Tampilkan postingan dengan label Masjid di Uganda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masjid di Uganda. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 November 2016

Masjid Kibuli Kampala Uganda

Berdiri dipuncak bukit Kibuli, satu dari tujuh bukit yang membentuk kota Kampala, Masjid Kibuli menjadi salah satu bangunan bersejarah yang terlihat jelas dari berbagai sudut kota Kampala

Kampala adalah ibokota dari Republik Uganda, negara di bagian timur benua Afrika. Sebelum bangsa Eropa tiba disana dan kemudian menjajah wilayah tersebut, wilayah ini merupakan daerah kekuasaan seorang raja yang disebut Kabaka dari keluarga bangsawan Buganda. Inggris yang tiba disana di penghujung abad ke 19 melihat begitu banyak binatang Impala berkeliaran kawasan tersebut dan menyebut kawasan itu dengan istilah “Hill of Impala” yang kemudian diserap ke bahasa lokal yang berbunyi “kazozi k’ impala” yang diucapkan menjadi “ka impala” dan kadang kadang juga diucapkan “ka mpala”.

Sehingga, setiap kali raja Buganda berangkat berburu impala ke kawasan hutan disana, masyarakatnya akan berujar bahwa raja sedang berburu ke Kampala. Berawal dari sana kemudian menjadi nama tempat itu hingga kini dikenal sebagai kota Kampala. Sedangkan nama Uganda yang menjadi nama Negara itu, justru terjadi karena ketidakmampuan bangsa Eropa mengucapkan nama Buganda dengan baik sehingga menjadi Uganda tanpa hurup B di depannya.

Kota Kampala pada mulanya berkembang dari bukit disekitar istana Kabaka Buganda lalu berkembang ke wilayah disekitarnya hingga tujuh bukit. Masing masing puncak bukit tersebut menjadi tempat tempat penting kerajaan. Itu sebabnya kota Kampala juga seringkali disebut sebagai ‘Kota Tujuh Bukit”, meskipun kini wilayanya sudah membentang hingga mencakup lebih dari 20 bukit.

Berdiri di atas bukit Kibuli, Masjid Kibuli terlihat dari kejauhan

Sebut saja Bukit Kasubi yang bersejarah merupakan tempat berdirinya Istana Raja Kabaka yang bernama Kasubi dan makamnya juga berada di bukit tersebut. Lalu Bukit kedua adalah bukit Mengo yang merupakan tempat berdirinya Istana Kabaka (Raja) saat ini dan markas besar dari Pengadilan Tinggi Buganda. Lalu ada bukit ketiga yang menjadi “markas” bagi ummat Islam di kota Kampala, yakni Bukit Kibuli tempat berdirinya masjid tertua di Kampala, Masjid Kibuli.

Masjid Pertama di Kampala

Masjid Kibuli merupakan salah satu masjid di Kampala Ibukota Republik Uganda. Masjid ini merupakan masjid tertua di Kampala. Disebut sebagai Masjid Kibuli karena berada di atas bukit Kibuli, masjid ini merupakan situs penting dari sisi religi sejarah dan tradisi kota kampala. Karena faktor sejarah dan nilai religi nya itu masjid ini menjadi salah satu landmark kota Kampala yang mendominasi pemandangan puncak bukit Kibuli. Karena lokasinya yang berada di ketinggian, penorama masjid ini terlihat dari kejauhan dari berbagai tempat di kota ini.

Kibuli Mosque
Kibuli Road, Kampala, Uganda
Coordinates :  00°18′36″N 32°35′42″E / 0.31°N 32.595°E
Elevation : 3,973 ft (1,211 m)




Lahan tempat masjid ini berdiri aslinya merupakan lahan milik Pangeran Badru Kukungulu dari keluarga Bangsawan Bugunda yang kemudian disumbangkan untuk kepentingan pembangunan masjid tersebut. Pada saat itu tidak saja lahan masjid ini, tapi sebagian besar lahan di bukit Kibuli.

Wakaf Bangsawan Buganda

Pengembangan bukti Kibuli dimulai di tahun 1930, ketika itu Pangeran Badru Kukungulu menawarkan lahan di bukit Kibuli untuk pembangunan berbagai infrastruktur dan/atau pusat lembaga lembaga dan istitusi untuk meningkatkan tarap hidup komunitas muslim di Uganda.  

Pembangunan Masjid Kibuli dimulai tahun 1936, peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Sir Sultan Mohamed Shah Aga Khan III, yang wafat tanggal 11 Juli 1957, dan pembangunannya berlanjut selama beberapa tahun sampai kemudian diresmikan oleh Pangeran Aly Salomone Khan di tahun 1951. Saat beliau wafat Pangeran Badru Kukungulu dimakamkan di sebuah maosolium di komplek masjid ini.

Masjid Kibuli dengan larat belakang kota Kampala

Seperti disebutkan di awal tulisan tadi, bukit Kibuli merupakan salah satu dari tujuh bukit di kota Kampala, bagian tengah dan dan sebagian kota lainnya berada di bukit ini, berbatasan dengan Kabalagala diselatan dan kololo di utara dan hanya berjarak 5.6 km dari central business district kota Kampala. Karena sejarah nya itu kawasan di bukit Kibuli ini menjadi kawasan pemukiman muslim di kota Kampala.

Islam masuk dan bekembang lebih dulu di Uganda sebelum para misionaris Kristen masuk kesana. Kini dibukit ini selain Masjid Kibuli juga telah berdiri Rumah Sakit Kibuli, SMP untuk umum dan boarding school, Lembaga Pendidikan Guru Kibuli, Pusat Pelatihan Polisi, Greenhill Academy yang merupakan sekolah swasta unggulan di Kampala, Pasar Sentral Kibuli dan Kampus Islamic University in Uganda (IUIU). Sedangkan di bagian bawah sisi timur bukit ini membentang kawasan Namuwongo yang merupakan kawasan industri tua di Kampala, juga tempat berdirinya depot minya milik perusahaan perusahaan minyak asing yang beroperasi di Kampala.

Masjid Kibuli bukanlah satu satunya masjid di kota Kampala, di puncak bukit yang lain di kota Kampala berdiri Masjid Gadafi yang merupakan Masjid Nasional Uganda. Dinamai masjid Gadafi karena memang dibangun oleh mendiang presiden Libya, Muammar Khadafi sebagai hadiah bagi Muslim Uganda. Selain Uganda di Indonesia pun tokoh kontroversi ini juga meninggalkan warisan masjidnya di Indonesia, yakni Masjid Muammar Qaddafy yang kini berubah nama menjadi Masjid Az-Zikra tak lama setelah beliau wafat.*** (dirangkum dari berbagai sumber).

Baca Juga



Jumat, 25 Februari 2011

Masjid Gaddafi, Masjid Nasional Uganda

Masjid Gaddafi atau Masjid Sentral Kampala (Kampala Central Mosque)

Masjid ini identik dengan dua nama, Uganda dan Muammar Khadafi pemimpin Libya. Dua nama yang bagi banyak orang, Baru mendengar nya saja sudah merasa jengah. Muammar Khadafi diidentikkan oleh sebagian orang sebagai diktator era moderen Afrika, dan kini (Feb 2011) tengah di dera demonstrasi besar besaran rakyat Libya yang menuntut pengunduran dirinya dari panggung kekuasaan. Sedangkan Uganda, negara yang masih belum bisa menghapus sejarah kelam masa lalu bersama pemimpin masa lalu mereka yang terkenal ke seantero bumi sebagai salah satu diktator terkejam Afrika “Idi Amin

Masjid Nasional Khadafi atau Gaddafi National Mosque, memang dibangun oleh pemerintah Libya di bawah kepemimpinan presidennya Muammar Khadafi sebagai hadiah bagi Muslim di Negara Uganda. Nama Khadafi juga yang kemudian diabadikan sebagai nama masjid nasional tersebut, meski pemerintah Libya enggan menyebutkan jumlah biaya yang dihabiskan untuk membangun masjid ini.

Lokasi Masjid Gaddafi

Masjid Khadafi dibangun di atas bukit Kampala tua, kota Kampala yang merupakan kota terbesar sekaligus ibukota negara Kampala. Lokasinya yang berada diketinggian bukit, ditambah lagi dengan bangunannya yang begitu besar membuat bangunan masjid ini mendominasi pemandangan kota Kampala. Nama kota Kampala sendiri memang diambil dari nama bukit tersebut.




Islam di Uganda

Islam ditengarai masuk ke Uganda pada abad ke-19, tepatnya pada tahun 1844 ketika Ahmed Ibrahim memasuki Uganda untuk melakukan perdagangan. Pada akhirnya beliau bertemu dengan Raja Mutesa I dari Kerajaan Baganda, Uganda Tengah. Raja Mutesa I sangat keras menjaga kedisiplinan Islam dalam wilayahnya. Beliau menguasai bahasa Arab sekaligus menguasai al-Qur’an. Cucu Raja Mutesa I, yaitu Prince Badru Kakungulu (Nuhu Mbogo) tercatat sebagai pionir pendirian Muslim Education Association (MEA), yang menelorkan banyak professor, doctor, master dan sarjana Muslim di Uganda.

Menurut data dari situs cia.gov, Muslim di Uganda hanya sekitar 12.1% (sensus 2002) dari jumlah total penduduk Uganda yang mencapai 30 juta jiwa. Beberapa sumber lain menyebutkan angka yang bervariasi. Bila kita merujuk kepada data hasil sensus 2008 tersebut, dapat dirasakan betapa geliat Islam di negeri yang oleh Winston Churchill sebagai Mutiara Afrika itu begitu besar pengaruhnya. Rasio pemeluk agama di Uganda adalah : Katolik Roma 41.9%, Kristen Protestan 42%, Islam 12.1%, Animisme 0.9%, lain lain 3.1%. dari total populasi 32,369,558 jiwa.

Masjid Kampala saat sedang dalam proses pembangunan

Ummat Islam di Uganda meski memiliki lembaga resmi yang didirikan saat Idi Amin Berkuasa, saat ini kurang terlibat dalam pemerintahan. Dengan sendirinya pemerintahan Uganda didominasi oleh non muslim. Idi Amin menjadi satu satunya kepala Uganda yang berasal dari muslim Uganda, meskipun masa pemerintahannya diwarnai dengan tindak kekejaman yang justru bertentangan dengan ajaran Islam, tapi turut mewarnai perkembangan Islam di Uganda.

Pembangunan Masjid Gaddafi

Masjid Nasional Uganda yang kini menjadi Masjid Nasional Khadafi (Gadafi National Mosque) sudah direncanakan pembangunannya sejak masa Idi Amin berkuasa di Uganda tahun 1971-1979. Idi Amin adalah pendiri Uganda Muslim Supreme Council (UMSC) pada tahun 1974 dan berhasil mengundang Raja Faisal untuk meletakkan batu pertama pembangunan Masjid Nasional Uganda di Old Kampala, Idi Amin juga yang membawa Uganda masuk menjadi anggota Organisasi Konfrensi Islam (OKI).



Namun pembangunan masjid tersebut tak pernah terwujud akibat pertikaian antar kelompok Islam di Uganda dan kendala finansial. Sampai kemudian kekuasaan Idi Amin yang di cap sebagai diktator terkejam Afrika itu tumbang di tahun 1979 dan beliau melarikan diri ke Jeddah, Arab Saudi sampai meninggal dan dimakamkan di Mekkah pada hari Sabtu 16 Agustus 2003.

Setelah sekian lama terbengkalai rencana tersebut ahirnya terwujud setelah pemimpin Libya Muammar Khadafi yang kemudian mendanai keseluruhan pembangunan masjid tersebut termasuk menangggung biaya pemeliharaan masjid selama 10 tahun setelah diresmikan 28 Maret 2008.

Setidaknya 17 anggota tim dari World Islamic Call Society yang merupakan LSM Libya yang terlibat untuk merancang masjid ini. Ke 17 anggota tersebut berasal dari mesir dan maroko. Masjid tersebut juga dilengkapi dengan pusat kesehatan, perpustakaan, dan pusat pendidikan untuk pelatihan singkat, ruang konfrensi untuk 250 tempat duduk, juga tempat tinggal untuk mufti juga akan dibangun disana.

Muammar Khadafi saat peresmian Masjid Kampala

Peresmian Masjid Gaddafi

Rabu 29 Maret 2008 Ribuan masyarakat Uganda merayakan Maulid Nabi bersama pemimpin Libya Muammar Khadafi, para kepala suku dan pemuka agama yang berdatangan dari berbagai negeri Muslim, memadati stadion sepakbola di Kampala Ibukota Uganda.

Muammar Khadafi dalam kesempatan tersebut sekaligus meresmikan Masjid Nasional Khadafi (Gaddafi National Mosqe) di wilayah kota tua Kampala. Masjid Nasional Uganda yang dibangun atas dana dari pemerintah Libya dibawah pimpinan Kolonel Muammar Khadafi. Masjid yang disebut oleh petinggi Libya dan Uganda sebagai masjid terbesar kedua di Afrika.

Dalam pidatonya Muammar Khadafi mengungkapkan kepada 10 hingga 15 ribu orang yang hadir bahwa “Nabi Muhammad adalah nabi bagi semua manusia, nabi yang di utus bagi seluruh ummat, tidak seperti para nabi sebelumnya”. Pidato itu disambut dengan seruan “Panjang umur saudaraku Khadafi” oleh khalayak yang hadir termasuk anak anak pramuka dan drumband dari berbagai sekolah di Uganda yang kesemuanya mengenakan kaos bergambar Muammar Khadafi.

Dari arah depan

Setengah lusin kepala negara afrika termasuk Presiden Kenya Mwai Kibaki, Presiden Mali Amadou Toumani Toure dan Presiden Rwanda Paul Kagame bergabung bersama presiden Uganda Yoweri Museveni menyambut pemimpin Libya Kolonel Muammar Khadafi yang sengaja datang ke Uganda untuk peringatan Maulid Nabi sekaligus peresmian masjid Nasional Uganda yang diberi nama sesuai dengan nama dirinya itu.

Muammar Khadafi dikenal sebagai tokoh dibalik pembentukan Organisasi Uni Afrika. Dalam kesempatan itu Khadafi juga menyampaikan statement yang membuat dahi presiden Uganda yang pemeluk protestan dan duduk bersebelah dengannya tersebut berkernyit “Siapa yang tidak mau memeluk Islam, pada ahirnya nanti akan menjadi pecundang”. Di kesempatan tersebut Khadafi berpidato dalam bahasa arab yang fasih namun diterjemahkan langsung ke Bahasa Inggris.

Dalam acara peringatan maulid nabi tersebut, Muammar Khadafi memimpin ummat Islam yang hadir untuk sholat zuhur berjamaah di tengah stadion bersama sama dengan para sheik, kepala suku dan para ulama Islam yang datang dari berbagai negara. Salah satu kepala suku yang hadir adalah Gibrila Yayah raja dari suku Sonrai, suku yang hidup nomaden di perbatasan Mali dan Aljiria mengatakan bahwa beliau datang menggunakan pesawat pribadi Muammar Khadafi untuk menjemput mereka untuk menghadiri undangan yang disebutnya sebagai “panduan revolusi”.

Bangunan utama masjid ini berbentuk segi empat dengan satu kubah utama dan empat kubah lebih kecil ditambah dengan satu menara.

Sementara Sheik Imad Essawi, kepala suku Badui Al-Mukthalifa Irak mengatakan bahwa kesempatan tersebut adalah untuk pertama kali dia datang ke Afrika yang termperaturnya tak terlalu panas di bandingkan di Irak selatan. Seperti halnya Muammar Khadafi semua kepala suku yang hadir menggunakan pakaian tradisional mereka masing masing. Panita juga membagi bagikan topi baseball bergambar Muammar Khadafi kepada 80-an wartawan sengaja didatangkan dengan pesawat khusus dari kairo.

Arsitektural Masjid Gaddafi

Pengunjung masjid ini langsung berhadapan dengan pintu masuk utama seukuran setengah hektar, kubah bundar berukuran besar menjadi poin pertama yang menjadi pusat perhatian. Kubah yang terlihat dari manapun di atas bukit menyebarkan suasana sakral semakin kita mendekatinya. Ekterior masjid ini menampakkan bangunan paling besar di Kampala.

Masjid ini dilengkapi dengan dua pintu utama berukuran besar dan 12 pintu masuk berukuran kecil. Satu dari pintu utama merupakan pintu masuk utama ke dalam masjid, kubah masjid 15 yar dari pintu utama seolah menyambut kehadiran anda ketika pertama kali tiba di masjid ini. Di depan pintu utama anda disambut oleh inskripsi arab dan di dalam masjid dihias dengan kaligrafi Asmaul Husna

Gerbang besar di atas pintu masuk utama 

Kapasitas dan Fasilitas Masjid Gaddafi

Ruang sholat utama masjid ini untuk laki laki mampu menampung lebih dari 5000 jemaah, ruang galeri berkapasitas 1100 jemaah, teras masjid berkapasitas 3500 jemaah. Sehingga keseluruhan masjid mampu menampung setidaknya 12.200 jemaah.

Masjid ini juga dilengkapi dengan ruang konfrensi, sehingga selain untuk melaksanakan ibadah sholat, pengunjung masjid ini juga dapat, melakukan aktivitas yang lain. Selain itu tersedianya berbagai ruang serbaguna tersebut dapat menjadi sumber penghasilan bagi pengurus masjid sebagai dana untuk perawatan dan aktivitas masjid. rumah kediaman untuk Mufti Uganda juga dibangun bersamaan dengan pembangunan masjid ini.

Di bawah kubah masjid ini dipasang lampu gantung dengan ukuran cukup besar dengan diameter mencapai tiga meter, dilengkapi dengan 350 bola lampu hemat energi. Keseluruhan lampu gantung ini berbobot total mencapai 2 ton.

Masjid megah ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Muslim Uganda tapi juga bagi warga yang tinggal di bukit Kampala Tua. Kampala tua sendiri selama ini benar benar menyimbolkan Kampala tua sesuai dengan namanya. Sebuah lingkungan kota tua yang tak terawat, kurangnya pasokan air bersih, lingkungan rumah susun yang kumuh. Seorang wanita tua yang melintas di lokasi tersebut sampai sampai menyebut masjid ini seperti sebuah bandara.

letaknya yang berada dipuncak bukit membuat masjid ini dapat dilihat dari berbagai sudut kota Kampala

Berlokasi di pinggiran kota, Kampala tua dulunya merupakan wilayah yang menjadi kebanggaan nasional. Di era tahun 1960-an hingga 1970-an sebelum kemudian Idi Amin melakukan pengusiran besar besaran terhadap Warga Uganda keturuan Asia yang memiliki sebagian besar merupakan pemilik dari properti properti di wilayah Kampala tua. Setelah era tersebut, kawasan Kampala tua menjadi wilayah yang terabaikan, tak terurus dan terbengkalai dan sebagian kini sudah mulai ambruk.

Kehadiran masjid megah ini sedikit mengubah citra Kampala tua. Memberikan sebuah simbol baru yang begitu menonjol dikawasan tersebut. Masjid Khadafi ini menjadi objek menarik di Kampala, baik siang maupun malam hari dan dapat dilihat dari hampir semua sudut kota Kampala. Masjid berukuran besar dan cukup menarik ini berdiri di masjid ini dapat menikmati pemandangan pusat kota Kampala dari bukit tempatnya berada.***

Updated 23 Oktober 2016

Muammad Khadafi wafat pada tanggal 20 Oktober 2011 pada umur 69 tahun di kota Sirte, dalam sebuah pemberontakan oleh kelompok penentangnya yang di dukung oleh pasukan NATO dan Uni Eropa. Masjid masjid yang beliau bangun di beberapa negara kini telah berganti nama tidak lagi menggunakan namanya, termasuk masjid di Kampala ini, kini dikenal dengan nama Kampala Central Mosque.***