Minggu, 04 Mei 2025

Islam di Angola

Angola dipantai barat Afrika bagian selatan.
 
Angola adalah sebuah negara yang berada dipantai barat sisi selatan benua Afrika bertetangga dengan Republik Demokratik Kongo di utara, Zambia disebelah timur, Namibia diselatan, sedangkan sisi baratnya menghadap ke Samudera Atlantik. Angole merupakan negara berbahasa Portugis terbesar kedua didunia karena memang merupakan bekas jajahan Portugis.
 
Isu pelarangan Islam di Angola
 
Pada rentang tahun 2013 hingga 2016 sempat beredar isu tak sedap tentang pelarangan Islam di Angola. Saat itu disebutkan Islam tidak diakui disana dan banyak masjid yang dilaporkan dirobohkan dan dibakar.
 
Kabar tersebut muncul dikisaran tahun 2013 diberbagai media asing termasuk diantaranya seperti Al Jazeera, Daily Mail dan International Business Time. Namun berita yang serupa masih muncul ditahun 2016 hanya di beberapa media lokal di Pakistan dan merembet ke Indonesia.
 
Namun ditahun 2016 hasil konfirmasi yang dilakukan detikcom dengan Konselur Pensosbud Pramudya Sulaksono.yang bertugas di KBRI di Namibia merangkap Angola di Windhoek didapatkan konfirmasi bahwa pada tahun 2015 KBRI melakukan konformasi dengan mengontak Kemlu Angola dan imam besar masjid di Angola diketahui bahwa berita tersebut tidak benar.
 
Mesquita (Masjid) Central de Maianga.

Tidak jelas benar mengapa berita hoax yang sempat beredar ditahun 2013 tersebut dan muncul kembali ditahun 2015-2016 di beberapa media di Indonesia dan Pakistan. Namun diketahui pada era tahun 2013 Angola sedang mengalami perkembangan ekonomi seiring dengan boomingnya sumber daya minyak bumi disana.
 
Tidak diakui secara resmi bukan pelarangan
 
Ditahun 2016 BBC juga melakukan klarifikasi terhadap berita pelarangan Islam di Angola dengan mengirimkan jusrnalisnya langsung ke lokasi. Dan berkesimpulan bahwa berita pelarangan Islam di Angola adalah tidak benar.
 
Benar bahwa Menteri Kebudayaan Angola Rosa Cruz e Silva pernah mengatakan bahwa “masjid akan ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut” hal itu merujuk kepada satu bangunan masjid pribadi yang dibangun tanpa izin dari pemerintah.
 
Adalah Adam Campos salah satu tokoh muslim Angola pemilik dan pengelola masjid nya sendiri di kawasan Hoji-ya-Henda di Luanda mengakui bahwa masjid miliknya sempat ditutup oleh pemerintah karena tidak memiliki izin dan beberapa masjdi di lokasi lain ditutup dan robohkan juga karena masalah perizinan.
 
Masjid Hojenda.

Beberapa bulan setelah itu, Adam Campos menyewa pengacara untuk menangani masalah izin masjidnya dan tak lama kemudian masjid tiga lantai tersebut dibuka kembali dan beroperasi normal.
 
Laporan kebebasan beragama kemlu AS tahun 2013 menyebutkan bahwa pemerintah Angola telah menutup dua Masjid dan 52 Gereja dengan alasan yang sama yakni masalah perizinan.
 
Kemudian, benar bahwa Menteri Rosa Cruz e Silva mengatakan bahwa “Islam tidak diakui di Angola” namun hal tersebut bukan berati Islam dilarang di Angola, dan masih merujuk kepada laporan kebebasan beragama yang dikeluarkan oleh pemerintah A.S. ternyata tidak hanya Islam yang tidak diakui di Angola tapi total ada 194 kelompok agama di Angola yang tidak diakui oleh pemerintah, sebagian besar adalah berbagai kelompok penganut Kristen.
 
Meskipun tidak adanya pengakuan resmi dari pemerintah, pemerintah Angola secara umum mengizinkan berbagai organisasi tersebut untuk tetap eksis, beroperasi dan bertumbuh. Angola merupakan negara bekas jajahan Portugis sehingga mayoritas penduduknya memeluk agama Katolok sehingga hanya Katolik yang diakui sebagai agama resm oleh negara.
 
Masjidinfo Masjid KM 30 Luanda

Muslim di Angola
 
Berdasarkan sensus tahun 2014, terdapat 195.000 Muslim di Angola, yang mewakili kurang dari 1% dari total populasi. Sumber sumber muslim lokal menyebutkan muslim disana mencapai 1-2,3%, sementara departemen luar negeri AS mengatakan jumlah muslim di Angola antara 80-90 ribu jiwa, meskipun ada sumber lain yang menyebut angka 500 ribu namun tampaknya angka tersebut tidaklah realistis.
 
Sebagian besar Muslim di Angola beraliran Sunni. Mereka umumnya adalah pendatang asing dari Afrika Barat dan Timur Tengah, meskipun ada beberapa yang merupakan mualaf lokal. Ada beberapa organisasi Islam yang mengelola masjid, sekolah, dan pusat komunitas.
 
Asosiasi Pengembangan Islam di Angola adalah organisasi dakwah utama. Muslim Angola diwakili oleh Dewan Tertinggi Muslim Angola di Luanda. Hingga tahun 2020, pemerintah Angola tidak mengakui organisasi Muslim mana pun secara hukum; akibatnya, masjid-masjid di negara tersebut menghadapi pembatasan dan beberapa yang ditutup oleh pemerintah.
 
Status Legal
 
Konstitusi Angola tahun 2010 menjamin kebebasan beragama bagi semua warga negaranya. Namun untuk mendapatkan status legal memang bukanlah perkara yang mudah. Pemerintah mengharuskan kelompok agama untuk mengajukan petisi untuk mendapatkan status hukum.
 
Masjid Badru Deen di Luanda.

Setelah pengakuan, kelompok-kelompok ini diizinkan untuk membangun sekolah dan tempat ibadah. Agar diakui, suatu kelompok harus memiliki lebih dari 100.000 anggota dan hadir di 12 dari 18 provinsi. Ambang batas 100 ribu tersebut kemudian diturunkan menjadi 60 ribu tandatangan.
 
Meskipun pemerintah telah memberikan status hukum kepada 84 kelompok agama (semuanya Kristen), pemerintah belum memberikan status hukum kepada kelompok Muslim mana pun.
 
Pada bulan November 2013, menteri luar negeri Angola Georges Chikoti mengatakan bahwa ada delapan aliran Islam di Angola, tetapi tidak ada yang memenuhi persyaratan hukum untuk pendaftaran, dan "sehingga mereka tidak dapat menjalankan keyakinan mereka sampai proses pendaftaran selesai". Chikoti menyatakan bahwa beberapa kelompok Muslim belum mendaftarkan masjid mereka secara resmi, tetapi tidak menyebutkan persyaratan hukum apa yang belum mereka penuhi.
 
Demografi
 
Secara historis, Angola tidak memiliki populasi Muslim yang signifikan. Selama abad ke-21, komunitas Muslim Angola telah berkembang. Sebagian besar Muslim di Angola adalah pengusaha dan migran dari Afrika Barat dan Timur Tengah, khususnya Lebanon. Sangat sedikit orang Angola yang masuk Islam sebagai akibat dari aktivitas misionaris Muslim di Angola.
 
Masjid Abu Bakar Luanda.

Sebagian besar perpindahan agama ini terjadi selama Perang Saudara Angola, ketika banyak orang Angola melarikan diri ke negara-negara dengan kehadiran Muslim yang signifikan dan bersentuhan dengan Islam di sana.
 
Masjid di Angola
 
Meskipun kurangnya pengakuan hukum, umat Islam telah secara bebas menjalankan agama mereka selama beberapa dekade di Angola. Kepala Bimbingan Agama Islam dan Kerjasama di Angola, Mohammed Saleh Jabu, mengungkapkan sekarang telah ada 60 masjid di Angola.
 
Meskipun berita kontroversi tentang pelarang Islam yang sempat berdar ternyata tidak benar, namun departemen luar negeri AS mencatat pada kurun 2010 hingga 2012 memang terjadi penutupan beberapa masjid di beberapa wilayah di Angola dan belum adanya legalistas dari pemerintah membuat pengurusan izin pembangunan masjid menjadi sesuatu yang tidak saja rumit namun juga sangat sulit dan tidak pasti.***
 
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
------------------------------------------------------------------
Baca Juga
 
Islam di Republik Gabon
Islam di Namibia
Islam di Kamerun
Islam di Pantai Gading
 
 
Rujukan
 
http://news.detik.com/berita/3129337/pesan-berantai-islam-dilarang-di-angola-hoax Kamis 28 Jan 2016
https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/dunia/19/01/30/pm4633320-jalan-panjang-muslim-angola-mendapat-pengakuan-negara diakses 28 April 2025
https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_in_Angola diakses 28 April 2025
http://www.bbc.com/news/world-africa-37316749 18 October 2016
https://en.wikipedia.org/wiki/Angola diakses 28 April 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA