Tampilkan postingan dengan label islamic center. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label islamic center. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Agustus 2023

Masjid Islamic Center Syekh Abdul Manan di Indramayu

Masjid Islamic Center Indramayu (foto: 740aerialvideography)
  
Masjid Islamic Center Syekh Abdul Manan adalah masjid terbesar dan termegah di kabupaten Indramayu provinsi Jawa Barat. Sejak selesai dibangun komplek masjid ini menjadi incaran para wisatawan untuk menikmati keindahan masjid dan struktur bangunannya.  
 
Keberadaan Masjid Islamic Center Abdul Manan menjadi tempat untuk menggerakkan peradaban dan perkembangan Islam di Indramayu. Dengan berjalannya fungsi masjid sebagai sarana edukasi masyarakat. Pembangunannya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan secara lebih luas.
 
Islamic Centre Indramayu (Syekh Abdul Manan)
Jl. Soekarno Hatta No.1, Pekandangan, Kec. Indramayu
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat 45214
 
 
Sejarah Masjid Syekh Abdul Manan
 
Sebelumnya, kabupaten memang sudah memiliki Islamic Center di lokasi yang sama. Bangunan masjid sebelumnya berlantai satu dengan atap bersusun tiga khas masjid masjid yang dibangun oleh Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP). Pada masa itu masjid Islamic Center yang lama biasa disinggahi bus bus untuk beristirahat atau menunaikan kewajiban sholat lima waktu.
 
Pembangunan masjid yang kini berdiri dimulai tahun 2015. Biaya keseluruhan pembangunan nya mencapai Rp. 122 miliar, bersumber dari Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah ( APBD) kabupaten Indramayu, dan APBD Provinsi Jawa Barat.
 
Masjid ini diresmikan pada Jumat, 17 Ramadhan 1439 Hijriah atau 1 Juni 2018 oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) bertepatan dengan peringatan malam Nuzulul Quran. Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Indramayu, Hj. Anna Sophanah, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, H. A. Buchori, MM, FKPD Indramayu dan ribuan umat islam.
 
Masjid Islamic Center Indramayu dulu dan kini.

Peresmian Islamic Center ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemukulan bedug oleh Gubernur Jawa Barat yang diawali dengan shalat isya dan tarawih berjamaah. Pada saat peresmian, beberapa sarana pendukung masjid ini masih dalam proses pengerjaan yakni aula, musium dan perpustakaan. Beberapa hari setelah itu, Presiden RI, Joko Widodo, juga melaksanakan sholat taraweh di masjid tersebut, disela kunjungan kerjanya di Indramayu.
 
Nama masjid diambil dari seorang ulama besar asal Indramayu yang hidup di zaman kolonial Belanda yakni Syekh Abdul Manan. Beliau meninggalkan warisan berupa kitab yang ditulis dengan aksara Jawa dan Arab, kitab kitab tersebut tersimpan di Museum Bandar Cimanuk Indramayu. Dimasa hidupnya, Syekh Abdul Manan tinggal di sebuah rumah sederhana di wilayah Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Rumah tersebut masih terawat hingga kini.
 
Insiden
 
Bangunan Masjid Islamic Center Indramayu ini tercatat beberapa kali mengalami insiden, pada 24 januari 2021 plafon atau langit langit lantai dua masjid ini tiba tiba ambruk meski kondisi cuaca saat itu sedang baik baik saja. Beruntung pada saat kejadian area di lantai dua sedang tidak ada jemaah.
 
Interior Masjid Islamic Center Indramayu (foto: Muhamad Ridlo)
 
Beberapa pekan sebelumnya, jamaah shalat di masjid itu dikejutkan dengan robohnya salah satu menara masjid yang diduga akibat hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi saat insiden tersebut.
 
Arsitektur
 
Secara umum Masjid Islamic Center Indramayu ini dibangun dengan denah seperti masjid masjid tua bersejarah dunia Islam, terdiri dari bangunan utama masjid diapit oleh dua bangunan sayap disisi kiri dan kanannya, disisi depan terdapat pelataran tengah dengan hamparan rumput sintetis dikelilingi oleh bangunan selasar dan empat bangunan menara di masing masing empat penjuru masjid.
 
Masjid ini memiliki tiga kubah, kubah terbesar diatas bangunan utama diapit oleh dua kubah yang lebih kecil diatas bangunan sayap kiri dan kanan. Halaman masjid ini cukup luas dilengkapi dengan area parkir, taman dan jejeran air mancur memanjang satu aksis dengan pintu utama masjid.
 
Masjid Islamic Center Indramayu (foto: deni_kumbala)
 
Dari arah depan pengunjung akan melewati gerbang besar berlengkung, melewati gerbang itu terhampar pelataran tengah menghadap langsung ke pintu utama masjid. Di area pelataran tengah ini dipasang dua payung seperti payung di pelataran Masjid Nabawi ditempatkan disisi kiri dan kanan beranda bangunan utama masjid.
 
Masuk ke dalam masjid tempak ruang sholat lantai utama yang terhampar luas, enam pilar beton bewarna emas berjejer di samping kiri dan kanan menopang struktur atap dan lantai dua masjid. Sisi dalam kubah dibiarkan terbuka dilukis dengan ornamen langit dan awan putih ditengahnya menggantung satu unit lampu kristal berukuran cukup besar.
 
Mihrab dan mimbar masjid dibuat dari kayu berukir. Mihrabnya dibangun berbentuk gerbang segi empat simetris dengan dinding sisi kiblat dihias dengan ukiran motif floral serta satu kaligrafi kalimat tauhid ditempatkan di sisi kiblat bagian atas.
 
Masjid Islamic Center Indramayu saat proses pembangunan, tampak dibagian depan foto bangunan masjid lama  (foto: Iin Muslichin)

Empat Menara masjid ini masing masing dibangun setinggi sekitar 100 meter dengan gaya arabia yang sangat kental. Lambang bulan bintang menghias masing masing puncak Menara. Penggunaan sistem tata lampu LED pada bangunan masjid ini termasuk pada air mancurnya menghadirkan pemandangan manawan di malam hari.
 
Area Masjid Islamic Center Abdul Manan berada di luas tanah 12 hektar dan baru 6,2 hektar yang dimanfaatkan. Lantai satu mempunyai luas 860 meter persegi yang mampu menampung kapasitas 1.250 jamaah. Sedangkan luas lantai duanya sekitar 737 meter persegi dengan kapasitas daya tampungnya 1.000 jamaah.
 
Adapun kluster masjid seluas 1.800 meter persegi mampu menampung sekitar 2.500 jamaah. Serta selasar penghubung sekitar 1.000 meter persegi diklaim mampu menampung hingha 1.500 jamaah.
 
Masjid Islamic Center Indramayu (foto: Adang Supriatna)
 
Ramai Dikunjungi di bulan puasa
 
Berbeda dengan kondisi masjid sebelumnya ditempat yang sama, kehadiran bangunan masjid Islamic Center Indramayu yang baru ini begitu memikat perhatian warga yang tidak saja datang untuk beribadah namun juga untuk menikmati suasana dimasjid ini. Tak heran ketika hari besar agama Islam, masjid ini selalu dipadati oleh pengunjung.
 
Selama bulan suci Romadhon, Masjid Islamic Center ini, selain tempatnya nyaman dan tenang untuk beribadah, juga cocok untuk ngabuburit alias menunggu datangnya waktu berbuka puasa bersama keluarga. Disekitar masjid terdapat banyak penjual takjil dan aneka makanan berbuka puasa.
 
Masjid Islamic Center Indramayu (foto: onitograph)
 
Di masjid ini, salat tarawih dan witir dilakukan sebanyak 23 rokaat. Dalam pelaksanaan salat sunah tersebut, imam sholat akan menerapkan satu juz per malam. Bacaan imam yang merdu dan terasa adem menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi jemaah untuk sholat di masjid ini.
 
Sebelum pelaksanaan tarawih, akan dilakukan kultum yang disampaikan oleh para ustadz yang sudah terjadwal dan pada sepuluh hari terakhir Bulan Ramadan, diadakan qiyamul lail. Di hari hari biasa Masjid Islamic Center juga menggelar kegiatan pengajian rutin bakda magrib, berupa kajian kitab kuning, kitab Ihya Ulumuddin, tafsir jalalen dan Kitab Madzahibul Arbaah. Pengajian rutin tersebut tetap dilaksanakan selama bulan puasa namun jadwalnya dipindah bakda subuh.***
 
Rujukan
 
https://fajarcirebon.com/masjid-islamic-center-ramai-dikunjungi/
https://jabar.idntimes.com/life/inspiration/langgeng-irma-salugiasih-1/fakta-masjid-islamic-center-syekh-abdul-manan?page=all
https://jabar.poskota.co.id/2021/01/25/bruuuuk-plafon-lantai-dua-masjid-islamic-center-kabupaten-indramayu-ambruk?view=all
http://bappeda.jabarprov.go.id/warga-indramayu-kini-punya-islamic-center-megah/
https://jabar.kemenag.go.id/portal/read/aher-resmikan-masjid-islamic-center-syekh-abdul-manan-indramayu
https://www.cirebonraya.com/ciayumajakuning/pr-4373112142/Inilah-Sejarah-Masjid-Islamic-Center-Indramayu-yang-Diberi-Nama-Syekh-Abdul-Manan
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 

Sabtu, 22 Juni 2019

Masjid Andalusia Islamic Center, Bogor


Berdiri megah di kawasan Sentul City, Kabupaten Bogor, Masjid Andalusia menjadi salah satu masjid pavorit warga Bogor Raya. Dengan arsitektur bangunan yang menawarn ditambah dengan fasilitasnya yang cukup lengkap.

Masjid Andalusia adalah masjid megah yang berada di dalam komplek Islamic Center Andalusia di Jalan H. Juanda kawasan Sentul City, Desa Citaringgul, kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Masjid Andalusia dibangun tahun 2006 yang lalu, pembangunan masjid ini merupakan bagian dari komplek Islamic Center Andalusia yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung termasuk kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Andalusia.

Sebagaimana dijelaskan di situs resminya, Andalusia Islamic Center (AIC) hadir karena kepedulian akan masalah besar bangsa dan umat Islam Indonesia yang di dominasi oleh kemiskinan, keterbelakangan pendidikan serta rendahnya moralitas baik ditingkat birokrasi maupun swasta. Besar harapan dengan segala kekurangan Andalusia Islamic Center (AIC) dapat menjadi Oase Spiritual, Intelektual dan pemberdayaan penguaatan finansial umat yang berdasarkan pada nilai-nilai luhur spiritual Islam.

Masjid Andalusia Islamic Center
Masjid Andalusia STIE Tazkia, Jl. Ir H Juanda No.78 Sentul City
Citaringgul, Kec. Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat 16810



Masjid dan kompleks Islamic Center ini digagas oleh Yayasan Tazkia yang dipimpin oleh M. Syafii Antonio (beliau adalah seorang mu’alaf yang merupakan pakar ekonomi syariah). Beliau menyampaikan bahwa pembangunan Andalusia Islamic Center ini terinspirasi akan kejayaan peradaban kekhalifahan islam di Andalusia (kini Spanyol). Selain kemakmuran rakyat di wilayah tersebut pada waktu itu, kesuksesan mencetak ribuan ilmuwan muslim di berbagai bidang adalah menjadi inspirasi utama.

AIC diharapkan bisa wadah pendidikan dan pencerahan umat Islam di Indonesia, khususnya di Jadebotabek. Keberadaannya, sebagai oase spiritual dan intelektual yang dilandasi nilai-nilai Islam yang sejuk, damai, ramah, progresif, mendorong kemajuan ekonomi dan bisnis sebagai bagian dari ibadah, serta pemberdayaan umat berwawasan rahmatan lil ‘aalamiin.

Ruang sholat utama Masjid Andalusia.
Sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Andalusia Islamic Center, Syaripudin Kusin Sardi, Masjid Andalusia berdiri di atas lahan seluas 1 hektare dengan luas bangunan masjid 1.250 meter dan dapat menampung sekitar 2.500 jema’ah sekaligus. Bangunan masjidnya terdiri dari tiga lantai, ruang perubadatan utama berada di lantai dua dan tiga sedangkan di lantai satu merupakan area pendukung lainnya termasuk ruangan Alhambra. Dan saat ini (Juni 2019) Masjid Andalusia ini sedang dalam proses perluasan di sisi timurnya dan sudah dalam tahap finishing.

Salah satu keunikan masjid Anadalusia ini adalah disediakannya area istirahat bagi para Jemaah. Lantai tiga masjid ini di hari hari biasa digunakan sebagai tempat istirahat bagi Jemaah laki laki, sedangkan untuk Jemaah wanita disediakan tempat istirahat di ruang Alhambra di lantai dasar. Untuk tempat berwudhu tersedia di tiga lokasi. Ada tempat berwudhu di samping kolam di taman samping tempat parkir sepeda motor. Lalu ada area berwudhu dan toilet di lantai dasar, dan area berwudhu dan toilet di lantai mezanin, setelah menaiki tangga pertama menuju ruang sholat utama.

Ornamen indah di bagian dalam kubah Masjid Andalusia.
Ruang Al-Hambra di lantai dasar masjid Andalusia ini merupakan sebuah aula yang cukup besar dengan kapasitas mencapai 600 orang dan juga disewakan untuk umum untuk berbagai keperluan termasuk acara pernikahan. Selain itu masjid ini juga dilengkapi dengan kantin, minimarket, miniatur ka’bah, toko buku, hingga ruang Ruang 4T Quran & Gedung Abdurrahman Bin Auf.

Ruang 4T Qur’an maksudnya adalah ruang tahsin, tahfidz, tarjamah dan tafsir. Ruang belajar 4T Quran terletak disebelah kanan masjid andalusia, bangunan berlantai 2 dengan bentuk memanjang kearah timur ini juga memiliki nama lain yakni Tazkia Quranic and Business Center. nama ini mengemuka sebab gedung abdurrahman bin auf ini memiliki area minimarket, ATM Center dan Toko Buku yang teletak di lantai 1 gedung.

Gedung Abdurrahman bin Auf, Terhubung langsung dengan Masjid Andalusia di sisi selatan.
Sedangkan lantai 2 gedung Abdurrahman bin auf digunakan untuk ruang pembelajaran comprehensive quranic learning andalusia yang dinamai 4T Quran Andalusia. meliputi tahsin, tahfidz, tarjamah dan tafsir. ruang dengan AC dan puluhan kursi kuliah ini sengaja disiapkan untuk mendukung kenyamanan belajar dalam kelas. Kajian untuk umum di masjid ini diselenggarakan setiap bakda sholat Subuh, Zuhur dan Magrib. Di dalam kompleks yang sama juga berdiri kampus STIE Tazkia (Tazkia University College Of Islamic Economics), TK Islam Terpadu Tazkia (Tazkia Global Islamic School).

Meski berada di lingkungan kampus, masjid ini terbuka untuk umum. Area parkirnya cukup luas, parkir kendaraan roda empat ada di sebelah kiri gerbang utama, parkir kendaraan roda dua berada di belakang masjid, berdekatan dengan lapangan tempat miniatur Ka’bah berada dan tidak ada tarif parkir dan petugas petugas disini pun cukup ramah terhadap pengunjung. Hanya saja selayaknya tempat ibadah, ada himbauan tertulis untuk berbusana Islami / sopan, dan dilarang merokok di lingkungan masjid.

Lantai mezanin, sebelah kiri tempat wudhu jemaah wanita, sebelah kanan tempat wudhu jemaah pria. naik ke tangga menuju ke ruang sholat utama di lantai dua.
Bangunan masjid Andalusia ini dibangun dalam arsitektur masjid modern. Dengan bentuk dasar bangunan kubus, beratap beton. Sebuah kubah besar dengan dominasi warna biru dihias dengan ornamen geometris perpaduan bewarna biru, kuning emas dan putih. Puncak kubah hanya dihias dengan satu bentuk lancip tanpa ornament tambahan.

Empat menara menjulang tinggi dibangun di empat sudut atap masjid. Ke empat menara yang dibangun ramping ber-ujung lancip. Fasad bangunan menaranya di hias dengan jendela jendela kaca dengan hiasan mozaik warna warni. Ujung lancip menara dihias dengan ornament zigzag berwarna putih dan biru. Bangunan masjid yang sangat menawan.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Sabtu, 15 Juli 2017

Masjid Islamic Center Santa Ana

The Islamic Center Santa Ana

Dibangun oleh Muslim Champa di Amerika Serikat

Terusir dari kampung halaman dan dari tanah kelahiran, tak memadamkan cahaya Islam dari muslim champa di Santa Ana, California, Amerika Serikat ini. Puluhan tahun lalu mereka dan keluarganya mengungsi ke Amerika Serikat untuk menyelamatkan diri dan kini komunitas muslim Champa ini tetap mempertahankan ke-Islaman mereka dan lebih dari itu mereka mampu menebarkan cahaya Islam kepada komunitas warga Amerika Latin yang juga tinggal di lingkungan mereka.

Kini sebuah Masjid dan Islamic Center sudah berdiri sebagai pusat aktivitas ke-islaman mereka, tidak hanya bagi muslim Champa namun juga di gunakan dan dikelola bersama sama dengan muslim Amerika Latin. Masjid dan Islamic Center ini juga telah menjadi rumah pemersatu bagi Muslim Champa dan Muslim Amerika Latin sekaligus menjadi masjid pertama di wilayah selatan California yang menggunakan Bahasa Spanyol (yang merupakan Bahasa warga Amerika Latin) sebagai salah satu Bahasa pengantar di masjid mereka.

Islamic Center Of Santa Ana
1602-1610 E First St, Santa Ana
CA 92701 Amerika Serikat



Sejarah Muslim Champa di Amerika

Di awal tahun 1980-an gelombang besar pengungsi Kamboja melarikan diri dari negara mereka ke Amerika Serikat untuk menghindari apa yang disebut oleh dunia internasional sebagai “killing fields” atau ladang pembantaian, sebuah pembunuhan masal paling menakutkan dalam sejarah Indocina yang dilakukan oleh rezim komunis Khmer Merah pimpinan Pol Pot.

Banyak dari mereka yang kemudian datang ke Orange County dan tinggal di kawasan Minnie Street di Santa Ana, California, menempati apartemen dengan sewa murah di kawasan tersebut. Di tahun 1982, lima dari pengungsi Kamboja ini membentuk the Indo-Chinese Muslim Refugee Association of the United States (IMRA) bersama dengan beberapa anggota lainnya.

Mereka mengumpulkan berbagai sumberdaya, menyewa sebuah apartemen kecil dan mulai bahu membahu membantu warga muslim Kamboja lainnya yang tinggak di kawasan tersebut. Termasuk memberikan kursus Bahasa inggris gratis, konsultasi gratis serta menjadi penterjemah dadakan bagi para tetangga mereka yang tidak mampu berbahasa Inggris.

Di tahun 1983 mereka menerima dana tunjangan untuk pertama kalinya sebesar $64,000 dari Kantor Federal Urusan Penempatan Pengungsi Amerika Serikat (Federal Office of Refugee Resettlement) untuk tunjangan kerja, dan program tersebut berlanjut baik cakupan maupun nilai nya.

The Islamic Center Santa Ana sebelumnya merupakan bangunan tempat pemulasaran jenazah.

Seiring perjalanan waktu, kebutuhan komunitas pun kemudian ditambahkan ke dalam program tersebut termasuk berbagai macam jenis pelatihan, program selepas jam sekolah bagi remajam pendidikan usia dini hingga ke akses kesehatan dan resolusi trauma.

Beberapa tahun berlalu lembaga yang dibentuk oleh muslim kamboja ini tidak saja semata mata mengurusi warga Kamboja saj, namun juga merambah menangani pengungsi dari wilayah lainnya termasuk dari Vietbam, Laos, Iran, Iraq, Afganistan, Rusia, Ukraina, Bosnia, Ethiopia dan Somalia.

Organisasi ini menjalin kerjasama dan saling dengan para klien serta lembaga lembaga terkait, sejak memulai aktivitas mereka di tahun 1983 hingga saat ini, lembaga tersebut telah menangani penyaluran dana lebih dari $20,000,000 baik dari individu maupun dari public yang digunakan untuk membantu ribuan pengungsi mendapatkan pekerjaan, memperbaiki taraf mereka dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik termasuk program kesehatan, peningkatan pengetahuan, kemampuan keluarga pengungsi.

Lima belas keluarga Muslim Kamboja di Santa Ana pada awalnya menggunakan sebuah ruangan kecil di apartemen sebagai mushola di lingkungan apartemen sewaan tempat tinggal mereka. Komunitas muslim ini kemudian secara pasti terus berkembang seiring dengan bergabungnya para pengungsi Kamboja dari daerah lainnya pindah ke Santa Ana agar dapat hidup berdekatan dengan saudara sedaerah dengan Bahasa, suku, tradisi dan agama yang sama. Dan mushola kecil itupun sudah tak mampu lagi memadai.

Membangun Masjid dan Islamic Center Santa Ana

Masjid dan Islamic Center Santa Ana ini memang tidak mirip sama sekali dengan bangunan masjid yang biasa kita kenal. Harap maklum, karena memang bangunan tersebut dulunya adalah sebuah bangunan tempat pemulasaran jenazah yang kemudian dibeli oleh komunitas Muslim Kamboja dan dirombak menjadi masjid dan pusat ke-Islaman, dan baru di buka sekitar sebulan yang lalu (Juni 2017) dan diberi nama The Islamic Center of Santa Ana (ICSA), dan tidak saja diperuntukkan bagi muslim Champa Kamboja namun juga menjadi rumah bagi Muslim Amerika Latin.

Interior Masjid Islamic Center Santa Ana

35 tahun setelah itu, Komunitas muslim Kamboja ini bersama sama menggalang dana untuk membeli bekas gedung pemulasaran jenazah yang sudah tidak terbengkalai untuk dijadikan masjid. Gedung pemulasaran jenazah yang sudah lama terbengkalai tersebut kemudian di renonasi dan ubah fungsi menjadi masjid dan Islamic Center, seluruh proses renovasi selesai dan mulai digunakan bulan lalu.

Merangkul Warga Latin

Sekitar 78% warga Santa Ana merupakan para imigran dan keturunan Amerika Latin dan sehari hari menggunakan Bahasa Spanyol selain Bahasa Inggris. menyadari hal itu IMRA melaui ICSA melakukan langkah langkah pendekatan kepada lingkungan mereka yang mayoritas berasal dari Amerika Latin tersebut, dan hal tersebut membuahkan hasil.

Seiring berjalannya waktu da’wah yang dilakukan muslim Champa ini telah menarik perhatian warga Latin di Santa Ana, kini menjadi pemandangan biasa di masjid dan di Santa Ana bila ada kegiatan peribadatan ataupun aktivitas sosial terjadi pembauan antara muslim Champa dan muslim Amerika Latin. Bahkan di masjid Islamic Center Santa Ana juga menggunakan Bahasa latin sebagai salah satu Bahasa pengantar dan Bahasa khutbah sholat jum’atnya.

Tidak saja aktivitas peribadatan, ICSA juga mengorganisir beragam aktivitas sosial seperti yang paling populer mengorganisir dapur umum gratis untuk warga sekitar dan mengadakan Taco Trick Iftar, semacam mobil rumah makan bergerak untuk melayani muslim untuk berbuka puasa yang dikelola bersama sama oleh muslim Champa dan Muslim Latin Jemaah Masjid dan ICSA ini.

Pembauran dan persatuan muslim Champa dengan Muslim Latin ini terjadi secara alamiah. Warga Amerika Latin merupakan minoritas di AS, dan muslim Champa yang hidup Santa Ana ditengah tengah warga Latin ini dengan sendirinya menjadi kaum minoritas ditengah minoritas. Dan digunakannya Bahasa Spanyol sebagai Bahasa pengantar di Masjid dan Islamic Center Santa Ana, menjadi magnet tersendiri bagi warga Latin di Santa Ana.***

Baca Juga

Rabu, 17 Agustus 2011

Islamic Center Kota Bekasi

Masjid Jami' Nurul Iman sumbangan dari Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila di komplek Islamic Centre Kota Bekasi.

Islamic center kota Bekasi berada di pusat kawasan bisnis kota Bekasi. Sejarah pembangunan Islamic center ini tak lepas dari nama KH Nur Ali, Pahlawan Nasional yang merupakan putra daerah Bekasi. Dibangun dimasa kota Bekasi masih merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bekasi. Kini ketika Kota Bekasi sudah menjadi salah satu kota mandiri salah satu kota penyanggah Ibukota negara, Islamic Center kota Bekasi seakan menjadi oase ditengah belantara kota bekasi yang pelan tapi pasti bergerak menjadi bagian dari perkembangan megapolitan Jakarta.

Alamat dan Lokasi Islamic Center Bekasi

Jln. Ahmad Yani No. 22 Kota Bekasi
Propinsi Jawa Barat


Ide Pendirian

Gagasan mendirikan Islamic Centre Bekasi datang dari KH. Noe Alie (Pahlawan Nasional) ketika dalam suatu kesempatan beliau mengatakan kepada Bupati Bekasi H. Suko Martono sebagai berikut : “Saudara Bupati kita belum mempunyai sesuatu yang seperti Islamic Centre. Mumpung saudara jadi Bupati, coba dipikirkan bagaimana cara mewujudkannya”. Pada kesempatan ini sebelum mengutarakan keinginannya kepada Bupati Bekasi, KH. Noer Alie menyampaikan pula pesan yang sama kepada Ketua DPRD II Kabupaten Bekasi yang pada waktu itu dijabat oleh H.M. Roesmin.

Persisnya pesan
KH. Noer Alie berbunyi sebagai berikut : “Mumpung ente punya wewenang untuk kenang-kenangan ummat islam Bekasi, tolong wujudkan Islamic Centre, mudah-mudahan apabila saya meninggalkan Bekasi ini, mata saya merem”. Dan gagasan tersebut mendapat sambuatan baik dari berbagai pihak baik dari para tokoh Ulama dan Umaro termasuk dari kalangan tokoh masyarakat, para anggota DPRD, Alim Ulama, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bekasi dan Persaudaraan Haji Bekasi dan masyarakat lainnya.

Foto panorama Masjid & Islamic Centre Kota Bekasi.

Sejarah Pembangunan Islamic Centre Kota Bekasi

Panitia Pembangunan

Panitia pembangunan Islamic Center Bekasi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah TK II Bekasi Nomor: 451.i/SK.394A/Kesra tertanggal 10 Juli 1990 tentang Pembentukan Panitia Pembangunan Gedung Islamic Centre Kabupaten daerah Tingkat II Bekasi. Surat Keputusan Bupati itu berisi dua hal pokok, yaitu: Pertama, mengenai susunan panitia Pelaksana Pembangunan secara terpadu. Kedua, mengenai pedoman Pelaksana Pembangunan Islamic Centre Bekasi.

Kepanitiaan terdiri dari Pelindung, Penasehat, Pengurus Harian dan Pengurus Pleno. Pelindung terdiri dari para pejabat teras pemerintahan Kabupaten Bekasi. Sedangkan penasehat diisi oleh selain para pejabat, juga melibatkan ulama dan para pemuka masyarakat. Komposisi Pengurus harian dan Pengurus Pleno juga merupakan perpaduan unsur aparat pemerintah, ulama dan pemuka masyarakat. Duduk sebagai Ketua Umum Harian,
H. Roesmin (Ketua DPRD), Ketua I dijabat oleh Drs. H. Dede Satibi (Sekwilda), Ketua II dipercayakan kepada H.. Saady Muchsin (tokoh masyarakat), Ketua III dipegang oleh dr. H. SubkiAbdul Kadir (Cendekiawan/Ulama) dan Ketua IV H. Abdul Manan (Ketua DPD Golkar). 

Menara Ir. Widiyanto
Biaya Pembangunan Islamic Center Kota Bekasi

Di dalam salah satu diktum SK Bupati Tanggal 10 Juli 1990 itu disebut bahwa, “Segala biaya yang diakibatkan oleh penetapan surat keputusan ini dibebankan kepada usaha swadaya panitia dan bantuan dari APBD Tingkat II Bekasi.”

Dalam Pedoman Pelaksanaan Pembangunan, digariskan pula petunjuk pentahapan pelaksanaan dan pengawasannya yang meliputi: pertama, Tahapan Pembangunan yang terdiri dari bangunan Auditorium, Kantor Pengelola, Perpustakaan, Mesjid, Bangunan Asrama, Bangunan selasar dan Plaza serta lapangan parkir. Kedua, Pelaksanaan Pembangunan selain diawasi Direktur Teknis juga dilakukan pengawasan berkala oleh Konsultan Perencana PT. Arsy Wastuady.

Pemilihan Lokasi

Berdasarkan peninjauan dan pembahasan panitia yang dipimpin oleh Drs. H. Dede Satibi (waktu itu Sekwilda Bekasi, sekarang Bupati Garut), H. Roesmin dan H. Saady Muchin, lokasi dimana Islamic Centre berdiri sekarang ini adalah lokasi paling tepat.

lahan seluas 3,6 hektar tempat Islamic Centre Bekasi yang kini berdiri dahulunya merupakan rawa rawa yang memiliki kedalaman hingga empat meter. Lahan tersebut merupakan tanah Hak Pengelola/sebagian dari sertifikat HPL No.I/Marga jaya atas nama PERUM PERUMNAS dengan surat izin penggunaan tanah No. 593.3/1898/Perkot.

Masjid Jami' Nurul Islam
Atas dasar perizinan penggunaan tanah yang ditertibkan Pemerintah Daerah, maka dibuatlah Site Plan Islamic Centre Bekasi dengan penandatanganan Ketua Panitia dan para pejabat Kepala Dinas PUK Kab. Bekasi yang waktu itu dijabat Bambang Supardi, Kabag Pemerintah Umum DT II Bekasi Drs. S. Sihotang, kabag Kesra DT II Bekasi (H.M. Syaiin Sahid), Kepala Kantor Pertanahan Kab. Bekasi (Ir. Widiana Ces), diketahui Ketua Bappeda TK II Bekasi yang kala itu dijabat oleh Drs H. Nonon Sonthanie (saat ini Wali Kota Bekasi) dan disetujui Bupati Daerah Tingkat II Bekasi (
H. Suko Martono). 

Bertindak sebagai Konsultan Perencanaan PT. ARSYWASTUADY pimpinan Ir. Winarto yang selaku Pengawas Berkala. Pelaksanaan pembangunannya diawasi Direktur Teknis. Pelaksana pembangunan fisik gedung digarap oleh PT. Sadari Putra pimpinan Ir. Winarto dengan pelaksana hariannya Tjetjep Kadaruddin. Khusus mengenai pembangunan mesjid Nurul Islam, Pelaksanaannya ditangani oleh Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila.

Sumber Sumber dana

Kupon sumbangan Rp. 80.000,- (delapan puluh ribu rupiah). Partisipasi anggota DPRD Bekasi sebesar Rp 2.500.000,- Dana bantuan suka rela dari para calon jemaah haji tahun 1990 dan 1991 sebesar Rp 450.000.000,-(empat ratus lima puluh juta rupiah). Dana-dana tersebut itulah merupakan yang merupakan modal awal pendirian gedung Islamic Centre Bekasi. Para aghniya (orang-orang kaya) yang dermawan. dari berbagi sumber yang halal dan tidak mengikat panitia Pembangunan Gedung Islamic Centre Bekasi secara berangsur-angsur berhasil menghimpun dana sejumlah sekitar Rp. 8.3 milyar.

Tahapan pembangunan

Pembangunan tahap I yang dilaksanakan pada akhir tahun 1990 meliputi pembangunan Gedung Perpustakaan, gedung Serba Guna dan ruang-ruang kantor, Ruang rapat dll.

Sedangkan Pembangunan Tahap II dilaksanakan tahun 1991 yang meliputi pembangunan Gedung Asrama dan Ruang Makan. Bangunan Islamic Centre Bekasi didominasi Gedung Asrama, Ruang makan dan gedung serba guna serta areal parkir yang luas serta miniatur Ka’bah yang berada di plaza Mesjid. 

Miniatur Ka’bah sengaja dibuat karena erat kaitannya dengan tujuan didirikannya Islamic Center Bekasi sebagai aktifitas ummat islam. Lagi pula Islamic Centre ingin pula berkhidmah kepada jama’ah haji Bekasi terutama untuk transit pemberangkatan dan pemulangan mereka menuju dan dari Tanah Air Suci. Jumlah jamaah haji di bekasi di era 1990an menempati peringkat teratas dari seluruh Daerah Tk. II (Kabupaten dan Kotamdya) di Propinsi Jawa Barat.

Islamic Center Bekasi juga dilengkapi dengan bangunan Masjid, Mesjid Nurul Islam sumbangan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila baru dimulai pembangunannya pada pertengahannya tahun 1992. Dan pembangunannya dirampungkan pada bulan Juli 1993. Prasasti peresmiannya ditandatangani oleh Presiden Soeharto.

Pembangunan tahap III dilaksanakan awal tahun 1993. fokus pembangunan menggarap taman, pelataran parkir, jalan, gapura dan selasar. 
Antara tahap II dan tahap III dibangun pula menara yang dirancang bangun oleh Ir. Widianto. Nama Arsitek dari PT. ARSYWASTUADY yang telah kembali kerahmatullah pada bulan Agustus 1993 ini diabadikan sebagai nama menara Masjid Nurul Islam atas persetujuan keluarga dan ahli warisnya. Kebijaksanaan ini diambil untuk mengenang jasa almarhum.

Pembangunan tahap terakhir selesai pada awal Agustus 1993 atau beberapa hari menjelang acara peresmian Gedung Islamic Centre Bekasi oleh Gubernur Propinsi Jawa Barat H.R. Nuriana tanggal 15 Agustus 1993.

Aktivitas Islamic Center Kota Bekasi

Islamic Center Bekasi saat ini menyelenggarakan berbagai kegiatan diataranya, pertama kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Nurul Islam yang merupakan pengelola Islamic Center, kedua kegiatan rutin yang langsung ditangani oleh badan pengelolah, ketiga kegiatan bersama yang melibatkan institusi lain seperti ICMI, MUI, BKMT dll, dan keempat Islamic Center menjadi fasilitator kegiatan yang diadakan oleh organisaasi lain sperti Depag, KAHMI, MUI, pengajian Almanar dll.

Disamping menyelenggarakan kegiatan bersifat keagamaan dan sosial, Islamic Center Bekasi juga memanfaatkan fasilitas yang tersedia untuk disewakan kepada pihak lain.
Hasil sewa fasilitas inilah yang digunakan oleh Islamic Center untuk membiayai operasionalnya, elain ruang masjid dan perkantoran, di Islamic Center Bekasi juga tersedia perpustakaan yang bisa diakses oleh masyarakat umum.

Dalam Bidang penelitian, pengkajian dan pengembangan, Islamic Center mengadakan kegiatan berupa Mudzakaroh Ulama, remaja dan wanita, studi Islamika, Konsultasi keluarga Muslim, kepustakaan dan penerbitan buku "Data Dakwah" Bekasi. Bidang lainnya seperti pendidikan, penerangan dan Dakwah menyelenggarakan kegiatan berupa pengajian rutin, kursus dan pelatihan serta menyelenggarakan kegiatan dalam rangka hari besar islam.

Tak kalah menariknya di Lokasi Islamic Center juga terdapat Islamic Preschool Centre yang merupakan program taman kanak-kanak dan play grup. Islamic Preeschool Centre ini melakukan kegiatannya dengan pendekatan student centered development dengan berupaya mengoptimalkan perkembangan pada dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik anak dalam bingkai spritual. (bekasinews.com).*

Fasilitas & Kegiatan Islamic Centre Bekasi          

Di dalam komplek Islamic Center Bekasi tersedia p
rasarana terdiri dari :

1.    Mesjid Nurul Islam seluas 860 m2. Tempat ibadah ini mampu menampung kurang lebih 900 jamaah. Pada Shalat Jum’at, Idul Fitri, dan Idul Adha mesjid ini dikunjungi oleh ribuan ummat. Bahkan Plaza, gedung serbaguna dan halaman parkir serta tamanpun dipadati jemaah
2.    Gedung Serbagun Aula KH. Noer Alie 2 (dua) lantai seluas kurang lebih 1330 m2. Gedung ini menampung sekitar 1.100 orang.
3.    Gedung Asrama A (Arafah) dua lantai seluas 1.971 m2. Gedung Arafah ini terdiri dari 32 kamar dan 8 di antaranya berpredikat kamar utama.
4.    Gedung Asrama B (Mina) dua lantai seluas 954 m2. Bangunan ini terdiri dari 14 kamar biasa dan 8 kamar utama serta sebut saja ”kamar khusus” yang berjumlah keseluruhannya 38 kamar biasa dan 8 kamar utama. Keseluruhan kamar tersebut di lengkapi tempat tidur dengan kapasitas 500 orang. Penyediaan gedung dengan banyak tempat tidur ini dimaksudkan untuk menampung keberangkatan dan pemulangan jemaah haji Bekasi.
5.    Ruangan Makan --dua lantai seluas 1.675 m2. Gedung ini dilengkapi dengan kursi dan meja makan berkapasitas kurang lebih 500 orang, ruangan dapur kering, meja pelayanan dan meja kecil. Sejak bulan Juli tahun 2000 –untuk sementara waktu- lantai atas gedung ini digunakan untuk Kantoe Departemen Agama Kota Bekasi.
6.    Gedung Perpustakaan Darul Ulum --2 lantai seluas 620 m2. Gedung ini dilengkapi dengan lemari buku, ruang pelayanan, ruang baca dan ruang perempuan dengan kapasitas kurang lebih 100 orang.
7.    Gedung Muka --yang 2 lantai seluas 1.548 m2 ini lantai atasnya digunakan untuksekretariat yayasan, badan pengelola, Ruang pertemuan Multazam, MUI, BANAS. Sedang ruang–ruang pada lantai bawah digunakan untuk, Kantor ICMI, Sekretariat Ikatan Persaudaraan Haji (IPHI), Kantin, dan beberapa lembaga lain yang menjalin kerja sama dengan Islamic Centre.
8.    Selasar atau Koridor penghubung antar banguna seluas 697 m2, Plaza dan lahan parkir 7.731 m2. Taman dan lahan kosong yang akan direncanakan akan dibangun Gedung Poliklinik. Menara Mesjid yang diberi nama Menara Ir. Widianto. Bangunan Taman kanak-kanak (Islamic Preschool) dan taman bermainnya.

Penggunaan Fasilitas

Secara tetap fasilitas Islamic Centre Bekasi digunakan sebagai tempat ibadah umat Islam, seperti shalat wajib lima waktu, shalat Jum’at, shalat Tarawih, Shalat Idul Fitri, dan Idul Adha.
Termasuk kegiatan lainnya seperti : Resepsi Pernikahan, Rapat, pertemuan, dan diklat instansi pemerintah, Seminar, diskusi , ceramah umum, Rapat kerja parpol, Kegiatan lembaga semi pemerintah seperti PKK tingkat regional maupun nasional. Rapat kerja organisasi kemasyarakatan. Penyelenggaraan testing calon karyawan perusahaan. Penampungan atlet olah raga tingkat daerah bahkan persiapan ke tingkat nasional. Tempat transit dan penginapan para siswa dan mahasiswa yang berwisata. Tempat transit menginap para tenaga kerja Indonesia yang baru pulang dari luar negeri, misalnya dari Jepang. Acara Nikah dan Walimatul arusy (resepsi Perkawinan). Dan lain lain.

Pengurus dan Pengelola Islamic Center Bekasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor : C -740.HT.01.02.Th2007 pengurus dan Pengelola Islamic Center Bekasi terdiri dari

Dewan Pendiri
1. H. Suko Martono
2. H. Roesmin
3. KH. Amien Noer, Lc.
4. Drs. H. Dede Satibi
5. Ir. H. Muhammad Imron Zubaidi
6. H. Saady Muchsin
7. Hj. Yayah Zakiyah.

Dewan Penasihat
1. Walikota Bekasi
2. Ketua DPRD Kota Bekasi
3. Kepala Kantor Departemen Agama Kota Bekasi
4. Ketua MUI Kota Bekasi

PEMBINA
1. H. Roesmin (Ketua)
2. KH. Amin Noer, Lc
3. Drs. H. Dede Satibi
4. Drs. H. Nur Kamal, MZ, SH
5. H. Saady Muksin
6. Hj. Yayah Zakiyah

PENGAWAS

1. Ir. H. Masri Asyik (Ketua)
2. Ir. HM. Imron Zubaidy (Anggota)
3. KH. Nurul Anwar, Lc (Anggota)

Badan Pengurus
Ketua : H. Suko Martono
Wakil Ketua : Drs. H. Muchtadi Muchtar
Sekretaris : Drs. H. Paray Said, MM, MBA
Wakil Sekretaris : Hj. Ida Solihat
Bendahara : Drs. HR. Herry Koesaeri Sulaiman, MM, MBA
Kabid. Pendidikan Dakwah dan Humas : Dr. KH. Zamakhsyari Abdul Majid, MA
Kabid. Kesejahteraan Sosial : Hj. Atifah Hasan, Lc
Kabid. Usaha : H. Heri Budi Susetyo, SE, MBA
Kabid. Pemberdayaan Potensi Umat : Ir. H. Siswadi, MM, MBA

Badan Pengelola
Kepala : H.A. Zaini Arief
Sekretaris : Drs. Muhammad Khozin
Bidang Sarana dan Prasarana : H. Atjun Suandani
Bidang Perpustakaan : H.E. Priyasuganda
Bidang Kebersihan dan Pertamanan : H. Abdul Rouf Bahrum Hamidi
Kaur Personalia : Iing Nafiuddin
Kaur Umum : Acih Suhaenah
Kaur Keuangan : Henny Widyastuty, S. Ag
Kaur Perlengkapan : Dewi Herdwiyana
Bendahara : Aini Nursyafaah, S. Ag

Foto foto Islamic Center Kota Bekasi

Area manasik di Islamic Center kota Bekasi dilengkapi dengan miniatur Ka'bah.

Gedung Islamic Center

Atap bersusun Masjid Nurul Islam, salah satu ciri khas masjid masjid yang dibangun oleh YAMP.

Masjid Jami' Nurul Islam.
Didalam Masjid Jami' Nurul Islam.

Tanda peresmian Masjid Nurul Islam oleh Presiden Suharto selaku ketua YAMP.