Tampilkan postingan dengan label masjid di amerika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label masjid di amerika. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Februari 2018

Islam di Republik Kooperatif Guyana

Lokasi Guyana diantara negara negara tetangga nya

Republik Kooperatif Guyana, dahulu bernama Guyana Britania (British Guyana) adalah negara di pesisir utara Amerika Selatan. Guyana merupakan satu-satunya negara di kawasan itu yang menetapkan bahasa Inggris sebagai bahasa resminya.

Guyana berbatasan dengan Suriname di sebelah timur, Brazil di selatan, dan Venezuela di sebelah barat, sedangkan sisi utara Guyana menghadap ke Samudera Atlantik. Di pesisir pantai yang sama juga ada wilayah lain yang juga bernama Guyana yakni Guyana Prancis atau French Guiana, letaknya berjejer dengan Guyana tepisah oleh Suriname.

Nama Guyana memang sedikit membingungkan bagi orang Indonesia. Ada lima negara di dunia yang penulisan dan penyebutannya dalam Bahasa Indonesia, sama sama ditulis dan disebut dengan nama Guyana. Seperti disebutkan tadi, di benua Amerika ada Republik Kooperatif Guyana yang merupakan negara merdeka bekas jajahan Inggris, dan French Guiana (Guyana Prancis) yang kini berstatus sebagai wilayah seberang lautan Prancis alias bagian integral dari Prancis.

Karenanya, meskipun berada di benua Amerika bagian selatan dan begitu jauh dari benua Eropa, Guyana Prancis dengan sendirinya menjadi bagian dari Uni Eropa, karena statusnya sebagai bagian integral Prancis, sama seperti wilayah wilayah seberang lautan Prancis yang lainnya. Sedangkan Republik Suriname sendiri, pada awalnya disebut dengan nama Dutch Guiana (Guyana Belanda) sampai kemudian resmi berubah menjadi Republik Suriname pada saat negara tersebut merdeka dari Belanda.

Sementara di benua Afrika ada tiga negara dengan nama Guyana yakni ; Republik Guyana (Republic Of Guinea), Republik Guyana Khatulistiwa (Republic Of Equatorial Guinea) yang letaknya berada di garis khatulistiwa dan Republik Guyana Bissau (Republic of Guinea Bissau) yang beribukota di Bissau.

Masjid Mc Doom diselembar kartu pos pada masa kolonial Inggris. Masjid ini merupakan masjid permanen pertama yang dibangun di Guyana.

Tentang Guyana

Guyana sempat dijajah Belanda sejak tahun 1667 dan namanyapun sempat disebut Guyana Belanda. Di tahun 1814 Inggris mengambil alih wilayah ini dan namanya berubah menjadi Guyana Inggris. Guyana merdeka dari inggris pada tanggal 26 Mei 1966 dan menjadi sebuah Republik pada tanggal 23 Februari 1970 hingga nama resmi negaranya menjadi Republik Kooperatif Guyana.

Guyana beribukota di Georgetown yang juga menjadi kota terbesar di negara itu. Luas wilayahnya 214.970 km2 (Sedikit lebih besar dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur ditambah Provinsi Kalimantan Utara), dengan wilayah perairan sekitar 8,4% dari total wilayah negaranya. Penduduk negara ini di tahun 2014 sebanyak 746.900 jiwa dengan tingkat kepadatan 3,65 jiwa setiap kilometer persegi.

Meskipun muslim di Guyana tak sampai 10% dari total penduduknya, namun dalam pergaulan International, Sejak tahun 1998, Guyana secara resmi telah menjadi anggota OKI (Organisasi Konfrensi Islam) atau Organization of Islamic Cooperation (OIC), hal tersebut tentunya memberikan dampak positif bagi muslim di Guyana.

Islam di Guyana

Sekitar 7.2 % penduduk Guyana beragama Islam atau setara dengan sekitar 54,050 jiwa. Sebagian besar dari mereka merupakan keturunan dari para pekerja paksa dari India yang didatangkan kesana di masa Kolonial Inggris. Hingga tahun 1970-an, peringatan hari besar Islam tidak diakui secara resmi oleh negara. Kala itu peringatan hari hari besar beberapa agama selain Kristen tidak dijadikan sebagai hari libur Nasional. Hari besar Islam termasuk Idul Fitri dan dan Idul Adha termasuk juga peringatan Maulid Nabi Muhammad, tidak masuk dalam kalender nasional Guyana.

Organisasi Islam di Guyana

Guyana Islamic Trust merupakan organisasi Islam terbesar di Guyana. Selain itu ada beberapa organisasi Islam di Guyana yang aktif dalam berbagai aktivitas sosial keagamaan di negara itu. Berikut profil singkat dari organisasi organisasi tersebut.

Masjid di Geogetown, ibukota Guyana.

Guyana Islamic Trust

Guyana Islamic Trust (GIT) didirikan tahun 1978, dibentuk untuk menjembatani tentang intelektualitas, perbaikan moral dan spiritual setiap individu, keluarga dan masyarakat di Guyana melalui pendekatan fundamental ke arah pendidikan. Ujung tombak GIT bekerja ditengah masyarakat melalui empat belas distrik administatif di Guyana. Beberapa daerah menyelenggarakan kelas pendidikan Islam untuk pemuda muslim serta orang orang dewasa.

Secara rutin menyelenggarakan acara forum keluarga serta aktivitas sosial, menyelenggarakan dan mengurus masyarakat Islam di sekolah sekolah, program program kepemudaan, da’wah kepada non muslim, pendidikan dan peningkatan peranan wanita serta program program kesehatan untuk masyarakat.

Otoritas Halal Guyana

National United Halal Authority of Guyana (N.U.H.A) atau Otoritas Halal Guyana didirikan tahun 2011. Organisasi ini di dedikasikan untuk memeriksa dan melakukan sertifikasi produk halal di Guyana. Meskipun organisasi Islam lainnya juga memiliki lembaga/komite halal sendiri sendiri, namun demikian N.U.H.A merupakan organisasi Islam pertama yang memang bertujuan untuk melakukan sertifikasi halal.

Central Islamic Organization of Guyana (CIOG)

Central Islamic Organization of Guyana adalah organisasi Islam tertua di Guyana. Organisasi ini terlibat aktif dalam kegiatan bantuan amal dan bantuan untuk fakir miskin.

National Islamic Sisters Association

National Islamic Sisters Association (NISA) merupakan organisasi muslimah Guyana bagian dari GIT. Secara umum organisasi ini bergerak dengan menda’wahkan nilai nilai Islam kepada kaum Hawa di Guyana, pembenahan pelaksanaan Qur’an dan sunah dalam kehidupan, membantu muslimah setempat dalam pemenuhan kewajiban mereka sesuai dengan syari’at Islam, memberikan advokasi tentang nilai nilai keluarga, hak dan kewajiban wanita dalam Islam dalam upaya menata kembali kehidupan Islam di Guyana.

Monumen masjid pertama Guyana
Dalam skala Nasional, organisasi ini memberikan konseling bilamana dibutuhkan dan memberikan arahan dalam tugas dan peningkatan peranan dan kemampuan muslimah. Penggalangan dana untuk proyek investasi, menangani donasi dan memutuskan setiap kegiatan penggalangan dana.

Guyana Islamic Institute

Guyana Islamic Institute (GII) sampai saat ini masih menjadi pusat pendidikan Islam paling terkemuka di Guyana dan kawaan Karibia. Sejak didirikan tahun 1986, telah begitu banyak siswa dari Guyana dan negara negara negara karibia lainnya yang lulus dengan baik dari lembaga ini dalam berbagai bidang pendidikan. Termasuk di dalamnya bidang pendidikan Bahasa Arab, pengetahuan Al-Qur’an serta studi Islam. Lulusan lembaga ini sudah banyak yang memegang peranan penting dalam masayarakat Islam di Guyana maupun di negara Karibia hingga ke bagian utara Benua Amerika.

Program program studi yang di ajarkan di lembaga ini meliputi; bahasa Arab, Pengetahuan Al-Qur’an, Akidah Islam, Hafiz Al-Qur’an, Fiqih, Hadist, metodologi da’wah, Sar’ah serta pemahaman konsep dan ideologi Islam. Di bidang aktivitas ko-kurikuler terhadap kurikulum siswa akan dilengkapi dengan pengetahuan Teknologi Informasi (I.T), penguatan kursus dalam bahasa Inggris dan bersentuhan langsung dengan Teknik teknis riset. Siswa siswa di lembaga ini juga diberikan langsung pengalaman untuk mengajar, khutbah, da’wah kepada non muslim, meng-organisir dan/atau berpatisipasi dalam aktivitas kepemudaan serta bantuan bea siswa.

Masjid Di Guyana

Muslim Guyana sudah memiliki masjid permanen pertama sejak tahun 1952 yakni Masjid di Desa Mc Doom. Selain itu ada masjid masjid lain di beberapa tempat di negara ini termasuk Masjid di George Town, ibukota negara Guyana dan Masjid di New Amsterdam. Masjid Mc Doom dibangun pertama kali tahun 1952 di desa yang juga bernama desa Mc Doom pada saat Guyana masih menjadi wilayah jajahan Inggris.

Masjid Mc Doom ini pernah menghiasi lembaran kartu pos dimasa penjajahan. Nama masjid Sekaligus nama desa ini di ambil dari nama tokoh Islam ternama di Guyana, Ceramat Ali Mc Doom. Dikemudian hari perjuangan beliau diteruskan oleh cucunya Shahabudin Mohamed McDoom.

Shahabudin Mohamed McDoom (29 Desember 1945 – 8 Maret 2008) wafat di London setelah menjalani perawatan dari sakit yang di deritanya sejak tahun 2006. Semasa hidupnya beliau mengabdikan diri untuk kemajuan bangsa dan negaranya. Beliau pernah menjabat sebagai Komisi Hubungan Etnis dan Komisi Reformasi Konstitusi sebagai perwakilan dari komunitas muslim Guyana. Beliau juga pernah menjadi bagian dari Central Executive Council of the Central Islamic Organization (CIOG) sebagai perwakilan di Inter-Religious Organization. Kerap tampil di acara televisi setempat dalam acara Islam and You.

Beliau juga seorang penulis yang tulisannya kerap menghias laman koran setempat. Semasa hidupnya beliau juga turut menjaga warisan budaya, berjuang menjaga masjid pertama Guyana (First Stone Mosque) di Desa Mc Doom, East Bank Demarara, termasuk juga rumah pertama keluarga Mc Doom yang kedua duanya dibangun oleh kakeknya yang begitu dihormati disana.***

--------------------------------------------
Follow kami di @masjidinfo.id
--------------------------------------------

Baca Juga


Minggu, 21 Januari 2018

Sejarah Islam di Kanada

Lokasi Kanada di utara benua Amerika. 

Komunitas muslim di kanada hampir seumur dengan negara Kanadanya sendiri. Empat tahun setelah pembentukan negara Kanada tahun 1867, di tahun 1871 sensus di Kanada menyebutkan ada 13 muslim diantara populasinya saat itu. Sejumlah besar Muslim Kroasia (dari Bosnia) datang ke tanah amerika sebagaimana Kristen Kroasia, beberapa datang ke amerika akibat perang dunia pertama yang berkecamuk disana.

Masjid Kanada pertama dibangun di Edmunton di tahun 1938, saat itu diperkirakan sudah ada sekitar 700 muslim di negara tersebut. Bangunan masjid tersebut kini menjadi bagian dari musium di Fort Edmonton Park. Tahun tahun setelah perang dunia kedua tampak dalam jumlah kecil peningkatan jumlah muslim disana. Sebagian dari mereka merupakan Muslim Kroasia dari Bosnia, yang merupakan bagian dari Hadhschar Division serta muslim tawanan Kroasia dari Bosnia. Namun sampai saat itu muslim Kanada masih sangat sedikit. Hanya setelah pencabutan kebijakan preferensi imigrasi di Eropa di penghujung tahun 1960-an baru terjadi peningkatan signifikan jumlah muslim yang masuk ke Kanada.

Muslim Kroasia dari Bosnia yang merupakan pendahulu dan salah satu dari arus muslim utama dalam pendirian semua masjid pertama di Toronto. Masjid pertama selain tiga masjid tertua di Toronto dibangun oleh muslim Kroasia dari Bosnia dan Albania di tahun 1968. Masjid pertama diberi nama Jami Mosque (berada di 56 Boustead Ave. Toronto). Dikemudian hari dengan peran dari Dr Qadeer Baig r.a. (professor pada University of Toronto), masjid tersebut dibeli oleh Muslim Asia, sedangkan Muslim Albania dan Kroasia kemudian mendirikan masjid mereka sendiri : Albanian Muslim Society of Toronto, berlokasi di 564 Annette St. Serta Hrvatska džamija (Masjid Kroasia) di Croatian Islamic Centre, berlokasi di 75 Birmingham St., Etobicoke.

Masjid Edmunton Masjid pertama di Kanada. 

Merujuk kepada sensus penduduk tahun 1971 di Kanada terdapat 33 ribu muslim. Masjid tertua di Toronto dengan menara tertua di Ontario dibangun dalam gaya Usmani, salah satunya berada di Etobicoke, yang merupakan bagian dari Croatian Islamic Centre, bangunan yang sebelumnya merupakan sebuah gedung tua sekolah Katholik, yang pada tanggal 23 Juni 1973. Masjid (gedung tua sekolah Katholik dan dibeli seharga 75 ribu CAD) kemudian di atur ulang menjadi tempat ibadah muslim dengan dukungan penuh dari komunitas Katholik Kroasia setempat. Salah satu pendirinya adalah seorang ahli kedokteran nuklir dunia, dr Asaf Duraković.

Di tahun 1970-an sejumlah besar imigran non eropa mulai masuk ke Kanada. Hal ini terlihat dari membengkaknya komunitas muslim Kanada di tahun 1971, sensus mencatat disana bermukim 98 ribu muslim, sedangkan di tahun 1991 hasil sensus menunjukkan peningkatan jumlah muslim kanada mencapai 253,265 jiwa, dan perkiraan hasil sensus 2006 akan menunjuk angka sekitar 800 ribu jiwa.

Dibandingkan dengan muslim Eropa, muslim Kanada tidak menghadapi permasalahan yang sama. Muslim Kanada hanya salah satu dari sekian banyak etnis yang bermukim disana dari sekian banyak etnis, suku bangsa, budaya dan agama yang bersama sama menjadi bagian dari Kanada. Pejabat pemerintah Kanada mengelompokkan muslim Kanada dalam kelompok sendiri sebagai “kelompok muslim Kanada” untuk keperluan pengambilan kebijakan dan statistik. (singgahkemasjid).

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
🌎 informasi dunia Islam.
------------------------------------------------------------------

Baca juga




Minggu, 30 Juli 2017

Masjid Cuiabá, Brazil (1978)

Masjid di Kota Cuiaba berdiri megah dengan kubah besar dan menaranya yang tampak begitu mungil dibandingkan dengan menara milik sebuah peruhsaan komunikasi yang berdiri di sebelahnya.

Kota Cuiabá, Kota Piala Dunia 2014

Bila anda pecinta sepakbola, pastinya masih ingat momen Piala Dunia Sepakbola 2014 yang diselenggarakan di Brazil, nah Kota Cuiabá ini adalah salah satu kota tempat penyelenggaraan pesta sepakbola dunia tersebut. Kota Cuiabá merupakan ibukota dari negara bagian Mato Grosso, di Republik Brazil. Salah satu kota metropolitan di Brazil yang juga sekaligus secara geografis menjadi pusat bagi Amerika Selatan. 

Kota ini didirikan pada tahun 1719 pada masa gemilangan tambang emas di daerah terebut (gold rush) dan menjadi ibukota provinsi atau negara bagian Mato Grosso sejak tahun 1818. Kota ini sejak lama dikenal sebagai gerbang selatannya Amazon. Sejak itu Cuiabá berkembang menjadi pusat perdagangan sekaligus pusat pertanian dan menjadi salah satu kota dengan  perkembangan tercepat di seluruh Brazil. 

Kota ini juga menjadi jantung dari kawasan urban termasuk juga kota tetangganya yang menjadi kota terbesar kedua di Mato Grosso, kota Várzea Grande. Cuiabá juga terkenal sebagai salah satu tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2014 dengan Stadionnya yang terkenal dengan nama Arena Pantanal.


Muslim di kota Cuiaba, Brazil ini cukup beruntung memiliki sebuah bangunan masjid sebenarnya yang memang dibangun sejak awal sebagai bangunan masjid, meskipun muslim disana merupakan kelompok minoritas.

Muslim di Cuiabá

Kota Cuiabá memilki komunitas Muslim yang cukup banyak. Muslim di kota Cuiabá merupakan warga keturunan dari Suriah, Lebanon dan Palestina, jumlah mereka seluruhnya sekitar 600 jiwa dari sekitar 150 keluarga. Sebagian besar dari mereka mengungsi ke Brazil paska perang dunia kedua dan menetap di kota tersebut dengan mata pencaharian utama mereka sebagai pedagang.

Kini sebagian besar keluarga muslim di Cuiabá merupakan masyarakat kelas menengah atas yang bermata pencaharian dibidang perdagangan. Komunitas muslim Cuiabá dipimpin oleh Walid Khaled Omais, muslim Cuiabá merupakan bagian dari sekitar satu juta lebih muslim di Brazil secara keseluruhan. 

Di kota ini telah lama berdiri sebuah masjid sebenarnya lengkap dengan kubah besar dan sebuah menara menjulang tinggi menyaingi menara gedung perusahaan telekomunikasi yang berdiri megah di pusat kota itu. Kami sebut sebagai masjid sebanarnya, karena memang dibangun sejak awal sebagai bangunan masjid dengan rancangan sebuah masjid sebagaimana yang kita kenal secara universal, yakni bangunan dengan kubah serta menaranya yang menjulang.

Mesquita de Cuiabá
R. Baltazar Navarros, 9 – Bandeirantes
Cuiabá – Mato Grosso, 78010-020, Brasil
Telephones: (65) 9247-5160 (course) / (65) 8117-2745 (Tim)
akun facebook
Coordinates: 15° 35' 48.61" S  56° 5' 29.49" W



Masjid Cuiabá

Mequita Mosulmana atau Masjid orang Muslim demikian rambu rambu jalan yang terpajang di depan masjid ini menunjukkan titik lokasi masjid ini. Muslim Cuiabá ini bergabung dalam organisasi Islam The Muslim Beneficent Society of Cuiabá yang didirikan pada tanggal 8 April 1972 dan sudah memiliki sebuah masjid di kawasan Bandeirantes yang menjadi tumpuan satu satunya untuk pelaksanaan sholat berjamaah baik sholat rawatib lima waktu, sholat jum’at dan hari raya termasuk semua aktivitas ke-islaman muslim kota Cuiabá.

Masjid Cuiabá mulai dibangun tahun 1975 dan selesai tahun 1978. Upacara peletakan batu pertama pembangunannya dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 1975 dan diresmikan pada tanggal 16 Juli 1978. dengan dana bantuan sebesar US$ 70.000 dolar Amerika sumbangan dari pemerintah Saudi Arabia dengan tujuan utama pembangunannya tentu saja adalah untuk memfasilitasi kebutuhan muslim di kota Cuiabá akan tempat ibadah dan tempat bersosialisasi secara komunal.

Interior Masjid Cuiaba.

Pada masa itu baru ada sekitar 95 keluarga muslim disana yang turut berkontribusi bagi pembangunan masjid tersebut. Bersebelahan dengan masjid ini juga dibangun sekolah Islam dari kelas 1 sampai dengan kelas 4 antara tahun 1979-1980.

Tradisi Lebaran Muslim kota Cuiabá

Seperti di berbagai belahan dunia Islam lainnya, pada setiap hari raya lebaran, muslim kota kota Cuiabá berkumpul di masjid kota Cuiabá untuk mengikuti ibadah sholat ied yang kemudian dilanjutkan dengan acara halal bilhalal seluruh warga muslim yang juga diselenggarakan di masjid. Dalam kesempatan tersebut muslim disana saling beramah tamah satu dengan lainnya sambil menikmati aneka hidangan yang sudah disiapkan oleh pengurus masjid.

Dikunjungi Timnas Bosnia

Pada bulan Juni 2014, tiga Pemain Nasional Sepakbola Bosnia berkunjung dan melaksanakan sholat Jum’at di Masjid Cuiabá, kunjungan itu dilakukan menjelang pertandingan Piala Dunia Sepakbola 2014 Grup G melawan Nigeria pada Sabtu 21 Juni waktu setempat. Tiga pemain Bosnia yang melakukan salat Jumat di Cuiaba adalah striker Vedad Ibisevic, bek Muhamed Besic dan winger Edin Visca.

Salat Jumat itu juga dihadiri mantan gelandang tim nasional Bosnia Elvir Rahimic, yang saat ini menjadi pelatih di klub Rusia PFC CSKA Moscow. Setelah melakukan salat, tiga pemain tersebut dengan senang hati menerima ajakan foto bersama dan permintaan tanda tangan warga yang kebetulan berada di masjid tersebut. Kunjungan itu menyusul undangan imam masjid Omar Omama yang mengunjungi hotel tempat tim Bosnia menginap.***

Baca Juga



Senin, 24 Juli 2017

Masjid Manoa Satu Satunya di Hawaii (Bagian 2)

Hanya ornamen di bagian atap dan pagar serta lengkungan di terasnya yang sedikit memberikan perbedaan antara bangunan Masjid di Manoa ini dengan bangunan lain disekitarnya.

“Pembelian” Masjid di Manoa

Para anggota pendiri organisasi ini berupaya mempromosikan penggalanangan dana bagi pembukaan sebuah Islamic Center di Hawaii. Merujuk kepada penulis di Star Bulletin, Nadine W. Scott, James Abdullah Roushey mulai bertemu dengan Pangeran Abdulaziz Bin Fahad Al-Faisal dari Saudi Arabia dengan hasil yang cukup menggembirakan.

Pangeran Abdulaziz Bin Fahad Al-Faisal tidak saja siap membantu untuk pembangunan masjid namun juga membangun gedung pusat pendidikan dan kebudayaan, rumah makan, pertokoan dalam sebuah komplek pusat ke-Islaman (January 12, 1979).

Meskipun dalam perjanjian disebutkan bahwa Pangeran Abdulaziz Bin Fahad Al-Faisal mengambil tanggung jawab untuk pembangunan tersebut dengan pembentukan badan usaha Saudi Arabia namun demikian dalam pelaksanaannya hanya disebut sebagai hamba Allah yang menyumbangkan dana untuk pembangunan masjid dan komplek pemakaman muslim di Hawaii. Pendonor dari Saudi Arabia tersebut memang meminta tidak disebutkan namanya meskpun diketahui seringkali berkunjung ke Masjid manoa setiap melakukan perjalanan bisnis ke Hawaii.

Masjid Manoa dibangun antara tahun 1979 dan 1980. Pemilihan lokasi masjid ini salah satunya adalah karena kedekatannya dengan University of Hawaii dan merujuk kepada penjelesan Farook Wang. Alasan lainnya adalah bahwa sebagian dari bangunan yang dibeli dapat disewakan untuk membantu pemasukan keuangan masjid.

Masjid Manoa lebih dekat.

Dari sisi arsitektur, Masjid di Manoa ini memang sama sekali tidak mirip dengan bangunan masjid seperti yang kita kenal, karena memang bukanlah bangunan masjid yang dibangun dari awal untuk sebuah masjid, melainkan sebuah bangunan megah yang dibeli oleh muslim Hawaii dan kemudian di alihfungsi sebagai masjid tanpa merombak struktur luar bangunannya. Itu sebabnya, tak ada aksen Islam yang tercermin dari bangunan itu.

Berdirinya The Muslim Association of Hawaii

Pada tanggal 28 April 1983, Makhdoom Shah menjalin kerjasama antara the Hawaii's Muslim community dan Muslim di kemiliteran dengan mengangkat PFC Tyrone James (Abdul Shakur Ali) yang meruopakan Schofield Barracks sebagai Penanggung Jawab Muslim di dinas kemiliteran.

Organisasi Muslim Student Association dengan sukarela dibubarkan pada tanggal 30 November 1990 karena tak memenuhi syarat untuk pendaftaran ulang di Hawaii's Business Registration Division. (Hawaii State Archives/Government Records Collection Hawaii Corporations (Dissolved) Case Files [series 158] Muslim Students Association of Hawaii, Inc., File no. 40625D2 [1990 MFL 81]).

Selanjutnya dibentuk organsasi The Muslim Association of Hawaii (MAH) yang dibentuk pada 4 February 1997. Para pengurusnya terdiri dari Nizar Hassan, Nafez Hasan, Ather Dar, Anwar Kazi and dan Lionel E. Price.

Di Hawaii Orang Muslim bertambah 3 orang tiap Bulan

Laporan media lokal di bulan November 2001 menyebutkan bahwa “berislam kini sedang menjadi tren baru di kalangan mahasiswa dan masyarakat Hawaii”. Hakim Ouansafi, presiden Muslim Association of Hawaii, menyatakan, mualaf di Hawai bertambah paling sedikit tiga orang perbulan.

Kebanyakan mualaf, kata dia, adalah perempuan. Jika rasio nasional antara mualaf pria dengan wanita adalah 1 : 4, maka rasio mualaf pria-wanita di Hawaii adalah 1 : 2. Kebanyakan dari mereka, terutama yang di Honolulu, adalah keturunan Afrika-Amerika. ”Beberapa di antaranya menemukan Allah saat mereka dalam proses penyembuhan dari ketergantungan terhadap obat-obatan dan alcohol.

Di wilayah West Coast lain lagi. Beberapa orang mualaf adalah anggota militer. Bila di Honolulu para mualaf itu sebelumnya mengaku tak beragama, maka di wilayah West Coast, umumnya mereka sebelum berislam adalah penganut suatu agama.

Interior Masjidnya sederhana namun lengkap dengan mihrab dan mimbarnya.

Cromwell Crawford, pimpinan Departemen Agama di University of Hawaii-Manoa, mempunyai penjelasan mengenai tren pindah agama di Hawaii ini. Menurut dia, efek dari Tragedi 11 September terhadap psikologis bangsa adalah, seluruh warga jadi memperhatikan tentang kefanaan hidup ini. ”Mood pun jadi berubah, para lajang mencari ikatan, keluarga menjadi semakin erat, dan orang kembali mencari pegangan agama,”

Tak hanya Islam yang diuntungkan dengan kondisi ini, kata dia, agama lain juga. ”Mereka yang semula tak beragama, kini mencari pegangan agama.” Mengapa kebanyakan wanita? ”Dalam mengekspresikan mood ini, wanita lebih mendalam ketimbang pria,”.

Penyusunan Sejarah Islam di Hawaii

Sejarah Islam di Hawaii dikumpulkan lagi oleh Mona Darwich, dosen senior di University of Hawaii, dalam tesisnya yang berjudul Inside and Outside the Mosque: Oral Histories of Hawaii’s Muslims. Dia menuliskan tesisnya setelah mengumpulkan banyak bahan pustaka dan mewawancarai 33 orang nara sumber. Ia juga mendokumentasikan puluhan pemuda yang tengah belajar Islam dan memfilmkan kisah Achmed Djuneid, seorang remaja Muslim di Hawaii.

Wawancara juga dilakukannya melalui email para mahasiswa yang dulu mendirikan organisasi Muslim Hawaii sudah kembali ke negaranya masing-masing. Dua di antaranya adalah Dr Makhdoom Shah, asal Kuwait dan Dr Pramudita Anggraita, asal Indonesia.***(habis)

Baca Juga

Sabtu, 22 Juli 2017

Masjid Manoa Satu Satunya di Hawaii (Bagian 1)

Masjid di Manoa, Hawaii, tidak mirip masjid ?. tentu saja karena memang bangunan ini merupakan gedung yang dibeli oleh asosiasi muslim Hawaii dan kemudian di jadikan masjid tanpa mengubah bentuk aslinya.

Hawaii adalah negara bagian Amerika yang ke-50. Terletak di area tropis di tengah-tengah Samudra Pasifik, Hawaiii berpenduduk lebih kurang 1,200,000 jiwa dengan komposisi penduduk ras Asia (Jepang, China, Filipina dan Vietnam) sebanyak 42%, sementara kulit putih sebanyak 27% dan warga asli Hawaii hanya 10%. Sisanya merupakan bangsa lain seperti Timur Tengah dan ras kulit hitam, termasuk diantaranya mengaku memiliki dua atau lebih ras, hasil pernikahan antar ras di Hawaii sejak masa lampau. Dari total penduduk Hawaii, diperkirakan terdapat lebih kurang 3,000 orang Muslim di Hawaii.

Masjid Manoa merupakan satu-satunya masjid yang ada di Hawaii dikelola oleh Muslim Association of Hawaii (MAH). Lokasinya berada di pulau Oahu, pulau tempat kota Honolulu berada. Saat ini beberapa warga muslim di pulau-pulau lain sedang menjajaki upaya untuk membangun Masjid untuk komunitas Muslim di sana. Bangunan masjid yang tidak seperti bangunan masjid yang biasa kita kenal ini memiliki sejarah yang cukup panjang dan cukup menarik bahwa dalam proses kelahiran masjid dan organisasi Islam di Hawaii ini ada peran serta muslim dari negara negara asia termasuk dari Indonesia.

Muslim Association of Hawaii
1935 Aleo Pl, Honolulu, HI 96822
situs resmi : www.iio.org



Berdirinya Asosiasi Muslim Hawai

Asosiasi Muslim Hawai atau Muslim Association of Hawaii (MAH), sebelumnya dikenal dengan nama Asosiasi Mahasiswa Muslim Hawai atau The Muslim Student Association (MAS), sudah memulai aktivitas mereka di Hawai sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.

The Muslim Student Association (MSA) merupakan organisasi yang dibentuk oleh sekelompok mahasiswa muslim di University of Hawaii di Manoa, para mahasiswa muslim ini berasal dari berbagai Negara seperti India, Pakistan, Afghanistan, Indonesia, Malaysia dan dari negara negara Timur Tengah.

Secara tidak resmi Organisasi tersebut sudah eksis sejak tahun 1968, merujuk kepada the Honolulu Advertiser (10/23/1973 ). Pada masa itu muslim Hawai menyelenggarakan sholat berjamaah di seuah cottage di kawasan East West Center sebelum kemudian berdirinya Masjid di Manoa.

Seperti bangunan tempat tinggal biasa dan seperti kebanyakan bangunan di pulau Hawaii, hanya interiornya saja yang disesuaikan sebagai ruangan masjid. Bangunan masjid di Manoa ini menjadi satu satunya masjid di Hawaii sampai saat ini.

Pada tanggal 23 Juli 1979 The Muslim Students' Association of Hawaii, secara resmi menjadi organisasi muslim pertama yang mewakili muslim di Hawai. Sekitar 90% anggota organisasi ini tidak lagi berstatus sebagai mahasiswa, namun demikian merujuk kepada Makhdoom Shah pimpinan organisasi ini saat itu, nama organisasi ini tetap dengan nama lamanya karena pada dasarnya setiap muslim diperintahkan untuk senantiasa belajar sepanjang hidupnya. (Honolulu Star Bulletin, 09/11/79: E14).

Peran Muslim Asia dan Indonesia

Sebagaimana dinyatakan di dalam draf anggaran dasar pertamanya, disebutkan bahwa organisasi ini didirikan oleh: Najibullah Lafraie, James Abdullah Raushy, Saad Abdul Rahim (Haji Saad Abdul Rahim Shih Ming Wang), Abdul Haq, Makhdoom Shah, Nasir A. Saidy, Mohammad Yusuf Popal, Mohammad Bilal Farooq, Mohammad Haniff, Pramudita Anggraita, Hussain Haikal Latif, Abdul Zainal, M. Asad Khan, Nazir Ahmad, Mohammad Ashraf dan Zamir Uddin. (tentunya dengan mudah anda menemukan nama muslim Indonesia dari deretan nama tersebut.

Pada tahap awal The Muslim Student Association of Hawaii berkantor di P.O. Box 2028, 1777 East-West Road, Honolulu, Hawaii 96848 as of July 23, 1979. (Hawaii State Archives/Government Records Collection Hawaii Corporations (Dissolved) Case Files [series 158] Muslim Students Association of Hawaii, Inc., File no. 40625D2 [1990 MFL 81]).

Haji Saad Abdul Rahim Shih Ming Wang pada saat itu merupakan Imam dan pimpinan spiritual Muslim Hawaii pertama adalah pria kelahiran Cina, pensiunan diplomat karir yang sebelumnya bertugas di Arab Saudi dan Kuwait, lulusan Universitas Al Azhar Kairo. Dari deretan nama di atas anda terdapat mahasiswa Indonesia, Pramudita Anggraita, yang dikemudian hari kembali ke tanah air dan menjabat sebagai Deputi Bidang Penelitian Dasar dan terapan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).***

Bersambung ke Bagian 2

Sabtu, 15 Juli 2017

Masjid Islamic Center Santa Ana

The Islamic Center Santa Ana

Dibangun oleh Muslim Champa di Amerika Serikat

Terusir dari kampung halaman dan dari tanah kelahiran, tak memadamkan cahaya Islam dari muslim champa di Santa Ana, California, Amerika Serikat ini. Puluhan tahun lalu mereka dan keluarganya mengungsi ke Amerika Serikat untuk menyelamatkan diri dan kini komunitas muslim Champa ini tetap mempertahankan ke-Islaman mereka dan lebih dari itu mereka mampu menebarkan cahaya Islam kepada komunitas warga Amerika Latin yang juga tinggal di lingkungan mereka.

Kini sebuah Masjid dan Islamic Center sudah berdiri sebagai pusat aktivitas ke-islaman mereka, tidak hanya bagi muslim Champa namun juga di gunakan dan dikelola bersama sama dengan muslim Amerika Latin. Masjid dan Islamic Center ini juga telah menjadi rumah pemersatu bagi Muslim Champa dan Muslim Amerika Latin sekaligus menjadi masjid pertama di wilayah selatan California yang menggunakan Bahasa Spanyol (yang merupakan Bahasa warga Amerika Latin) sebagai salah satu Bahasa pengantar di masjid mereka.

Islamic Center Of Santa Ana
1602-1610 E First St, Santa Ana
CA 92701 Amerika Serikat



Sejarah Muslim Champa di Amerika

Di awal tahun 1980-an gelombang besar pengungsi Kamboja melarikan diri dari negara mereka ke Amerika Serikat untuk menghindari apa yang disebut oleh dunia internasional sebagai “killing fields” atau ladang pembantaian, sebuah pembunuhan masal paling menakutkan dalam sejarah Indocina yang dilakukan oleh rezim komunis Khmer Merah pimpinan Pol Pot.

Banyak dari mereka yang kemudian datang ke Orange County dan tinggal di kawasan Minnie Street di Santa Ana, California, menempati apartemen dengan sewa murah di kawasan tersebut. Di tahun 1982, lima dari pengungsi Kamboja ini membentuk the Indo-Chinese Muslim Refugee Association of the United States (IMRA) bersama dengan beberapa anggota lainnya.

Mereka mengumpulkan berbagai sumberdaya, menyewa sebuah apartemen kecil dan mulai bahu membahu membantu warga muslim Kamboja lainnya yang tinggak di kawasan tersebut. Termasuk memberikan kursus Bahasa inggris gratis, konsultasi gratis serta menjadi penterjemah dadakan bagi para tetangga mereka yang tidak mampu berbahasa Inggris.

Di tahun 1983 mereka menerima dana tunjangan untuk pertama kalinya sebesar $64,000 dari Kantor Federal Urusan Penempatan Pengungsi Amerika Serikat (Federal Office of Refugee Resettlement) untuk tunjangan kerja, dan program tersebut berlanjut baik cakupan maupun nilai nya.

The Islamic Center Santa Ana sebelumnya merupakan bangunan tempat pemulasaran jenazah.

Seiring perjalanan waktu, kebutuhan komunitas pun kemudian ditambahkan ke dalam program tersebut termasuk berbagai macam jenis pelatihan, program selepas jam sekolah bagi remajam pendidikan usia dini hingga ke akses kesehatan dan resolusi trauma.

Beberapa tahun berlalu lembaga yang dibentuk oleh muslim kamboja ini tidak saja semata mata mengurusi warga Kamboja saj, namun juga merambah menangani pengungsi dari wilayah lainnya termasuk dari Vietbam, Laos, Iran, Iraq, Afganistan, Rusia, Ukraina, Bosnia, Ethiopia dan Somalia.

Organisasi ini menjalin kerjasama dan saling dengan para klien serta lembaga lembaga terkait, sejak memulai aktivitas mereka di tahun 1983 hingga saat ini, lembaga tersebut telah menangani penyaluran dana lebih dari $20,000,000 baik dari individu maupun dari public yang digunakan untuk membantu ribuan pengungsi mendapatkan pekerjaan, memperbaiki taraf mereka dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik termasuk program kesehatan, peningkatan pengetahuan, kemampuan keluarga pengungsi.

Lima belas keluarga Muslim Kamboja di Santa Ana pada awalnya menggunakan sebuah ruangan kecil di apartemen sebagai mushola di lingkungan apartemen sewaan tempat tinggal mereka. Komunitas muslim ini kemudian secara pasti terus berkembang seiring dengan bergabungnya para pengungsi Kamboja dari daerah lainnya pindah ke Santa Ana agar dapat hidup berdekatan dengan saudara sedaerah dengan Bahasa, suku, tradisi dan agama yang sama. Dan mushola kecil itupun sudah tak mampu lagi memadai.

Membangun Masjid dan Islamic Center Santa Ana

Masjid dan Islamic Center Santa Ana ini memang tidak mirip sama sekali dengan bangunan masjid yang biasa kita kenal. Harap maklum, karena memang bangunan tersebut dulunya adalah sebuah bangunan tempat pemulasaran jenazah yang kemudian dibeli oleh komunitas Muslim Kamboja dan dirombak menjadi masjid dan pusat ke-Islaman, dan baru di buka sekitar sebulan yang lalu (Juni 2017) dan diberi nama The Islamic Center of Santa Ana (ICSA), dan tidak saja diperuntukkan bagi muslim Champa Kamboja namun juga menjadi rumah bagi Muslim Amerika Latin.

Interior Masjid Islamic Center Santa Ana

35 tahun setelah itu, Komunitas muslim Kamboja ini bersama sama menggalang dana untuk membeli bekas gedung pemulasaran jenazah yang sudah tidak terbengkalai untuk dijadikan masjid. Gedung pemulasaran jenazah yang sudah lama terbengkalai tersebut kemudian di renonasi dan ubah fungsi menjadi masjid dan Islamic Center, seluruh proses renovasi selesai dan mulai digunakan bulan lalu.

Merangkul Warga Latin

Sekitar 78% warga Santa Ana merupakan para imigran dan keturunan Amerika Latin dan sehari hari menggunakan Bahasa Spanyol selain Bahasa Inggris. menyadari hal itu IMRA melaui ICSA melakukan langkah langkah pendekatan kepada lingkungan mereka yang mayoritas berasal dari Amerika Latin tersebut, dan hal tersebut membuahkan hasil.

Seiring berjalannya waktu da’wah yang dilakukan muslim Champa ini telah menarik perhatian warga Latin di Santa Ana, kini menjadi pemandangan biasa di masjid dan di Santa Ana bila ada kegiatan peribadatan ataupun aktivitas sosial terjadi pembauan antara muslim Champa dan muslim Amerika Latin. Bahkan di masjid Islamic Center Santa Ana juga menggunakan Bahasa latin sebagai salah satu Bahasa pengantar dan Bahasa khutbah sholat jum’atnya.

Tidak saja aktivitas peribadatan, ICSA juga mengorganisir beragam aktivitas sosial seperti yang paling populer mengorganisir dapur umum gratis untuk warga sekitar dan mengadakan Taco Trick Iftar, semacam mobil rumah makan bergerak untuk melayani muslim untuk berbuka puasa yang dikelola bersama sama oleh muslim Champa dan Muslim Latin Jemaah Masjid dan ICSA ini.

Pembauran dan persatuan muslim Champa dengan Muslim Latin ini terjadi secara alamiah. Warga Amerika Latin merupakan minoritas di AS, dan muslim Champa yang hidup Santa Ana ditengah tengah warga Latin ini dengan sendirinya menjadi kaum minoritas ditengah minoritas. Dan digunakannya Bahasa Spanyol sebagai Bahasa pengantar di Masjid dan Islamic Center Santa Ana, menjadi magnet tersendiri bagi warga Latin di Santa Ana.***

Baca Juga

Sabtu, 02 Juli 2016

Masjid Diyanet Center of America

Mengahdirkan Turki di Amerika. Komplek Kuliye ini selain berdiri bangunan masjid khas Turki juga dibangun rumah tempat tinggal dan bangunan pendukung lainnya yang semuanya berarsitektur khas Turki, sehingga seakan akan menghadirkan Turki di Amerika.

Masjid Agung Bergaya Usmaniyah Terbesar Pertama di AS

Sabtu 2 April, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan meresmikan Islamic Center pertama di wilayah Maryland-Amerika dengan pendanaan 100% dari pemrintahTurki. Komplek Islamic center yang dalam istilah Turki disebut Kulliye ini mencerminkan pemikiran dari dunia Islam. Dengan pemahaman untuk membangun sebuah kota Islam Turki kuno di Amerika. Struktur kota klasik dari masa Emperium Islam Usmaniyah menjadi unggulan bagi masjid yang menjadi pusat untuk kota yang dibangun di sekitarnya.

9704 Good Luck Rd
Lanham, MD 20706
Amerika Serikat


Keseluruhan komplek Kuliye ini seluas 60.000 meter persegi (64.600 kaki persegi). Bangunan masjid menjadi pusatnya dibangun di atas lahan seluas 879 meter persegi (9.461 kaki persegi) dan dilengkapi dengan halaman yang cukup besar untuk menampung sekitar 3.000 jamaah pada waktu yang sama, dilengkapi juga dengan taman Islam khas Turki di depannya, tepat di sebelahnya, ada pusat budaya, yang merupakan harmoni antara arsitektur klasik dan modern. Pusat kebudayaan meliputi perpustakaan, ruang konferensi dan pameran, sebuah aula pertemuan dan ruang penyambutan.

Bangunan masjid megah dalam komplek Islamic Center ini dibangun dengan arsitektur Imperium Usmani abad ke 16 yang sangat khas ditandai dengan bangunan berukuran tinggi besar dengan Kubah berukuran besar di atapnya ditambah dengan dua bangunan menara lancip tinggi menjulang seperti sebatang pensil yang diraut runcing di bagian ujungnya. Ornamen Bulan Sabit menjadi ciri khas lainnya dari semua bangunan masjid Khas Turki Usmani.

Taman di depan masjid

Sedangkan Gedung Pusat Budaya yang terdapat di dalam komplek Islamic Centers ini dibangun dengan model khas arsitektur Imperium Islam Seljuk abad ke 11, yang terdiri dari ruang perpustakaan, ruang konferensi, ruang-ruang pameran, ruang-ruang meeting, dan ruang khusus untuk penyambutan para tamu.

Ada juga Pusat Penelitian Islam dalam gedung yang akan memberikan layanan konsultasi untuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana yang berasal dari Turki di  AS. Ada juga Museum Seni Islam seluas 300 meter persegi (3.229 kaki persegi)  di bawah masjid dan 10 rumah tradisional Usmaniyah, di mana para tamu dapat menginap. Rumah-rumah di kompleks dibentuk seperti lingkungan Islam Turki. Komplek ini juga dilengkapi dengan pemandian tradisional Turki (Hamam) untuk pria dan wanita, kolam renang, ruang serbaguna, dan sebuah kompleks olahraga dalam ruangan. Masjid di komplek islamic center atau Diyanet Center atau kuliye ini menjadi masjid terbesar di Amerika Serikat.

Riwayat Pembangunan

Pembangunan komplek ini dimulai tahun 1990 dengan pembelian tanah rawa rawa oleh Turkish Presidency of Religious Affairs, sedangkan rancangan bangunnannya ditangani oleh arsitek Turki, Muharrem Hilmi Senalp. Proyek konstruksinya dimulai tahun 2009 dengan proses pembangunan

Pelataran tengah lengkap dengan area tempat wudhu nya

Dalam membangun masjid, Dinasti Usmaniyah menggunakan sistem pengukuran yang disebut yard Turki yang digunakan selama beberapa masa bahkan oleh Republik Turki yang baru didirikan setelah keruntuhan Dinasti Usmani. Sistem satuan pengukuran tersebut digunakan dalam pembangunan komplek kulliye di Maryland ini disebut sebut untuk mematuhi gaya tradisional.

Meskipun bekerja sama dengan perusahaan AS untuk pembangunan kulliye, semua bahan material diangkut melalui laut atau udara dari Turki. Semua tenaga ahli juga datang dari Turki untuk membangun kompleks ini. Bahkan seni dan kerajinan pada kulliye dikerjakan oleh pengrajin Turki yang sangat istimewa dengan menggunakan teknik kuno dan hampir punah.

Ada banyak koordinasi dengan otoritas AS tentang rincian arsitektur dalam membangun kompleks dimana struktural seperti ini belum pernah ada sebelumnya di Amerika, yang menjadikan proyek pembangunan komplek ini terbilang cukup unik.

Di dalam masjid 

Wapres JK Ikut Meresmikan

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla hadir dan ikut meresmikan Dinayet Center of America ini bersama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Sabtu, 2 April 2016. Kehadiran Wapres Jusuf Kalla dalam peresmian Dinayet Center of America ini usai mengikuti Nuclear Security Summit (NSS/KTT Keamanan Nuklir) yang berlangsung di Washinton DC pada 31 Maret-1 April 2016. Dimana Erdogan juga ikut dalam KTT tersebut. NSS saat ini beranggotakan 52 negara (termasuk Indonesia) dan 4 Organisasi Internasional.

Kritik Erdogan

Dalam upacara peresmian yang dipadati ribuan orang di halaman masjid ini, Erdogan sempat melontarkan penyataan yang cukup keras dengan menyebut “masih ada orang orang yang berjalan berkeliling dan menyebut muslim sebagai teroris” sebuah pernyataan yang oleh banyak pihak disebut sebut sebagai kritisi terhadap para elit dan masyarakat Amerika.

Beliau menyalahkan kandidat presiden yang disebutnya turut menyebarkan sentimen anti Islam dalam masyarakat Amerika. Pernyataan tersebut mengesankan ditujukan kepada capres dari pantai Republik, Donald Trump yang dalam kapanyenya menyerukan “pelarangan sementara bagi masuknya muslim ke Amerika”. Bahkan kolega dekatnya. Ted Cruz – meminta polisi di negara tersebut untuk berpatroli di lingkungan muslim di Amerika.

Pak JK bersama Erdogan meresmikan masjid Turki di Amerika

“suatu yang sangat menarik perhatian dan sangat mengejutkan, bahwa beberapa kandidat presiden di Amerika Serikat menggunakan Alegasinya dan menggunakan Label yang melekat pada diri mereka untuk melawan Ummat Islam secara terbuka dan secara berkelanjutan.” Ungkapnya. “tidak ada kaitan terorisme dengan komunitas muslim, bahkan faktanya komunitas muslim justru berkontribusi membangun kekuatan Amerika Serikat” imbuhnya dan “komunitas muslim sudah menjadi elemen primer masyarakat Amerika” tambahnya.

Pemerintah Turki dibawah pemerintahan Erdogan tekenal sangat agresif mengkampanyekan Islam ke seluruh dunia, salah satunya dengan mendanai proyek pembangunan masjid di berbagai negara termasuk di negara negara dengan komunitas muslim yang minoritas. Di dalam negeri Turki sendiri pemerintahannya gencar mengupayakan mengembalikan fungsi Hagia Sophia sebagai masjid setelah lebih dari 80 tahun di alih fungsi menjadi museum oleh Kemal Attaturk paska penggulingan Khalifah Islam terahir yang berpusat di Istambul pada tanggal 3 Maret 1922, dan kemudian mendirikan Republik Turki yang sekuler.***

Sisi Kiblat 
------------------------

Baca Juga