Tampilkan postingan dengan label Masjid di Baltik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masjid di Baltik. Tampilkan semua postingan

Minggu, 28 Juli 2019

Islam di Finlandia

Finlandia merupakan salah satu negara Republik di kawasan Baltik, Benua Eropa Bagian Utara. Wilayah utara negara ini masuk ke dalam lingkar kutub utara dengan suhu udara senantiasa membeku. Muslim di negara ini merasakan waktu puasa Romadhon yang sangat panjang karena bulan Romadhon yang jatuh di musim panas dimana matahari hanya terbenam penuh tak lebih dari 55 menit saja setiap harinya.

Finlandia atau dalam bahasa resmi setempat disebut Suomen tasavalta dan secara internasional dikenal dengan nama Republic of Finland, adalah Negara di kawasan Nordic di benua Eropa bagian utara. Negara yang tak asing lagi bagi orang Indonesia. Helsinki ibukota Finlandia menjadi saksi sejarah berahirnya konflik di Aceh dengan ditandatangani nya kesepakatan damai antara pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka pada 15 Agustus 2005.

Secara geografis, Finlandia berbatarasan darat dengan Norwegia disebelah utara, Rusia di sisi timur, dan Swedia di sebagia sisi baratnya, sedangkan sisi selatan dan sebagian sisi baratnya menghadap ke laut Baltic. Wilayah negaranya memanjang utara ke selatan, sebagian wilayah  utara negaranya masuk ke dalam lingkar kutub Utara (arctic circle) yang senantiasa bersalju dan dingin membeku.

Finlandia memiliki luas wilayah 338.424 km2 atau kira kira 6% lebih luas dari wilayah provinsi Papua (319.036km2). Finlandia terkenal sebagai Negara dengan begitu banyak danau dan pulau pulau kecil, mereka memiliki 168 ribu danau dan 179 ribu buah pulau yang tersebar di laut Baltic. Negara ini juga terkenal sebagai Negara dengan sistim pendidikan terbaik di dunia. 

Masuknya Islam ke Finlandia

Islam sudah dikenal di Finlandia sejak penghujung abad ke 19 ketika Finlandia masih merupakan bagian dari kekuasaan Rusia. Di tahun 1870 pemerintah Rusia menempatkan sekitar 1000 tentaranya di Finlandia yang semuanya berasal dari etnis Tatar yang beragama Islam. Ketika Finlandia merdeka dari Rusia di tahun 1917 seluruh anggota tentara tersebut enggan untuk kembali ke Rusia dan menetap di Finladia sehingga mereka menjadi kelompok muslim pertama di Finlandia dan dikenal dengan Muslim Tatar.

Masjid Jarvenvaa di kota dengan nama yang sama merupakan masjid pertama dan masih menjadi masjid satu satunya yang dibangun sejak awal sebagai bangunan masjid dengan bentuk bangunan masjid sebenarnya di Finlandia. Masjid Tua dari Kayu ini dibangun oleh komunitas muslim Tatar yang merupakan kelompok muslim pertama di Finlandia.
Muslim Tatar di Finlandia lambat laun mulai menyatu dengan masyarakat di sana. Integrasi mereka dengan Finlandia semakin kokoh dengan keterlibatan muslim Tatar membela Negara Finlandia dalam kancah perang dunia kedua dan menjadi symbol penerimaan dan penyatuan masyarakat muslim ke dalam masyarakat Finlandia. Pengakuan resmi dari pemerintah ditetapkan tahun 1925 pemerintah Finlandia memberi pengakuan resmi kepada mereka sebagai komunitas penganut agama Islam.

Muslim Tatar di Finlandia kini bergabung dalam organisasi Finnish Islamic Congregation (dalam bahasa Tatar disebut Finlandiya Islam Cemaati), mereka juga sudah memiliki sebuah masjid yang sekaligus juga menjadi bangunan masjid pertama Finlandia yang dibangun sejak awal untuk keperluan sebagai masjid dan tentu saja berbentuk bangunan masjid sebenarnya.

Masjid Järvenpää namanya, dinamai sesuai dengan nama kota tempatnya berada. Masjid dari kayu ini dibangun tahun 1942 dengan bentuk yang unik, dan di renovasi di tahun 2009 tanpa mengubah bentuk aslinya. 

Kehidupan Islam di Finlandia

Konstitusi Negara Finlandia memberikan pengakuan terhadap orang-orang Islam dan penganut agama lain di Finlandia diatur dalam konstitusi sejak Finlandia merdeka. Dalam konstitusi tersebut Finlandia memberi tiga pilihan model pengelolaan kehidupan beragama. Pertama, model komunitas yang sifatnya formal. Kedua, model asosiasi atau perkumpulan yang sifatnya semi formal. Dan ketiga, boleh juga bebas, tidak mengikuti dua model di atas.

Dengan tiga model yang di atur konstitusi tersebut, mendorong terbentuknya berbagai Komunitas dan asosiasi masyarakt muslim yang berorientasi kepada etnis / daerah asal muslim bersangkutan. Dapat difahami hal tersebut berhubungan langsung dengan adat tradisi dan bahasa pengantar masing suku bangsa yang ada disana. Meskipun kebanyakan masjid masjid di Finlandia menggunakan bahasa Inggris dan bahasa arab sebagai bahasa pengantar.

Masjid masjid resmi bertebaran di berbagai kota di Finlandia, namun rata rata menempati bangunan gedung publik, ataupun menempati gedung bangunan biasa, tidak berupa bangunan masjid seperti yang biasa kita kenal. Islamic Center Helsinki ini salah satunya.
Berbagai komunitas dan asosiasi muslim berdiri secara resmi di Finlandia dari berbagai latar belakang etnis termasuk muslim asli Finlandia, sampai saat ini diperkitakan sudah ada 72 komunitas muslim di Finlandia, namun sejauh ini belum terdengar ada kabar berdirinya komunitas muslim Indonesia di Finlandia meskipun menurut berbagai laporan ada sekitar 300-400an warga negara Indonesia yang tinggal di Finlandia. Pada tahun 1996 komunitas komunitas muslim tersebut membentuk Federasi Organisasi Islam di Finlandia untuk menjadi semacam organisasi Induk.

Berapa banyak kah Muslim di Finlandia

Populasi muslim yang terdaftar secara resmi sebagai pengguna masjid di Finlandia kurang lebih berjumlah 10.000 orang, sementara yang tidak terdaftar diperkirakan mencapai 60.000 orang. Dengan jumlah populasi muslim sebanyak itu, Islam termasuk agama keempat terbesar di Finlandia setelah Kristen Lutheran (82.5 persen), Kristen Ortodok (1.1 persen), Kristen Pantekosta (1 persen), dan Islam (0,9 persen).

Bertambahnya populasi muslim di Finlandia secara perlahan dalam skala kecil paska kehadiran Muslim Tatar mulai terjadi pada akhir tahun 1980an. Mereka berasal dari Afrika Selatan dan Timur Tengah. Tahun 1990, barulah terjadi migrasi besar-besaran umat Islam ke Finlandia. Sejak itu, Finlandia dikenal luas sebagai negara tujuan pencari suaka. Pola migrasi menjadi lebih beragam dan komplek. Selain alasan mengungsi, mencari suaka atau berkumpul dengan keluarga, juga alasan-alasan lain seperti studi, bekerja, dan pernikahan antaretnis.

Berdasarkan data statistik 2006, kelompok muslim terbesar yang bermigrasi ke Finlandia berasal dari Somalia (9.000), kemudian diikuti Arab (7.500), Kurdi (5.500), Kosovo Albania (5.500) dan Turki (4.000). Selain itu terdapat juga kelompok imigran dalam jumlah yang kecil. Mereka berasal dari Iran, Bosnia, India. Sementara itu, warga Indonesia yang menetap di Finlandia diperkirakan sekitar 300 hingga 400 orang. Jumlah populasi muslim di Finlandia diperkirakan akan terus meningkat seiring gejolak konflik yang terjadi akhir-akhir ini di Timur Tengah, terutama dari Afganistan, Syria, Irak, dan Libya.

Kebebasan beragama yang diatur secara tegas dalam konstitusi negara memberikan kemudahan bagi muslim di Finlandia untuk menjalankan agama termasuk untuk berdakwah dan mendirikan masjid. Muslim di Finlandia dibebaskan untuk membentuk komunitas resmi, setengah resmi atau untuk tidak bergabung dengan komunitas manapun.
Namun kehadiran imigran dari negara-negara muslim yang didera konflik tersebut sedikit banyak mulai memunculkan kekhawatiran di kalangan rakyat Finlandia, terutama generasi tua. Ancaman keamanan melalui aksi terorisme merupakan satu-satunya alasan di balik kekhawatiran itu. Apalagi baru-baru ini aksi teror marak terjadi di beberapa negara Eropa yang dulunya dikenal aman seperti Swedia, Prancis, dan Inggris.

Masjid di Finlandia

Karena aturan tentang kebebasan beragama diatur dengan jelas dalam konstitusi negara, maka kehidupan keagamaan Finlandia berjalan dengan tertib dan damai. Komunitas muslim yang telah terdaftar secara formal dengan mudah menyewa tempat untuk dijadikan sebagai masjid. Bahkan di beberapa kota, umat Islam telah membeli gedung untuk dipakai sebagai masjid. Dengan membuka aplikasi google map, anda akan dengan mudah menemukan masjid di Finlandia.

Hingga saat ini jumlah masjid di Finlandia diperkirakan mencapai 40-an masjid yang tersebar di beberapa kota seperti Helsinki, Tampere, dan Turku. Kota Helsinki sebagai Ibukota Negara sempat dikabarkan akan membangun sebuah masjid Agung, meski berita itu kemudian surut belum ada kelanjutan-nya.

Meski telah memilki begitu banyak masjid berbagai ukuran, hampir seluruh masjid tersebut menempati ruang ruang di gedung publik atau berupa bangunan biasa, bukan berupa bangunan masjid seperti yang kita kenal. Berbagai laporan menyebutkan bahwa masjid masjid di Filandia menempatai bangunan bekas Bank dan gedung bioskop yang sudah tidak terpakai. Masjid Järvenpää yang sudah disebutkan di alenia sebelumnya adalah satu satunya “bangunan masjid” sebenarnya seperti yang biasa kita kenal yang ada di Finlandia.

Program kontra Islamphobia

Pemerintah Finlandia dengan berbagai program telah berusaha mengurangi resiko atas kehadiran para imigran muslim tersebut. Salah satunya melalui program integrasi sosial. Setiap imigran diharapkan dengan cepat menyatu dalam kehidupan sosial masyarakat Finlandia. Mereka diberikan semacam uang jaminan sosial, jaminan kesehatan, kursus bahasa, dan berbagai macam pelatihan yang akan memberi dampak ekonomi terhadap mereka.

Soumen Islam Seurakanta adalah salah satu kelompok komunitas muslim di Finlandia yang memiliki fasilitas masjid dan Islamic Center di pusat kota Helsinki. Masjid dan pusat ke-Islaman mereka menempati lantai atas salah satu pusat bisnis di kota Helsinki. Kalimat Tauhid yang terukir di dinding gedung ditambah dengan ornamen bulan sabit di atap gedung menjadi penanda keberadaan masjid ini.
Dampak dari program integrasi sosial sekarang ini dapat dilihat dari generasi pertama imigran muslim Somalia, Kurdi, dan Kosovo. Mereka telah bekerja di berbagai sektor. Sementara anak-anaknya mendapatkan akses pendidikan yang luas tanpa dipungut biaya hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Cara Finlandia memperlakukan orang-orang Islam yang terusir dari negaranya patut diacungi jempol. Meski 82.5 persen rakyatnya menganut Kristen Lutheran, tapi mereka tetap memberi tempat dan memperlakukan dengan baik penganut agama lain, termasuk orang-orang Islam. Karena itu barangkali wajar jika Finlandia selalu berada dalam rangking teratas negara paling makmur, aman, dan damai di dunia.

Perkembangan Islam di Finlandia

Sejak tahun 2011 Finlandia mulai memperkenalkan buku teks pendidikan Islam untuk digunakan dalam sistem pendidikan sekolah sekolah umum di Negara itu. Buku berjudul Salam Islamin Polku ("salam-jalan Islam") itu diperuntukkan bagi siswa kelas satu dan dua sekolah dasar. Buku tersebut mengajak siswa belajar dengan meneladani dua karakter yang dibuat mewakili anak Muslim Finlandia, Fatima dan Adam yang alur ceritanya disesuaikan dengan latar kehidupan di Finlandia.

Di sekolah-sekolah Finlandia, para siswa harus mengikuti pelajaran agama, sedangkan para siswa yang tidak menganut agama harus menghadiri kelas etika. Sebelumnya, untuk mengajarkan Islam, pengajar di Finlandia hanya berbekal panduan semacam handbook yang berlaku untuk semua kelas. Di tahun yang sama muslim di Finlandia mengajukan permohonan kepada pemerintah setempat untuk mendirikan semacam perguruan tinggi khusus untuk para imam masjid.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Masjid Murmansk, Masjid Kutub Utara di Rusia

Murmansk, adalah ibukota Oblast Murmansk, wilayah Rusia di Semenanjung Kola, seluruh wilayah Murmansk Oblast berada di dalam lingkar kutub utara dengan suhu udara rata rata selalu dibawah titik 0 derajat selsius.

Islam merupakan agama dengan pemeluk terbesar kedua di seluruh wilayah Republik Federasi Russia setelah pemeluk Agama Kristen Ortodox. Jumlah pemeluk Islam mencapai 9.400.000 jiwa atau sebesar 6,5% dari keseluruhan jumlah penduduknya. Jumlah tersebut didasarkan kepada survey secara nasional yang diselenggarakan pada tahun 2012.

Jumlah tersebut juga tidak memasukkan dua wilayah federal dengan penduduk mayoritas muslim yakni Republik Chechnya dan Republik Ingushetia yang pemeluk Islamnya diperkirakan mencapai dua juta jiwa. Sehingga dipastikan bahwa jumlah pemeluk agama Islam di Rusia jauh lebih besar dari angka 9,4 juta jiwa.

Cukup menarik bahwa dari seluruh muslim di Rusia, 6.700.000 muslim disana atau sekitar 4.6% dari jumlah penduduknya tersebut tidak mengikuti salah satu mazhab manapun. Islam diakui dalam tatanan hukum maupun oleh para petinggi politik di Negara itu sebagai salah satu agama yang sudah menjadi bagian tradisi Negara, bagian dari warisan sejarah bangsa dan di subsidi oleh pemerintah. Sejarah Islam di Rusia sudah berakar sejak Negara itu masih berbentuk sebuah kekaisaran.

Kota Murmansk merupakan kota terbesar di seluruh wilayah lingkat kutub utara.

Matahari Tengah Malam di Murmansk

Kota Murmansk adalah ibukota Oblast (semacam provinsi) Murmansk di Rusia bagian barat laut, lokasinya berada di dalam lingkar Kutub Utara. seluruh wilayah Oblastnya berada di Semenanjung Kola, secara geografis seluruh wilayah daratan Oblast Murmansk ini juga merupakan bagian dari daratan Lapland yang meliputi empat wilayah Negara yang terdiri dari Norwegia, Finlandia, Swedia dan Rusia.

Karena letak geografis tersebut Oblast Murmansk berbatasan dengan darat langsung dengan wilayah daratan Kerajaan Norwegia dan Republik Finlandia di sebelah barat, dan sebelah utaranya menghadap ke laut Barent di kutub utara. Seluruh wilayah ini merupakan wilayah dengan suhu udara yang selalu dingin membeku dan tentu saja tidak ramah bagi orang Indonesia yang terbiasa dengan iklim tropis yang hangat sepanjang tahun.

Karena iklimnya, Murmansk terkenal sebagai kota yang sepanjang tahun mengalami 40 hari tanpa matahari dan 60 hari tanpa malam. Di Murmansk dan wilayah Rusia utara lainnya hanya dikenal istilah malam kutub dan hari kutub (atau disebut juga matahari tengah malam). Hari kutub terjadi ketika matahari tidak pernah tenggelam di balik cakrawala, melainkan hanya tampak "berputar" di sekitar langit selama berhari-hari (22 Mei – 22 Juli).

Masjid di kota Murmansk berbentuk bangunan biasa seperti kebanykan bangunan lainnya. nyaris tak ada penanda dan petunjuk apapun dibangunan ini selain tulisan kecil dibangunan dan ada spanduk berbahasa Arab di area parkirnya. (foto dari gmap).
Di hari kutub yang tak pernah gelap itu, warganya sendiripun seringkali bingung untuk membedakan waktu, apakah saat ini sedang malam atau siang hari karena mataharinya masih bersinar kendati sudah dinihari. Suasana terbalik ketika malam kutub saat matahari tak pernah terbit. Suasana seperti fajar terjadi selama 40 hari penuh.

Islam di Murmansk

Oblast Murmansk memiliki populasi penduduk 795,409 jiwa (sensus 2010) dan satu persen dari jumlah tersebut merupakan pemeluk agama Islam. Berdasarkan data demografi Oblast Murmansk, Islam memiliki potensi yang sangat besar untuk lebih berkembang di wilayah tersebut. Merujuk kepada data kependudukannya tahun 2012, disebutkan bahwa 41,7% penduduknya menganut Agama Kristen Ortodox, sekitar 5% menganut agama Kristen lainnya (termasuk Katholik) dan penganut kepercayaan tradisi setempat.

Data tahun 2012 tersebut juga menyebutkan porsi sangat besar dimana 12% masyarakatnya menganut faham Atheis, 28% mengaku memiliki keyakinan spiritual namun tidak menganut agama apapun, ditambah dengan 12,5% yang tidak menyebutkan kepercayaan atau agamanya. Hal tersebut tentunya menjadi peluang yang sangat besar bagi perkembangan Islam disana selanjutnya.

Ruang sholat Masjid Al-Rihlah kota Murmansk.
Karena iklimnya yang hanya ada “hari dan malam kutub” muslim di Murmansk dan kawasan Rusia utara lainnya mengalami puasa yang teramat panjang di bulan Romadhon yang justru jatuh di musim panas sehingga waktu puasanya teramat panjang. Karenanya muslim disana menyandarkan waktu puasa mereka mengikuti Negara Islam terdekat (Turki) atau malah ada yang mengikuti waktu puasa di Arab Saudi.

Masjid Murmansk dan Masjid Kutub Utara Rusia Lainnya

Kota Murmansk sudah lama memiliki sebuah bangunan masjid. Dan masjid di Kota Murmansk ini bukan satu satunya masjid di Rusia yang lokasinya berada di Lingkar Kutub Utara. Di kota Norilsk di wilayah Siberia Utara sudah lama terkenal dengan Masjid Nord Kamal.

Kota Norilsk terkenal sebagai kota pertambangan dengan tingkat polusi yang sangat parah, menjadikannya sebagai kota dengan pencemaran udara paling buruk di dunia, dan kota itu kini tertutup bagi pengunjung kecuali dengan izin khusus. Klik disini untuk membaca artikel Masjid Nord Kamal.

Masjid Murmansk


Tidak banyak informasi menyangkut masjid di kota Murmansk di wilayah Oblast Murmansk, Rusia, ini. Namun dengan mudah anda akan menemukannya di google map cukup dengan mengetikkan kata “Murmansk Mosque’, Google map akan menampilkan satu satunya masjid di kota itu dengan nama Masjid Al-Rihlah dalam Aksara Arab.

Bangunan masjid Murmansk berbentuk bangunan biasa seperti bangunan bangunan lain disekitarnya. Awalnya bangunan ini memiliki  luas sekitar 300 meter persegi. Terdiri dari dua lantai, dan hanya lantai duanya yang gunakan sebagai ruang sholat bagi Jemaah pria dan wanita.

Pada bulan September 2013 masjid ini kemudian di renovasi ruangan sholat Jemaah pria dan wanita dipisahkan, bangunan masjid juga dilengkapi dengan tempat berwudhu, ruang kelas dan dapur dan ruang istirahat, masjid ini kemudian juga dilengkapi dengan kantor Imam-khatib dan kantor pengurus komunitas muslim setempat. Ruang sholat utama ditempatkan di lantai satu.

Masjid A-Rihlah di Kota Murmansk ini menjadi Masjid kedua di wilayah kutub utara di Rusia setelah Masjid Nord Kamar di kota Nurilsk.
Bangunan masjid Murmansk terlihat selayaknya bangunan lain di kota Murmansk, tanpa kubah, tanpa menara dan penanda lainnya yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut merupakan sebuah masjid. Hanya tulisan kecil dalam aksara rusia itu yang barangkali menjadi penunjuk serta spanduk besar disebelahnya yang menjadi penanda.

Karena keterbatasan informasi, bukan tidak mungkin Masjid Al-Rihlah di Murmask ini bukanlah satu satunya masjid di kota Murmansk ataupun di seluruh wilayah Oblast nya. Mengingat jumlah muslim disana yang mencapai satu persen atau sekitar 7 hingga 8 Ribu jiwa***.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga Artikel Masjid di Kutub Utara lain nya



Minggu, 25 Juni 2017

Masjid Navahrudak, Belarussia

Masjid Navahrudak, satu dari dua Masjid Kayu yang sudah berusia lebih dari se-abad.

Navahrudak dalam Bahasa Russia ditulis Навагрудак, Новогрудок atau juga disebut Nowogródek, Navagradak, Novogroudok, adalah salah satu kota tua di Republik Belarussia di kawasan Baltik, Eropa Utara bagian timur. Seperti halnya seluruh wilayah Belarussia lainnya, kota ini juga pernah menjadi bagian dari wilayah Grand Duchy of Lithuania dan pernah juga menjadi bagian dari wilayah Persemakmuran Lithuania-Polandia.

Unik-nya kota yang kini menjadi bagian dari Republik Belarussia ini, dulunya pernah menjadi ibukota bagi Grand Duchy of Lithuania, lalu kemudian ketika Lithuania bersama Polandia membentuk negara Persemakmuran, Navahradak kembali terpilih menjadi ibukota negara persemakmuran tersebut sejak tahun 1569 sampai kemudian menjadi bagian dari emperium Russia setelah pecahnya persemakmuran tersebut di tahun 1795.

Navahrudak Mosque
vulica Lienina, Navahrudak, Belarus
koordinat: 53°35'37"N   25°49'34"E

 

Selanjutnya kota ini sempat berkali kali pindah tangan dari Jerman, Belarussia, Polandia, Russia, lalu kembali di kuasai Polandia dengan pernjanjian Riga sampai kemudian di kuasai oleh pasukan Soviet pada bulan Septermber 1939 dan menjadi bagian dari Byelorussian SSR sampai tahun 1941. Seiring dengan runtuhnya Uni Soviet, Parlemen Belarusia mendeklarasikan kedaulatan negara pada tanggal 27 Juli 1990 dan Deklarasi Kemerdekaan Belarusia dikumandangkan pada tanggal 25 Agusutus 1991 dan Navahrudah menjadi bagian dari Belarussia.

Islam masuk dan menyebar di Belarusia diantara abad ke empat belas dan enam belas, terutama dikarenakan Grand Duke of Lithuania yang memang dengan sengaja mengundang muslim etnis Tatar dari semenanjung Krimea dan Golder Horde untuk menjadi penjaga perbatasan negara. Dimulai dari abad ke empat belas, banyak muslim etnis Tatar yang mendapatkan kedudukan tinggi di kepangeranan Lithuania.

Pada penghujung abad ke enam belas, lebih dari 100 ribu muslim etnis Tatar tinggal di Belarusia dan Lithuania termasuk diantara mereka yang memang mendapatkan pekerjaan disana ataupun menetap karena berstatus sebagai tawanan perang. Saat ini muslim etnis Tatar yang sudah menjadi pemukim disana merupakan muslim suni.

Masjid Navahrudak saat musim salju

Di tahun 1994 untuk pertama kali diselenggarakan kongres nasional Muslim Belarusia. Hasilnya adalah terbentuknya Komunitas Islam Republik Belarusia dengan pimpinan pertamanya Dr. Ismail Aleksandrovich. Hingga tahun 1997 sudah terdapat 23 komunitas muslim disana termasuk 19 diantaranya berdiri di wilayah bagian barat negara tersebut. Dan jumlah tersebut telah bertambah menjadi 27 komunitas muslim pada tahun 2002.

Masjid Navahrudak

Sebagai sebuah kota tua, Navahrudak memiliki sebuah bangunan Masjid Besejarah yang dibangun oleh Komunitas Muslim  Tatar di Navahrudak. Bangunan masjid dari kayu yang sempat mengalami kerusakan dimasa Uni Soviet lalu kemudian direhabilitasi setelah negara tersebut memproklamirkan kemerdekaan.

Meskipun Navahrudak pernah menjadi Ibukota negara, namun masjid pertama yang dibangun di Belarussia justru berada di kota Ivje (sudah di ulas di artikel sebelumnya), yang dibangun oleh Muslim Tatar di tahun 1884. Bersama dengan Masjid Navahrudak, Masjid Ivye kini dianggap sebagai salah satu monumen arsitektur bangunan kayu di Belarusia.

Interior masjid Navahrudak

Masjid Navahrudak dibangun tahun 1885 menggantikan masjid sebelumnya yang dibangun tahun 1792. Pembangunan masjid ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tempat peribadatan bagi sekitar 300 muslim Tatar yang tinggal di Navahrudak saat itu. dan Masjid ini merupakan satu dari sekitar 20 Masjid yang dibangun diseluruh wilayah persemakmuran Lithuania-Polandia.

Masjid Navahrudak sempat di alihfungsi menjadi rumah tinggal dimasa kekuasaan Uni Soviet di Belarussia dan sebagian besar muslim Navahrudak pindah ke Polandia. Di masa itu, seluruh kegiatan keagamaan dilarang oleh pemerintah dan semua tempat ibadah ditutup permanen atau dialihfungsi bahkan dihancurkan. Baru setelah kemerdekaan Belarussia, masjid ini dibuka kembali di tahun 1993.

Dan pada bulan Juli 1997 dalam peringatan 600 tahun pemukiman Etnis Tatar di Belarusia yang mengambil tempat di masjid kota Novahrudak sekaligus peresmian pembukaan kembali masjid ini setelah renovasi. imam masjid saat ini dijabat oleh imam Ali Szegidewicz.

Arsitektur Masjid Navahrudak

Masjid Navahrudak hampir sama dengan masjid di kota Ivje dan masjid tua masjid di wilayah Baltik lainnya yang merupakan masjid dari kayu dengan bentuk yang sangat klasik khas bangunan tradisional setempat. Denah dasar bangunan masjid Navahrudak berupa bangunan berdenah segi empat ditambah dengan tiga beranda di tiga sisinya. Satu beranda di sisi timur dan utara sebagai beranda sebenarnya tempat pintu bangunan berada, sedangkan beranda di sisi selatan sejatinya merupakan ruangan mihrab tempat imam memimpin sholat berjamaah.

Menara Masjid Navahrudak.

Mihrab masjid ini seperti sebuah kamar dengan pintu tanpa daun. Bagian atas pintu mihrab di bentuk setengah lingkaran dengan ornamen bulan sabit di atasnya. Sedangkan di dalam ruang mihrab dilengkapi dengan jendela kaca sebagai penerangan cahaya matahari disiang hari.

Sebuah mihrab dari kayu berukir ditempatkan di sisi kanan ruang pintu mihrab. Mimbar dengan tiga undakan anak tangga tempat khatib menyampaikan khutbahnya. dibagian atas mihrab juga ditempatkan sebuah ornamen bulan sabit. Sebuah foto masjidil Haram dengan Ka’bah ditengahnya ditempatkan dibagian belakang mihrab ini.

Hampir sama dengan masjid di kota Iwye, Masjid Navahrudak juga dilengkapi dengan sebuah menara di puncak atapnya. hanya saja di masjid ini menaranya dilengkapi dengan kubah berdenah segi delapan dan tidak dilengkapi dengan balkon. Seluruh menara ini berdiri diatas tumpukan atap kedua dari masjid ini.***

Sabtu, 27 Mei 2017

Masjid Iwye, Tertua di Belarusia

Berdiri megah di atas lahan yang memanjang timur-barat, sedangkan bangunan masjid ini ber-orientasi utara selatan, karena arah kiblat dari Belarussia nyaris lurus ke arah selatan. Masjid kota Iwye di Belarussia ini merupakan masjid tertua di negara Baltik tersebut yang masih berdiri sejak masa negara ini masih tergabung dalam Persemakmuran Lithuania-Polandia. 

Iwye atau Ivye atay Ivje adalah salah satu kota di provinsi Grodno, Republik Belarusia berada di sekitar sungai Ivyanka sekitar 158 Km berkendara dari Grodno selaku ibukota provinsi. Islam telah hadir di kota ini sejak abad ke 14 dibawa oleh kaum muslimin Tatar yang masuk ke Negara ini pada saat Belarusia masih menjadi bagian dari Negara persemakmuran Lithuania-Polandia.

Kota Iwye dikenal luas sebagai Rio Jeneiro nya Belarussian karena keunikan-nya di kota ini empat pemeluk agama hidup berdampingan secara damai. Iwje juga merupakan salah satu dari dua kota di Belarusia yang masih memiliki masjid peninggalan dari masa Persemakmuran tersebut salah satunya, masjid tua dari kayu yang dibangun tahun 1884 dan masih bertahan dan berfungsi sebagaimana mestinya, Sekaligus juga menjadi masjid tertua di Belarusia. Masjid lainnya ada di Kota Navahrudak.

Iwye Mosque
Мечеть, ул. Советская, Iŭje
Coordinates:   53°55'20"N   25°46'22"E



Selain memiliki masjid tua, kota Iwye juga secara tidak resmi menjadi semacam ibukota bagi Muslim Tatar di Belarusia. Secara berkala setiap tahun kota ini menyelenggarakan Muslim Festival yang dihadiri oleh begitu banyak Muslim Tatar dari Belarusia dan Negara Negara sahabat, bergabung dengan sekitar 300 kepala keluarga yang tinggal di Ivje.

Pembangunan masjid Ivje ini dilakukan oleh muslim Tatar di kota Ivje pada tahun 1884. Pembangunannya di sponsori oleh Putri Elvyra Zamoyskaya selaku pemilik kota Iwye pada saat itu. Sebuah plakat dari batu granit ditempatkan di masjid ini sebagai pengingat peristiwa pembangunan masjid tersebut.

Seperti halnya masjid masjid Muslim Tatar di kawasan Baltik lainnya Masjid kota Ivje ini juga merupakan masjid sederhana yang dibangun dari kayu dengan bentuk tak jauh berbeda dengan bangunan bangunan hunian di kota tersebut, namun dalam ukuran yang cukup besar.

Simbol Bulan Sabit di bagian atas beranda masjid dan di ujung menara masjid Iwye.

Bangunan utama Masjid Ivye berdenah persegi panjang, memanjang utara – selatan, karena memang arah Kiblat sholat (Ka’bah) dari Belarusia mengarah ke selatan miring ke timur dalam sudut 23.71°. Bangunan utamanya dilengkapi dengan satu beranda di sisi sebelah timur menghadap ke halamannya yang memanjang. Ruang mihrabnya dibuat menjorok keluar bangunan di sisi selatan.

Ada dua pintu masuk di beranda masjid ini, masing masing untuk Jemaah pria dan Jemaah wanita. Daun pintu nya dibuat dari kayu dengan ukiran antik bewarna cerah. lantai masjid sedikit ditinggikan dari muka tanah disekitarnya sehingga beberapa anak tangga batu disiapkan untuk masuk dan keluar dari masjid ini di sisi beranda.

Menara masjid ini sedikit berbeda dibandingkan dengan menara menara masjid tua muslim suku Tatar di kawasan Baltik lain-nya. Menara yang ditempatkan di atap masjid ini hampir seluruhnya ditutup dengan bahan metal, dilengkapi dengan balkoni berpagar terali besi, pintu akses dan jendela, sementara bagiaan ujungnya yang merupakan kubah menara dibuat meruncing.

Salah satu pintu masjid Iwye dengan motif yang unik

Di puncak tertinggi menara ditempatkan sebuah ornamen bulan sabit, dan ornament bulan sabit yang serupa juga ditempatkan di atas puncak atap beranda masjid. adanya Balkoni dan pintu akses ke menara ini mengindikasikan fungsinya di masa lalu sebagai tempat muazin mengumandangkan azan.

Sekilas tentang muslim  di Belarusia

Hingga abad ke 20 wilayah yang kini menjadi Republik Belarusia sempat dikuasai oleh beberapa pengasa termasuk menjadi wilayah dari Kepangeranan Polotsk, Kepangeranan Agung Lithuania, persemakmuran Polandia–Lithuanian dan kemudian masuk ke dalam Emperium Russia.

Setelah terjadi Revolusi Rusia, wilayah Belarusia menjadi bagian wilayah Uni Soviet (USSR) dengan nama Byelorussian Soviet Socialist Republic (BSSR). BSSR bersama negara induknya USSR dan Ukraina SSR menjadi negara pendiri PBB di tahun 1945. Seiring dengan runtuhnya Uni Soviet, Parlemen Belarusia mendeklarasikan kedaulatan negara pada tanggal 27 Juli 1990 dan Deklarasi Kemerdekaan Belarusia dikumandangkan pada tanggal 25 Agusutus 1991.

Siluet Masjid Tua Kota Iwye

Islam masuk dan menyebar di Belarusia diantara abad ke empat belas dan enam belas, terutama dikarenakan Grand Duke of Lithuania yang memang dengan sengaja mengundang muslim etnis Tatar dari semenanjung Krimea dan Golder Horde untuk menjadi penjaga perbatasan negara.

Hingga awal tahun 2009 di Belarusia terdapat 25 komunitas muslim dengan jumlah terbesar dari organisasi tersebut (mencapai delapan organisasi Islam) terdaftar di kawasan Grodno Oblast. Terdapat enam masjid di Belarusia sementara satu bangunan masjid sedang dalam proses pembangunan di kota Minsk. Gelombang kebangkitan kesadaran beragama di Belarusia telah berkembang menjadi sebuah trend baru yang menggejala di seluruh Belarusia.***


Minggu, 14 Mei 2017

Masjid Kruszyniany, Tertua di Polandia

Masjid Kruszyniany merupakan satu dari dua masjid tertua di Polandia, Masjid yang lainnya adalah Masjid Bohiniki.

Desa Kruszyniany merupakan salah satu desa tua di Republik Polandia, sebuah desa yang memiliki warisan masa lalu yang masih bertahan hingga kini. Desa ini merupakan satu dari dua desa Muslim Tatar di Polandia bersama dengan Desa Bohiniki di wilayah Gmina Krynki yang berbatasan langsung dengan Republik Belarusia.

Desa Kruszyniany memiliki pertalian erat dengan desa Bohiniki karena sama sama dua Desa yang dibangun oleh Muslim Tatar di masa lalu, wilayah tersebut merupakan pemberian dari penguasa Polandia, King Jan III Sobieski, melalui traktad Grodno pada tanggal 12 Maret 1679, sebagai imbalan atas keikutsertaan mereka dalam perang melawan Turki.

Wooden Mosque in Kruszyniany / Drewniany Meczet w Kruszynianach
16-120 Krynki, Polandia
kruszyniany.com.pl
+48 502 543 871



Izin pembangunan masjid bagi kaum muslimin di Polandia juga mendapatkan pengesahan dari Parlemen Warsawa di tahun 1556-1557 yang mengizinkan pembangunan masjid dengan izin dari Raja dan Uskup di atas lahan yang diberikan oleh raja. Le,idoam di tahun 1768 memungkinkan muslim disana membangun masjid diatas lahan pribadi maupun di atas lahan milik kerajaan.

Sama seperti Desa Bohiniki, Desa Kruszyniany juga memiliki sebuah masjid tua dari kayu dengan ukuran sedikit lebih besar, dan dibandingkan dengan masjid desa Bohiniki, desa ini bahkan lebih dekat ke perbatasan Polandia dengan Belarusia meski masih sama sama berada di wilayah propinsi yang sama dengan desa Bohiniki.

Masjid Kruszyniany dibuat sekitar abad 16-17 oleh seorang kapten kalvaleri Tartar, Murza Krzeczkowski. Walaupun memang tidak ditemukan catatan resmi tentang kapan masjid ini dibangu. Masjid Kruszniany pertama kali muncul dalam sebuah laporan sejarah di tahun 1829, namun demikian laporan tersebut jelas menunjukkan bahwa masjid tersebut telah ada disana jauh sebelum tahun tersebut.

Masjid tua dari abad ke 17 dan memang sejak awal dibangun dari bahan kayu dan bertahan hingga kini.

Kini hanya dua keluarga Tatar yang masih tingal di desa ini namun masjid ini merupakan tempat persinggahan kaum Tatar untuk merayakan hari-hari besar agama Islam. Masjid yang bentuknya tak berbeda jauh dari masjid Bohoniki ini juga sangat popular oleh penduduk non muslim sebagai obyek wisata. Masjid Kruszyniany telah di syahkan sebagai cagar budaya sejak tanggal 3 Nopember 1960 oleh pemerintah Polandia.

Sebuah pertanyaan menggelitik tentang bentuk masjid masjid tua di Negara Negara Baltik yang hampir semuanya dibangun seperti rumah rumah penduduk kebanyakan dan bahkan lebih mirip dengan sebuah gereja dibandingkan dengan bangunan masjid, hal tersebut di duga karena memang masjid masjid tersebut dibangun oleh para tukang yang beragama Kristen

Para tukang tersebut bahkan belum pernah melihat masjid seumur hidup mereka, maka jadilah masjid yang mereka bangun lebih mirip bangunan biasa yang mereka bangun dengan interior yang sesuai untuk masjid serta arahnya yang mengarah ke kiblat. Dua Masjid tua di Polandia ini ditambah dua Masjid tua di Belarusia dan tiga masjid tua di Lithuania memiliki bentuk yang nyaris serupa karena memang dibangun di era yang hampir bersamaan.

Mimbar dan mihrab di masjid Kruszyniany.

Arsitektur Masjid Kruszyniany

Dibandingkan dengan Masjid Bohiniki, masjid Kruszyniany ini memiliki bentuk yang mirip sebagai sebuah masjid meski sama sama menggunakan bahan kayu sebagai material bangunannya.  Ukuran bangunannya 10x13m, dilengkapi dua dua pintu masuk terpisah untuk Jemaah wanita dan Jemaah pria.

Dua menara yang juga dibangun dari kayu, berdiri mengapit sisi depan masjid ini ditambah dengan satu bentuk menara berukuran kecil di atap masjid sedikit ke tengah. Keberadaan tiga menara ini yang menjadi pembeda antara masjid ini dengan masjid masjid kayu lainnya di Polandia, Belarusia dan Lithuania.

Masjid Krusziniany pertama kali di renovasi tahun 1846 sebagaimana tertulis di salah satu dinding di ruang sholat wanita, renovasi berikutnya dilakukan tahun 19000 dilakukan perbaikan dibagian interior masjid, kemudian renovasi selanjutnya di tahun 1957 yang disebutkan dalam dokumen konservasi merupakan renovasi perbaikan yang cukup besar.

bagian yang menonjol keluar bangunan masjid ini adalah mihrabnya.

Renovasi berikutnya di tahun 1975-1976, dilanjutkan tahun 1992-1993 dilakukan perbaikan atap kubah dan pengecatan bangunan masjid. Dan perbaikan paling ahir dilakukan di tahun 2014 dilakukan perbaikan terhadap masjid ini akibat vandalisme dan juga terhadap pemakaman kaum muslmin yang juga sama sama menjadi korban vandalisme.

Di bagian dalam masjid ini terdiri dari ruang sholat utama di lantai dasar untuk Jemaah pria dan ruang sholat di area balkoni untuk Jemaah wanita. Sebuah mimbar dari kayu berdiri kokoh di dalam masjid ini bersebelahan dengan sebuah mihrab yang berbentuk sebagai sebuah ceruk berbentukss egi empat. Sedangkan diisi luar bangunan, masjid ini dikeliingi oleh pagar dari susunan batu alam setinggi sekitar 60cm.***


Sabtu, 13 Mei 2017

Masjid Bohoniki, Polandia

Masjid sederhana terbuat dari kayu menjadi cici ciri masjid peninggalan era kejayaan Lithuania pada masa kejayaan Kaisar Vytautas termasuk masuk masjid tua Boniniki di Polandia ini.

Bohiniki adalah sebuah desa kecil di sebaah timur laut Polandia yang berada tak jauh dari garis perbatasan negaranya dengan Republik Belarusia serta Lithuania. Penduduk desa kecil Bohiniki ini tak lebih dari 100 jiwa, namun alam sejarahnya yang begitu panjang memang memiliki keterkaitan dengan Belarusia dan Lithuania, mengingat ketiga negara tersebut pada abad ke 14 pernah terikat dalam persemakmuran.

Dimasa itu, Muslim Tatar dari semenanjung Krimea (Ukraina) masuk ke wilayah Persemakmuran Lithuania-Polandia atas undangan dari Raja Vytautas. Muslim Tatar  yang terkenal sebagai pasukan perang terlatih ini pada awalnya menetap di sekitar ibukota Lithuania dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah persemakmuran tersebut, dan pada saat persemakmuran dibubarkan membentuk negara masing masing, desa Bohiniki kini masuk ke dalam wilayah negara Polandia.

Meczet w Bohonikach
16-100 Bohoniki, Gmina Sokółka, Polandia
Koordinat: 53°23′N 23°36′E



Desa Bohoniki ini merupakan salah satu desa muslim Tatar di Polandia, Muslim Tatar di kawasan Baltik seringkali disebut dengan Lipka Tatar, Lipka merupakan nama lain dari Lithuania, dan Lithuania yang dimaksud adalah wilayah Lithuania di masa lalu yang meliputi wilayah yang jauh lebi luas dibangingkan dengan wilayah republic Lithuania saat ini, dan Polandia merupakan bagian dari wilayah persemakmuran bersama Lithuania-Polandia di masa lalu, begitupun dengan Belarusia, sebagian Ukraina dan Latvia.

Sejarah yang membentang 7 abad itu meninggalkan begitu banyak artefak dari masa lalu termasuk komplek pemakaman muslim yang berusia berabad abad, masjid dan masyarakat muslim Tatar yang masih eksis hingga hari ini di desa Bohiniki, meskipun mereka tak lagi berbicara dalam bahasa Tatar.

Desa Bohiniki merupakan satu dari dua Desa yang dibangun oleh Muslim Tatar di masa lalu, wilayah tersebut merupakan pemberian dari penguasa Polandia, King Jan III Sobieski, di sekitar abad ke 17, kepada kaum Muslim Tatar sebagai imbalan atas keikutsertaan mereka dalam perang melawan Turki.

Masjid Bohiniki dari arah sisi kiblat. bagian yang menjorok keluar dari bangunan utama itu adalah bagian mihrab.

Penduduk desa ini sebenarnya mencapai 3000-an jiwa namun sebagian besar dari mereka tertutama kaum muda sudah pindah ke pusat kota ataupun ke luar negeri untuk kehidupan yang lebih baik, Tersisa orang orang tua masih tinggal dan menetap di desa ini. Di masa kemerdekaan Polandia, kini desa Bohiniki telah ditetapkan sebagai cagar budaya nasional oleh pemerintah Polandia sejak tanggal 20 Nopember 2012 dibawah pengelolaan Badan Cagar Budaya Nasional Polandia.

Masjid Bohiniki

Desa Bohiniki telah lama memiliki sebuah bangunan masjid tua yang dibangun dari kayu dengan arsitektur mirip dengan kebanyakan bangunan rumah rumah penduduk disana. Tidak ada data pasti kapan masjid ini dibangun, mengingat bahwa usia desa ini sudah begitu tua setua usia peradabannya, namun diperkirakan masjid kayu ini dibangun tahun 1873.

Di tahun tersebut terjadi kebakaran yang menghanguskan masjid desa Bohiniki dan kemudian ditahun yang lama dilakukan pembangunan masjid dimaksud. Kebakaran tersebut menghanguskan masjid desa Bohiniki yang terletak di sebelah pemakaman bersejarah di bagian timur dari desa, yang sudah ada sejak sekitar abad kedelapan belas, atau bahkan mungkin sejak abad ketujuh belas.

Interior Masjid Bohiniki, meskipun kecil dibangun dua lantai, Lantai atas (balkoni) hanya untuk jemaah wanita.

Selama Perang Dunia II, masjid ini dihancurkan oleh Wehrmacht, yang mengubah bangunan menjadi sebuah rumah sakit lapangan. Setelah 1945, masjid telah mengalami banyak renovasi kecil. Ada rencana untuk ekspansi masjid, namun terhalang oleh status masjid tersebut sebagai cagar budaya yang harus di konservasi.

Namun demikian, renovasi terhadap masjid ini tetap dilaksanakan tahun 2003 untuk menjaganya dari kerusakan. Atapnya yang semula dari timah dan sudah rudak diganti baru dengan sirap. Dan proses renovasi menyeluruh dilakukan pada tahun 2005. Proses renovasi dilakukan semata mata untuk kepentingan konservasi, seluruh pross dilakukan merujuk kepada bentuk dan material aslinya.

Arsitektur Masjid Bohiniki Tradisi Unik Pengunjung Non Muslim

Penampilan masjid Bohoniki mengingatkan kita pada sekolah di film Little House in The Prairie. Bukan di tengah padang rumput, tapi di tengah hamparan ladang gandum yang luas. Masjid ini merupakan satu dari dua pemukiman asli Tatar yang tersisa. Dibuat pada abad 17 dari kayu. Memiliki dua ruang kecil untuk shalat. Satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan. Hanya satu pintu masuk, dengan hiasan dinding kutipan dari ayat-ayat Al Qur’an menjadikan masjid ini tampak begitu sederhana.

Masjid Bohiniki dimusim salju yang membeku.

Tidak jauh dari desa ini, di hutan, terdapat pemakaman Islam, dimana makam-makam kuno dan baru berpadu membentuk garis-garis teratur. Nama-nama yang tertulis di makam tersebut kadang dari kata-kata bahasa Arab, namun juga ada yang berbahasa Polandia dengan simbol bulan sabit. Makam ini juga menjadi tempat yang kerap dikunjungi pengunjung Muslim, karena pemakaman ini merupakan salah satu dari tiga pemakaman muslim yang terdapat di Polandia.

Masjid Bohoniki ini juga sangat popular oleh penduduk non muslim sebagai obyek wisata. Lucunya, penduduk non Muslim yang ingin berkunjung ke masjid ini masuk dengan ritual dengan membuat tanda salib, seperti hendak memasuki gereja. Hal ini menunjukkan penghargaan kaum non muslim terhadap masjid setara dengan penghargaan mereka terhadap tempat ibadah mereka sendiri.***


Sabtu, 06 Mei 2017

Masjid Kaunas, Lithuania

Terindah di Lithuania, Masjid Kaunas ini merupakan satu satunya masjid di Lithuania yang dibangun dalam bentuk bangunan masjid sebenarnya seperti pada umumnya lengkap dengan kubah besar dan menara, tiga masjid Lithuania lainnya dibangun dari kayu dengan bentuk hampir sama dengan kebanyakan bangunan hunian penduduk setempat.

Kaunas adalah sebuah kota di Republik Lithuania, yang merupakan kota terbesar kedua di Lithuania setelah Ibukota Negara, Vilnius. Kota ini mencakup wilayah seluas 157 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 321 ribu jiwa di tahun 2011. Kota Kaunas dilalui oleh dua sungai yakni Sungai Nemunas dan Sungai Neris yang menjadi saksi bisu sejarah panjang kota tersebut.

Sejarah masa lalu kota Kaunas cukup berdarah darah. Sempat menjadi bagian dari wilayah Negara Commonwealth Polandia dan Lithuanian sampai tahun 1795, dan pada saat Negara Commonwealth tersebut terbelah, kota Kaunas menjadi bagian dari Kekaisaran Russia. Ketika pasukan Napoleon dari Prancis berupaya menyerbu Russia, kota Kaunas menjadi laluan pasukan Napoleon, dua kali Pasukan Napoleon melalui kota ini dan dua kali pula Kaunas mengalami kehancuran.

Di kota Kaunas sejak enam abad yang lalu terdapat komunitas kecil ummat Islam dari Etnis Tatar yang kini telah menjadi bagian integral dari Negara tersebut, dan sejak tahun 1930 kaum muslim Tatar di Kota Kaunas ini telah memiliki masjid yang terkenal dengan sebutan masjid Kaunas. Lokasinya berdiri tepat dijantung kota bersebelahan dengan taman Ramybes Park dan dua Gereja Ortodox, diapit oleh dua ruas jalan utama Traku street dan Vytautas boulevard di Ramybes park.

Vytauto Didžiojo mečetė
Totorių. 6, Kaunas 44236, Lituania
musulmonai.lt
koordinat: 54°53'39"N   23°55'42"E



Dari empat masjid tua yang masih ada di Lithuania, Masjid Kaunas merupakan satu satunya masjid tua yang dibangun dengan gaya masjid sebenarnya dari bahan beton lengkap dengan kubah dan menara. Masjid Kaunas juga masjid pertama dan satu satunya yang dibangun dengan dana bantuan dari pemerintah Lithuania sebelum Negara tersebut menjadi bagian dari Federasi Uni Soviet.

Pembangunan masjid Kaunas dilaksanakan bersamaan dengan peringatan 500 tahun wafatnya raja terbesar Lithuania, Vytautas di tahun 1930. Kala itu pemerintah Lithuania menyelenggarakan berbagai even untuk peringatan dimaksud dan bertepatan dengan momen tersebut, muslim Tatar di Kaunas mengajukan rencana membangun sebuah masjid sebagai bagian dari peringatan tersebut.

Sebelumnya Masyarakat muslim Kaunas menyelenggarakan peribadatan di gedung komunitas yang dibangun tahun 1910 oleh seorang muslim Tatar Kaya Raya, Haji Alexander Ilyasevich. Dan Masjid yang akan dibangun direncanakan di lahan disamping gedung milik komunitas muslim tersebut.


Setelah mendapatkan persetujuan dari pemerintah Lithuania, sebagian besar dana pembangunan masjid ini dikucurkan oleh pemerintah sedangkan sisanya ditanggung bersama oleh Muslim Tatar. Sedangkan proyek pembangunannya ditangani oleh arsitek Adolfas Netyksa dan Vaclovas Michnevicus.

Setelah menjalani proses pembangunan selama tiga tahun, seluruh proses pembangunan masjid Kaunas selesai dan diresmikan pada tanggal 15 Juli tahun 1933 dan secara resmi diberi nama Vytautas Didysis Mosque. Bangunan masjid ini cukup indah dengan memadukan gaya masjid Tatar dengan gaya masjid Arabia, meskipun ukurannya tidak terlalu besar sesuai dengan populasi muslim disana.

Exterior masjid tampil sangat menyolok diantara bangunan lainnya, dengan kubah setengah lingkaran berukuran cukup besar di atap bangunan diapit oleh empat kubah berukuran lebih kecil di empat penjuru atap ditambah dengan satu kubah diatas beranda. Di sisi kiblatnya juga dilengkapi dengan mihrab, sementara sebuah menara menjulang di sisi kanan pintu masuk.

Mimbar dan Mihrab Di dalam Masjid Kaunas.

Interior masjid ini terdiri dari ruang sholat utama berukuran 90m² untuk Jemaah laki laki dan ruang sholat Jemaah wanita seluas 45m² yang berada di balkoni terbuka di dalam masjid. Selain itu masjid ini juga dilengkapi dengan ruang pengurusan jenazah, ruang peralatan masjid bersebelahan dengan tangga menuju ke balkon dan menara.

Rangkaian Sejarah Masjid Kaunas

Sedangkan di pekarangan masjid terdapat komplek pemakaman bagi muslim setempat yang berada di sudut  pertigaan ruas jalan Tatars’ street dan Traku Street, dipisahkan oleh pagar. Tidak ada perubahan berarti terhadap bangunan masjid ini seiring perjalanan waktu namun demikian pemakaman umum yang ada disekitarnya telah lenyap diratakan dengan tanah dimasa Uni Soviet, termasuk pemakaman umum yang sudah ada disana sejak tahun 1847.

Penghancuran komplek makam tersebut dimulai tahun 1952, sebagian komplek pemakaman diratakan dengan tanah dengan alasan lokasinya yang sudah tidak tepat lagi karena berada di pusat kota. Namun alasan sebenarnya adalah Pemerintah Uni Soviet tidak merasa nyaman dengan begitu banyak monument dan dan makam kaum muslimin ditempat itu. Ditambah lagi dengan peristiwa demonstasi Solidaritas mahasiswa Kaunas bersama dengan orang orang Hongaria di bulan Oktober 1956 di tempat tersebut memicu penghancuran total seluruh area makam.

Masjid Kaunas di Musim Salju.

Kini lahan bekas pemakaman tersebut dikenal dengan nama Taman Ramybes park (Silence park) atau taman keheningan sesuai dengan suasana tempat tersebut sebelum di ubah menjadi taman hijau oleh pemerintah Soviet. Pemerintah Lithuania juga membangun beberapa prasasti peringatan untuk mengenang bahwa tempat tersebut dahuluna adalah sebuah komplek pemakaman tua. Bangunan bekas tempat tinggal penjaga makam bahkan masih berdiri hingga kini dan dirawat sebagai bagian sejarah. Di Tahun 2006, pemerintah Hongaria menyelenggarakan peringatan peristiwa berdarah di tempat tersebut dan membangun sebuah tugu peringatan disana.

Pembredelan Masjid Kaunas

Pada tahun 1941 masjid ini di tutup dan mengalami penjarahan, kaca kaca jendela nya rusak, karpet, karpet, furniture serta manuskrip Al-Qur’an tua yang ada di masjid ini pun dicuri. Selama periode tahun 1941 hingga tahun 1947 masjid ini masih dibuka dan berfungsi sebagaimana mestinya namun kemudian lagi lagi di tutup dalam kurun waktu yang sangat lama sejak tahun 1947.
                                                                                            
Pada mulanya masjid ini diserahkan kepada Kantor Arsip Kaunas dan digunakan sebagai gudang arsip. Kemudian di tahun 1950 digunakan sebagai tempat sirkus kelompok Valentinas Dikulis. Tahun 1986 masjid Kaunas kembali di ubah fungsi menjadi gedung perpustakaan dan gudang Musium Seni Mikalojus Konstantinas Ciurlionis.

Di musim panas dengan warna langit yang membiru dengan sedikit sapuan awan.

Di periode tahun 1972-1973 bangunan masjid Kaunas kemudian diperbaiki sebagai bagian dari proyek Arsitek Z. Dargis. Sebuah ruang galeri kemudian dibangun pada bagian selatan tembok masjid sebagai bagian dari rencana untuk mendirikan Musium Seni Ketimuran di masjid tersebut, namun rencana itu tidak pernah benar benar terwujud.

Barulah di tahun 1991, setelah Lithuania merdeka dari cengkraman Uni Soviet, bangunan masjid serta lahan seluas 0.84 hektar tempatnya berdiri diserahkan kembali oleh pemerintah Lithuania kepada komunitas muslim Kaunas dan kembali difungsikan sebagai masjid setelah selama 44 tahun di tutup total.

Ditahun 2009 pemerintah Lithuania menetapkan Masjid Kaunas sebagai salah satu Cagar Budaya dan dilindungi oleh Negara dan sampai tahun 2009 masjid ini bertahan sebagai satu satunya masjid berbahan beton yang ada di Negara Negara kawasan laut Baltik, sampai kemudian berdirinya Masjid dan Islamic Center di kota Tallin ibukota Republik Estonia.

Saat ini ada sekitar 260 jiwa muslim Kaunas yang merupakan Muslim Tatar, jumlah yang hampir sama dengan saat perang dunia kedua berahir saat muslim Tatar masuk ke Lithuania dari kawasan Kaukasus, Krimea dan Asia Tengah dan kemudian mendapatkan status kewarganegaraaan Lithuania.

Masjid ini kini turut diramaikan oleh mahasiswa yang datang dari Negara Negara Timur Dekat dan Negara Negara Islam. Di setiap hari Jum’at masjid ini penuh sesak oleh Jemaah sholat jum’at yang meluber hingga kehalamannya., dan jumlah muslim di Kaunas dan Lithuania semakin meningkat dari waktu ke waktu.***

Referensi