di kawasan asia tengah yang akrab dengan fitur fitur yang disebutkan tadi (foto: wikipedia).
 
Djumma Mosque of Khiva atau Masjid Jum’at Khiva atau The cathedral mosque of Khiva adalah salah satu masjid kuno di Uzbekistan yang berada di Ichan-Kala di ruas jalan yang menghubungkan gerbang Polvon darvaza (Gerbang timur) menuju Gerbang Ota darvoza (gerbang barat) di kota distrik Khiva, Region Xorazm Uzbekistan. Masjid ini telah menjadi salah satu objek wisata popular di Uzbekistan sejak Ichan-Kala mendapatkan satus sebagai warisan budaya dunia pada tahun 1990.
 
Bangunan masjid kuno ini terkenal dengan bentuk pilar pilar masjidnya yang berbentuk sangat unik. Semua pilar masjid ini diukir indah dengan beragam pola sekaligus menjadi ciri dari era mana pilar pilar tersebut dibuat. Struktur atap masjid ini juga terbuat dari kayu dikelilingi dinding tembok dari susunan batu bata, tanpa jendela satupun.
 
Juma Mosque
Khiva, Uzbekistan
 
 
Masjid Jum’at Khiva berdiri berdesakan dengan berbagai bangunan kuno bersejarah di Ichan-Kala (inner fortress) di Khiva yang sudah lama terkenal sebagai kawasan kota kuno dalam benteng dengan struktur menara menaranya yang aneka ragam bentuk dan aneka ragam warna. Disekeiling masjid ini sesak dengan bangunan bangunan madrasah, mausoleum (makam) dan bangunan bersejarah lainnya dengan arsitektur asia tengah yang menawan.
 
Sejarah Masjid Jum’at Khiva
 
Bangunan masjid ini dibangun pada penghujung abad ke 18 masehi diatas teratak bangunan masjid sebelumnya yang sudah ada disana sejak sekitar abad ke 10 masehi, namun dalam ukuran yang lebih kecil. Adalah Muhammad Amin Inakh (1763-91) yang melakukan rekonstruksi hampir seluruh bangunan masjid dan menara yang saat ini berdiri antara tahun 1788-89.

Interior Masjid Jum'at Khiva dengan pilar pilar kayunya yang unik, mihrab dan mimbar yang sederhana dan karpet tradisional Uzbek (foto: Ольга Б).
 
Arsitektur Masjid Jum’at Khiva
 
Secara umum bangunan masjid Jum’at Khiva ini tidak lazim sebagai masjid yang dibangun di kawasan Asia Tengah mengingat bentuk bangunannya yang sederhana dengan atap datar tanpa kubah, tanpa gerbang utama yang biasanya dibangun tinggi besar dan juga tanpa halaman tengah (inner courtyard) yang lapang sebagai ciri ciri utama masjid masjid bersejarah di kawasan Asia Tengah dan juga tanpa jendela di tembok.
 
Struktur bangunan masjid Jum’at Khiva dibuat dari kayu, baik ratusan pilarnya hingga struktur atapnya, dikelilingi tembok dari bata. Bangunan utama masjidnya berdenah segi empat. Atapnya dibangun dari susunan kayu kayu balok yang ditata dalam susunan geometris sehingga sekaligus berfungsi sebagai langit langit ruangan.
 
Beberapa bentuk khas pilar pilar masjid Jum'at Khiva.

Bangunan utamanya berukuran 55x46meter dengan empat pintu akses dari ke-empat sisi bangunan masjid. Sisi utaranya menghadap ke ruas jalan utama yang menghubungkan Gerbang timur dan gerbang barat kota kuno Ichan Kala. Disisi ruas jalan ini, salah satu menara masjid ini berdiri disana setinggi 52 meter.
 
Didalam masjid hanya ada satu ruangan utama tunggal berukuran luas tanpa sekat seperti halnya masjid masjid yang biasa dijumpai sepanjang sejarah dan dunia Islam seperti halnya masjid masjid di Afrasiab (abad ke X), masjid masjid iran (abad ke X), masjid Khas-an di Rabat Maroko (abad XI) dan lainnya. Namun demikian struktur dan aneka dekoratif di masjid Jum’at Khiva ini merupakan bentuk asli setempat.
 
Beberapa ragam ukir pilar pilar Masjid Jum'at Khiva.

Bangunan masjid ini memiliki dua bukaan diatapnya, awalnya berbentuk lingkaran kini dimodif berbetuk segi empat dan diberi atap transparan, dari bukaan atap tersebut memungkinkan masuknya cahaya bulan dimalam hari menerangi area didalam masjid ini menghasilkan atmosfir yang eksklusif bagi jemaah yang sedang sholat disini.
 
Pilar Pilar unik Masjid Jum’at Khiva
 
Seperti disebut diawal tulisan tadi, masjid Jum’at Khiva ini terkenal dengan pilar pilranya yang khas. Pilar pilar kayu ini dibuat dari batang kayu utuh, dibuat serupa, dengan ketinggian rata rata 5,5 meter (tidak termasuk tinggi landasan batunya) dan diameter terbesarnya sekitar 30 cm.
 
Jejeran pilar pilar kayu di Masjid Jum'at Khiva menopang struktur atapnya yang juga dari kayu. Lantainya dibangun dari susunan batu alam.

Batangan kayu utuh itu lalu dibentuk tirus keatas dengan bagian bawahnya dibentuk seperti bola lampu, lalu struktur pilar tersebut ditempatkan diatas landasan dari batu. Masing masing pilar memiliki proporsi dan detil ukiran yang bervariasi begitupun batu landasannya.
 
Ada 218 pilar kayu berukir di masjid ini, sebagian besar dari pilar pilar tersebut diperkirakan dibuat pada abad ke 18-19 masehi. namun beberapa berasal dari reruntuhan bangunan masjid sebelumnya dari abad ke-10, dan puluhan lainnya diperkirakan berasal dari abad ke 11 hingga abad ke 15.
 
Salah satu bukaan atap di Masjid Jum'at Khiva (foto: Julien Dubois).

Usia masing masing pilar dapat dikenali dari bentuk ukiran-nya, pilar dengan ukiran dalam dan muncul dengan gaya kufi berasal dari abad ke 10 hingga abad ke 11 masehi. Sedangkan pilar dengan ornamen ukiran yang lebih datar tidak terlalu dalam juga dengan gaya kufi berasal dari abad ke 11 hingga abad ke 12 masehi. Lalu pilar pilar dengan kombinasi ukiran geometris, ornamen floral dan aksara arab berasal dari abad ke 15 masehi.
 
Pilar yang paling tua kemungkinan besar diambil dari ibukota Khorezmian kuno, Kyat Lay (Kath), yang berada di dasar Amu Darya, ada 17 pilar lainnya yang diambil dari lokasi yang sama namun dengan usia seabad lebih muda.
 
Masjid Jum'at Khiva dengan satu menaranya.

Identifikasi usia masing masing pilar tersebut sesuai dengan hasil penelitian arkeolog Russia V.L Voronina yang membagi usia masing masing pilar didasarkan pada pola ornamen ukiran-nya. Sedangkan tahun pembangunan masjid ini ditulis dipilar pilar masjid dan di samping pintu masuknya tertulis tahun 1316, 1510, 1788, 1789, angka yang berbeda beda tersebut kemungkinan adalah tahapan tahapan pembangunan-nya.
 
Mihrab dan Mimbar
 
Mihrab masjid ini berbentuk sebuah ceruk dengan atap semi kubah dengan ukiran di bagian langit langitnya serta ukiran motif floral dari kembang iris dan duri di sisinya. Sedangkan mimbarnya dibuat dari kayu berupa enam anak tangga, tanpa ukiran dan ornament, dan ditempatkan beberapa meter dari sebelah kanan mihrab.

Menara utama Masjid Jum'at Khiva dari arah utara.
 
Menara Masjid Jum’at Khiva
 
Satu fakta menarik dari masjid jum’at di Khiva adalah lima menaranya yang ditempatkan pada satu garis lurus hingga sejauh 200 meter. Menara utama masjid menempati titik pusat. Menara gemuk pendek “Kalta Minar” berdiri di sisi barat dan menara terjauh yakni Biki-Djan-bika. Menara Seyid-biy Mosque dan Palvan-kari berada di sisi timur.
 
Menara utama masjid dibangun di sisi depan masjid dekat dengan pintu masuk sisi utara disisi jalan, dekat dengan pintu masuk. Menara ini dibangun setinggi 42 meter dilengkapi dengan 81 anak tangga menuju ke puncaknya. Dengan sedikit tambahan tips, pengunjung dapat naik ke menara tersebut.
 
Rujukan
 
http://www.orexca.com/monuments_khiva_juma_mosque.shtml
http://www.advantour.com/uzbekistan/khiva/jumamosque.htm
 
------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 

Minggu, 13 Agustus 2023

Masjid Agung Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara

Masjid Agung Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara  dengan Gedung Islamic Center disebelahnya. (foto: IG @saiful_safeer)
 
Masjid Agung Kota Tebingtinggi diresmikan pada 30 Januari 2019 oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Ramayadi didampingi Wali Kota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan bersama undangan. Upacara peresmian masjid agung tersebut bersamaan dengan peresmian tiga bangunan lainnya milik Pemerintah Kota Tebingtinggi lainnya.
 
Tiga bangunan lainnya yakni gedung Islamic Centre, Balai Pertemuan Kartini serta Balai Kota Tebingtinggi. Upacara peresmian ditandai dengan penandatangan batu prasasti dan pengguntingan pita oleh Ketua TP PKK Provsu Hj Nawal Lubis Edy Rahmayadi, di halaman Kantor Balai Kota, Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi.
 
Masjid Agung Kota Tebingtinggi
Lalang, Rambutan, Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara 20998
https://goo.gl/maps/qJ2W5vkMyUnNrRut8
 

 
Keempat bangunan baru tersebut merupakan bagian dari proyek dengan anggaran biaya bertahap multy years dari dana APBD Kota Tebingtinggi. Untuk bangunan Masjid Agung dan gedung Islamic Centre yang menelan dana sekitar Rp 64 miliar.
 
Masjid tersebut berada di Jalan Medan-Tebingtinggi, Kelurahan Lalang, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi.  Lokasinya yang hanya beberapa meter dari Simpang Beo yang merupakan titik pertemuan jalur lintas Tebingtinggi-Siantar dan Tebingtinggi-Kisaran, sehingga tak jarang masjid satu ini menjadi perhentian para pengendara.
 
MEGAH. Masjid Agung Kota Tebingtinggi dengan gaya arsitekturnya yang megah memadukan gaya masjid kuno kesultanan di Sumatera dengan sentuhan gaya bangunan masjid Asia tengah dan Kaukasus. (foto: muhammad fernanda)

Masjid ini buka 24 jam. Jadi pengunjung dapat memanfaatkan sepenuhnya sebagai tempat ibadah. Disekitar masjid ini juga disediakan lapak lapak bagi para pedagang kuliner.  Sebelumnya kota Tebingtinggi telah memiliki Masjid Raya Kota Tebing Tinggi yang posisinya persis berada di tengah Kota Tebingtinggi.
 
Arsitektur
 
Masjid Agung Kota Tebingtinggi dibangun dengan memadukan gaya bangunan masjid modern dengan gaya bangunan masjid masjid tua di Sumatera. Rancangan kubah utama masjid ini serupa dengan rancangan kubah Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dan masjid masjid tua kesultanan di Sumatera tempo dulu.
 
Masjid Agung Kota Tebingtinggi (foto: Ronaldi Tumanggor)

Gaya bangunan masjid masjid asia tengah tampak pada badan bangunan yang massif dan tinggi besar serta lantai masjid yang ditinggikan dari permukaan tanah menambah kesan kokoh dan gagah. Jendela jendela berukuran besar dengan kanopi kecil diatasnya menjadi salah satu ciri bangunan tropis.
 
Dua menara masjid ini dibangun terpisah di sisi kiri dan kanan bangunan utama. Bentuk menaranya agak berbeda dengan menara menara masjid yang ada di Indonesia. Menara masjid ini terdiri dari tiga bagian yakni bangunan penopang yang sama bentuknya dengan bangunan utama, lalu bagian tengah berdenah segi delapan dan sisi atas dengan batang menara yang lebih ramping.

Interior Masjid Agung Kota Tebingtinggi (foto: ucu jek)

Kubah utama masjid berdenah segi delapan ini diapit oleh empat kubah yang serupa namun berukuran lebih kecil di empat penjuru atap masjid. Ornamen bulan bintang bewarna ke-emasan menghias puncak kubah utama masjid. 
 
Masjid Agung Kota Tebingtinggi dibangun dengan daya tampung hingga 3.000 jamaah, sedangkan gedung Islamic Centre yang lokasinya berdampingan mampu menampung sekitar 1.000 pengunjung, sehingga bisa digunakan untuk even-even kegiatan keagamaan tingkat provinsi bahkan nasional termasuk penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Sumut 2019 dan MTQ Nasional tahun 2020 tingkat Provinsi Sumatera Utara
 
Compact & Minimalis. Gaya masjid agung kota Bukittinggi ini tampak megah dan anggun dengan pilihan warna warna kalem. (foto: Arif Faizin)

Bagian dalam masjid ini terang benderang dengan sinar matahari yang masuk dari kaca jendela masjid. Ruang mihrab dibangun menjorok keluar bangunan. Sisi depan mihrab dihias dengan bentuk gerbang besar dari kayu berukir. Satu mimbar kayu berukir ditempatkan didalam mihrab.
 
Masjid Agung Kota Tebingtinggi ini juga dilengkapi dengan beranda yang ditopang oleh pilar pilar beton bundar  dihias dengan ornamen simetris. Lengkunan besar diatas menara mengingatkan kita pada beranda Masjid Islamic Center Mataram di Lombok. Dengan memadukan warna putih susu dan hijau lumut memberikan kesan sejuk namun megah pada bangunan nya yang tinggi besar.***
 
Rujukan
 
https://sumutpos.co/masjid-agung-tebingtinggi-diresmikan-mampu-tampung-3-000-jamaah/
https://medan.tribunnews.com/2022/02/14/masjid-agung-tebingtinggi-ikon-baru-kota-lemang-yang-curi-perhatian.
https://parboaboa.com/menelusuri-pesona-masjid-agung-kota-tebing-tinggi
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 
Masjid Jamik Hopong Benang Merah Masuknya Islam ke Tapanuli Utara
Mesjid Raya Sultan Akhmadsyah Tanjung Balai Warisan Kesultanan Asahan
Mesjid Agung H. Ahmad Bakrie Kisaran, Asahan
Masjid Azizi - Masjid Kesultanan Langkat
Masjid Raya Sulaimaniyah - Masjid Kesultanan Serdang
Masjid Raya Al Mashun - Medan
Mesjid Lama Gang Bengkok, Kota Medan
Masjid Al Osmani Tertua di Kota Medan

Sabtu, 12 Agustus 2023

Masjid Islamic Center Syekh Abdul Manan di Indramayu

Masjid Islamic Center Indramayu (foto: 740aerialvideography)
  
Masjid Islamic Center Syekh Abdul Manan adalah masjid terbesar dan termegah di kabupaten Indramayu provinsi Jawa Barat. Sejak selesai dibangun komplek masjid ini menjadi incaran para wisatawan untuk menikmati keindahan masjid dan struktur bangunannya.  
 
Keberadaan Masjid Islamic Center Abdul Manan menjadi tempat untuk menggerakkan peradaban dan perkembangan Islam di Indramayu. Dengan berjalannya fungsi masjid sebagai sarana edukasi masyarakat. Pembangunannya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan secara lebih luas.
 
Islamic Centre Indramayu (Syekh Abdul Manan)
Jl. Soekarno Hatta No.1, Pekandangan, Kec. Indramayu
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 45214
 
 
Sejarah Masjid Syekh Abdul Manan
 
Sebelumnya, kabupaten memang sudah memiliki Islamic Center di lokasi yang sama. Bangunan masjid sebelumnya berlantai satu dengan atap bersusun tiga khas masjid masjid yang dibangun oleh Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP). Pada masa itu masjid Islamic Center yang lama biasa disinggahi bus bus untuk beristirahat atau menunaikan kewajiban sholat lima waktu.
 
Pembangunan masjid yang kini berdiri dimulai tahun 2015. Biaya keseluruhan pembangunan nya mencapai Rp. 122 miliar, bersumber dari Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah ( APBD) kabupaten Indramayu, dan APBD Provinsi Jawa Barat.
 
Masjid ini diresmikan pada Jumat, 17 Ramadhan 1439 Hijriah atau 1 Juni 2018 oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) bertepatan dengan peringatan malam Nuzulul Quran. Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Indramayu, Hj. Anna Sophanah, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, H. A. Buchori, MM, FKPD Indramayu dan ribuan umat islam.
 
Masjid Islamic Center Indramayu dulu dan kini.

Peresmian Islamic Center ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemukulan bedug oleh Gubernur Jawa Barat yang diawali dengan shalat isya dan tarawih berjamaah. Pada saat peresmian, beberapa sarana pendukung masjid ini masih dalam proses pengerjaan yakni aula, musium dan perpustakaan. Beberapa hari setelah itu, Presiden RI, Joko Widodo, juga melaksanakan sholat taraweh di masjid tersebut, disela kunjungan kerjanya di Indramayu.
 
Nama masjid diambil dari seorang ulama besar asal Indramayu yang hidup di zaman kolonial Belanda yakni Syekh Abdul Manan. Beliau meninggalkan warisan berupa kitab yang ditulis dengan aksara Jawa dan Arab, kitab kitab tersebut tersimpan di Museum Bandar Cimanuk Indramayu. Dimasa hidupnya, Syekh Abdul Manan tinggal di sebuah rumah sederhana di wilayah Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Rumah tersebut masih terawat hingga kini.
 
Insiden
 
Bangunan Masjid Islamic Center Indramayu ini tercatat beberapa kali mengalami insiden, pada 24 januari 2021 plafon atau langit langit lantai dua masjid ini tiba tiba ambruk meski kondisi cuaca saat itu sedang baik baik saja. Beruntung pada saat kejadian area di lantai dua sedang tidak ada jemaah.
 
Interior Masjid Islamic Center Indramayu (foto: Muhamad Ridlo)
 
Beberapa pekan sebelumnya, jamaah shalat di masjid itu dikejutkan dengan robohnya salah satu menara masjid yang diduga akibat hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi saat insiden tersebut.
 
Arsitektur
 
Secara umum Masjid Islamic Center Indramayu ini dibangun dengan denah seperti masjid masjid tua bersejarah dunia Islam, terdiri dari bangunan utama masjid diapit oleh dua bangunan sayap disisi kiri dan kanannya, disisi depan terdapat pelataran tengah dengan hamparan rumput sintetis dikelilingi oleh bangunan selasar dan empat bangunan menara di masing masing empat penjuru masjid.
 
Masjid ini memiliki tiga kubah, kubah terbesar diatas bangunan utama diapit oleh dua kubah yang lebih kecil diatas bangunan sayap kiri dan kanan. Halaman masjid ini cukup luas dilengkapi dengan area parkir, taman dan jejeran air mancur memanjang satu aksis dengan pintu utama masjid.
 
Masjid Islamic Center Indramayu (foto: deni_kumbala)
 
Dari arah depan pengunjung akan melewati gerbang besar berlengkung, melewati gerbang itu terhampar pelataran tengah menghadap langsung ke pintu utama masjid. Di area pelataran tengah ini dipasang dua payung seperti payung di pelataran Masjid Nabawi ditempatkan disisi kiri dan kanan beranda bangunan utama masjid.
 
Masuk ke dalam masjid tempak ruang sholat lantai utama yang terhampar luas, enam pilar beton bewarna emas berjejer di samping kiri dan kanan menopang struktur atap dan lantai dua masjid. Sisi dalam kubah dibiarkan terbuka dilukis dengan ornamen langit dan awan putih ditengahnya menggantung satu unit lampu kristal berukuran cukup besar.
 
Mihrab dan mimbar masjid dibuat dari kayu berukir. Mihrabnya dibangun berbentuk gerbang segi empat simetris dengan dinding sisi kiblat dihias dengan ukiran motif floral serta satu kaligrafi kalimat tauhid ditempatkan di sisi kiblat bagian atas.
 
Masjid Islamic Center Indramayu saat proses pembangunan, tampak dibagian depan foto bangunan masjid lama  (foto: Iin Muslichin)

Empat Menara masjid ini masing masing dibangun setinggi sekitar 100 meter dengan gaya arabia yang sangat kental. Lambang bulan bintang menghias masing masing puncak Menara. Penggunaan sistem tata lampu LED pada bangunan masjid ini termasuk pada air mancurnya menghadirkan pemandangan manawan di malam hari.
 
Area Masjid Islamic Center Abdul Manan berada di luas tanah 12 hektar dan baru 6,2 hektar yang dimanfaatkan. Lantai satu mempunyai luas 860 meter persegi yang mampu menampung kapasitas 1.250 jamaah. Sedangkan luas lantai duanya sekitar 737 meter persegi dengan kapasitas daya tampungnya 1.000 jamaah.
 
Adapun kluster masjid seluas 1.800 meter persegi mampu menampung sekitar 2.500 jamaah. Serta selasar penghubung sekitar 1.000 meter persegi diklaim mampu menampung hingha 1.500 jamaah.
 
Masjid Islamic Center Indramayu (foto: Adang Supriatna)
 
Ramai Dikunjungi di bulan puasa
 
Berbeda dengan kondisi masjid sebelumnya ditempat yang sama, kehadiran bangunan masjid Islamic Center Indramayu yang baru ini begitu memikat perhatian warga yang tidak saja datang untuk beribadah namun juga untuk menikmati suasana dimasjid ini. Tak heran ketika hari besar agama Islam, masjid ini selalu dipadati oleh pengunjung.
 
Selama bulan suci Romadhon, Masjid Islamic Center ini, selain tempatnya nyaman dan tenang untuk beribadah, juga cocok untuk ngabuburit alias menunggu datangnya waktu berbuka puasa bersama keluarga. Disekitar masjid terdapat banyak penjual takjil dan aneka makanan berbuka puasa.
 
Masjid Islamic Center Indramayu (foto: onitograph)
 
Di masjid ini, salat tarawih dan witir dilakukan sebanyak 23 rokaat. Dalam pelaksanaan salat sunah tersebut, imam sholat akan menerapkan satu juz per malam. Bacaan imam yang merdu dan terasa adem menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi jemaah untuk sholat di masjid ini.
 
Sebelum pelaksanaan tarawih, akan dilakukan kultum yang disampaikan oleh para ustadz yang sudah terjadwal dan pada sepuluh hari terakhir Bulan Ramadan, diadakan qiyamul lail. Di hari hari biasa Masjid Islamic Center juga menggelar kegiatan pengajian rutin bakda magrib, berupa kajian kitab kuning, kitab Ihya Ulumuddin, tafsir jalalen dan Kitab Madzahibul Arbaah. Pengajian rutin tersebut tetap dilaksanakan selama bulan puasa namun jadwalnya dipindah bakda subuh.***
 
Rujukan
 
https://fajarcirebon.com/masjid-islamic-center-ramai-dikunjungi/
https://jabar.idntimes.com/life/inspiration/langgeng-irma-salugiasih-1/fakta-masjid-islamic-center-syekh-abdul-manan?page=all
https://jabar.poskota.co.id/2021/01/25/bruuuuk-plafon-lantai-dua-masjid-islamic-center-kabupaten-indramayu-ambruk?view=all
http://bappeda.jabarprov.go.id/warga-indramayu-kini-punya-islamic-center-megah/
https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/aher-resmikan-masjid-islamic-center-syekh-abdul-manan-indramayu
https://www.cirebonraya.com/ciayumajakuning/pr-4373112142/Inilah-Sejarah-Masjid-Islamic-Center-Indramayu-yang-Diberi-Nama-Syekh-Abdul-Manan
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 

Minggu, 06 Agustus 2023

Masjid Bertaburan di Pantai Gading (bagian 2)

Sebaran Masjid Agung di masing masing distrik di Republik Pantai Gading.

Negara yang berada di pantai barat benua Afrika ini dihuni oleh cukup banyak kaum muslimin, meski jumlah pasti muslim disana masih menjadi tanda tanya mengingat data yang berbeda beda dari berbagai sumber. Situs Islamonline menyebutkan sekitar 60% penduduk Pantai Gading beragama Islam.
 
Situs world fact book menyebutkan Agama Islam dianut sekitar 38,6%, Library of Congress Country Studies menyatakan bahwa 1 dari 4 penduduk Pantai Gading adalah Muslim, sedangkan Kristen 1 berbanding 8. PEW menyebutkan bahwa muslim di Pantai Gading mencapai angka 36.7%.
 
Masjid begitu mudah ditemukan dinegara bekas jajahan Prancis ini, dan Bahasa Prancis menjadi Bahasa Nasionalnya. Di Abidjan sebagai kota terbesar dan pernah menjadi ibukota negara, ada begitu banyak masjid masjid berukuran besar beberapa diantaranya dibangun oleh pemerintah sebagai masjid negara. Berikut 7 masjid dari 14 masjid agung distrik di Pantai Gading.
 
8. Grande Mosquée de Man
Man, Montagnes District, Côte d’Ivoire
🌍 https://goo.gl/maps/QBCf3LJygYngn2uQ8
 
Grande Mosquée de Man (foto: adama doukoure)

Grande Mosquée de Man adalah masjid agung di kota Man, Tonkpi region, distrik Montagnes, Republik Pantai Gading. Masjid ini merupakan masjid terbesar di kota Man, bangunan masjid berdenah persegi Panjang dengan lima Menara, empat Menara sama tinggi dan satu Menara dibagian depan tengah bangunan yang peling tinggi.
 
Man merupakan kota terbesar ke delapan di Pantai Gading dengan penduduk di tahun 2014 mencapai 149.041 jiwa. Dua gunung tertinggi di Pantai Gading ada di kota ini yakni Gunung Toura dan Gunung Tonkoui. Kota ini sempat dikuasi oleh kelompok pemberontak Mouvement patriotique de Côte d'Ivoire (MPCI) selama konflik bersenjata di Pantai Gading ditahun 2002.
 
9. Grande Mosquée de Daloa
Great Mosque of Daloa
Daloa, Sassandra-Marahoué District, Côte d’Ivoire
🌍 https://goo.gl/maps/4mJNwAguWd5mrAbw6
 
Grande Mosquée de Daloa (foto; KG LOUD Officiel)

Denah dan bentuk Grande Mosquée de Daloa atau Masjid Agung Daloa ini sangat mirip dengan masjid agung Man di distrik Montagnes. Daloa adalah ibukota distrik Sassandra-Marahoué yang bersebalahan dengan distrik Montagnes dan distrik Yamoussoukro (ibukota negara Pantai Gading).
 
Daloa juga merupakan kota terbesar ketiga di Pantai Gading dengan jumlah penduduk ditahun 2014 mendapai 245 ribu jiwa lebih. Kota ini juga menjadi salah satu titik terpanas selama perang saudara pertama di Pantai Gading antara tahun 2002 hingga 2004 yang menyebabkan 50 warga sipil terbunuh dan mengundang perhatian Pengadilan Internasional pada bulan Februari 2012.
 
10. Grande Mosquée de Korhogo
Korhogo, Savanes District, Côte d’Ivoire
🌍 https://goo.gl/maps/dH97rghb4ZS1qF7h8
 
Grande Mosquee de Korhogo (foto: C Castor)

Korhogo adalah ibukota dari distrik Savanes yang merupakan salah satu distrik paling utara di Pantai Gading berbatasan langsung dengan negara Mali dan Burkina Faso. Korhogo juga merupakan kota terbesar ke empat di Pantai Gading dengan jumlah penduduk mencapai 243 ribu jiwa. Sekaligus menjadi kota terbesar di wilayah utara Pantai Gading.
 
Meski demikian korhogo dan distrik Savanes merupakan wilayah yang paling tidak stabil selama dan setelah perang saudara di Pantai Gading. Kota Korhogo sempat menjadi basis para pemberontak yang dipimpin mantan dictator Robert Guéï terhadap presiden Laurent Gbagbo. Diahir perang saudara Presiden Lauren Gbagbo pada ahirnya menjadi tahanan Mahkamah Internasional di Den Hag atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.
 
11. Grande Mosquée de Bouaké
Bouake Central Mosque مسجد
Bouaké, Vallée du Bandama Ditrict, Côte d’Ivoire
🌍 https://goo.gl/maps/QFoN5Ua85sN6jzvR8
 
Grande Mosquee de Bouake (foto: Showbiz & Talent Ivoire)

Kota Bouaké tempat masjid ini berada adalah kota terbesar kedua di Pantai Gading dengan jumlah penduduk mencapai 740 ribu jiwa. Bouaké juga merupakan ibukota dari distrik Vallée du Bandama. Letak kota ini berada ditengah tengah wilayah negara Pantai Gading dekat dengan danau Kossou yang merupakan danau terbesar di Pantai Gading.
 
Kota Bouaké sempat menjadi pusat administrasi selama penjajahan Prancis di Pantai Gading dengan berdirinya pos militer disana pada 1899. Dimasa perang saudara kota ini menjadi pusat pertahanan kelompok pemberontak pimpinan Guillaume Soro yang sempat berkuasa diwilayah utara negara sebelum kemudian ditengahi oleh pasukan perdamaian PBB.
 
12. Grande Mosquée de Séguéla
Seguela, Worodougou Region, Woroba District, Côte d’Ivoire
🌍 https://goo.gl/maps/BJk3pfAC4GkJ98tq7
 
Grande Mosquee de Seguela (foto: Sidick Coulibaly)

Séguéla merupakan ibukota bagi distrik Waroba di Pantai Gading, kota ini berpenduduk 298 ribu jiwa lebih. Pertama kali dibentuk tahun 1969 kemudian berganti ganti tingkatan status hingga tahun 2011 namun tetap sebagai ibukota dari region Worodougou dan distrik Woroba.
 
13. Grande Mosquée de Bondoukou
Bondoukou, Zanzan District, Côte d’Ivoire
🌍 https://goo.gl/maps/tRa5qUYF46fVXC3HA
 
Grande Mosquee de Bndoukou (foto: arnold KOUASSI)

Bondoukou adalah ibukota distrik Zanzan, salah satu dari 14 ditrik di Pantai Gading, lokasinya berada di ujung timur laut wilayah Pantai Gading berbatasan langsung dengan
Burkina Faso dan Ghana. Kota Bondoukou sendiri memiliki jalur darat dan berbatasan langsung dengan kota Sampa di Ghana. Islam telah lama bersemi di wilayah ini sejak masa dinasti Hausa hingga masa masuknya penjajah Prancis kesana ditahun 1899 dan terus berkembang hingga hari ini.
 
Berdasarkan sensus tahun 2014 penduduk kota ini sudah mencapai 117 ribu jiwa lebih. Sejarah Islam begitu melekat di kota ini, pusat kota tua disini disebut sebagai Madina dan beberapa wilayah kantong muslim lainnya. Kota Bondoukou secara tradisi merupakan kota perdagangan dan dihuni oleh berbagai etnis dan bangsa.
 
14. Grande Mosquée de Dimbokro
Dimbokro, Lacs District, Côte d’Ivoire
🌍 https://goo.gl/maps/MMCqaiUHthL8Hkqd9
 
Grande Mosque de Dimbokro (foto: onan bernadin Kouassi)

Dimbokro dikenal luas sebagai tempat kelahiran Presiden Alassane Ouattara yang merupakan presiden muslim pertama di Pantai Gading. Kota ini juga merupakan tempat kelahiran penyanyi rege terkenal Afrika ‘Alpha Blondy’.
 
Dimbokro adalah ibukota dari distrik Lacs, salah satu distrik selatan di Pantai Gading. Kota ini berada ditepian sungai N’Zi, sekitar 50 kilometer disebelah barat daya dari Yamoussoukro Ibukota negara Pantai Gading. Dimbokro terhubung dengan jalur kereta api ke ibukota komersial Pantai Gading di Abidjan.***
 
Kembali ke Bagian-1
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 
Islam di Pantai Gading
Masjid Larabanga - Masjid Pertama di Ghana dan Afrika Barat
Islam di Burkina Faso
Masjid Agung Bobo Dioulasso - Burkina Faso
Masjid Agung Djenne - Republik Mali
Masjid Eyup Sultan Bamako - Mali
Islam di Republik Kooperatif Guyana