Tampilkan postingan dengan label masjid di bogor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label masjid di bogor. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 Juni 2019

Masjid Andalusia Islamic Center, Bogor


Berdiri megah di kawasan Sentul City, Kabupaten Bogor, Masjid Andalusia menjadi salah satu masjid pavorit warga Bogor Raya. Dengan arsitektur bangunan yang menawarn ditambah dengan fasilitasnya yang cukup lengkap.

Masjid Andalusia adalah masjid megah yang berada di dalam komplek Islamic Center Andalusia di Jalan H. Juanda kawasan Sentul City, Desa Citaringgul, kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Masjid Andalusia dibangun tahun 2006 yang lalu, pembangunan masjid ini merupakan bagian dari komplek Islamic Center Andalusia yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung termasuk kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Andalusia.

Sebagaimana dijelaskan di situs resminya, Andalusia Islamic Center (AIC) hadir karena kepedulian akan masalah besar bangsa dan umat Islam Indonesia yang di dominasi oleh kemiskinan, keterbelakangan pendidikan serta rendahnya moralitas baik ditingkat birokrasi maupun swasta. Besar harapan dengan segala kekurangan Andalusia Islamic Center (AIC) dapat menjadi Oase Spiritual, Intelektual dan pemberdayaan penguaatan finansial umat yang berdasarkan pada nilai-nilai luhur spiritual Islam.

Masjid Andalusia Islamic Center
Masjid Andalusia STIE Tazkia, Jl. Ir H Juanda No.78 Sentul City
Citaringgul, Kec. Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat 16810



Masjid dan kompleks Islamic Center ini digagas oleh Yayasan Tazkia yang dipimpin oleh M. Syafii Antonio (beliau adalah seorang mu’alaf yang merupakan pakar ekonomi syariah). Beliau menyampaikan bahwa pembangunan Andalusia Islamic Center ini terinspirasi akan kejayaan peradaban kekhalifahan islam di Andalusia (kini Spanyol). Selain kemakmuran rakyat di wilayah tersebut pada waktu itu, kesuksesan mencetak ribuan ilmuwan muslim di berbagai bidang adalah menjadi inspirasi utama.

AIC diharapkan bisa wadah pendidikan dan pencerahan umat Islam di Indonesia, khususnya di Jadebotabek. Keberadaannya, sebagai oase spiritual dan intelektual yang dilandasi nilai-nilai Islam yang sejuk, damai, ramah, progresif, mendorong kemajuan ekonomi dan bisnis sebagai bagian dari ibadah, serta pemberdayaan umat berwawasan rahmatan lil ‘aalamiin.

Ruang sholat utama Masjid Andalusia.
Sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Andalusia Islamic Center, Syaripudin Kusin Sardi, Masjid Andalusia berdiri di atas lahan seluas 1 hektare dengan luas bangunan masjid 1.250 meter dan dapat menampung sekitar 2.500 jema’ah sekaligus. Bangunan masjidnya terdiri dari tiga lantai, ruang perubadatan utama berada di lantai dua dan tiga sedangkan di lantai satu merupakan area pendukung lainnya termasuk ruangan Alhambra. Dan saat ini (Juni 2019) Masjid Andalusia ini sedang dalam proses perluasan di sisi timurnya dan sudah dalam tahap finishing.

Salah satu keunikan masjid Anadalusia ini adalah disediakannya area istirahat bagi para Jemaah. Lantai tiga masjid ini di hari hari biasa digunakan sebagai tempat istirahat bagi Jemaah laki laki, sedangkan untuk Jemaah wanita disediakan tempat istirahat di ruang Alhambra di lantai dasar. Untuk tempat berwudhu tersedia di tiga lokasi. Ada tempat berwudhu di samping kolam di taman samping tempat parkir sepeda motor. Lalu ada area berwudhu dan toilet di lantai dasar, dan area berwudhu dan toilet di lantai mezanin, setelah menaiki tangga pertama menuju ruang sholat utama.

Ornamen indah di bagian dalam kubah Masjid Andalusia.
Ruang Al-Hambra di lantai dasar masjid Andalusia ini merupakan sebuah aula yang cukup besar dengan kapasitas mencapai 600 orang dan juga disewakan untuk umum untuk berbagai keperluan termasuk acara pernikahan. Selain itu masjid ini juga dilengkapi dengan kantin, minimarket, miniatur ka’bah, toko buku, hingga ruang Ruang 4T Quran & Gedung Abdurrahman Bin Auf.

Ruang 4T Qur’an maksudnya adalah ruang tahsin, tahfidz, tarjamah dan tafsir. Ruang belajar 4T Quran terletak disebelah kanan masjid andalusia, bangunan berlantai 2 dengan bentuk memanjang kearah timur ini juga memiliki nama lain yakni Tazkia Quranic and Business Center. nama ini mengemuka sebab gedung abdurrahman bin auf ini memiliki area minimarket, ATM Center dan Toko Buku yang teletak di lantai 1 gedung.

Gedung Abdurrahman bin Auf, Terhubung langsung dengan Masjid Andalusia di sisi selatan.
Sedangkan lantai 2 gedung Abdurrahman bin auf digunakan untuk ruang pembelajaran comprehensive quranic learning andalusia yang dinamai 4T Quran Andalusia. meliputi tahsin, tahfidz, tarjamah dan tafsir. ruang dengan AC dan puluhan kursi kuliah ini sengaja disiapkan untuk mendukung kenyamanan belajar dalam kelas. Kajian untuk umum di masjid ini diselenggarakan setiap bakda sholat Subuh, Zuhur dan Magrib. Di dalam kompleks yang sama juga berdiri kampus STIE Tazkia (Tazkia University College Of Islamic Economics), TK Islam Terpadu Tazkia (Tazkia Global Islamic School).

Meski berada di lingkungan kampus, masjid ini terbuka untuk umum. Area parkirnya cukup luas, parkir kendaraan roda empat ada di sebelah kiri gerbang utama, parkir kendaraan roda dua berada di belakang masjid, berdekatan dengan lapangan tempat miniatur Ka’bah berada dan tidak ada tarif parkir dan petugas petugas disini pun cukup ramah terhadap pengunjung. Hanya saja selayaknya tempat ibadah, ada himbauan tertulis untuk berbusana Islami / sopan, dan dilarang merokok di lingkungan masjid.

Lantai mezanin, sebelah kiri tempat wudhu jemaah wanita, sebelah kanan tempat wudhu jemaah pria. naik ke tangga menuju ke ruang sholat utama di lantai dua.
Bangunan masjid Andalusia ini dibangun dalam arsitektur masjid modern. Dengan bentuk dasar bangunan kubus, beratap beton. Sebuah kubah besar dengan dominasi warna biru dihias dengan ornamen geometris perpaduan bewarna biru, kuning emas dan putih. Puncak kubah hanya dihias dengan satu bentuk lancip tanpa ornament tambahan.

Empat menara menjulang tinggi dibangun di empat sudut atap masjid. Ke empat menara yang dibangun ramping ber-ujung lancip. Fasad bangunan menaranya di hias dengan jendela jendela kaca dengan hiasan mozaik warna warni. Ujung lancip menara dihias dengan ornament zigzag berwarna putih dan biru. Bangunan masjid yang sangat menawan.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Selasa, 05 Oktober 2010

Masjid Jami’ Tan Kok Liong - Cibinong

Masjid Tan Kok Liong.

Masjid Tan Kok Liong adalah salah satu dari sedikit masjid di Indonesia yang ber-arsitektur Tiongkok. Sepintas lalu memang tak tampak seperti bangunan masjid kebanyakan karena memang bentuk masjid ini mengadopsi gaya arsitektur era dinasti Ching di China.

Masjid Jami’ Tan Kok Liong, merupakan bagian dari komplek Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu At-Ta’ibin yang didirikan oleh Mohammad Ramdan Effendi atau lebih dikenal dengan nama Anton Medan mantan napi yang kemudian sukses menjadi da’i dan pengusaha. Tan Kok liong adalah nama beliau semasa masih kanak kanak. 

Masjid Tan Kok Liong
Komplek Pesantren At-Ta’ibin
Jl. Raya Kampung Sawah No. 100 RT02/RW08 
Kp. Bulak Rata, Kel Pondok Rajeg, Kec. Cibinong
Kab. Bogor 16914, Jawa Barat.
Telepon : (021) 70238033


Dengan angkutan umum, dapat ditempuh dari terminal Depok dengan rute : naik angkot D10 dari terminal depok lalu turun di terminal kampung sawah, lalu naik sekali lagi angkot 72 (warna biru) dan turun di gapura pesantren, dari gapura bisa berjalan kaki ataupun menggunakan ojek ke pesantren.

Sejarah Pendirian Masjid Tan Kok Liong

Masjid Jami' Tan Kok Liong mulai dibangun pada 2005 dengan dana 2 Milyar Rupiah. Ide awalnya muncul dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Cina tahun 2004. Dalam kunjungan tersebut, Presiden Yudhoyono berusaha meyakinkan pengusaha Cina supaya bersedia menanamkan modalnya di Indonesia. Anton Medan, yang hanya melihat acara tersebut di televisi, tergerak untuk menunjukkan kepada pengusaha Cina bahwa komunitas Tionghoa di Indonesia diakui dan dilindungi pemerintah.

Ornamen Masjid Tan Kok Liong.

Bermodal keuntungan usaha percetakan dan sablon bagi peserta Pemilu 2004, Anton mulai mendesain bentuk masjid bergaya klenteng. Dia mendesain sendiri tanpa jasa arsitek atau desainer interior. Untuk mewujudkannya, Anton berburu VCD bentuk-bentuk istana di Cina ke Pluit. Dari berbagai bentuk itu akhirnya terpilih tiga istana: Istana Dinasti Ching, Ming, dan Han. Pilihan jatuh pada istana Dinasti Ching, yang mendekati kemiripan dengan desain masjid di Indonesiaز 

Arsitektur Masjid Jami’ Tan Kok Liong

Rancang bangun masjid Jami’ Tan Kok Liong ini di buat sendiri oleh pembangun dan pemiliknya, Anton Medan. Bangunan berlantai tiga berukuran 16 x 20m ini memang lebih menyerupai kelenteng dibandingkan sebuah masjid. Bangunan yang menjulang tinggi itu didominasi warna merah menyala. Ornamen naga menghiasi semua sudut atapnya yang berjenjang tiga. Lantai dasarnya digunakan untuk kantor pesantren, lantai satu dan dua untuk shalat. Kubah masjidnya berukuran kecil  berada di atap depan lantai dasar. Berbeda dengan masjid pada umumnya yang berkubah besar dan berada di puncak atap utama.

ornamen di ujung atap Masjid Tan Kok Liong.

Cat dindingnya berwarna merah muda, sedangkan pilarnya didominasi merah marun, ada juga dua pilar yang berwarna emas. Sementara atapnya berwarna hijau. Ornamen naga khas arsitektur Tiongkok, menghiasi semua sudut atapnya yang berjenjang tiga. Papan nama yang bertuliskan “Masjid Jami Tan Kok Liong” bergaya tulisan Tiongkok sedangkan lafaz Allah ada di pucuk atapnya.  
Tiga penanda yang menunjukkan bahwa bangunan itu merupakan sebuah masjid adalah terdapatnya lafal Allah pada pucuk atapnya. Lalu papan namanya bertulisan "Masjid Jami' Tan Kok Liong". Terakhir, kubah di bagian atap kanopi.

Atap bangunan terdiri atas tiga undakan. Setiap jengkal atapnya berornamen Cina, seperti lampion merah. Ujung-ujung wuwungan dihiasi kepala naga yang merupakan simbol kesuksesan, seolah menyembul dari awan. Ujung gentingnya bulat berdiameter 7,5 sentimeter bertulisan dalam aksara Cina berlafal "huang" atau raja dan berlafal "Allah". "Ornamen bertulisan 'raja'  di taruh di bawah tulisan 'Allah'

Tan Kok Liong alias Anton Medan alias Mohammad Ramdan Effendi

Di pucuk atap, terdapat lafal Allah dalam tulisan arab. Atapnya berbentuk topi
Putri Xianchiang komplet dengan antingnya. Putri Xianchiang, adalah muslimah Cina pertama. Tak ada kubah., kubah bukan arsitektur Arab, melainkan Spanyol.  Empat patung burung rajawali berdiri di bawah topi Putri Xianchiang. Dengan harapan umat Islam bisa memandang setiap persoalan setajam tatapan rajawali. Bukan seperti burung perkutut, yang tiruannya diletakkan di ujung wuwungan di belakang kepala naga. Perkutut selalu bergerombol, tapi tidak berbuat apa-apa. 

Masjid ini semiterbuka. Hampir semua dindingnya adalah pintu yang dibuka ketika ada perhelatan. Uniknya, desain pintu masing-masing berbeda sebagaimana pintu-pintu kerajaan di Cina. Pintu-pintu biasanya merupakan sumbangan penduduk berbagai daerah. Setiap daerah menyumbang pintu dengan desainnya sendiri. Hanya, ukurannya sama, karena telah ditetapkan.

--------------------ooOOOoo-------------------

Lanjutkan Membaca Artikel Masjid Bergaya Tiongkok Lain nya