Islam di Negeri Bulan
Negara pulau ini mengambil namanya
dari bahasa Arab “Al-Qomari” yang berarti Bulan. Dalam bahasa Inggris disebut Comoro dan di-Indonesiakan
menjadi Komoro. Sebuah negara berpenduduk mayoritas muslim yang wilayahnya
hanya terdiri dari tiga pulau ditengah laut antara benua Afrika dan pulau
Madagaskar. Nama resminya dalam Bahasa Arab disebut dengan “Al-Ittiḥād al-Qomari”
Fakta
unik tentang negara ini mungkin akan membuatmu tercengang, penghuni pertama
kepulauan Komoro adalah orang orang yang berasal dari berbagai wilayah di
pantai Afrika, Teluk Persia, Indonesia, dan Madagaskar yang datang kesana
dengan perahu layar sekitar abad ke 6 masehi. Keturunan mereka yang berasal
dari Indonesia dan asia tenggara kini dikenali sebagai orang orang dari etnis
Austronesia.
Fakta
lainnya tentang Negara Komoro ini memang sedikit membingunkan, mereka tergabung
dalam liga arab, dan menjadi satu satunya negara anggota Liga Arab yang
letaknya dibelahan bumi selatan, namun memang karena nyaris semua penduduknya
beragama islam, berbahasa arab dan Islam merupakan agama resmi negara. Padahal
letak Komoro terpisah teramat jauh dari negara negara arab di timur tengah. Komoro
juga menjadi negara terkecil kedua di Liga Arab setelah Bahrain.
Tentang
Republik Komoro
Republik
Federasi Komoro adalah Negara kepulauan berbentuk federasi tiga pulau di selat mozambiq,
lokasinya berada diantara benua afrika dan pulau madagaskar. Tetangga terdekat
dan satu satunya adalah Mayotte yang merupakan wilayah seberang lautan Prancis.
![]() |
sekelompok muslim Komoro di desa Bangwa Kuuni, Ngazidja |
Komoro masuk dalam daftar Negara dunia dengan ukuran mini dan menjadi negara terkecil ke tiga di Afrika, luas wilayah daratannya hanya 2235 km sedikit lebih kecil dibandingkan dengan luas propinsi Daerah istimewa Yogyakarta (3133 km). Komoro merupakan negara tropis dengan hanya dua musim.
Wilayah
daratan negara ini terdiri dari 3 pulau besar, paling utara adalah Grande
Comore (Ngazidja) lalu pulau Mohéli (Mwali) dan pulau Anjouan (Nzwani). Jumlah
penduduknya ditahun 2019 adalah 850.886 jiwa menjadikannya sebagai Negara
dengan kepadatan penduduk tertinggi nomor 4 di Afrika. Terdiri dari lima
etnis yakni Antalote, Cafre, Makoa, Oimatsaha, dan Sakalava. Bahasa Arab dan bahasa Prancis
merupakan bahasa resmi Negara serta bahasa Shikomoro yang merupakan pencampuran
bahasa Swahili dan bahasa Arab.
Komoro
mengklaim Pulau Mayotte sebagai wilayahnya meskipun belum pernah benar benar
berkuasa disana dan faktanya Mayotte sejak tahun 1974 menolak untuk bergabung
dengan Republik Komoro dan memilih menjadi wilayah seberang lautan Prancis.
Sama
seperti Mayotte, Commoro merupakan Negara bekas jajahan Prancis, memperoleh
kemerdekaannya pada tanggal 6 Juli 1975, namun situasi politiknya tidak pernah,
sempat menjadi Republik Islam Komoro pada tahun 1978 hingga 1989 dan merupakan negara
dengan riwayat kudeta kekuasaan terbanyak sepanjang sejarah, dengan 20 kali
kudeta sejak merdeka di tahun 1975.
![]() |
Kota Moroni, ibukota Komoro dengan Masjid Badjanani yang begitu terkenal. |
Guncangan politik terahir terjadi di Commoro tahun 2008 lalu, pasukan Uni Afrika bersama dengan pasukan militer federal Komoro menyerbu ke pulau Anjuan yang memproklamirkan pemisahan diri dari Federasi Komoro. Kericuhan bermula di tahun 1997 ketika Anjuan dan Moheli mendeklaraskan kemerdekaan dari Commoro. Sejak tahun 2000, Komoro menjadi Republik Federasi, masing masing pulau memiliki pemerintahannya sendiri, jabatan presiden Federal dijabat secara bergilir diatara kepala pemerintahan masing masing pulau.
Komoro
beribukota di Maroni, berpenduduk 49 ribu jiwa di tahun 2009, Kota Maroni
berada di pulau Grande Comore. Penduduk Komoro berjumlah 737,284 (data bulan Juli
2012), terdiri dari lima etnis yakni Antalote, Cafre, Makoa, Oimatsaha, dan Sakalava. Bahasa Arab dan bahasa Prancis merupakan
bahasa resmi Negara serta bahasa Shikomoro yang merupakan pencampuran bahasa
Swahili dan bahasa Arab.
Hubungan Indonesia dan Komoro
Indonesia
telah sejak lama menjalin hubungan dengan Komoro. Pemerintah RI menunjuk duta
besar Republik Indonesia untuk Komoro yang dirangkap oleh Duta Besar RI untuk
Madagaskar, Mauritius dan Seychelles dengan kantor kedutaan berkedudukan di
kota Antarnarivo, ibukota Madagaskar.
Didunia
pendidikan pemerintah Indonesia menawarkan program beasiswa Kerjasama Negara
Berkembang (KNB) kepada pelajar Uni Komoro dan memfasilitasi sejumlah
pelatihan. Sedangkan didunia perdagangan setiap tahunnya, Indonesia mengekspor
produk keperluan sehari-hari seperti sabun, kertas, kayu, dan obat-obatan ke
Comoro dan mengimpor kopi, teh, dan rempah-rempa dari negara tersebut.
![]() |
Dalam sejarahnya, Komoro pernah menjadi Kesultanan dalam kurun waktu yang cukup lama. ini adalah Sultan Said Ali bin Said Omar di Grande Comore tahun 1897 (wikipedia). |
Islam di Komoro
Mayoritas
penduduk Komoro (98%) beragama Islam, hanya 2% saja dari penduduknya yang non
muslim. Muslim Komoro bermazhab Syafi’i. Islam memang sudah berakar begitu kuat
di Negara ini.
Berdasarkan
kisah tutur masyarakat setempat, Islam sudah masuk ke Komoro dimasa hidup
Rosulullah S.A.W, dibawa oleh dua orang bangsawan Komoro, Fey Bedja Mwamba dan
Mtswa Mwandze, yang berkunjung ke Mekah. Sedangkan bukti sejarah menyebutkan
bahwa para saudagar Arab dan Pangeran dari Shiraz
(Persia) yang diasingkan ke pulau ini, sebagai pembawa Islam ke Komoro.
Islam
telah memainkan peran sentral di Komoro sejak lama, keluarga para penguasa
belajar bahasa Arab, menunaikan ibadah Haji dan menjalin hubungan baik dengan
komunitas muslim tetangganya termasuk Kilwa, Zanzibar dan kesultanan Oman.
Beberapa aliran tarekat sufi juga berkembang di Komoro termasuk diantaranya
adalah tarekat Sazili, Qodriyah dan Rifa’iyah.
Perkembangan
Islam abad ke 16 di Komoro di motori oleh Hassan ibnu Issa, seorang kepala suku
etnis Shirazi yang mengaku masih keturunan dari
Rosulullah S.A.W, beliau yang melakukan dakwah Islam dan mendirikan sejumlah
Masjid di Komoro. Syekh Al-Ami ibn Ali al-Mazruwi (w. 1949) adalah ulama
pertama di wilayah itu yang menulis literatur Islam dalam bahasa Swahili. Tariqat
mulai berkembang di Komoro di abad ke 19 dimulai dengan dibentuknya tarekat
Saziliyah oleh Sheikh Abdalah Darwesh, putra asli kelahiran Grande Comore.
![]() |
Warga kota Maroni sedang berkumpul di Alun Alun Kota pada tahun 1908. Tampak pakaian mereka rata rata menggunakan gamis. (wikipedia) |
Masjid di Komoro
Sebagai
negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, ada ratusan masjid yang
tersebar di tiga pulau Komoro termasuk berbagai madrasah. Secara umum anak anak
di Komoro akan mulai mengenyam Pendidikan Al-Qur’an sejak usia 2 atau 3 tahun,
pada usia 5 tahun mereka mulai masuk sekolah formal untuk belajar Islam dan
Bahasa arab.
Di
Komoro ada tradisi unik bagi anak anak yang berasal dari tempat tempat jauh,
mereka biasanya akan tinggal Bersama gurunya menjadi bagian keluarga dan
membantu gurunya bekerja di ladang.
Hal
lain yang menarik adalah keberadaan sekitar 1.400 masjid di seluruh pulau di
wilayah Komoro yang luasnya hanya sekitar 1.800 kilometer persegi. Di antara
masjid-masjid itu dibangun oleh para pedagang Arab sebagai bagian dari
asimilasi budaya Islam dan Afrika.
Komoro
hanya memiliki tiga kasus pembunuhan dalam 30 tahun terakhir dan kejahatan
dengan kekerasan hampir tidak pernah terjadi. Seorang cendekiawan Islam
terpilih sebagai Presiden pada tahun 2006 setelah bertahun-tahun terjadi
kekacauan politik yang direkayasa oleh Perancis dan negara-negara lain. Kaum
Islamis berharap untuk menciptakan negara Islam.
![]() |
Masjid Badjanani yang ikonik ditepi pantai Moroni. |
Masjid yang paling terkenal di Komoro adalah masjid Badjanani yang berada dibibir pantai dipelabuhan kota Morono, ibukota Komoro. Karena lokasinya, masjid ini begitu mencolok mata dan menjadi landmark kota sekaligus negara Komoro. Masjid Badjanani dibangun tahun 1427masehi, sedangkan menaranya baru dibangun tahun 1921Masehi.
Ditahun
1998 sebuah masjid agung Negara diresmikan di Moroni, ibukota negara Komoro.
Pembangunan masjid tersebut seluruhnya dibiayai oleh Emir Sharjah dari Uni
Emirat Arab. Lokasi masjid baru ini tak jauh dari masjid Badjanani, bila
dilihat dari arah laut ujung akan tampak ujung Menara masjid ini menjulang tak
jauh dari masjid Badjanani
Peringatan
hari besar dan tradisi
Secara
umum masyarakat Komoro merupakan masyarakat muslim yang taat dan cukup ketat
menjalankan agama Islam. Selama dijajah Prancis, pemerintahan kolonial tidak
berusaha mengganggu kehidupan beragama di Komoro dan sangat berhati hati dalam
menyikapi syariat Islam dalam kehidupan masyarakat muslim disana.
Semua
hari besar Islam diperingati dan menjadi hari libur nasional di Komoro,
termasuk Idul Adha, Satu Muharram, Ashura, Mawlid, Isra’ Mi'raj dan Ramadhan. Peringatan
Maulid Nabi ditandai dengan perayaan yang berpuncak pada pesta yang disiapkan
untuk para ulama. Banyak wanita memakai chirumani, kain bermotif yang dikenakan
di sekitar tubuh sebagai hijab.
![]() |
Landscape pulau Masjid Anjouan dengan menara menara masjidnya yang menjulang. |
Mwalimus, fundi dan marabout adalah sebutan untuk tokoh agama Islam di Komoro. Sebagian masyakat muslim disana masih percaya pada hal hal berbau mistis. Mereka acapkali berkonsultasi dengan para tokoh tersebut untuk penyembuhan dan perlindungan dari jin. Mwalimus dipercaya dapat menggunakan jin untuk menentukan hari baik untuk pesta, pernikahan, melakukan upacara penyembuhan dan menyiapkan jimat yang berisi ayat Alquran.
Islam dan Politik di Komoro
Iklim ekonomi dan politik yang kacau
sejak kemerdekaan pada tahun 1975 berdampak buruk pada hak asasi manusia dan
keadilan sosial. Faksi-faksi yang bertikai berusaha memobilisasi dukungan agama
untuk menegakkan dan menggalang kekuatan politik dan melawan ketidaksetaraan
sosial.
Lawan lawan politik mengandalkan
interpretasi mereka sendiri terhadap Alquran dan hadits, menganjurkan
pelaksanaan syariat untuk memperbaiki korupsi politik. Menggunakan pandangan
islam untuk masuk kedunia politik, baik untuk membenarkan maupun untuk
menentang pemerintah.
Tak ter-elakkan terjadi gesekan
antara dua kelompok yakni para pejabat pemerintah berpendidikan Eropa dan mengadopsi
ideologi politik dan sekularisme Barat sambil terus mendukung para pemimpin persaudaraan
Islam. Disisi lain, ada kelompok Islamis yang mengenyam Pendidikan islam di
luar negeri berharap penerapan syariat Islam di dalam sistim negara tersebut,
dan fakta memang menunjukkan bahwa Komoro sempat menjadi Republik Islam Federal
Komoro hingga tahun 2002.***
Follow & Like akun Instagram kami
di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
------------------------------------------------------------------
Baca Juga Artikel Islam di Negara-Negara
Tetangga Komoro
Rujukan
http://en.wikipedia.org/wiki/Shirazi_(ethnic_group)
http://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Komoros
http://www.thefreedictionary.com/Islamic+Federal+Republic+of+Komoros
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/cn.html
http://www.youtube.com/watch?v=uib3h1YHmjk
http://www.youtube.com/watch?v=FZv_dP1hFCc
https://www.studycountry.com/guide/KM-religion.htm
http://www.islamicfocus.co.za/index.php?option=com_content&task=view&id=60&Itemid=24
http://www.kemlu.go.id/daressalaam/id/berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/Temui-Menlu-Komoro-Dubes-RI-Rajut-Hubungan-Bilateral-Lebih-Erat.aspx
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_sultans_on_the_Comoros
http://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Komoros
http://www.thefreedictionary.com/Islamic+Federal+Republic+of+Komoros
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/cn.html
http://www.youtube.com/watch?v=uib3h1YHmjk
http://www.youtube.com/watch?v=FZv_dP1hFCc
https://www.studycountry.com/guide/KM-religion.htm
http://www.islamicfocus.co.za/index.php?option=com_content&task=view&id=60&Itemid=24
http://www.kemlu.go.id/daressalaam/id/berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/Temui-Menlu-Komoro-Dubes-RI-Rajut-Hubungan-Bilateral-Lebih-Erat.aspx
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_sultans_on_the_Comoros
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA