Tampilkan postingan dengan label Masjid di Rusia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masjid di Rusia. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 Januari 2024

Masjid Katedral Marjani Kazan Rusia

Masjid Marjani Kazan (foto dari Алексей Петров)

Masjid Marjani atau Mardzhani atau Märcani adalah sebuah masjid di Kazan, Rusia, dibangun pada tahun 1766-1770 dimasa pemerintahan Catherine yang Agung dan atas sumbangan penduduk kota. Masjid Marjani merupakan Masjid Katedral (masjid agung) pertama di Kazan, ibukota Republik Tatarstan, Federasi Russia.
 
Mardzhani Mosque
Мечеть "Аль-Марджани"
https://maps.app.goo.gl/Uibp5pGTpRr6LnNv8
 

 
Sejarah
 
Setelah beberapa dekade penganiayaan terhadap umat Islam di Kekaisaran Rusia, Masjid Märcani adalah masjid pertama yang dibangun di Kazan di bawah pemerintahan Rusia. Ini adalah masjid aktif tertua di Tatarstan dan satu-satunya masjid di Kazan yang terhidar dari penutupan selama periode Uni-Soviet.
 
Masjid ini dibangun dengan tradisi arsitektur abad pertengahan Tatar yang dipadukan dengan gaya baroque, dan mewakili masjid khas Tatar. Diyakini bahwa arsiteknya adalah Vasily Kaftyrev. Masjid ini terletak di Kawasan Tatar Lama (İske Tatar Bistäse) Kazan di tepi danau Qaban.
 
Masjid Marjani dari pintu gerbang (farkhat tukhvatullin)

Masjid Märcani bertingkat dua dan memiliki dua aula. Interiornya dirancang dengan gaya The Petersburg Baroque. Pada tahun 1861 seorang sudagar bernam İ. G. Yunusov menyumbang untuk penambahan tangga, dan pada tahun 1863 ia menyumbang pula perpanjangan mihrab dan penambahan jendela baru.
 
Interior masjid Marjani (Stanislav Voevodin)

Pada periode itu masjid tersebut disebut masjid Yunusovs menurut nama keluarganya. Pada tahun 1885 saudagar Z. Ğosmanov menyumbangkan renovasi menara. Pada tahun 1887 saudagar W. Ğizzätullin dan M. Wälişin menambahkan dekorasi balkon di menara.
 
Nama masjid ini diambil dari nama imam Shigabutdin Mardzhani, yang bertugas di sana pada tahun 1850-1889. Untuk waktu yang lama masjid tersebut disebut Yunusovskaya (bahasa Tatar: Yunysov mәchete) merujuk kepada nama saudagar Yunusovsh, yang tinggal di mahalla dan menghabiskan uang untuk pemeliharaan masjid. Sebelumnya masjid ini sempat disebut Efendi (bahasa Tatar: Әfәnde - milik Tuhan).
 
Dimusim dingin yang membeku (Елена Будалина)

Di zaman Uni Soviet, masjid ini adalah satu-satunya yang masih berfungsi di Kazan. Masjid agung ini dan wilayah sekitarnya telah berulang kali dipugar dan diperbaiki dengan sangat hati hati termasuk diantaranya dilakukan dalam rangka perayaan masuk era Milenium Kazan.
 
Masjid ini memiliki ujung berlapis emas dengan minaret bulan sabit dan elemen arsitektur kecil, dinding putih, atap hijau. Lantai pertama digunakan sebagai ruang salat. Ruang kegiatan lainnya berada di lantai dua. Kemudian kubah dan dindingnya dihiasi dengan plesteran biru, hijau, emas, dan ornamen bunga berlapis emas.
 
Dalam bingkai spot foto (Светлана Митрушина)

Beberapa tahun kemudian; pertemuan, kompetisi, acara pendidikan serta budaya komunitas Muslim lainnya, dan juga acara pernikahan diadakan di area masjid. Di halaman masjid juga ada pameran literatur Islam, acara pemotongan hewan kurban, tenda tenda dipasang selama perayaan Idul adha, dan pertemuan pada hari raya serta hari besar Islam lainnya.
 
Di kompleks bangunan sekitar masjid terdapat muhtasibat (pembagian wilayah administratif Muslim) kota Kazan yang bernama Administrasi Spiritual Muslim Republik Tatarstan, bersebrangan dengan Jalan Sultan Zaini tempat Sekolah Tinggi Islam Kazan berada; di sebelahnya terdapat Jalan Kayum Nasyri, tempat masjid ini berada; dan di seberang Jalan Kayum Nasyri terdapat kafe dan toko kelontong halal dan toko literatur dan simbol Muslim.
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
 
Baca Juga
 
Prophet Muhammad Mosque, Shali, Chechnya, Russia
Masjid Agung Ufa, Masjid Tertua di Russia
Masjid Nord Kamal Norislk-Russia ; Masjid Paling Utara di Bumi
Masjid Yardyam (Мечеть Ярдям) Moskow - Rusia
Masjid Akhmad Kadyrov - Simbol Kebangkitan Chechnya
Masjid Sentral Perm (Perm Central Mosque) - Russia

Jumat, 25 Maret 2022

Islam & Masjid di Belgorod, Russia

Masjid di Belgorod Oblast, Rusia.

Belgorod adalah salah satu Oblast di Russia yang berbatasan langsung dengan Ukraina. Oblast itu apa? Oblast adalah salah satu bentuk wilayah administrasi di Republik Federasi Rusia. Pembagian wilayah administrasi di Rusia memang akan sedikit membingungkan bagi orang Indonesia yang terbiasa dengan konsep Negara Kesatuan.

Sebagai sebuah Negara federasi, sampai tahun 2014 yang lalu, Rusia terdiri dari 85 subjek federal atau anggota federasi yang menyandang status dan predikatnya masing masing yakni; 22 Republik, 9 Krais, 46 oblasts, 3 Kota Federal, 1 oblast otonom, dan 4 okrugs otonom.

Karena masing masing anggota federasi itu secara umum memiliki kesetaraan meski ada hal hal tertentu yang menjadi pembedanya yang sangat jelas, maka secara sederhana masing masing sebutan untuk anggota federasi itu dapat kita umpamakan seperti ‘provinsi’ di Indonesia. 

Agama & Etnis di Belgorod Oblast 

Ditahun 2010 penduduk Belgorod Oblast tercatat 1,532,526 jiwa dan 0.62% diantaranya memeluk agama Islam. 50,5% penduduk Belgorod memeluk agama Ortodok Rusia ditambah 1,7% Ortodok lainnya, namun demikian ada fakta di Oblast Belgorod ini yang cukup mencengangkan bagi orang Indonesia. 

Hasil survey ditahun 2012 selain menemukan keberadaan muslim disana, 22,2 penduduk Belgorod mengaku percaya pada Tuhan namun tidak memeluk agama apapun, dan 10,5% nya menyatakan dirinya atheis dan tidak percaya pada agama manapun. 

Masjid satu satunya di Belgorod Oblast, bangunan sebelah kiri.

8,6% penduduknya memeluk agama Kristen berbagai sekte, 0,7% Katholik Roma, sedangkan sisanya menganut agama dan kepercayaan lainnya tidak menyebutkan agama mereka saat dilaksanakan survey. 

Secara etnis, penduduk Belgorod mayoritas merupakan etnis Rusia mencapai 94,4%, etnis Ukraina 2,8%, Armenia 0,5, Azeri & Turki masing masing 3%, ditambah etnis etnis lainnya 

Hasil survey yang dilakukan memang tidak mengaitkan etnis dengan agama yang mereka anut, namun dari angka yang muncul, bertepatan angka 0,6% rasio penduduk yang memeluk agama Islam sama dengan rasio etnis Azeri ditambah dengan etnis Turki yang ada di Belgorod. 

Masjid di Belgorod Oblast, Rusia.

Adakah Masjid di Belgorod? 

Bila kamu bertanya pada google map “mosque in Bolgorod” akan muncul 3 lokasi di google map yang ditandai sebagai masjid. Yang pertama ditandai dengan nama “Mechet'” atau “Masjid” yang kedua ditandai dengan “Mechet' Mir I Sozidaniye” atau “Masjid Mir I Sozidaniye” dan tanda yang ketiga menunjuk ke Belgorod State University. 

Surfing ke tiga lokasi tersebut, hanya lokasi yang bertanda “Mechet'” yang benar benar terindikasi sebagai sebuah bangunan masjid. yang ditandai dipeta sebagai “Masjid Mir I Sozidaniye” di dinding gedungnya terpasang tulisan “dijual” dalam bahasa Rusia. 

Sedangkan tanda yang ketiga, sesuai dengan namanya disana memang berdiri bangunan hedung Universitas Negeri Belgorod dan memang bantuk bangunannya dilengkapi dengan sebuah kubah bewarna emas. Mari kita tilik lebih jauh keberadaan “Mechet'” di Oblast Belgorod tersebut. . 

“Mechet'” 
Ulitsa Michurina, 89, Belgorod, Belgorod Oblast, Rusia, 308002 50.618446, 36.549945.

   

Bangunan yang dimaksud berbentuk sebagai sebuah bangunan biasa, mirip gedung pabrik dan lokasi bangunannya pun tampak seperti berada di sebuah kawasan industri. Di tembok bagian depannya terpasang tulisan “Mechet” tak terlalu besar namun cukup jelas untuk dibaca. Pada salah satu pintu besarnya tertulis Mon Cam Antongary 24. 

Menyimak rekaman foto dan video yang ada, masjid ini memang dibangun dari sebuah bangunan pabrik, prosesnya dimulai sejak tahun 2018 dengan merenovasi bangunan tersebut untuk mengubah interiornya sesuai dengan kebutuhan ruang sholat berjamaah. 

Ruangan masjid ini cukup besar dan memanjang, dan yang lebih menarik bahwa jemaahnya tampak begitu ramai hingga memenuhi ruangan masjid. 

Interior Masjid di Belgorod dengan jema'ahnya yang penuh sesak.

Hanya ada satu masjid di Belgorod
 

Tidak banyak informasi yang dapat diperoleh tentang masjid disana, tribunnews.com dalam artikel Ramadhan tahun 2020 lalu pernah memuat artikel tentang pengalaman Teguh Imanullah, mahasiswa Indonesia yang kuliah di Belgorod State National Research University, menyebutkan bahwa di Belgorod hanya ada satu masjid saja. 

Namun demikian meski dengan jumlah yang minoritas, disebutkan bahwa muslim disana sangat kompak, dan jalinan silaturrahim sangat baik diantara mereka meskipun berasal dari berbagai suku dan bangsa yang berbeda beda.***

Minggu, 28 Juli 2019

Masjid Murmansk, Masjid Kutub Utara di Rusia

Murmansk, adalah ibukota Oblast Murmansk, wilayah Rusia di Semenanjung Kola, seluruh wilayah Murmansk Oblast berada di dalam lingkar kutub utara dengan suhu udara rata rata selalu dibawah titik 0 derajat selsius.

Islam merupakan agama dengan pemeluk terbesar kedua di seluruh wilayah Republik Federasi Russia setelah pemeluk Agama Kristen Ortodox. Jumlah pemeluk Islam mencapai 9.400.000 jiwa atau sebesar 6,5% dari keseluruhan jumlah penduduknya. Jumlah tersebut didasarkan kepada survey secara nasional yang diselenggarakan pada tahun 2012.

Jumlah tersebut juga tidak memasukkan dua wilayah federal dengan penduduk mayoritas muslim yakni Republik Chechnya dan Republik Ingushetia yang pemeluk Islamnya diperkirakan mencapai dua juta jiwa. Sehingga dipastikan bahwa jumlah pemeluk agama Islam di Rusia jauh lebih besar dari angka 9,4 juta jiwa.

Cukup menarik bahwa dari seluruh muslim di Rusia, 6.700.000 muslim disana atau sekitar 4.6% dari jumlah penduduknya tersebut tidak mengikuti salah satu mazhab manapun. Islam diakui dalam tatanan hukum maupun oleh para petinggi politik di Negara itu sebagai salah satu agama yang sudah menjadi bagian tradisi Negara, bagian dari warisan sejarah bangsa dan di subsidi oleh pemerintah. Sejarah Islam di Rusia sudah berakar sejak Negara itu masih berbentuk sebuah kekaisaran.

Kota Murmansk merupakan kota terbesar di seluruh wilayah lingkat kutub utara.

Matahari Tengah Malam di Murmansk

Kota Murmansk adalah ibukota Oblast (semacam provinsi) Murmansk di Rusia bagian barat laut, lokasinya berada di dalam lingkar Kutub Utara. seluruh wilayah Oblastnya berada di Semenanjung Kola, secara geografis seluruh wilayah daratan Oblast Murmansk ini juga merupakan bagian dari daratan Lapland yang meliputi empat wilayah Negara yang terdiri dari Norwegia, Finlandia, Swedia dan Rusia.

Karena letak geografis tersebut Oblast Murmansk berbatasan dengan darat langsung dengan wilayah daratan Kerajaan Norwegia dan Republik Finlandia di sebelah barat, dan sebelah utaranya menghadap ke laut Barent di kutub utara. Seluruh wilayah ini merupakan wilayah dengan suhu udara yang selalu dingin membeku dan tentu saja tidak ramah bagi orang Indonesia yang terbiasa dengan iklim tropis yang hangat sepanjang tahun.

Karena iklimnya, Murmansk terkenal sebagai kota yang sepanjang tahun mengalami 40 hari tanpa matahari dan 60 hari tanpa malam. Di Murmansk dan wilayah Rusia utara lainnya hanya dikenal istilah malam kutub dan hari kutub (atau disebut juga matahari tengah malam). Hari kutub terjadi ketika matahari tidak pernah tenggelam di balik cakrawala, melainkan hanya tampak "berputar" di sekitar langit selama berhari-hari (22 Mei – 22 Juli).

Masjid di kota Murmansk berbentuk bangunan biasa seperti kebanykan bangunan lainnya. nyaris tak ada penanda dan petunjuk apapun dibangunan ini selain tulisan kecil dibangunan dan ada spanduk berbahasa Arab di area parkirnya. (foto dari gmap).
Di hari kutub yang tak pernah gelap itu, warganya sendiripun seringkali bingung untuk membedakan waktu, apakah saat ini sedang malam atau siang hari karena mataharinya masih bersinar kendati sudah dinihari. Suasana terbalik ketika malam kutub saat matahari tak pernah terbit. Suasana seperti fajar terjadi selama 40 hari penuh.

Islam di Murmansk

Oblast Murmansk memiliki populasi penduduk 795,409 jiwa (sensus 2010) dan satu persen dari jumlah tersebut merupakan pemeluk agama Islam. Berdasarkan data demografi Oblast Murmansk, Islam memiliki potensi yang sangat besar untuk lebih berkembang di wilayah tersebut. Merujuk kepada data kependudukannya tahun 2012, disebutkan bahwa 41,7% penduduknya menganut Agama Kristen Ortodox, sekitar 5% menganut agama Kristen lainnya (termasuk Katholik) dan penganut kepercayaan tradisi setempat.

Data tahun 2012 tersebut juga menyebutkan porsi sangat besar dimana 12% masyarakatnya menganut faham Atheis, 28% mengaku memiliki keyakinan spiritual namun tidak menganut agama apapun, ditambah dengan 12,5% yang tidak menyebutkan kepercayaan atau agamanya. Hal tersebut tentunya menjadi peluang yang sangat besar bagi perkembangan Islam disana selanjutnya.

Ruang sholat Masjid Al-Rihlah kota Murmansk.
Karena iklimnya yang hanya ada “hari dan malam kutub” muslim di Murmansk dan kawasan Rusia utara lainnya mengalami puasa yang teramat panjang di bulan Romadhon yang justru jatuh di musim panas sehingga waktu puasanya teramat panjang. Karenanya muslim disana menyandarkan waktu puasa mereka mengikuti Negara Islam terdekat (Turki) atau malah ada yang mengikuti waktu puasa di Arab Saudi.

Masjid Murmansk dan Masjid Kutub Utara Rusia Lainnya

Kota Murmansk sudah lama memiliki sebuah bangunan masjid. Dan masjid di Kota Murmansk ini bukan satu satunya masjid di Rusia yang lokasinya berada di Lingkar Kutub Utara. Di kota Norilsk di wilayah Siberia Utara sudah lama terkenal dengan Masjid Nord Kamal.

Kota Norilsk terkenal sebagai kota pertambangan dengan tingkat polusi yang sangat parah, menjadikannya sebagai kota dengan pencemaran udara paling buruk di dunia, dan kota itu kini tertutup bagi pengunjung kecuali dengan izin khusus. Klik disini untuk membaca artikel Masjid Nord Kamal.

Masjid Murmansk


Tidak banyak informasi menyangkut masjid di kota Murmansk di wilayah Oblast Murmansk, Rusia, ini. Namun dengan mudah anda akan menemukannya di google map cukup dengan mengetikkan kata “Murmansk Mosque’, Google map akan menampilkan satu satunya masjid di kota itu dengan nama Masjid Al-Rihlah dalam Aksara Arab.

Bangunan masjid Murmansk berbentuk bangunan biasa seperti bangunan bangunan lain disekitarnya. Awalnya bangunan ini memiliki  luas sekitar 300 meter persegi. Terdiri dari dua lantai, dan hanya lantai duanya yang gunakan sebagai ruang sholat bagi Jemaah pria dan wanita.

Pada bulan September 2013 masjid ini kemudian di renovasi ruangan sholat Jemaah pria dan wanita dipisahkan, bangunan masjid juga dilengkapi dengan tempat berwudhu, ruang kelas dan dapur dan ruang istirahat, masjid ini kemudian juga dilengkapi dengan kantor Imam-khatib dan kantor pengurus komunitas muslim setempat. Ruang sholat utama ditempatkan di lantai satu.

Masjid A-Rihlah di Kota Murmansk ini menjadi Masjid kedua di wilayah kutub utara di Rusia setelah Masjid Nord Kamar di kota Nurilsk.
Bangunan masjid Murmansk terlihat selayaknya bangunan lain di kota Murmansk, tanpa kubah, tanpa menara dan penanda lainnya yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut merupakan sebuah masjid. Hanya tulisan kecil dalam aksara rusia itu yang barangkali menjadi penunjuk serta spanduk besar disebelahnya yang menjadi penanda.

Karena keterbatasan informasi, bukan tidak mungkin Masjid Al-Rihlah di Murmask ini bukanlah satu satunya masjid di kota Murmansk ataupun di seluruh wilayah Oblast nya. Mengingat jumlah muslim disana yang mencapai satu persen atau sekitar 7 hingga 8 Ribu jiwa***.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga Artikel Masjid di Kutub Utara lain nya



Sabtu, 01 Juni 2019

Masjid Nord Kamal Norilsk – Russia ; Masjid Paling Utara di Bumi

Masjid Nord Kamal di kota Norilsk tercatat sebagai salah satu masjid yang berada di dalam lingkar kutub utara bumi. Tempat dimana matahari tak bersinar penuh sepanjang tahu, kota dengan iklim paling ekstrim di Bumi, saat suhunya turun mencapai 60 derajat selsius dibawah nol dan badai salju nyaris terjadi saban hari sepanjang tahun.

Kota Norilsk adalah kota di Russia. Letaknya di bagian utara dan merupakan kota terbesar kedua di Russia di wilayah Siberia Utara, di lingkar Arktik kutub utara, setelah kota Murmansk. Kota paling dingin di bumi ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 134.832 jiwa. Norislsk tidak saja menyandang predikat sebagai kota dengan iklim paling extrim di dunia, tapi juga merupakan kota yang masuk ke dalam 10 kota paling tercemar di Bumi. Karenanya semenjak tahun 2001, kota ini menjadi kota tertutup yang tidak boleh dikunjungi oleh orang asing, kecuali dengan izin khusus.

Secara geografis, kota Norilsk berada di semenanjung Taimyr di wilayah Krasnoyarsk Territory di Russia. Satu satunya cara untuk mencapai kota ini adalah dengan pesawat terbang. Trsnsportasi alternative hanya tersedia selama musim panas yang singkat, dengan melalui angkutan sungai menggunakan ferry mengarungi sungai Yenisei menuju pelabuhan sungai Dudinka dilanjutkan dengan bus, ke kota Norilsk.

Kota Norilsk dibangun tahun 1930 di daerah yang begitu kaya dengan kandungan tambang logam. Pabrik pabrik pengolahan logam itu setiap hari melepaskan asap tebal bercampur asam ke udara. Suhu di kota ini benar benar extrim mencapai minus 58 derajat dan senantiasa bersalju selama 250 hinga 270 hari sepanjang tahun. Badai salju adalah hal biasa di kota ini, 110-130 hari dalam setahun terjadi badai salju disana, menjadikannya sebagai kota yang senantiasa dingin membeku di dunia.

Sepertiga penduduk kota ini beragama Islam dan mereka harus menjalankan ibadah puasa Romadhon setidaknya 20jam sehari.

Tidak hanya iklimnya yang tak ramah, sejarah kota ini juga cukup menyeramkan, pada awalnya kota ini dibuka dan dibangun pada masa kekuasaan Uni Soviet di Russia, dengan menggunakan para pekerja paksa, untuk menambang Nickel. Norilsk memang diketahui merupakan wilayah dengan cadangan nickel-copper-palladium terbesar di dunia. Sistem kerja paksa yang dikenal dengan sistem gulag terjadi sejak masa Vladimir Lenin hingga masa Joseph Stalin di tahun 1930-1950-an.

Muslim di kota Norilsk

Ada sekitar 30.000 muslim yang tinggal di kota Norilsk, sumber lainnya menyebut angka yang lebih besar, mencapai 50.000 ribu jiwa. Mereka menjadi muslim di dunia yang harus menjalankan ibadah puasa Ramadhan teramat panjang setiap harinya, mengingat matahari bersinar penuh di kota ini tidak lebih dari 90 menit setiap harinya.

Seoran penulis yang juga penduduk kota Norilsk menyebutkan bahwa, muslim di Norilsk merupakan diapora dari berbagai Negara. Hampir sepertiga penduduk kota ini merupakan muslim yang berasal dari Azerbaijanis, Tatar, Chechens dan Dagestan, termasuk juga yang berasal dari Negara Negara asia tengah seperti Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan dan Tajikistan.

Dari sekian banyak muslim disana juga terdapat muslim asli pribumi setempat, bahkan salah satu dari mereka yang berasal dari suku Nganasan (suku asli Samoyedic di semenanjung Taymyr, Siberia Utara) adalah salah satu pengurus masjid Nord Kamal.

Nurd Kamal, Mechet' / Нурд Камал, Мечеть
ул. 50 лет Октября, 2а, Norilsk, Krasnoyarskiy kray
Rusia, 663305. +7 391 942-11-49
Koordinat : 69°20'27"N   88°12'2"E



Masjid Nord Kamal

Masjid Nord Kamal adalah masjid terbesar di kota Norilsk, Russia. Masjid ini selesai dibangun dan dibuka secara resmi untuk peribadatan pada tanggal 19 September 1998. Sebuah masjid yang cukup indah. Masjid ini tercatat dalam buku rekor dunia (Guinness Book of Records ) sebagai ‘masjid yang berada ditempat paling utara di dunia’. Dibangun oleh seorang pengusaha muslim ‘Mukhtad Bekmeyev” yang merupakan penduduk asli Norilsk dari suku Tatar.

Nord Kamal atau Nurd Kamal yang menjadi nama masjid ini merupakan gabungan dari nama kedua orang tuanya, nama ayahnya Nuritdin dan Ibunya Gaynikamal, yang kemudian digabungkan menjadi Nord Kamal. Rancangan masjid ini ditangani arsitek Josef Muire atas dana dari seorang philanthropist Inggris, Stephen Trantham.

Gaya bangunannya dipengaruhi oleh arsitektur Turki dengan sebuah bangunan menara dan sebuah kubah besar di atap utama masjid. Uniknya kubah masjid ini dibangun dalam bentuk yang menyerupai sebuah lonceng dengan warna ke-emasan.  ‘Mukhtad Bekmeyev” yang membangun masjid ini, sudah tidak tinggal di Norilsk, beliau sudah pindah ke kota Sochi, di tepian Laut Hitam yang berjarak sekitar 4,000 km.

Matahari bersinar penuh di kota ini tak lebih dari 90 menit setiap harinya.

Meski dibangun dengan bentuk sebagaimana masjid pada umumnya, arsitek masjid ini mau tidak mau melakukan beberapa pengecualian dalam rancangannya yang harus disesuaikan dengan kondisi di Kutub Utara tempat masjid ini berada. Seperti contoh pada bangunan menaranya yang biasanya dibangun dalam bentuk bundar, dengan sengaja dibangun dengan denah segi empat dikarenakan dalam denah yang demikian bata yang menjadi bahan bangunannya tidak mudah beku dan lebih tahan terhadap terpaan angin kencang di daerah tersebut.

Terancam Suhu Dingin

Laporan media Russia di tahun 2018 menyebutkan masjid ini mengalami masalah cukup serius dengan terputusnya sambungan listrik ke masjid ini, berakibat pada tidak berfungsinya sistem pemanas di masjid ini serta peralatan yang membutuhkan ternaga listik lainnya. Masalah tersebut dikhawatirkan akan berdampak lebih luas terhadap struktur bangunan meskipun sudah dirancang sedemikian rupa untuk mampu bertahan dalam iklim yang ekstrim.

Cuaca yang begitu dingin, membutuhkan semangat dan daya tahan tubuh yang prima untuk sekedar pergi ke masjid ini bagi muslim di kota Norilsk.

Masalah tersebut di duga terjadi akibat kerusakan jaringan kabel bawah tanah yang terjadi saat proses penghancuran gedung yang berada tak jauh dari lokasi masjid ini. Ketiadaan pemanas memang menjadi masalah besar di Norilsk, terutama bagi muslim disana yang akan melaksanakan sholat subuh di masjid ini di kondisi cuaca yang bersalju cukup tebal.

Menurut penjelasan imam masjid, dari sekian puluh ribu muslim di Norilsk, rata rata yang hadir sholat jum’at di masjid ini sekitar 500-600 jemaah saja. Beliau menjelaskan bahwa sebagian besar muslim disana adalah pekerja pabrik dan sudah kelelahan saat pulang kerja di malam hari. Sebagian besar muslim di Norilsk merupakan muslim dari Azerbaijan dan wilayah Republik Dagestan sebagian besar mereka berpropesi sebagai pegawai pabrik dan sebagian lagi berdagang.

Penyusutan jumlah penduduk

Norilsk mengalami penyusutan jumlah penduduk. Biaya hidup yang semakin tinggi dan tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat, mengakibatkan terjadinya perpindahan penduduk sepanjang tahun. Diperkirakan penduduk kota ini berkurang sekitar 5000 jiwa setiap tahun nya, kebanyakan mereka pindah ke kota kota lain.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Sabtu, 11 November 2017

Masjid Juma Derbent Tertua di Rusia

Masjid Juma Derbent di Republik Dagestan, merupakan masjid tertua di Rusia

Masjid Juma Derbent | Derbent Juma Mosque | Derbentskaya Dzhuma Mechet' | Дербентская Джума Мечеть adalah masjid tua di kota Derbent di wilayah otonomi Republik Dagestan, Federasi Rusia. Masjid Derbent juga merupakan masjid tertua di wilayah Dagestan sekaligus tertua di wilayah pegunungan kaukasus utara dan Rusia. Pertama kali dibangun tahun 733 (115 Hijriah) pada saat kota Derbent berada di bawah kekuasaan Islam.

Selain masjid Juma, kota Derbent juga memiliki beberapa masjid masjid tua lainnya seperti Masjid Kyrhlyar dari abad ke 17, Masjid Bala dan Masjid Chertebe yang dibangun di abad ke 18, termasuk juga bangunan madrasah yang berasal dari abad ke 15.

Masjid Juma terletak di tengah tengah wilayah kota lama Derbent, yang telah menjadi ikon dari arsitektur kota kuno ini. Di dalam komplek masjid ini juga terdapat bangunan madrasah dan beberapa rumah rumah tua yang dulunya merupakan rumah para ulama tinggal.

Derbentskaya Dzhuma Mechet' | Дербентская Джума Мечеть
7 магал, д. 10, Derbent, Dagestan Republits, Rusia, 368600
djumamechet.ru
+7 872 404-63-68


Tentang Kota Derbent

Derbent adalah salah satu kota tertua di wilayah Republik Dagestan, Rusia. Kota yang memiliki sejarah panjang Islam di pegunungan Kaukasus. Sejarah panjang kota Derbent berkaitan dengan misi Islam yang berhasil menaklukkan Iran pada abad ke-7 masehi.

Derbent merupakan kota terbesar kedua di Republik Dagestan, lokasi kota ini berada di tepian laut Kaspia dan berbatasan langsung dengan republic Azerbaijan disebelah selatan. wilayah kota ini merupakan gerbang antara laut Kaspia dengan pegunungan Kaukasus menjadikan kota ini sebagai laluan selama berabad abad.

Kota Derbent juga disebut sebut sebagai kota tertua di Rusia berdasarkan temuan temuan terdokumentasi dari abad ke 8 sebelum masehi. Dan karena lokasi strategisnya sejarah kota ini penuh dengan pergantian kekuasaan diantara Persia, Arab, Mongol, Timurid, Shirvan dan kerajaan kerajaan Iran dan berahir di tangan Rusia melalui perjanjian Gulistan  antara Iran dan Rusia di tahun 1813.

Pelataran depan masjid Juma Derbent, pohon pohon di depan masjid ini konon bahkan lebih tua dari bangunan masjidnya sendiri karena sudah tumbuh dan berdiri disana sejak masa areal ini masih berupa kuil pemujaan dimasa pra Islam.

Sejarah Masjid Juma Derbent

Kekuatan Islam dimasa khulafaurrasyidin berhasil menguasai kota Derbent di tahun 654 dibawah komando Arab military leader Maslama Ibn Abd-al-Malik dan menyebut kota ini sebagai Bab al-Abwab seiring dengan keberhasil pasukan islam menaklukkan seluruh wilayah Persia.

Segera setelah itu, kota Derbent berubah menjadi kota penting di wilayah tersebut dan agama Islam mulai berkembang dikota ini dan wilayah sekitarnya. Dari sini wilayah Islam meluas hingga ke wilayah Kaukasus timur laut termasuk Turki, Azerbaijan dan Rusia.

Pada tahun 733, tujuh masjid dibangun di wilayah ini. Salah satunya adalah Masjid Juma, masjid tertua yang hingga saat ini masih berdiri kokoh. Masjid Juma yang dibangun pada 115 Hijriah atau 733-734 masehi dan merupakan masjid terbesar dan berfungsi sebagai masjid utama sekaligus merupakan bangunan terbesar di wilayah tersebut pada saat itu.

Bangunannya yang kokoh dan besar dan banyak ruangan, membuat masjid ini sempat di ubah menjadi penjara di masa Uni Soviet berkuasa.

Bangunan masjid ini berukuran panjang 68 m (timur – barat) dan lebar 28 m (utara-selatan) sedangkan tinggi kubah utamanya mencapai 17 m. dilengkapi dengan gedung madrasah dan bangunan bangunan rumah tempat tinggal para ulama di sekitar masjid.

Khalifah Harun Ar-Rasyid dari Dinasti Abasiyah (763-809) pernah tinggal di Derbent dan menjadikan kota ini memiliki reputasi yang sangat disegani sebagai pusat budaya dan perdagagangan. merujuk kepada sejarawan arab saat itu penduduk kota ini melampaui 50 ribu jiwa dan merupakan kota terbesar di Kaukasus di abad ke 9 masehi.

Kekuasaan khalifah Islam bertahan di wilayah ini hingga lebih dari dua abad dan mulai melemah di penghujung abad ke 9. Kota Derbent menjadi pusat kekuasaan Ke-Emiran yang kemudian kekuasaan atas wilayah ini silih berganti sampai ahirnya menjadi wilayah Rusia di tahun 1813.

Mihrab dan mimbar masjid juma derbent

Masjid Juma Derben pernah mengalami restorasi ditahun 1368-1369 untuk memulihkan kondisinya akibat kerusakan karena gempa bumi oleh Baku Tazhuddin. kemudian perluasan dilaksanakan dan perbaikan keseluruhan komplek masjid ini pernah dilaksanakan tahun 1815.

Hingga 1300 tahun setelah berdirinya masyarakat masih bisa menikmati struktur asli dari masjid ini. sayangnya, perubahan politik menjadi sejarah kelam fungsi masjid sebagai tempat ibadah, pada tahun 1930 ketika Uni Soviet (USSR) menguasai wilayah ini.

Pemerintah Soviet yang komunis menjalankan kampanye anti agama. Pada tahun 1938, polisi rahasia Soviet (NKVD) menanggalkan semua atribut keislaman di Masjid Juma dan menjadikan masjid sebagai penjara kota hingga tahun 1943.

Salah satu ruang diantara lorong lorong di dalam masjid juma Derbent

Namun, pada 1943 pemerintah Soviet mulai membuat keputusan lunak, dengan mengembalikan masjid tersebut kepada ummat Islam dan membolehkan umat Islam menjadikan kembali Masjid Juma sebagaimana mestinya.

Saat ini, Masjid Djuma tetap berdiri dengan arsitektur aslinya dengan taman dan pohon rindang di lokasi masjid. Empat pohon besar berada disamping bangunan bermenara dan kubah ini. Jasa Masjid ini luar biasa besar dalam melahirkan ulama-ulama muslim yang mendakwahkan Islam ke wilayah Rusia dan Kaukasia.

Restorasi

Keseluruhan komplek masjid ini beserta kawasan kota tua derbent telah direstorasi oleh pemerintah federal Rusia di tahun 2015 yang lalu. restorasi terhadap masjid tertua di Kaukasus utara ini selesai pada tanggal 15 Juli 2015. Proses restorasi tesebut dilakukan untuk memulihkan kondisi masjid ini dan bangunan disekitarnya dengan tetap menjada ke asliannya. proyek restorasi tersebut dilakukan dalam rangkaian peringatan hari jadi kota Derbent yang ke 2000 tahun.

Tempat wudhu nya yang unik

Tidak hanya Komplek Masjid Juma Derbent yang di restorasi namun termasuk juga benteng Naryn-Kala dan kawasan disekitarnya termasuk jaringan jalan raya tua di sekitarnya sepanjang sekitar 20 Km. Restorasi tersebut melibatkan para ahli dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (Russian Academy of Sciences) para arkeolog serta sejarawan terkemuka.

Pemerintah Rusia menganggarkan 616.3 juta rubles dari anggaran belanja federal untuk proses restorasi kawasan bersejarah ini, dengan tujuan utamanya tentu saja adalah untuk mengkonservasi bangunan bangunan dan pendukungnya yang telah menjadi cagar budaya nasional Rusia.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi dunia Islam.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Sabtu, 21 Oktober 2017

Masjid Jami Kebir Simferopol – Krimea

Masjid Jami Kebir, menjadi awal mula sejarah kota Simferopol yang pada mulanya bernama Aqmasjid City atau kota Masjid Putih merujuk kepada warna tembok masjid ini.

Simferopol Kota Masjid Putih

Simferopol, sebuah kota di Semananjung Krimea, semenanjung yang dulunya merupakan wilayah Rusia kemudian dihadiahkan kepada Ukraina saat Ukraina bergabung dengan Uni Soviet namun kemudian “dicaplok” lagi oleh Rusia seiring runtuhnya emperium tirai besi tersebut, dan kini Ukraina tampaknya tak benar benar berkuasa atas wilayah kantung berpenduduk muslim tersebut, meskipun Ukraina mengakui wilayah semenanjung Krimea merupakan Republik Otonom Krimea di dalam wilayah hukum Ukraina.

Sejarah kota Simferopol tak bisa dilepaskan dari sejarah masjid Jami’ Kebir yang merupakan masjid tertua di kota tersebut dan diseluruh semenanjung Krimea. Pada masa awal sejarah kota ini di abad pertengahan disebut atau dinamai dengan nama “Aqmecit city” atau “Kota Masjid Putih”. Sejarawan menyakini nama tersebut diambil dari warna putih tembok masjid Jami’ Kebir ini.

Kebir-Cami | Кебир-Джами
4, Kurchatova St, 4, Simferopol
Crimea, 95000



Masjid Kebir merupakan masjid tua di kota Simferopol, Ukraina. Masjid ini merupakan monumen arsitektur terkenal di kota Simferopol dan merupkan bangunan tertua yang masih bertahan di kota itu. Pertama kali dibangun oleh Menli Giray Khan tahun 1508 atau 914 Hijriah sebagaimana tertulis pada sebuah plakat di pintu masuk masjid ini dalam huruf arab yang menyatakan :

“Masjid ini dibangun bagi kejayaan dan keagungan Khan Meñli I Giray, mudah mudahan Allah mengampuni semua dosanya dan dosa anak anaknya di bulan Muharam tahun Sembian Ratus Empat Belas”

Setelah perang dunia kedua Masjid Kebir ini sempat terbengkalai. Kemudian selama beberapa tahun digunakan sebagai bengkel pembuatan sampul buku. Sampai kemudian diperbaiki sekembalinya komunitas muslim Tatar Krimea dari pengasingan dan di tahun 1989 secara resmi masjid ini dikembalikan lagi kepad komunitas muslim Krimea, dan proses rekonstruksi total terhadap bangunan masjid ini mulai dilaksanakan pada penghujung bulan oktober 1991.

Sisi mihrab Masjid Kebir

Tahun 2009 masjid Jami’ Kebir kembali di rekonstruksi bertepatan dengan perayaan setengah millennium atau 500 tahun berdirinya masjid tersebut. Hayder Ismail selaku wakil Mufti Krimea menjelaskan bahwa rekonstruksi yang selesai dilaksanakan pada bulan Juli 2009 tersebut adalah upaya untuk memulihkan tampilan interior masjid Jami Kebir termasuk ornament-ornamennya, lukisan kaligrafi dan mihrab masjid dengan bantuan berbagai sumber sumber dokumen arsip kuno.

Lebih dari 250 ribu hryvnyas (mata uang Ukraina) biaya yang dihabiskan untuk restorasi bagian interior masjid Jami Kebir ini bersumber dari dana yang dikumpulkan dari para donator dan para pengusaha muslim Krimea. Hayder Ismail juga menghimbau otoritas kota untuk meninjau ulang sejarah Simferopol yang selama ini disebut baru berusia 225 tahun, namun fakta yang ditemukan menyatakan bahwa Simferopol sudah eksis sejak 500 tahun lalu sebagai “Kota Masjid Putih” atau “Aqmescit City”.

Kini Masjid Kebir menjadi masjid utama di semenanjung Krimea, masjid ini menjadi tempat tinggal dari Mufti Krimea serta menjadi pusat aktivitas Spiritual muslim Krimea. Masjid ini juga dilengkapi dengan madrasah serta Perpustakaan Tatar Krimea.

Sisi lain Masjid Jami Kebir Simferopol

Arsitektur Masjid Jami’ Kebir

Masjid Jami’ Kebir dibangun dalam bentuk bangunan masjid Tatar dengan bangunan utama berdenah segi empat, dinding bagian luar polos nyaris tanpa ornamen, sebuah kubah besar di pasang di atap masjid bagian tengah dengan di topang oleh sebentuk bangun segi delapan menyerupai menara dalam ukuran pendek. Dan dilengkapi dengan sebuah menara menjulang berujung lancip.

Menara masjid ini dilengkapi dengan tangga dan balkoni yang digunakan oleh muazin menyuarakan azan di masa lalu. Diujung menara ditempatkan ornament bulan sabit sama halnya di ujung kubah masjid. Yang menarik adalah adanya bentuk tiga bola yang ditempatkan di bawah ornament bulan sabit, tampak seperti ornament di atap gedung sate Bandung.

Interior masjid ini sudah dipulihkan dalam proses rekonstruksi tahun 2009 yang lalu tampak begitu apik dengan sentuhan karya seni Tatar Krimea dalam balutan warna hijau, kuning dan merah, sementara tembok bagian dalam masjid juga di cat dengan warna putih. Masjid ini juga memiliki mimbar dari kayu berukuran tinggi besar seperti kebanyakan masjid masjid Tatar dan Turki.

Di dalam Masjid Jami Kebir Simferopol

Tradisi Iftar Jama’i Selama Ramadhan

Seperti masjid masjid di Indonesia, Masjid Jami Kebir di Simferopol ini juga menyelenggarakan Iftar Jama’I atau buka puasa bersama selama bulan suci Romadhan. Setiap tahun acara tersebut diselenggarakan di masjid ini bagi Jemaah tetap masjid ini maupun bagi para musafir yang kebetulan sedang singgah di masjid ini.

Jemaah masjid ini tidak saja muslim setempat namun juga diramaikan oleh kehadiran para mahasiswa dari negara negara Islam seperti Turki dan Palestina yang sedang kuliah di Pusat Administratif Krimea.

Selama bulan suci Romadhan pengurus masjid ini menyiapkan sajian untuk berbuka bagi setidanya 200 jemaah. Bedanya, acara buka bersama di masjid ini semua hidangan berbuka di sajikan di meja yang di tata rapi di halaman masjid, dan tentu saja dipisahkan antara meja untuk Jemaah pria dan wanita.***

Baca Juga