Tampilkan postingan dengan label Masjid di Polandia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masjid di Polandia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Mei 2017

Masjid Kruszyniany, Tertua di Polandia

Masjid Kruszyniany merupakan satu dari dua masjid tertua di Polandia, Masjid yang lainnya adalah Masjid Bohiniki.

Desa Kruszyniany merupakan salah satu desa tua di Republik Polandia, sebuah desa yang memiliki warisan masa lalu yang masih bertahan hingga kini. Desa ini merupakan satu dari dua desa Muslim Tatar di Polandia bersama dengan Desa Bohiniki di wilayah Gmina Krynki yang berbatasan langsung dengan Republik Belarusia.

Desa Kruszyniany memiliki pertalian erat dengan desa Bohiniki karena sama sama dua Desa yang dibangun oleh Muslim Tatar di masa lalu, wilayah tersebut merupakan pemberian dari penguasa Polandia, King Jan III Sobieski, melalui traktad Grodno pada tanggal 12 Maret 1679, sebagai imbalan atas keikutsertaan mereka dalam perang melawan Turki.

Wooden Mosque in Kruszyniany / Drewniany Meczet w Kruszynianach
16-120 Krynki, Polandia
kruszyniany.com.pl
+48 502 543 871



Izin pembangunan masjid bagi kaum muslimin di Polandia juga mendapatkan pengesahan dari Parlemen Warsawa di tahun 1556-1557 yang mengizinkan pembangunan masjid dengan izin dari Raja dan Uskup di atas lahan yang diberikan oleh raja. Le,idoam di tahun 1768 memungkinkan muslim disana membangun masjid diatas lahan pribadi maupun di atas lahan milik kerajaan.

Sama seperti Desa Bohiniki, Desa Kruszyniany juga memiliki sebuah masjid tua dari kayu dengan ukuran sedikit lebih besar, dan dibandingkan dengan masjid desa Bohiniki, desa ini bahkan lebih dekat ke perbatasan Polandia dengan Belarusia meski masih sama sama berada di wilayah propinsi yang sama dengan desa Bohiniki.

Masjid Kruszyniany dibuat sekitar abad 16-17 oleh seorang kapten kalvaleri Tartar, Murza Krzeczkowski. Walaupun memang tidak ditemukan catatan resmi tentang kapan masjid ini dibangu. Masjid Kruszniany pertama kali muncul dalam sebuah laporan sejarah di tahun 1829, namun demikian laporan tersebut jelas menunjukkan bahwa masjid tersebut telah ada disana jauh sebelum tahun tersebut.

Masjid tua dari abad ke 17 dan memang sejak awal dibangun dari bahan kayu dan bertahan hingga kini.

Kini hanya dua keluarga Tatar yang masih tingal di desa ini namun masjid ini merupakan tempat persinggahan kaum Tatar untuk merayakan hari-hari besar agama Islam. Masjid yang bentuknya tak berbeda jauh dari masjid Bohoniki ini juga sangat popular oleh penduduk non muslim sebagai obyek wisata. Masjid Kruszyniany telah di syahkan sebagai cagar budaya sejak tanggal 3 Nopember 1960 oleh pemerintah Polandia.

Sebuah pertanyaan menggelitik tentang bentuk masjid masjid tua di Negara Negara Baltik yang hampir semuanya dibangun seperti rumah rumah penduduk kebanyakan dan bahkan lebih mirip dengan sebuah gereja dibandingkan dengan bangunan masjid, hal tersebut di duga karena memang masjid masjid tersebut dibangun oleh para tukang yang beragama Kristen

Para tukang tersebut bahkan belum pernah melihat masjid seumur hidup mereka, maka jadilah masjid yang mereka bangun lebih mirip bangunan biasa yang mereka bangun dengan interior yang sesuai untuk masjid serta arahnya yang mengarah ke kiblat. Dua Masjid tua di Polandia ini ditambah dua Masjid tua di Belarusia dan tiga masjid tua di Lithuania memiliki bentuk yang nyaris serupa karena memang dibangun di era yang hampir bersamaan.

Mimbar dan mihrab di masjid Kruszyniany.

Arsitektur Masjid Kruszyniany

Dibandingkan dengan Masjid Bohiniki, masjid Kruszyniany ini memiliki bentuk yang mirip sebagai sebuah masjid meski sama sama menggunakan bahan kayu sebagai material bangunannya.  Ukuran bangunannya 10x13m, dilengkapi dua dua pintu masuk terpisah untuk Jemaah wanita dan Jemaah pria.

Dua menara yang juga dibangun dari kayu, berdiri mengapit sisi depan masjid ini ditambah dengan satu bentuk menara berukuran kecil di atap masjid sedikit ke tengah. Keberadaan tiga menara ini yang menjadi pembeda antara masjid ini dengan masjid masjid kayu lainnya di Polandia, Belarusia dan Lithuania.

Masjid Krusziniany pertama kali di renovasi tahun 1846 sebagaimana tertulis di salah satu dinding di ruang sholat wanita, renovasi berikutnya dilakukan tahun 19000 dilakukan perbaikan dibagian interior masjid, kemudian renovasi selanjutnya di tahun 1957 yang disebutkan dalam dokumen konservasi merupakan renovasi perbaikan yang cukup besar.

bagian yang menonjol keluar bangunan masjid ini adalah mihrabnya.

Renovasi berikutnya di tahun 1975-1976, dilanjutkan tahun 1992-1993 dilakukan perbaikan atap kubah dan pengecatan bangunan masjid. Dan perbaikan paling ahir dilakukan di tahun 2014 dilakukan perbaikan terhadap masjid ini akibat vandalisme dan juga terhadap pemakaman kaum muslmin yang juga sama sama menjadi korban vandalisme.

Di bagian dalam masjid ini terdiri dari ruang sholat utama di lantai dasar untuk Jemaah pria dan ruang sholat di area balkoni untuk Jemaah wanita. Sebuah mimbar dari kayu berdiri kokoh di dalam masjid ini bersebelahan dengan sebuah mihrab yang berbentuk sebagai sebuah ceruk berbentukss egi empat. Sedangkan diisi luar bangunan, masjid ini dikeliingi oleh pagar dari susunan batu alam setinggi sekitar 60cm.***


Sabtu, 13 Mei 2017

Masjid Bohoniki, Polandia

Masjid sederhana terbuat dari kayu menjadi cici ciri masjid peninggalan era kejayaan Lithuania pada masa kejayaan Kaisar Vytautas termasuk masuk masjid tua Boniniki di Polandia ini.

Bohiniki adalah sebuah desa kecil di sebaah timur laut Polandia yang berada tak jauh dari garis perbatasan negaranya dengan Republik Belarusia serta Lithuania. Penduduk desa kecil Bohiniki ini tak lebih dari 100 jiwa, namun alam sejarahnya yang begitu panjang memang memiliki keterkaitan dengan Belarusia dan Lithuania, mengingat ketiga negara tersebut pada abad ke 14 pernah terikat dalam persemakmuran.

Dimasa itu, Muslim Tatar dari semenanjung Krimea (Ukraina) masuk ke wilayah Persemakmuran Lithuania-Polandia atas undangan dari Raja Vytautas. Muslim Tatar  yang terkenal sebagai pasukan perang terlatih ini pada awalnya menetap di sekitar ibukota Lithuania dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah persemakmuran tersebut, dan pada saat persemakmuran dibubarkan membentuk negara masing masing, desa Bohiniki kini masuk ke dalam wilayah negara Polandia.

Meczet w Bohonikach
16-100 Bohoniki, Gmina Sokółka, Polandia
Koordinat: 53°23′N 23°36′E



Desa Bohoniki ini merupakan salah satu desa muslim Tatar di Polandia, Muslim Tatar di kawasan Baltik seringkali disebut dengan Lipka Tatar, Lipka merupakan nama lain dari Lithuania, dan Lithuania yang dimaksud adalah wilayah Lithuania di masa lalu yang meliputi wilayah yang jauh lebi luas dibangingkan dengan wilayah republic Lithuania saat ini, dan Polandia merupakan bagian dari wilayah persemakmuran bersama Lithuania-Polandia di masa lalu, begitupun dengan Belarusia, sebagian Ukraina dan Latvia.

Sejarah yang membentang 7 abad itu meninggalkan begitu banyak artefak dari masa lalu termasuk komplek pemakaman muslim yang berusia berabad abad, masjid dan masyarakat muslim Tatar yang masih eksis hingga hari ini di desa Bohiniki, meskipun mereka tak lagi berbicara dalam bahasa Tatar.

Desa Bohiniki merupakan satu dari dua Desa yang dibangun oleh Muslim Tatar di masa lalu, wilayah tersebut merupakan pemberian dari penguasa Polandia, King Jan III Sobieski, di sekitar abad ke 17, kepada kaum Muslim Tatar sebagai imbalan atas keikutsertaan mereka dalam perang melawan Turki.

Masjid Bohiniki dari arah sisi kiblat. bagian yang menjorok keluar dari bangunan utama itu adalah bagian mihrab.

Penduduk desa ini sebenarnya mencapai 3000-an jiwa namun sebagian besar dari mereka tertutama kaum muda sudah pindah ke pusat kota ataupun ke luar negeri untuk kehidupan yang lebih baik, Tersisa orang orang tua masih tinggal dan menetap di desa ini. Di masa kemerdekaan Polandia, kini desa Bohiniki telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh pemerintah Polandia sejak tanggal 20 Nopember 2012 dibawah pengelolaan Badan Cagar Budaya Nasional Polandia.

Masjid Bohiniki

Desa Bohiniki telah lama memiliki sebuah bangunan masjid tua yang dibangun dari kayu dengan arsitektur mirip dengan kebanyakan bangunan rumah rumah penduduk disana. Tidak ada data pasti kapan masjid ini dibangun, mengingat bahwa usia desa ini sudah begitu tua setua usia peradabannya, namun diperkirakan masjid kayu ini dibangun tahun 1873.

Di tahun tersebut terjadi kebakaran yang menghanguskan masjid desa Bohiniki dan kemudian ditahun yang lama dilakukan pembangunan masjid dimaksud. Kebakaran tersebut menghanguskan masjid desa Bohiniki yang terletak di sebelah pemakaman bersejarah di bagian timur dari desa, yang sudah ada sejak sekitar abad kedelapan belas, atau bahkan mungkin sejak abad ketujuh belas.

Interior Masjid Bohiniki, meskipun kecil dibangun dua lantai, Lantai atas (balkoni) hanya untuk jemaah wanita.

Selama Perang Dunia II, masjid ini dihancurkan oleh Wehrmacht, yang mengubah bangunan menjadi sebuah rumah sakit lapangan. Setelah 1945, masjid telah mengalami banyak renovasi kecil. Ada rencana untuk ekspansi masjid, namun terhalang oleh status masjid tersebut sebagai cagar budaya yang harus di konservasi.

Namun demikian, renovasi terhadap masjid ini tetap dilaksanakan tahun 2003 untuk menjaganya dari kerusakan. Atapnya yang semula dari timah dan sudah rudak diganti baru dengan sirap. Dan proses renovasi menyeluruh dilakukan pada tahun 2005. Proses renovasi dilakukan semata mata untuk kepentingan konservasi, seluruh pross dilakukan merujuk kepada bentuk dan material aslinya.

Arsitektur Masjid Bohiniki Tradisi Unik Pengunjung Non Muslim

Penampilan masjid Bohoniki mengingatkan kita pada sekolah di film Little House in The Prairie. Bukan di tengah padang rumput, tapi di tengah hamparan ladang gandum yang luas. Masjid ini merupakan satu dari dua pemukiman asli Tatar yang tersisa. Dibuat pada abad 17 dari kayu. Memiliki dua ruang kecil untuk shalat. Satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan. Hanya satu pintu masuk, dengan hiasan dinding kutipan dari ayat-ayat Al Qur’an menjadikan masjid ini tampak begitu sederhana.

Masjid Bohiniki dimusim salju yang membeku.

Tidak jauh dari desa ini, di hutan, terdapat pemakaman Islam, dimana makam-makam kuno dan baru berpadu membentuk garis-garis teratur. Nama-nama yang tertulis di makam tersebut kadang dari kata-kata bahasa Arab, namun juga ada yang berbahasa Polandia dengan simbol bulan sabit. Makam ini juga menjadi tempat yang kerap dikunjungi pengunjung Muslim, karena pemakaman ini merupakan salah satu dari tiga pemakaman muslim yang terdapat di Polandia.

Masjid Bohoniki ini juga sangat popular oleh penduduk non muslim sebagai obyek wisata. Lucunya, penduduk non Muslim yang ingin berkunjung ke masjid ini masuk dengan ritual dengan membuat tanda salib, seperti hendak memasuki gereja. Hal ini menunjukkan penghargaan kaum non muslim terhadap masjid setara dengan penghargaan mereka terhadap tempat ibadah mereka sendiri.***


Selasa, 05 Juni 2012

Masjid Euro 2012 Polandia

Empat Masjid di Empat Kota penyelenggara Euro 2012 Polandia

Pesta sepakbola Eropa empat tahunan Euro 2012 akan segera bergulir di dua Negara, Polandia dan Ukraina. Dua Negara yang dulunya pernah sama sama dalam pengaruh Uni Soviet, Ukraina sendiri bahkan pernah menjadi bagian dari Uni Soviet sedangkan Polandia dengan Ibukotanya Warsawa bahkan pernah di caplok sebagian wilayahnya oleh Soviet,sementara sebagaian lainnya dicaplok oleh Nazi Jerman.
 
Paska keruntuhan Uni Soviet di awal 1990-am, dua Negara ini mengalami perubahan luar biasa. Tak tanggung tanggung Polandia bahkan kini bergabung dengan Nato yang di masa lalu justru merupakan blok yang berseberangan dengan Polandia. Kini Polandia juga bergabung dengan Uni Eropa.

Lokasi empat kota penyelenggara EURO 2012 Polandia dengan masjid-nya

Ada empat kota di Polandia yang akan menjadi tuan rumah penyelenggara Euro 2012 yakni Warsawa bertempat di National Stadium, Warsaw, Gdańsk dengan stadion PGE Arena Gdańsk, Wrocław dengan Stadion Miejski dan kota Poznań dengan Stadion Miejski (Poznań). Tahukah anda di dua Negara penyelenggara EURO 2012 ini ada komunitas muslim yang sudah eksis disana sejak berabad lalu meski jumlahnya merupakan minoritas di dua Negara tersebut.
 
Ada kaum musliminnya sudah barang tentu ada pula masjidnya. Di Polandia dan Ukraina sudah berdiri beberapa masjid megah meski tentu saja tak sebanyak dan tak sebesar masjid masjid di Indonesia dan dunia Islam lainnya. Berikut masjid masjid di yang ada di kota kota penyelenggara EURO 2012 Polandia. Masjid masjid Ukraina, Insya Alloh akan menyusul di posting berikutnya.

1. Masjid Warsawa – di Ibukota Polandia

Masjid Warsawa di wiertnicza 103 Warzawa 

Warsawa atau Warszawa, ibukota Negara Polandia ini berpenduduk mayoritas Katholik, disusul oleh Yahudi dan agama agama minoritas termasuk agama Islam. Populasi Muslim di Polandia saat ini tak diketahui dengan pasti karena agama tak ditanyakan dalam pelaksanaan sensus nasional terakhir, tahun 2002. Namun, diperkirakan, di seluruh Polandia terdapat 30.000 pemeluk Islam, dengan 3.000 sampai 5.000 di antaranya adalah keturunan Tatar.
 
Di kota Warsawa hanya ada satu masjid bagi muslim kota itu yakni Masjid Warsawa sebuah masjid yang merupakan sebuah bangunan biasa yang dibeli oleh muslimin kota Warsawa lalu direnovasi dan di alihfungsi menjadi sebuah masjid. Untuk membedakannya dengan bangunan disekitar, muslim disana membangun ornamen beton di depan masjid ini dengan bentuk lengkungan dan kubah kubah kecil di ujung atasnya. Masjid Warsawa resmi dibuka pada tahun 1993. Bangunan di jalan Wiertnicza 103 ini, selain berfungsi sebagai masjid disini juga terdapat kantor kecil untuk urusan agama Islam dan lembaga kebudayaan islam.

Islamic Centre Warsawa
Wiertnicza 103, Warsaw, 1222 , POLAND


Ruangan masjid tersebut selalu dipenuhi umat Islam terutama di hari Jum’at, hari-hari Ramadhan, Sholat Iedul Fitri dan Iedul Adha. Ketika Masjid Warsawa pertama kali dibuka, jemaah masjid ini puluhan jemaah saja. Namun kini setiap sholat jum’at ratusan jemaah memadati Masjid Warsawa dan sudah tidak tertampung oleh masjid kecil itu. Menurut informasi beberapa forum muslim di Warsawa, masih aada sekitar tiga tempat ibadah ummat Islam yang tersebar berjauhan di Warsawa. Namun tidak berbentuk seperti sebuah bangunan masjid namun hanya sebuah ruang sholat sangat sederhana.

2. Gdańsk Mosque / Masjid Kota Gdańsk

Masjid di kota Gdansk, Benar benar berwujud sebuah bangunan masjid megah tidak seperti tiga  masjid lain-nya

Masjid di Kota Gdansk ini dibangun oleh muslim Tatar di Polandia pada tahun 1990. Artisitektural masjid ini benar benar menampilkan sebuah bangunan masjid utuh sebagaimana masjid universal yang kita kenal lengkap dengan kubah dan menaranya. Masjid Gdansk memiliki multifungsi, sekaligus sebagai Pusat Kebudayaan dan Informasi Islam.Masjid Gdansk menjadi tempat yang khusus karena memiliki menara. Uniknya, Masjid di kota Gdansk ini berdekatan dengan sebuah Gereja Katholik Roma, sehingga terkadang suara azan dari menara masjid bersahutan dengan dentang lonceng gereja.

Masjid Gdansk
ul. Abrahama 17A.,
Gdansk, Pomorskie 80-278, POLAND


Di kota Gdanks diperkirakan ada sekitar 5000 muslim Tatar yang bertahan dari tekanan luar biasa selama rezim komunis berkuasa di Polandia. Mereka tetap mempertahankan budaya dan identitas ke-Islaman mereka hingga kini. Masjid di kota Gdansk ini mulai dibangun dengan peletakan batu pertama pada September 1984, dan diresmikan tahun 1990. Selain menjadi tempat ibadah Masjid Gdansk juga dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan dan menyelenggarakan pelatihan bahasa Arab. Masjid bergaya Turki ini dirancang oleh Arsitek Polandia, Marian Wszelaki.

3. Islamic Center Wrocław

Islamic Center Kota Wrocklaw bertempat di sebuah bangunan Villa

Islamic Center Wroclaw atau biasa disebut juga sebagai Muslim Cultural and Educational Center, di kota Wroclaw ini tidaklah berwujud sebagai sebuah bangunan masjid. Islamic Center ini mengambil tempat disebuah bangunan Villa tua di kawasan St. Anthony Street, Kasprowicz 24, Wroklaw. Polandia. Bangunan tersebut dibeli oleh Asosiasi Kebudayaan dan Pendidikan Muslim kota Wrockla dibawah penanganan para tokoh muslim setempat.

Muzułmańskie Centrum Kulturalno-Oświatowe we Wroclawiu
Islamic Cultural And Educational Center in Wroclaw
aleja Jana Kasprowicza 24A, 51-137 Wrocław, Polandia


Islamic Center ini juga menjadi rumah bagi Liga Muslim di Polandia cabang kota Wrocklaw yang diketuai oleh Dr. Abdul Salam Al-Medhagi dan Asosiasi Mahasiswa Muslim Polandia cabang Wrocklaw yang diketuai oleh Osama Samara. Lantai paling bawah bangunannya digunakan bagi dua ruang kelas dan dapur. Sementara lantai dasarnya difungsikan sebagai Ruang Sholat dan kamar mandi, toilet dan area berwudhu. Sedangkan lantai dua masjid digunakan sebagai kantor bagi Direktur Islamic Center Wrocklaw, Dr Imam Ali Abi Issa. Selain itu dilantai ini juga menjadi kantor Editor Majalah Islam “As-Salam”, tiga ruang kelas dan perpustakaan.

Selain menjadi pusat peribadatan komunal muslim Wrocklaw, termasuk penyelenggaraan sholat fardhu lima waktu berjama’ah, sholat Jum’at dan dua hari raya, Islamic Center ini juga mengelola Remaja Masjid (Youth Club) dengan beragam aktivitasnya, sekolah dasar Islam, eksebisi dan pameran Islam yang biasa diselenggarakan dengan tajuk “Mosque Open Day”, dan menerbitkan Majalah Islam As-Salam.

4. Muslim Cultural Center, Poznan

Pusat Kebudayaan Islam Kota Poznan bertempat dibangunan layaknya Ruko.

Sama seperti di kota Wrockla, di kota Poznan ini, satu satunya masjid yang ada tidaklah berwujud sebagai sebuah bangunan masjid umumnya. Masjid Kota Poznan inipun bahkan tidak menyebut dirinya sebagai masjid tapi sebagai Pusat Kebudayaan Islam Posznan atau Muslim Cultural Center Poznan (MCCP) yang dalam bahasa setempat disebut sebagai Muzułmańskie Centrum Kulturalno Oświatowe (MCKO).

        Muslim Cultural and Educational Center in Poznan
        Muzułmańskie Centrum Kulturalno-Oświatowe w Poznaniu
        Biedrzyckiego 13, 60-272 Poznań, Polandia


Meski berukuran kecil, Muslim Cultural Center Poznan dilengkapi dengan fasilitas ruang sholat beserta pendukungnya yang sudah dipisahkan untuk jemaah pria dan wanita. MCKO ini begitu padat dengan beragam aktivitas syiar Islam. Setiap pecan MCKO mengadakan ta’lim yang bertajuk “Discover Islam", yang menjadi rangkaian kuliah umum tentang Islam serta kebudayaan dan tradisi Muslim. Dan satu penggalan status update-nya di akun face book mereka tanggal 4 Juni 2012 berbunyi  “….we do not have camels :)”. Sebuah gurauan dan sindiran yang cukup menarik.

Jadi, bila memang sudah packing barang, booking tiket penerbangan dan sebagainya, jangan lupa ya, di ingat ingat alamat masjid di atas. Pesan orang tua dan para guru “nonton bola sih nonton bola, tapi, dimana tempat pun bila dah tiba waktu-nya, kudu sholat dulu. Dan sholat yang utama bagi muslim adalah di masjid. Dan bila sedang di empat kota penyelenggara Euro 2012 di Polandia, ada baiknya singgah sebentar ke masjid masjid tersebut. Semoga bermanfaat. Wassalamualaikum.***

Minggu, 03 Juni 2012

Masjid Warsawa - Polandia

Masjid Warsawa, Polandia.

Polandia atau resminya bernama Republic of Poland atau dilidah orang Indonesia menjadi Republik Polandia, kini sedang menyiapkan diri untuk perhelatan akbar Piala Eropa 2012 atau Euro 2012 akan dilaksanakan di Polandia bersama Ukraina tanggal 8 Juni hingga 1 Juli 2012 nanti. Upacara Pembukaan Euro 2012 akan dilakanakan di Warsawa, Polandia, sedangkan upacara penutupannya akan diselenggarakan di Kiev, Ukraina, tetangga sebelah baratnya Polandia.
 
Di Kota Warsawa, ibukota Polandia, terdapat sebuah Masjid bernama Masjid Warsawa, masjid ini merupakan masjid pertama yang berdiri di Warsawa dan hingga tulisan ini ditayangkan masih menjadi satu satunya masjid resmi di kota Warsawa. sementara di Kota Kiev, Ukraina yang akan menjadi penyelenggara penutupan Euro 2012 ada Masjid Ar-Rahma yang juga satu satunya di kota itu, namun lengkap dengan berbagai fasilitas penunjangnya dan mendapat perhatian penuh dari pemerintah Ukraina. Jadi bila anda salah satu dari pecinta bola yang akan menikmati pertandingan langsung di dua kota itu, sempatkan singgah ke masjid masjid itu ya.


peta Polandia
Sekilas Tentang Polandia
Sejarah politik dunia mencatat Polandia sebagai rumah tempat lahirnya Fakta Warsawa. Menandai perubahan peta politik dunia menjadi tiga blok politik. Blok Timur di komandoi oleh Rusia dengan Uni Soviet-nya, Blok barat di komandani oleh Amerika dan sekutunya. Dan tentu saja Blok Negara Negara yang tidak masuk salah satunya lalu bergabung dalam Gerakan Non Blok, di motori oleh Indonesia.
 
Sejarah penerbangan telah mencatat Polandia sebagai Negara yang kehilangan presidennya yang sedang berkuasa akibat kecelakaan penerbangan. kecelakaan pesawat tragis yang merenggut nyawa hampir 100 tokoh terkemuka di negara itu, termasuk Presiden Polandia, Lech Kaczynski. Sedangkan Ummat Katholik sedunia mengingat Polandia sebagai tempat lahirnya Paus Paulus Johanes II.
 
Sejarah perang mencatat Polandia sebagai Negara paling remuk dan hancur ketika perang dunia kedua meletus. Polandia menjadi pusat perebutan dan pertempuran sengit antara pasukan Nazi Jerman dengan Uni Soviet pada bulan September 1939, berujung kepada kemenangan Uni Soviet yang kemudian merubah Negara itu menjadi Republik Komunis Polandia dan bergabung dengan blok timur. Diperkirakan enam juta rakyat Polandia tewas dalam perang brutal tersebut. Tak sampai disitu sebagian wilayah nya di caplok oleh Jerman sementara sebagiannya lagi di kuasai secara utuh oleh Uni Soviet.

Masjid Warsawa sejatinya hanyalah gedung biasa yang kemudian di renovasi menjadi sebuah masjid. Bangunan masih berbentuk aslinya hanya ditambah ornament beton di sisi depan masjid mengarah ke jalan raya sebagai petanda bahwa bangunan ini adalah sebuah masjid.

Orang Indonesia akan sangat mudah mengingat Polandia dari bendera kebangsaannya. Bendera kebangsaan Polandia merupakan kebalikan bendera kebangsaan Indonesia. Putih Merah. Polandia ber-ibukota di Warsawa, bahasa resminya adalah Polski, orang-nya disebut Polish, bangsanya biasa disebut Polska. Mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 11 November 1918, lalu bergabung dengan Uni Soviet tahun 1945, lalu lepas dari Soviet dan menjadi Republik pada tanggal 13 September 1989 dan kemudian bergabung dengan Uni Eropa di tahun 2004. Dan benar benar menghapus kisah lalu dengan Uni Soviet saat Polandia bergabung dengan NATO pada tahun 1999.

Masjid Warsawa Satu Satunya di Ibukota Negara Polandia

Polandia, kini benar benar sudah berubah. Termasuk kebijakan publik terkait dengan kebebasan menjalan agama. Ummat Islam di Kota Warsawa kini telah memiliki sebuah masjid dan Islamic center meskipun ukurannya relative kecil dan sudah tidak mencukupi untuk menampung jemaah muslim Warsawa yang kian hari menunjukkan tendensi terus bertambah. Masjid Warsawa, merupakan satu satunya masjid di Ibukota Polandia itu. menjadi tumpuan syiar Islam di bekas Negara komunis itu.

Alamat dan Lokasi Masjid Warsawa

Islamic Centre Warsaw
Wiertnicza 103, Warsaw, 1222 , POLAND


Warszawa (biasa dibaca Warsawa oleh lidah orang Indonesia, sementara pengucapan yang benar menurut bahasa Poland berbunyi ‘Varsyav’) adalah ibu kota Polandia yang tadinya hancur lebur di saat Perang Dunia II (PD II). Pembangunan kembali pusat kota tua yang jadi kebanggaan masyarakatnya telah sukses mengeruk keuntungan di bidang pariwisata.

Saat muslim yang tinggal di Polandia terus bertambah—meskipun ribuan pelajar datang dan pergi kembali ke tanah air masing-masing, mulailah ada geliat aktivitas keislaman yang akhirnya terbentuklah ‘Liga-Liga Muslim’ di setiap kota sebagai wadah komunitasnya. Masjid Warszawa (yang tampak dalam gambar) terletak di dekat pusat kota Warszawa, Wilanów Wiertnicza 103, sekarang menjadi salah satu dari beberapa rumah ibadah ‘muzułmanom’ (muslim) yang berdiri bebas & resmi dan merupakan masjid aktif di Polandia, dengan Islamic Centre-nya.

Sejarah Masjid Warsawa

Polandia memiliki sejarah panjang sebagai Negara dengan etnis tunggal, 97% penduduk Polandia berasal dari etnis yang sama dan hampir semua warga negara Eropa itu non-Muslim. Dari 38,6 juta warga Polandia, sekitar 96 persen di antaranya beragama Katolik Roma. Islam termasuk agama minoritas bersama Kristen Protestan, Katolik Ortodoks, dan Yahudi.

Masjid Warsawa.

Maka dari itu dapat dimengerti bila kemudian muslim di sana sangat sedikit hanya sekitar 1 persen dari 30 juta-an penduduk Polandia. Kebanyakan muslim disana berasal dari etnis Tatar yang memang sudah menjadi bagian dari Polandia selama ber-abad abad. Namun demikian sebagaimana disampaikan oleh Nezar Sharif, pimpinan Masjid Warsawa, komunitas muslim Polandia terus bertambah dari laju imigrasi dari Negara Negara Islam kesana.

Masjid di Warsawa ini tadinya adalah sebuah vila lalu diadaptasi, resmi menjadi masjid pada tahun 1993. Bangunan di jalan Wiertnicza 103, Warszawa, Polska ini perlahan-lahan merenovasi bangunannya, terbentuk kantor kecil untuk urusan agama Islam dan lembaga kebudayaan islam, meskipun disini tidak memiliki menara. Ruangan masjid tersebut selalu dipenuhi umat Islam terutama di hari Jum’at, hari-hari Ramadhan, Sholat Iedul Fitri dan Iedul Adha. Masjid kecil ini menjadi satu satunya bangunan yang benar benar utuh berfungsi sebagai Masjid di Kota Warsawa.

Ketika Masjid Warsawa pertama kali dibuka, jemaah masjid ini puluhan jemaah saja. Namun kini setiap sholat jum’at ratusan jemaah memadati masjid Warsawa dan sudah tidak tertampung oleh masjid kecil itu. Menurut informasi beberapa forum muslim di Warsawa, ada sekitar tiga masjid kecil lainnya yang tersebar berjauhan di Warsawa. Semua ruang sholat sangat sederhana. Juga ada lumayan banyak kedai daging halal di sana.

Interior Masjid Warsawa tak ubahnya dengan interior masjid masjid lainnya meskipun merupakan sebuah bangunan biasa yang kemudian dikonversi menjadi bangunan masjid.

Sebagai satu-satunya masjid resmi di Warsawa, Masjid Warsawa juga menjadi tempat dilakukan berbagai kegiatan sosial dan pendidikan Islam. juga menjadi semacam pusat informasi tentang Islam. Di sana pula Asosiasi Muslim Polandia yang diketuai oleh Poplawski berkantor, di salah satu ruangan di lantai atas masjid.

Setiap hari Sabtu diselenggarakan kegiatan pendidikan Al Quran bagi anak-anak perempuan, Pengurus masjid dan asosiasi juga sering mendapat kunjungan dari para siswa sekolah Katolik yang meminta diberi penjelasan tentang Islam. Warga Muslim di Warsawa dan di Polandia umumnya tak pernah memiliki masalah serius dengan umat mayoritas Katolik maupun dengan kelompok agama lain. Mereka bebas beribadah dan menjalankan berbagai kewajiban lain sebagai umat Islam. Tak ada larangan, tekanan, dan diskriminasi.

Sementara di sejumlah negara Eropa kini tengah terjadi proses penipisan toleransi terhadap kaum Muslim sebagai dampak peristiwa serangan teror 11 September 2001 di New York dan Washington (yang menewaskan hampir 3.000 orang), di Polandia kehadiran kaum Muslim tetap disambut baik. Mereka diberi hak-hak yang sama dengan warga negara dari golongan lain.

Interior Masjid Warsawa, Polandia.

Selain kota Warsawa, umat Islam yang tersebar di Polandia dapat menikmati ukhuwah islamiyah yang kental di kota Białystok, Gdańsk, Lublin, Poznań, dan Wrocław, semua kota tersebut sudah memiliki pusat keislaman resmi, lengkap dengan kedai makanan halalnya. Di Krakow, insya Allah segera menyusul, sudah ada sinyal positif dari pihak dewan kota untuk menyediakan sarana ibadah bagi umat Islam yang ada di Krakow setelah pengajuan permohonan liga muslim Krakow selalu ditolak berkali-kali, terutama yang paling terasa penting adalah ruangan Sholat Jum’at yang sudah berpuluh-puluh tahun disewa per-minggu, namun ruangan itu hanya sepetak kecil, sekitar 3 x 5 meter persegi dengan satu pemanas.

Ramadhan dan Hari Raya di Masjid Warsawa

Di Polandia, Ramadhan masyarakat muslim Polandia berbondong-bondong menuju mesjid, untuk shalat taraweh ataupun tadarus dan berbuka puasa bersama. Makanan yang menjadi ciri khas berbuka adalah makanan timur tengah. Maklum, hampir sebagian masyarakat muslim disini adalah keturunan timur tengah. Muslim di Polandia menjalani puasa biasanya selama hampir 17 jam. Hal ini dikarenakan waktu berbuka puasa di Polandia pukul delapan malam dan imsak pada pukul tiga dinihari.

Hari Raya Idul Fitri adalah hari yang paling dinanti muslim Polandia. Setelah diumumkan di mesjid Warsawa, biasanya Shalat Ied dimulai jam 09,00 pagi, dan dipimpin oleh Imam Emir Poplawski. Masyarakat Muslim di Polandia keturunan Tartar menyebut Idul Fitri sebagai Hari Ramadhan Bayram (Dni Bayram Ramadhan). Bayram diambil dari bahasa Turki yang berarti perayaan. Di hari paling mulia ini, muslim Polandia yang berusia tua, dan muda semua berbaur dan tampil dengan busana terbaik mereka.

Masjid Warsawa.

Suasana Idul Fitri juga bergema di kota-kota lainnya seperti Wroclaw, Krakow, Lublin, Poznan dan Gdansk pada pusat-pusat kebudayaan Islam sekaligus yang berfungsi sebagai tempat ibadah. Di samping berfungsi sebagai pusat ibadah, tempat-tempat ini juga digunakan untuk dialog dan pertemuan dengan masyarakat yang ingin tahu tentang Islam serta dengan penganut agama lainnya untuk menguatkan citra toleransi beragama yang tinggi di Polandia.
 
Pada perayaan Idul Fitri, Shalat Ied, dilakukan di pagi hari dengan suhu dingin 10 derajat celsius. Sebagaimana di Indonesia, dilaksanakan dua rakaat, dan dilanjutkan dengan khotbah dalam bahasa Arab dan Polandia. Imam fasih berbahasa Polandia karena memang lahir dan besar di Polandia. Imam mengumumkan, sebelum shalat dimulai, umat dipersilahkan untuk membayar zakat fitrah dan bersedekah. Jam 8.30 pagi mesjid telah penuh sesak, sekitar 400 jamaah pria dan wanita dengan ruang terpisah telah mengambil tempat. Ada pula yang mengabadikan suasana bersukacita itu dengan kamera telepon genggam.

Masjid Warsawa terdiri dari dua lantai: wanita di lantai atas sedangkan pria di lantai bawah. Sebagian ruangan dijadikan kantor, dan ruang depan dijadikan toko koperasi yang menjual berbagai keperluan umat Islam serta makanan kecil halal. Pada hari-hari kerja, ruangan digunakan untuk pendidikan dan pertemuan sosial termasuk melayani tamu-tamu yang menginginkan informasi mengenai Islam.

Masjid Warsawa

Rencana Pembangunan Masjid Baru Warsawa

Pembangunan gedung Islamic Center yang baru di Warsawa disambut baik oleh muslim kota Warsawa. Pembangunan masjid kedua tersebut sudah dimulai tahun 2009. Merujuk kepada cetak biru pembangunannya masjid baru tersebut berukuran tiga kali lebih besar dari masjid yang kini berdiri. Namun tidak seperti masjid pertama yang dibangun dengan dana murni dari jemaah muslim setempat, masjid baru ini akan di danai oleh sponsor dari luar Polandia.
  
Fakta bahwa pembangunan tersebut didanai oleh Saudi Arabia menuai issue politik di Polandia. Serangkaian akti protes menolak pembangunan masjid merebak di kota Warsawa dengan berbagai alasan termasuk ketakutan akan Islamisasi di begara tersebut,issue terorisme dan sebagainya,bahkan masuk ke ranah rasial. Seorang sosiolog dari Polish Academy of Science bernama Zbigniew Mikolejko, bahkan menagatakan bahwa pembangunan masjid baru tersebut sama saja seperti Bom Waktu yang bisa meledak kapan saja, dan akan memicu konflik kapan saja di masa depan. Meskipun semua aksi protes tersebut sedikit di dinginkan oleh komisi Hak Asasi Uni Eropa.

Masjid kedua bagi Muslim Warsawa itu mestinya sudah selesai dibangun pada 1991, hasil rancangan seorang arsitek Polandia, Sayang, proyek pembangunan masjid itu batal, hingga bulan Desember 2006 lalu, negara Arab yang berjanji akan jadi sponsor tak kunjung mengucurkan dana yang diperlukan.

rancangan masjid baru bagi kota Warsawa

Sejarah Islam di Polandia

Islam pertama kali dibawa ke Polandia antara abad ke-14 dan ke-17 oleh berbagai puak suku Tatar yang bermigrasi ke wilayah persemakmuran Polandia-Lituania. Mereka datang dari wilayah Gerombolan Emas (Golden Horde), kerajaan yang dibangun pada abad ke-13 oleh Batu Khan, cucu Jengis Khan, penguasa Tatar yang tersohor itu. Orang China sering menyebut suku Tatar yang menjadi tentara Batu Khan sebagai orang-orang Mongolia. Soalnya, waktu itu, meski sebagian besar prajurit Tatar berasal dari Turki, para perwiranya kebanyakan orang Mongolia.
  
Kelompok-kelompok Tatar datang ke Polandia-Lituania atas undangan para bangsawan Lituania, yang terkesan pada kehebatan mereka sebagai prajurit tempur. Itu sebabnya, banyak orang Tatar yang kemudian dianugerahi status kebangsawanan, tradisi yang baru dihapus saat tamatnya riwayat negara persemakmuran Polandia-Lituania, abad ke-18.
  
Sebagai imbalan atas kesediaan bergabung dalam bala tentara Polandia-Lituania, diaspora Tatar diberi kebebasan mempertahankan kebudayaan, adat kebiasaan, dan, terutama, agama Islam aliran Sunni yang mereka peluk. Berdasarkan Konstitusi Mei 1791, kaum minoritas Tatar juga berhak menempatkan wakil mereka di sejm alias parlemen.

Di zaman Kerajaan Polandia-Lituania, para lelaki Tatar bahkan diperbolehkan menikahi perempuan Polandia beragama Katolik Roma atau Ortodoks, tanpa harus beralih keyakinan agama. Meski berasal dari golongan minoritas, kehadiran warga keturunan Tatar cukup mencolok dalam angkatan bersenjata Kerajaan Polandia-Lituania. Dalam masyarakat Polandia masa kini keberadaan mereka juga dikenal luas karena adanya para sastrawan dan akademisi ternama Polandia yang berdarah Tatar.

Masjid Warsawa

Sekarang ini diperkirakan ada 3.000 warga keturunan Tatar di Polandia. Salah satunya adalah Emir Poplawski (Imam Masjid Warsawa) yang masih keturunan orang-orang Tatar yang membawa Islam untuk pertama kali ke Polandia. Sebagian keturunan Tatar tinggal di Desa Bohoniki dan Kruszyniani di Polandia timur laut. Sisanya tinggal tersebar di berbagai kota. Pada awal 1990-an dikabarkan juga ada komunitas kecil imigran asal Polandia berdarah Tatar di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, tempat mereka mendirikan sebuah masjid yang masih berfungsi hingga hari ini.
 
Sejak 1970-an, masyarakat Muslim Polandia tumbuh dengan adanya kaum imigran baru. Mereka adalah para mahasiswa dari sejumlah negara berbahasa Arab di Timur Tengah dan Afrika yang berorientasi politik sosialis. Sebagian kemudian memutuskan menetap di Polandia. Di samping warga keturunan Tatar, mereka inilah yang juga mendirikan mushala atau masjid di sejumlah kota, seperti di Warsawa, Bialystok, Gdańsk, Wrocław, Lublin, dan Poznań.
 
Seiring dengan runtuhnya komunisme pada 1989, kelompok-kelompok imigran Muslim lain juga mulai berdatangan ke Polandia. Mereka terutama berasal dari Turki dan bekas Yugoslavia. Kelompok-kelompok yang lebih kecil ada pula yang berasal dari Pakistan, Afganistan, dan Chechnya. Populasi Muslim di Polandia saat ini tak diketahui dengan pasti karena agama tak ditanyakan dalam pelaksanaan sensus nasional terakhir, tahun 2002. Namun, diperkirakan, di seluruh Polandia terdapat 30.000 pemeluk Islam, dengan 3.000 sampai 5.000 di antaranya adalah keturunan Tatar. ***