Tampilkan postingan dengan label IMAAM Center. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IMAAM Center. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Januari 2016

IMAAM Center, Masjid Indonesia di Amerika (bagian kedua)

Peresmian IMAAM Center oleh Presiden SBY

Penantian 20 Tahun

Kisah berubah tatkala terpampang iklan di sebuah media online yang menyebut soal rencana penjualan gereja tua di kawasan Georgia Avenue, Silver Spring, MD, Maryland. Iklan itu ditayangkan oleh pengurus gereja yang mengaku terpaksa menjual gedung itu karena tidak ada lagi aktivitas ibadah di sana. Sejak lima tahun terakhir, gereja itu dibiarkan kosong melompong karena sebagian besar jemaahnya kini menganut atheis. Sehingga gereja itu tak lagi dipakai untuk kegiatan ibadah.

Ukuran gereja itu cukup besar. Luas gedungnya saja mencapai 3.520 m persegi, dengan luas tanahnya mencapai 15.625 m persegi. Kapasitas ruangan di dalam mampu menampung sekitar 350 orang. Lapangan parkirnya juga cukup luas, bisa menampung lebih dari 100 mobil. Harga jualnya US$3 juta atau sekitar Rp 33 miliar, dengan kurs sekitar Rp 11.000 perdolar. Gedung yang dibangun tahun 1955 itu, berada di tengah kota Maryland. Merujuk kepada izinnya, gedung itu hanya khusus untuk kegiatan rumah ibadah. Pihak gereja sebenarnya sudah lama ingin menjual gedung itu, tapi tidak laku karena izin penggunaannya tidak bisa digunakan selain untuk ibadah.

Lantai dua IMAAM Center yang merupakan ruang utama masjid.

Ini yang membuat pengurus IMAAM tertarik untuk membelinya. Jika gedung itu bisa dibeli, maka tidak perlu lagi memohon izin pendirian rumah ibadah dari pemerintah setempat karena sejak awal peruntukannya memang untuk rumah ibadah. Namun masalahnya, darimana pengurus IMAAM bisa mendapatkan dana $3 juta? Kalaupun dua unit gedung yang ditempati IMAAM Center dijual, diperkirakan harganya $1 juta. Itu berarti masih kurang sekitar $2 juta lagi. Jelas ini bukan jumlah yang kecil. Butuh usaha ekstra untuk menambal kekurangannya.

Bantuan Pemerintah Indonesia

Sampai akhirnya muncullah ide dari pengurus IMAAM untuk membicarakan masalah ini dengan Dino Pati Djalal yang ketika itu menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika. Dino yang menyambut baik ide itu kemudian menyampaikan kabar ini langsung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gayung bersambut, SBY rupanya sangat tertarik dengan ide itu. Ia pun langsung membahas masalah ini dengan DPR. Kebetulan waktu itu masih ada sisa anggaran $5 juta yang belum terpakai. Tak butuh waktu lama bagi DPR dan pemerintah untuk menyepakati pemberian hibah $3 juta untuk IMAAM sebagai modal untuk membeli gereja di Amerika itu. Sedangkan sisanya yang $2 juta digunakan untuk membangun gedung mahasiswa Indonesia di Mesir.

Presiden SBY memimpin sholat berjamaah setelah peresmian masjid IMAAM Center

12 Juni 2014 IMAAM resmi mengambil alih First Baptist Church Montgomery Maryland untuk dijadikan sebagai masjid. Upaya renovasi langsung dilakukan secara bertahap. Kursi panjang yang biasa digunakan untuk beribadah di gereja dibongkar dan digantikan dengan karpet dari Arab. Para Muslim Amerika beramai-ramai urun rembuk dan mengumpulkan dana untuk renovasi gedung tersebut. Berbagai kegiatan syiar Islam mulai aktif dilakukan di dalamnya. Beberapa tokoh Islam di Washington diundang untuk memberikan ceramah agama di sana.

Awal September 2014, suasana di dalam gedung itu terlihat sangat asri. Selain papan nama yang tengah dihapus, di bagian luar tak ada tanda-tanda lagi yang menunjukkan bangunan itu adalah bekas gereja. Di bagian dalam, hanya ada pentas di bagian depan yang biasa digunakan pendeta atau penyanyi koor gereja untuk tampil di depan jamaahnya. Dekorasi itu memang agak unik untuk dihadirkan di dalam masjid. Tapi pengurus IMAAM berencana akan mengubahnya secara bertahap sehingga nantinya desain khas masjid itu bernuansa Indonesia.

Diresmikan oleh Presiden SBY

Sesuai dengan rencana, IMAAM Center diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Jum’at 25 September 2014 pukul 12.30 waktu setempat. Acara peresmian berlangsung di lantai bawah, hadir dalam acara ini Utusan Khusus Komunitas Muslim Kemlu AS Sharif Gaffar, para tokoh muslim setempat, dan anggota komunitas muslim Indonesia. Seusai peresmian, para undangan menunaikan salat Jumat berjamaah bersama denganPresiden SBY dan rombongan dari Jakarta.

Dalam pidatonya, Presiden SBY ‎mengaku sangat bersyukur dan bahagia setelah mendengar sambutan Presiden IMAAM Center Aris Mustofa dan Sharif Gaffar. “Hati kita teduh dan damai, ingin menjalin kerjasama dan kebersamaan untuk membuat dunia adil dan sejahtera,” Menurut Presiden SBY, Masjid tersebut diharapkan menjadi duta umat muslim di Indonesia yang ingin bersahabat dengan bangsa manapun. “Kami akan menjadi agent of peace, kami akan tunjukkan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin,” ujar SBY. Kunjungan Presiden SBY ke Amerika Serikat adalah bagian dari lawatan Presiden Indonesia ke tiga negara, yaitu Portugal, Amerika Serikat dan Jepang dari tanggal 17 September hingga 30 September 2014.

Presiden Joko Widodo saat menunaikan sholat tahiyatul masjid di IMAAM Center

Dikunjungi Presiden Jokowi

Hari selasa 27 Oktober 2015 pukul 15:20 waktu setempat atau hari Rabu 28 Oktober 2015 Pukul 14:20 Waktu Indonesia Bagian Barat, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri berkunjung ke Masjid IMAAM Center ini dalam perjalanan dinasnya ke Amerika Serikat. Selama kunjungan singkat tersebut presiden Jokowi langsung menuju ke lantai dasar masjid yang merupakan area untuk keperluan umum, disambut oleh para pengurus masjid yang sudah menunggu kemudian berkunjung ke perpustakaan masjid.

Presiden Jokowi kemudian menuju ke area sholat di lantai dua masjid, namun karena waktu asyar belum tiba, maka beliau menunaikan sholat sunah tahiyatul masjid, setelah itu presiden menyempatkan diri berfoto bersama dengan jemaah warga Indonesia yang ada disana termasuk memenuhi permintaan beberapa warga Indonesia yang meminta ber-selfie bersama beliau. Presiden berangkat meninggalkan IMAAM Center pada pukul 15:45 waktu setempat menuju ke the Blair House, tempat beliau menginap selama kunjungan kerja di Amerika Serikat. ***

Kembali ke Bagian Pertama

----------ZZZ----------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid Indonesia di Luar Negeri Lainnya


IMAAM Center, Masjid Indonesia di Amerika (Bagian Pertama)

TIDAK MIRIP MASJID. Bangunan masjid IMAAM Center ini sama sekali tidak mirip dengan bangunan masjid seperti yang biasa kita kenal. Karena memang sebelumnya adalah sebuah Gereja bergaya Amerika dengan empat pilar besar di depan nya mirip dengan bangunan gedung putih, Istana Presiden Amerika.

Bekas gereja yang menjadi masjid muslim Indonesia di Amerika

IMAAM Center adalah masjid komunitas muslim Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat. Masjid ini menjadi masjid kedua yang dimiliki dan dikelola oleh muslim Indonesia setelah Masjid Al-Hikmah di New York City. IMAAM Center berada di Georgia Avenue, Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat, tak jauh dari Washington DC, Ibukota Amerika Serikat. IMAAM Center dibangun diatas tanah seluas 1,15 hektar ini beralamatkan di 9100 Georgia Ave, Silver Spring, Washington, DC. Lokasi masjid ini cukup strategis, karena berada di perbatasan Washington DC dengan Maryland.

Sebelum dibeli pada tanggal 12 Juni 2014, bangunan dua lantai berbatu bata merah ini adalah gereja First Baptist Church Montgomery Maryland yang sudah lima tahun tidak dipakai karena sebagian besar jemaahnya beralih menganut atheis dan kemudian dibeli oleh komunitas Muslim Indonesia untuk dijadikan sebagai masjid. Gereja tersebut dibangun tahun 1955 dengan izin resmi dari pemerintah hanya untuk digunakan sebagai tempat peribadatan. Itu sebabnya pengurus gereja kesulitan untuk menjual bangunan tersebut untuk keperluan lain, namun justru hal tersebut yang menjadi nilai tambah bagi muslim Indonesia disana karena dengan membeli gedung gereja tersebut tidak perlu lagi mengurus izin untuk membangun tempat ibadah.

Imaam Center
Address: 9100 Georgia Avenue, Silver Spring, MD 20910 



Tentang IMAAM

IMAAM (Indonesian Muslim Association in America) atau Komunitas Muslim Indonesia di Amerika Serikat. Awalnya dibentuk oleh beberapa belas muslim Indonesia yang tinggal di kawasan Washington DC dan sekitarnya yang memiliki perhatian terhadap pentingnya keseimbangan hubungan horizontal dan vertikal bagi generasi mendatang, maka pada tanggal 21 Desember 1993 dibentuklah IMAAM dan didaftarkan sebagai organisasi nirlaba keagamaan di negara bagian Maryland.  Organisasi ini aktif menggelar kegiatan keagamaan, termasuk berupaya mendirikan masjid di Washington DC.

Kepengurusan IMAAM dipilih secara periodik setiap tiga tahun dalam sidang umum tahunan. Ada sembilan pengurus utama IMAAM yang terdiri dari;
  1. Bpk. Firdaus Kadir, Chairman of the Board, 2015-2018.
  2. Bpk. Amang Sukasih, President, 2015-2018
  3. Bpk. Bambang Achiruddin, Vice President, 2013-2016
  4. Bpk. Varga Syahroni, Secretary, 2013-2016
  5. Ibu. Waty Yirka, Treasurer, 2015-2018
  6. Bpk. Syafrin Murdas, Regular Trustee, 2014-2017
  7. Bpk. Arif Mustofa, Regular Trustee, 2013-2016
  8. Ibu. Nurul Fathiyah, Regular Trustee, 2014-2017
  9. Bpk. Andri Antoni, Regular Trustee, 2014-2017

GEREJA TAK TERPAKAI. Begini bentuk aslinya bangunan masjid IMAAM Center saat muncul di situs iklan penjualan properti, sebelum kemudian dibeli dan di alih fungsi menjadi masjid oleh IMAAM Center.

Perjalanan Panjang Masjid Imam Center

Impian memiliki masjid sendiri di Amerika sebagai tempat berkumpul bersama bagi muslim Indonesia bukanlah perkara mudah. Selain terkendala dengan masalah dana yang tidak sedikit untuk membeli properti disana, namun juga masalah perizinan yang memang tidak mudah diperoleh. Upaya IMAAM untuk mendirikan masjid nyaris terwujud pada 1995. Kala itu, organisasi yang kini beranggotakan sekitar 2000 orang ini bisa membeli dua unit rumah di kawasan Veirs Mill Rd, Rockville, Maryland.

Rumah itulah yang hendak dijadikan masjid, namun rencana itu mendapat protes dari masyarakat setempat. Apa boleh buat, keinginan mendirikan masjid bernuansa Indonesia di Amerika terpaksa ditunda. Jika kedua rumah itu bisa difungsikan sebagai masjid kala itu, maka warga Muslim Indonesia yang tinggal di Amerika lebih menyatu dan kompak, sehingga memudahan untuk melaksanakan kegiatan sosial lainnya. Namun impian itu belum berhasil karena hambatan dari warga setempat. Pemerintah Maryland juga tidak memberi izin kalau masyarakat sekitar masih menolak.

Akibat penolakan itu, dua gedung yang dibeli di kawasan Rockville hanya bisa dijadikan sebagai IMAAM Center. Tidak ada aktivitas ibadah di sana. Sementara untuk salat atau kegiatan ibadah lainnya, warga Muslim Indonesia harus menyebar di sejumlah masjid yang ada di Washington dan sekitarnya. Masalah perizinan ini bahkan pernah dikemukakan oleh Imam Masjid Istiqlal Jakarta, Ali Musthafa Ya'qub langsung kepada Presiden Barack Obama saat kunjungannya ke Masjid Istiqlal pada 10 Nopember 2010.

Bersambung ke Bagian Kedua

----------ZZZ----------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid Indonesia di Luar Negeri Lainnya