Rabu, 24 Mei 2023

Masjid Raya Abdul Kadim Musi Banyu Asin

MASJID KURSI PATAH demikian masyarakat menyebut masjid yang bernama resmi Masjid Raya Abdul Kadim di desa Epil kecamatan Lais ini, merujuk kepada monumen kursi patah yang berdiri di depan masjid.

Nama resmi masjid ini adalah Masjid Raya Abdul Kadim, lokasinya berada di desa Epil kecamatan Lais kabupaten Musi Banyu Asin provinsi Sumatera Selatan. Namun lebih dikenal masyarakat dengan nama Masjid Kursi Patah, merujuk kepada monumen kursi patah berukuran cukup besar di depan masjid ini. Bangunan masjidnya yang megah ditambah lagi dengan keunikan kursi patahnya membuat masjid ini mendadak menjadi objek wisata religi.
 
Masjid Kursi Patah mulai dibangun pada bulan April 2018 oleh keluarga besar H Abdul Kadim yang merupakan putra asli Desa Epil tempat masjid tersebut berada. Ide pembangunannya bermula dari kunjungan beliau ke kantor PBB di Jenewa Swiss dan sempat melihat monumen Broken Chair (kursi patah) disana. Dari kunjungan tersebut kemudian terbersit ide untuk membangun kursi patah yang serupa di halaman masjid yang beliau bangun di kampung halaman-nya.


Daya Tarik Unik
 
Keberadaan Broken Chair (kursi patah) didepan Masjid Raya Abdul Kadim ini tak pelak menjadi pusat perhatian masyarakat. Filosopi yang hendak disampaikan adalah untuk mengingatkan masyarakat bahwa sebuah jabatan itu tidak kekal, maka dari itu simbol kursi patah dibuat untuk mengingatkan masyarakat agar mendekatkan diri kepada Allah S.W.T.
 
Sekedar informasi, “Broken chair” atau “Kursi Patah” di Jenewa dibangun pada 1997 di Place des Nations, di seberang pintu masuk markas PBB. Monumen ini dirancang pematung Swiss Daniel Berset dengan tinggi 12 meter. Dari empat kaki kursi, salah satu kakinya bagian depan sebelah kiri patah dua. Monumen kursi patah ini berdiri sebagai simbol perlawanan terhadap penggunakan ranjau darat pada masa Perang Dunia I dan II yang memakan banyak korban jiwa.
 
Pembangunan masjid Kursi Patah tahun 2019 dan tahun 2022.

Tidak ada data teknis terkait Broken Chair atau Kursi Patah di Masjid Raya Abdul Kadim ini, namun menurut pendirinya, tinggi monumen kursi patah tersebut sekitar 9 meter dibuat dari kayu unglen dan akan didaftarkan ke museum rekor Indonesia (MURI). 

Selain itu, Masjid Raya Abdul Kadim juga memiliki beduk dengan ukuran sangat besar dan disebut sebut sebagai salah satu beduk terbesar di dunia, dengan diameter sekitar 2,3 meter, Panjang 3.5 meter dan kulit sapi yang digunakan untuk beduk yang begitu lebar itu didatangkan dari Selandia Baru.
 
Ragam eksterior Masjid Raya Abdul Kadim.

Riwayat Pembangunan Masjid Kursi Patah
 
H Abdul Kadim pembangun masjid ini menjelaskan bahwa ide pembangunan masjid ini berasal dari dirinya kemudian diterjemahkan dan direalisasikan oleh arsitek Dr Sunardi. Proses pembangunanya dimulai pada 8 April 2018 dengan mempekerjakan 70 orang. Pada bulan Desember 2020 proses pembangunannya sudah mencapai 40% dan mulai dipergunakan untuk penyelenggaraan sholat.
 
Masjid Raya Abdul Kadim berdiri diatas lahan seluas 5.625 meter persegi selain bangunan masjid dan ornamen kursi patah, masjid ini juga dilengkapi dengan taman disekitarnya. Bahan kursi patah tersebut dari kayu Unglen yang dipesan dari pulau Jawa. Sedangkan material marmer lantai dan dinding didatangkan dari Italia.

Peresmian Masjid Raya Abdul Kadim 12 April 2023 oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru (berbaju biru) bersama para pejabat provinsi dan kabupaten, tokoh masyarakat dan H Abdul Kadim serta keluarga. (foto dari mediasriwijaya.com)

Keseluruhan proses pembangunannya selesai pada 1 April 2023, dengan total dana pembangunan yang dihabiskan mencapai lebih kurang Rp. 40 Milyar dari dana pribadi H. Abdul Kadim. 

Peresmian Masjid Raya Abdul Kadim
 
Masjid Raya Abdul Kadim diresmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan, H Herman Deru pada hari rabu 12 April 2023. Turut hadir dalam acara peresmian tersebut Turut hadir Pj. Bupati Musi Banyuasin, DRS. H. Apriyadi, M.Si, Penceramah Ustadz Prof. DR. H. Abdul Somad, LC., MA, Ketua Harian LPTQ Sumsel, DRS. KH. Mudrik Qori, MA, Ketua Dewan Pembina Masjid Raya Abdul Kadim, Prof. DR. H. Abdul Kadim beserta keluarga dan Para Kepala OPD Prov. Sumsel. Upacara peresmian tersebut turut dihadiri ribuan masyarakat yang memadati area masjid.
 
Interior Masjid Raya Abdul Kadim.

Arsitektur Masjid Raya Abdul Kadim
 
Arsitektur masjid ini memadukan keragaman arsitektur masjid-masjid di Timur Tengah dan Turkiye. Seperti pintu masjid menyerupai pintu Masjid Nabawi di Madinah walau tak sama persis. Jika pintu-pintu di Masjid Nabawi pada bagian atas rata, maka di Masjid Raya Abdul Kadim berbentuk oval atau melengkung.
 
Masuk ke dalam masjid akan terlihat keindahan dan berbagai ornamen serta kaligrafi yang menumbulkan suasana sejuk dan nyaman saat beribadah. Pencahayaan alami pada siang hari membuat suasana tempat salat sangat terang.
 
Di bagian luar masjid ada rumah singgah, pusat oleh-oleh dan coffe shop, gazebo, jembatan dan kolam. Untuk tempat wudhu dan toilet bagi pria dan wanita letaknya terpisah. Juga ada satu toilet khusus bagi penyandang disabilitas.
 
H. Abdul Kadim
[foto dari linggaupos]
Tak jauh dari menara utama berdiri bangunan dengan desain atap rumah limas khas Palembang tempat meletakan beduk yang didatangkan dari Cirebon dengan ornamen ukiran kayu dari Jepara. Dari keterangan yang terpasang, beduk ini disebut sebagai salah satu beduk terbesar di dunia. Memiliki diameter 230 cm, panjang 343 cm, terbuat dari kayu jati mulai dibuat 7 Agustus 2019 dan selesai dibuat 17 April 2020.
 
Siapakah H Abdul Kadim
 
Pembangun masjid Raya Abdul Kadim atau Masjid Kursi Patah ini diketahui memang putra asli desa Epil dan merau ke Jakarta sejak tahun 1974. Beliau merupakan salah satu tokoh dengan gelar yang cukup Panjang sehingga nama resminya adalah:
 
Prof Dr Abdul Kadim Ak SE MM MM SH MH CA CPA CFA Asean CPA CPMA CLL CFE CLA CIA CTAP BKPC.
 
Sehari hari beliau berpropesi sebagai konsultan yang menangani lebih dari 100 perusahaan yang Sebagian besar merupakan perusahaan asing, beliau juga menjabat sebagai Managing Partner Kantor Akuntan Publik KADIM, VERONIKA, SYAHIRMAN & ERIKA.***
 
Rujukan
 
https://www.infosumsel.id/gaya-hidup/pr-3622544269/Filosofi-Unik-Kursi-Patah-Jadi-Daya-Tarik-Masjid-H-Abdul-Kadim
https://satudata.sumselprov.go.id/detail/berita/hd-resmikan-masjid-megah-desa-epil-musi-banyuasin
https://linggaupos.disway.id/read/645939/masjid-raya-abdul-kadim-di-muba-dengan-ciri-khas-kursi-patah-ternyata-ini-pemiliknya
https://mediasriwijaya.com/2023/04/ustadz-abdul-somad-bangga-muba-punya-masjid-raya-megah-masjid-raya-abdul-kadim-diresmikan-gubernur-sumsel/
https://kakibukit.republika.co.id/posts/188667/broken-chair-di-halaman-masjid-raya-abdul-kadim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA