Tampilkan postingan dengan label Bukan Masjid Biasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bukan Masjid Biasa. Tampilkan semua postingan

Minggu, 23 Juli 2023

Alaska Mosque, Masjid Pertama di Alaska

Masjid Alaska / Alaska Mosque / Alaska Masjid pada bulan April 2023, masjid pertama di negara bagian Alaska Amerika Serikat. Salah satu masjid yang berada di wilayah Kutub Utara. [foto: Didar Alam].

Alaska Mosque atau Masjid Alaska atau secara resmi disebut sebagai Islamic Community Of Anchorage, adalah masjid pertama yang dibangun di negara bagian Alaska, negara bagian Amerika Serikat yang letaknya di ujung paling utara benua Amerika dan seebagian wilayah utara-nya masuk dalam lingkar kutub utara (arctic region). Karena letak geografisnya tersebut, masjid ini menjadi salah satu masjid yang letaknya berada dilokasi paling utara di bumi.
 
Mulai dibangun pada bulan Oktober 2010 menjadi pusat komunitas Islam di Anchorage ibukota negara bagian Alaska. Diperuntukkan bagi muslim disana yang pada saat masjid tersebut mulai dibangun, jumlahnya diperkirakan mencapai 2000 hingga 3000 jiwa, terdiri dari muslim dari berbagai latar belakang bangsa.
 
Pusat Komunitas Islam Anchorage Alaska
Islamic Community Center of Anchorage (Alaska Mosque)
8005 Spring St, Anchorage, AK 99518, Amerika Serikat
https://alaskamasjid.org/
Telephone: 907-248-7333
E-mail: alaskamuslimcommunity@yahoo.com
https://goo.gl/maps/DoE45CmPhN1EFEux5
 

 
Dengan berdirinya masjid pertama di Alaska ini, mengahiri kisah sholat berjamaah di ruang ruang sewaan di pusat perbelanjaan seperti yang sebelumnya mereka lakukan karena ketiadaan masjid. Bangunan masjid in dibangun dua lantai. Lantai pertama untuk Jemaah pria sedangkan lantai kedua khusus untuk Jemaah Wanita.
 
Masjid Alaska terletak di sebuah kawasan bisnis, dan bertetangga dengan gereja Presbiterian Korea, sejumlah bengkel mobil, dan restoran. Tidak heran, ketika berada di masjid itu, terdengar beragam bahasa. Kondisi ini sama persis seperti halnya sekolah-sekolah di Anchorage, di mana lebih dari 100 bahasa terdengar sehari-hari.
 
Mengingat lokasinya yang berada di Kawasan kutub utara, pembangunan masjid ini juga mau tidak mau turut mempertimbangkan faktor iklimnya yang senantiasa dingin. Karena ruangan ruangan masjid ini juga dilengkapi dengan sistim pemanas untuk membuatnya tetap nyaman.
 
Ground breaking Masjid Alaska di tahun 2010.

Pembangunan Masjid Alaska
 
Masjid ini dibangun atas inisiatif dari Islamic Community Center of Anchorage Alaska (ICCAA) yang merupakan komunitas muslim dari berbagai kalangan termasuk dari Afro Amerika, Kaukasia, Albania, Asia Selatan, Afrika, Timur Tengah, Indonesia, Malaysia, serta muslim asli Alaska.
 
Upacara peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan masjid Alaska dilakukan pada hari Sabtu, 16 Oktober 2010. Proses tersebut turut dihadiri oleh presiden CAIR (Council on American-Islamic Relations) Nihad Awad.
 
Lahan untuk masjid ini seluas 15.000 ribu kaki persegi (1.400 meter persegi) yang di beli oleh komunitas muslim setempat dengan harga US$600 ribu dolar Amerika, murni dari dana donasi para jemaah.
 
Masjid Alaska pada saat pemasangan kubah menara nya dimusim salju yang membeku, udah kebanyang kan betapa dinginnya disana.

Masjid Alaska mulai dibuka dan dipakai pada 2014 meski belum rampung 100% saat ruangannya masih berbau cat dan semen. Saat itu proyek pembangunan masjid ini sudah menghabiskan dana sekitar $2 juta dollar dan masih membutuhkan sekitar $1 juta dollar lagi untuk penyelesaiannya termasuk pembangunan dua Menara.
 
Dana pembangunan masjid bersumber dari Jemaah muslim setempat dan sumbangan dari berbagai komunitas muslim dari 48 negara bagian Amerika Serikat termasuk dari Texas, Oklahoma, Illinois dan California.
 
Pembangunan tahap pertama masjid ini berjalan selama hampir empat tahun, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan fasilitas pendukungnya termasuk ruang kelas, kantor dan perpustakaan. Pembangunan komplek masjid ini baru selesai pada awal tahun 2017.
 
Interior Masjid Alaska.

Karena pertumbuhan komunitas muslim di Anchorage, pelaksanaan sholat jum’at di masjid ini dilaksanakan dua kali kali karena kapasitas masjid yang tidak mampu menampung seluruh Jemaah sholat jum’at untuk diaksanakan sekaligus.
 
Muslim di Anchorage
 
Anchorage di Alaska, kira-kira berjarak 10 ribu kilometer dari Mekah, Arab Saudi. Namun, kota ini semakin menarik perhatian banyak muslim dari berbagai penjuru dunia. Banyak migran muslim hijrah ke sana dan menemukan kedamaian di wilayah yang dulunya milik Rusia dan dibeli Amerika itu.
 
Berbagai komunitas muslim terbentuk, dan kini di kota itu, warga muslim bisa menemukan toko kelontong barang-baranag kebutuhan sehari-hari yang halal, restoran halal dan bahkan masjid. Alaska merupakan negara bagian di Amerika dengan kepadatan penduduknya yang masih rendah, pajak nya juga rendah dan meniadakan pajak penghasilan, hal itu menjadi salah satu daya Tarik wilayah ini bagi para imigran dari berbagai bangsa.
 
Masjid Alaska saat proses pembangunan.

Jumlah warga muslim di Anchorage saat ini memang belum begitu besar. Jika pada tahun 2014, tercatat ada 3000 warga pemeluk Islam di kota itu, pada akhir tahun 2018 jumlahnya diperkirakan hampir mencapai 4000 orang.
 
Di banyak kota lain di AS, kebanyakan masjid terkait dengan satu kelompok etnis, namun tidak demikian halnya di Anchorage. Karena kecilnya jumlah muslim disana dan berasal dari beragam latar belakang bangsa mereka bersatu dalam satu komunitas.
 
Karena iklim di Alaska. Musim dingin disana sangat panjang, serta panjang siang dan malam hari sangat berbeda dengan negara-negara bagain lain di AS. Walhasil, itu mempengaruhi kegiatan beribadah muslim, khususnya sewaktu bulan Ramadhan.
 
Pada musim panas, lamanya siang bisa mencapai 21 jam. Pada bulan Desember, siang hari bisa jadi tiga jam saja. Para ulama menganjurkan untuk mengikuti zona standar hingga muslim disana mengikuti waktu Mekkah. Puasa mulai dari pukul 4 pagi dan berbuka menjelang pukul 7 malam.***
 
Rujukan
 
situs resmi masjid Alaska https://alaskamasjid.org/
https://www.voaindonesia.com/a/anchorage-tempat-hijrah-muslim-migran-di-as-/5121185.html
https://www.dream.co.id/jejak/dibangun-masjid-pertama-di-ujung-utara-as-140828f.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Komunitas_Islam_Anchorage_Alaska
https://theworld.org/stories/2014-08-26/alaskas-first-mosque-opens-its-doors
https://storage.googleapis.com/clio-images/31517.73353.jpg

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga Masjid di Amerika Serikat Lainnya


Sabtu, 03 Agustus 2019

Menemukan Masjid di Islandia

Tiga masjid di Islandia, kiri: Moskan i Reykjavik, kanan atas : Masjid Islamic Cultural Centre of Iceland, kanan bawah: The Grand Mosque If Iceland.

Islandia adalah Negara yang berada di sebuah pulau gunung vulkanik, berdiri sendirian ditengah tengah laut Atlantik Utara. Negara ini menjadi Negara yang “seluruh wilayah” nya berada di titik paling utara bumi, dan dengan demikian kota Reykjavik, ibukota Islandia adalah satu satunya ibukota Negara yang letaknya paling utara Bumi. Pulau utama Islandia hanya berada beberapa derajat dibawah garis lingkar kutub utara, namun demikian garis lingkar kutub utara tepat melintasi Pulau Grimsey, pulau kecil seluas 5km2 milik Islandia yang berada sekitar 40km di lepas pantai utara pulau Islandia.

Islandia dikenal sebagai salah satu Negara dengan penduduk muslim paling sedikit di dunia. mayoritas penduduk Islandia beragama Kristen (Gereja Lutheran Islandia 80.7%, Katholik Roma 2.5%, Reykjavik Free Church 2.4%, dan Hafnarfjorour Free Church 1.6%) Agama agama lain hanya 3.6%, serta tak menyebutkan agama yang di anut 3% hingga 6.2% (data perkiraan tahun 2006). Pemeluk agama Islam disana hanya ada sekitar 694 orang saja atau setara dengan 0.2% saja dari total penduduk Islandia, yang tergabung dalam dua organisasi Islam yang sudah berdiri disana. Meskipun ditengarai jumlah muslim disana lebih banyak dari angka tersebut.

                       
Meski muslim disana teramat sedikit. Namun mereka mendapatkan pengakuan dan perlindungan dari Negara. Muslim di Islandia kebanyakan tinggal di Ibukota Negara, Reykjapik dan wilayah sekitarnya. Islandia kini memiliki 3 masjid, dua di antaranya merupakan masjid yang menempati ruangan di gedung perkantoran di pusat kota Reykjapik dan satu masjid menempati satu bangunan yang di alihfungsi menjadi masjid. Sebagaimana dijelaskan di situs icelandmosque.islam.is, Muslim Islandia juga sedang berencana untuk membangun “masjid sebenarnya” untuk pertama kali di Negara mereka, meski masih banyak kendala. Berikut ini masjid masjid masjid tersebut.

1. MOSKAN i REYKJAVIK / MASJID AN-NUR

Moskan i Reykjavik atau nama resminya adalah Masjid An-Nur merupakan masjid pertama di Islandia, letaknya berada di lantai tiga gedung perkantoran di kota Reykjapik, dikelola oleh Asosiasi Muslim Islandia.

Moskan í Reykjavík atau Masjid Reykjavík dikelola organisasi Islam Félag Múslima á Íslandi (Islamic Association of Iceland) atau Asosiasi Muslim Islandia merupakan salah satu dari tiga organisasi Islam di Islandia didirikan tahun 1997 dan berpusat di Reykjavik.
 
Masjid ini resminya bernama Masjid An Nur sebagaimana tertulis dalam Bahasa arab di sisi kiri pintu masuknya, namun lebih dikenal sebagai Moskan í Reykjavík. Menempati ruangan di-lantai tiga sebuah gedung perkantoran di pusat kota Reykjavik dan mulai dibuka tahun 2002.         

 
Dipilihnya lokasi masjid-nya sekarang ini, setelah proposal yang diajukan oleh organisasi ini kepada pemerintah setempat di tahun 2000 untuk membangun “masjid sebenarnya” di kota Reykjavik tidak membuahkan hasil.

Masjid An-Nur berada di distrik Ármúli, kota Reykjavik, meski berukuran kecil dan menempati gedung perkantoran, namun masjid ini resmi diakui oleh pemerintah dan menjalankan semua aktivitasnya sebagaimana masjid pada umumnya yang kita kenal, termasuk pelaksanaan sholat jum’at dan sebagainya..

2. ISLAMIC CULTURAL CENTER OF ICELAND  

Islamic Cultural Center of Finlandia (ICCI) organisasi Islam resmi kedua di Islandia. Organisasi ini mengelola sebuah masjid yang juga mengambil tempat di lantai dua gedung pergudangan di pusat kota Reykjavik. 

Islamic Cultural Center of Iceland (ICCI) atau dalam bahasa setempat disebut Menningarsetur múslima á Íslandi adalah salah satu dari tiga organisasi Islam di Islandia. Organisasi ini mengelola sebuah masjid yang menempati salah satu ruang di lantai dua gedung pergudangan di pusat kota Reykjavik. 

Tidak ada tanda atau petunjuk apapun pada gedung tempat masjid ini berada. Seiring dengan terus bertambahnya jumlah jemaahnya, organisasi ini kini mulai menggalang dana untuk menyewa tempat yang lebih luas.


Masjid yang dikelola ICCI juga menyelenggarakan pendidikan agama untuk anak anak melalui sekolah Iqra (Iqro School) yang dikelolanya. Beragam program diselenggarakan oleh organisasi ini termasuk organisasi kepemudaan dan remaja Islam. 

Tidak hanya untuk penyelenggaraan acara acara tertentu yang cukup besar, ICCI juga harus menyewa tempat untuk penyelenggaraan sholat Idul Fitri maupun sholat Idul Adha. Dan tempat yang cukup memadai untuk penyelenggaraan ibadah berjemaah tersebut seringkali mereka menggunakan gedung olahraga indoor di kota Reykjavik.

3. THE GRAND MOSQUE OF ICELAND

Grand Mosque Of Iceland atau Masjid Islandia Akbar, merupakan satu satunya masjid di Islandia yang berupa bangunan yang berdiri sendiri, meskipun awalnya gedung ini bukanlah bangunan masjid melainkan semacam gedung kesenian dengan aula yang cukup besar, kemudian berubah fungsi menjadi restoran sampai ahirnya dibeli oleh organisasi Islamic Foundation of Iceland dan dikonversi menjadi masjid.

The Grand Mosque of Iceland atau Masjid Agung Islandia, di google map juga ditandai dengan nama Islamic Foundation of Iceland dan Moskan I Reykjavik, merupakan satu satunya bangunan masjid sebenarnya di Islandia, dalam artian satu bangunan utuh yang memang fungsinya khusus untuk masjid. Masjid Agung Islandia berada di kawasan hunian di pusat kota Reykjavik. Awalnya bangunan ini adalah gedung pusat kebudayaan dan seni musik yang dibangun tahun 1997.

Sempat beralih fungsi menjadi restoran yang sering dipakai untuk festival dan perayaan komunitas. Lalu sekitar tahun 2011 dan 2012 gedung tersebut dibeli oleh komunitas muslim yang tergabung dalam wadah Islamic Foundation of Iceland dan mengubah fungsinya menjadi masjid dan pusat kebudayaan Islam. Masjid ini dikelola oleh Islamic Foundation Of Iceland.

Masjid Agung Islandia ini berupa bangunan beratap kerucut berdenah segi delapan, sangat kontras dengan gedung Perlan yang merupakan bangunan pusat informasi pariwisata islandia sekaligus juga gedung observatorium yang berada diseberang masjid ini dan gedungnya justru yang lebih mirip masjid dengan kubahnya yang sangat besar.


------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga Artikel Masjid di Kutub Utara lain nya




Minggu, 28 Juli 2019

Masjid Murmansk, Masjid Kutub Utara di Rusia

Murmansk, adalah ibukota Oblast Murmansk, wilayah Rusia di Semenanjung Kola, seluruh wilayah Murmansk Oblast berada di dalam lingkar kutub utara dengan suhu udara rata rata selalu dibawah titik 0 derajat selsius.

Islam merupakan agama dengan pemeluk terbesar kedua di seluruh wilayah Republik Federasi Russia setelah pemeluk Agama Kristen Ortodox. Jumlah pemeluk Islam mencapai 9.400.000 jiwa atau sebesar 6,5% dari keseluruhan jumlah penduduknya. Jumlah tersebut didasarkan kepada survey secara nasional yang diselenggarakan pada tahun 2012.

Jumlah tersebut juga tidak memasukkan dua wilayah federal dengan penduduk mayoritas muslim yakni Republik Chechnya dan Republik Ingushetia yang pemeluk Islamnya diperkirakan mencapai dua juta jiwa. Sehingga dipastikan bahwa jumlah pemeluk agama Islam di Rusia jauh lebih besar dari angka 9,4 juta jiwa.

Cukup menarik bahwa dari seluruh muslim di Rusia, 6.700.000 muslim disana atau sekitar 4.6% dari jumlah penduduknya tersebut tidak mengikuti salah satu mazhab manapun. Islam diakui dalam tatanan hukum maupun oleh para petinggi politik di Negara itu sebagai salah satu agama yang sudah menjadi bagian tradisi Negara, bagian dari warisan sejarah bangsa dan di subsidi oleh pemerintah. Sejarah Islam di Rusia sudah berakar sejak Negara itu masih berbentuk sebuah kekaisaran.

Kota Murmansk merupakan kota terbesar di seluruh wilayah lingkat kutub utara.

Matahari Tengah Malam di Murmansk

Kota Murmansk adalah ibukota Oblast (semacam provinsi) Murmansk di Rusia bagian barat laut, lokasinya berada di dalam lingkar Kutub Utara. seluruh wilayah Oblastnya berada di Semenanjung Kola, secara geografis seluruh wilayah daratan Oblast Murmansk ini juga merupakan bagian dari daratan Lapland yang meliputi empat wilayah Negara yang terdiri dari Norwegia, Finlandia, Swedia dan Rusia.

Karena letak geografis tersebut Oblast Murmansk berbatasan dengan darat langsung dengan wilayah daratan Kerajaan Norwegia dan Republik Finlandia di sebelah barat, dan sebelah utaranya menghadap ke laut Barent di kutub utara. Seluruh wilayah ini merupakan wilayah dengan suhu udara yang selalu dingin membeku dan tentu saja tidak ramah bagi orang Indonesia yang terbiasa dengan iklim tropis yang hangat sepanjang tahun.

Karena iklimnya, Murmansk terkenal sebagai kota yang sepanjang tahun mengalami 40 hari tanpa matahari dan 60 hari tanpa malam. Di Murmansk dan wilayah Rusia utara lainnya hanya dikenal istilah malam kutub dan hari kutub (atau disebut juga matahari tengah malam). Hari kutub terjadi ketika matahari tidak pernah tenggelam di balik cakrawala, melainkan hanya tampak "berputar" di sekitar langit selama berhari-hari (22 Mei – 22 Juli).

Masjid di kota Murmansk berbentuk bangunan biasa seperti kebanykan bangunan lainnya. nyaris tak ada penanda dan petunjuk apapun dibangunan ini selain tulisan kecil dibangunan dan ada spanduk berbahasa Arab di area parkirnya. (foto dari gmap).
Di hari kutub yang tak pernah gelap itu, warganya sendiripun seringkali bingung untuk membedakan waktu, apakah saat ini sedang malam atau siang hari karena mataharinya masih bersinar kendati sudah dinihari. Suasana terbalik ketika malam kutub saat matahari tak pernah terbit. Suasana seperti fajar terjadi selama 40 hari penuh.

Islam di Murmansk

Oblast Murmansk memiliki populasi penduduk 795,409 jiwa (sensus 2010) dan satu persen dari jumlah tersebut merupakan pemeluk agama Islam. Berdasarkan data demografi Oblast Murmansk, Islam memiliki potensi yang sangat besar untuk lebih berkembang di wilayah tersebut. Merujuk kepada data kependudukannya tahun 2012, disebutkan bahwa 41,7% penduduknya menganut Agama Kristen Ortodox, sekitar 5% menganut agama Kristen lainnya (termasuk Katholik) dan penganut kepercayaan tradisi setempat.

Data tahun 2012 tersebut juga menyebutkan porsi sangat besar dimana 12% masyarakatnya menganut faham Atheis, 28% mengaku memiliki keyakinan spiritual namun tidak menganut agama apapun, ditambah dengan 12,5% yang tidak menyebutkan kepercayaan atau agamanya. Hal tersebut tentunya menjadi peluang yang sangat besar bagi perkembangan Islam disana selanjutnya.

Ruang sholat Masjid Al-Rihlah kota Murmansk.
Karena iklimnya yang hanya ada “hari dan malam kutub” muslim di Murmansk dan kawasan Rusia utara lainnya mengalami puasa yang teramat panjang di bulan Romadhon yang justru jatuh di musim panas sehingga waktu puasanya teramat panjang. Karenanya muslim disana menyandarkan waktu puasa mereka mengikuti Negara Islam terdekat (Turki) atau malah ada yang mengikuti waktu puasa di Arab Saudi.

Masjid Murmansk dan Masjid Kutub Utara Rusia Lainnya

Kota Murmansk sudah lama memiliki sebuah bangunan masjid. Dan masjid di Kota Murmansk ini bukan satu satunya masjid di Rusia yang lokasinya berada di Lingkar Kutub Utara. Di kota Norilsk di wilayah Siberia Utara sudah lama terkenal dengan Masjid Nord Kamal.

Kota Norilsk terkenal sebagai kota pertambangan dengan tingkat polusi yang sangat parah, menjadikannya sebagai kota dengan pencemaran udara paling buruk di dunia, dan kota itu kini tertutup bagi pengunjung kecuali dengan izin khusus. Klik disini untuk membaca artikel Masjid Nord Kamal.

Masjid Murmansk


Tidak banyak informasi menyangkut masjid di kota Murmansk di wilayah Oblast Murmansk, Rusia, ini. Namun dengan mudah anda akan menemukannya di google map cukup dengan mengetikkan kata “Murmansk Mosque’, Google map akan menampilkan satu satunya masjid di kota itu dengan nama Masjid Al-Rihlah dalam Aksara Arab.

Bangunan masjid Murmansk berbentuk bangunan biasa seperti bangunan bangunan lain disekitarnya. Awalnya bangunan ini memiliki  luas sekitar 300 meter persegi. Terdiri dari dua lantai, dan hanya lantai duanya yang gunakan sebagai ruang sholat bagi Jemaah pria dan wanita.

Pada bulan September 2013 masjid ini kemudian di renovasi ruangan sholat Jemaah pria dan wanita dipisahkan, bangunan masjid juga dilengkapi dengan tempat berwudhu, ruang kelas dan dapur dan ruang istirahat, masjid ini kemudian juga dilengkapi dengan kantor Imam-khatib dan kantor pengurus komunitas muslim setempat. Ruang sholat utama ditempatkan di lantai satu.

Masjid A-Rihlah di Kota Murmansk ini menjadi Masjid kedua di wilayah kutub utara di Rusia setelah Masjid Nord Kamar di kota Nurilsk.
Bangunan masjid Murmansk terlihat selayaknya bangunan lain di kota Murmansk, tanpa kubah, tanpa menara dan penanda lainnya yang menunjukkan bahwa bangunan tersebut merupakan sebuah masjid. Hanya tulisan kecil dalam aksara rusia itu yang barangkali menjadi penunjuk serta spanduk besar disebelahnya yang menjadi penanda.

Karena keterbatasan informasi, bukan tidak mungkin Masjid Al-Rihlah di Murmask ini bukanlah satu satunya masjid di kota Murmansk ataupun di seluruh wilayah Oblast nya. Mengingat jumlah muslim disana yang mencapai satu persen atau sekitar 7 hingga 8 Ribu jiwa***.

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga Artikel Masjid di Kutub Utara lain nya



Sabtu, 01 Juni 2019

Masjid Nord Kamal Norilsk – Russia ; Masjid Paling Utara di Bumi

Masjid Nord Kamal di kota Norilsk tercatat sebagai salah satu masjid yang berada di dalam lingkar kutub utara bumi. Tempat dimana matahari tak bersinar penuh sepanjang tahu, kota dengan iklim paling ekstrim di Bumi, saat suhunya turun mencapai 60 derajat selsius dibawah nol dan badai salju nyaris terjadi saban hari sepanjang tahun.

Kota Norilsk adalah kota di Russia. Letaknya di bagian utara dan merupakan kota terbesar kedua di Russia di wilayah Siberia Utara, di lingkar Arktik kutub utara, setelah kota Murmansk. Kota paling dingin di bumi ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 134.832 jiwa. Norislsk tidak saja menyandang predikat sebagai kota dengan iklim paling extrim di dunia, tapi juga merupakan kota yang masuk ke dalam 10 kota paling tercemar di Bumi. Karenanya semenjak tahun 2001, kota ini menjadi kota tertutup yang tidak boleh dikunjungi oleh orang asing, kecuali dengan izin khusus.

Secara geografis, kota Norilsk berada di semenanjung Taimyr di wilayah Krasnoyarsk Territory di Russia. Satu satunya cara untuk mencapai kota ini adalah dengan pesawat terbang. Trsnsportasi alternative hanya tersedia selama musim panas yang singkat, dengan melalui angkutan sungai menggunakan ferry mengarungi sungai Yenisei menuju pelabuhan sungai Dudinka dilanjutkan dengan bus, ke kota Norilsk.

Kota Norilsk dibangun tahun 1930 di daerah yang begitu kaya dengan kandungan tambang logam. Pabrik pabrik pengolahan logam itu setiap hari melepaskan asap tebal bercampur asam ke udara. Suhu di kota ini benar benar extrim mencapai minus 58 derajat dan senantiasa bersalju selama 250 hinga 270 hari sepanjang tahun. Badai salju adalah hal biasa di kota ini, 110-130 hari dalam setahun terjadi badai salju disana, menjadikannya sebagai kota yang senantiasa dingin membeku di dunia.

Sepertiga penduduk kota ini beragama Islam dan mereka harus menjalankan ibadah puasa Romadhon setidaknya 20jam sehari.

Tidak hanya iklimnya yang tak ramah, sejarah kota ini juga cukup menyeramkan, pada awalnya kota ini dibuka dan dibangun pada masa kekuasaan Uni Soviet di Russia, dengan menggunakan para pekerja paksa, untuk menambang Nickel. Norilsk memang diketahui merupakan wilayah dengan cadangan nickel-copper-palladium terbesar di dunia. Sistem kerja paksa yang dikenal dengan sistem gulag terjadi sejak masa Vladimir Lenin hingga masa Joseph Stalin di tahun 1930-1950-an.

Muslim di kota Norilsk

Ada sekitar 30.000 muslim yang tinggal di kota Norilsk, sumber lainnya menyebut angka yang lebih besar, mencapai 50.000 ribu jiwa. Mereka menjadi muslim di dunia yang harus menjalankan ibadah puasa Ramadhan teramat panjang setiap harinya, mengingat matahari bersinar penuh di kota ini tidak lebih dari 90 menit setiap harinya.

Seoran penulis yang juga penduduk kota Norilsk menyebutkan bahwa, muslim di Norilsk merupakan diapora dari berbagai Negara. Hampir sepertiga penduduk kota ini merupakan muslim yang berasal dari Azerbaijanis, Tatar, Chechens dan Dagestan, termasuk juga yang berasal dari Negara Negara asia tengah seperti Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan dan Tajikistan.

Dari sekian banyak muslim disana juga terdapat muslim asli pribumi setempat, bahkan salah satu dari mereka yang berasal dari suku Nganasan (suku asli Samoyedic di semenanjung Taymyr, Siberia Utara) adalah salah satu pengurus masjid Nord Kamal.

Nurd Kamal, Mechet' / Нурд Камал, Мечеть
ул. 50 лет Октября, 2а, Norilsk, Krasnoyarskiy kray
Rusia, 663305. +7 391 942-11-49
Koordinat : 69°20'27"N   88°12'2"E



Masjid Nord Kamal

Masjid Nord Kamal adalah masjid terbesar di kota Norilsk, Russia. Masjid ini selesai dibangun dan dibuka secara resmi untuk peribadatan pada tanggal 19 September 1998. Sebuah masjid yang cukup indah. Masjid ini tercatat dalam buku rekor dunia (Guinness Book of Records ) sebagai ‘masjid yang berada ditempat paling utara di dunia’. Dibangun oleh seorang pengusaha muslim ‘Mukhtad Bekmeyev” yang merupakan penduduk asli Norilsk dari suku Tatar.

Nord Kamal atau Nurd Kamal yang menjadi nama masjid ini merupakan gabungan dari nama kedua orang tuanya, nama ayahnya Nuritdin dan Ibunya Gaynikamal, yang kemudian digabungkan menjadi Nord Kamal. Rancangan masjid ini ditangani arsitek Josef Muire atas dana dari seorang philanthropist Inggris, Stephen Trantham.

Gaya bangunannya dipengaruhi oleh arsitektur Turki dengan sebuah bangunan menara dan sebuah kubah besar di atap utama masjid. Uniknya kubah masjid ini dibangun dalam bentuk yang menyerupai sebuah lonceng dengan warna ke-emasan.  ‘Mukhtad Bekmeyev” yang membangun masjid ini, sudah tidak tinggal di Norilsk, beliau sudah pindah ke kota Sochi, di tepian Laut Hitam yang berjarak sekitar 4,000 km.

Matahari bersinar penuh di kota ini tak lebih dari 90 menit setiap harinya.

Meski dibangun dengan bentuk sebagaimana masjid pada umumnya, arsitek masjid ini mau tidak mau melakukan beberapa pengecualian dalam rancangannya yang harus disesuaikan dengan kondisi di Kutub Utara tempat masjid ini berada. Seperti contoh pada bangunan menaranya yang biasanya dibangun dalam bentuk bundar, dengan sengaja dibangun dengan denah segi empat dikarenakan dalam denah yang demikian bata yang menjadi bahan bangunannya tidak mudah beku dan lebih tahan terhadap terpaan angin kencang di daerah tersebut.

Terancam Suhu Dingin

Laporan media Russia di tahun 2018 menyebutkan masjid ini mengalami masalah cukup serius dengan terputusnya sambungan listrik ke masjid ini, berakibat pada tidak berfungsinya sistem pemanas di masjid ini serta peralatan yang membutuhkan ternaga listik lainnya. Masalah tersebut dikhawatirkan akan berdampak lebih luas terhadap struktur bangunan meskipun sudah dirancang sedemikian rupa untuk mampu bertahan dalam iklim yang ekstrim.

Cuaca yang begitu dingin, membutuhkan semangat dan daya tahan tubuh yang prima untuk sekedar pergi ke masjid ini bagi muslim di kota Norilsk.

Masalah tersebut di duga terjadi akibat kerusakan jaringan kabel bawah tanah yang terjadi saat proses penghancuran gedung yang berada tak jauh dari lokasi masjid ini. Ketiadaan pemanas memang menjadi masalah besar di Norilsk, terutama bagi muslim disana yang akan melaksanakan sholat subuh di masjid ini di kondisi cuaca yang bersalju cukup tebal.

Menurut penjelasan imam masjid, dari sekian puluh ribu muslim di Norilsk, rata rata yang hadir sholat jum’at di masjid ini sekitar 500-600 jemaah saja. Beliau menjelaskan bahwa sebagian besar muslim disana adalah pekerja pabrik dan sudah kelelahan saat pulang kerja di malam hari. Sebagian besar muslim di Norilsk merupakan muslim dari Azerbaijan dan wilayah Republik Dagestan sebagian besar mereka berpropesi sebagai pegawai pabrik dan sebagian lagi berdagang.

Penyusutan jumlah penduduk

Norilsk mengalami penyusutan jumlah penduduk. Biaya hidup yang semakin tinggi dan tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat, mengakibatkan terjadinya perpindahan penduduk sepanjang tahun. Diperkirakan penduduk kota ini berkurang sekitar 5000 jiwa setiap tahun nya, kebanyakan mereka pindah ke kota kota lain.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


Minggu, 13 Agustus 2017

Masjid “Taj Mahal” di Kota Kuwait

Seperti Taj Mahal, tapi ini bukan Taj Mahal, melainkan sebuah masjid yang memang sengaja dibangun mirip seperti Taj Mahal, lokasinya berada di Kuwait City, Ibukota Negara Kuwait.

Warga Kuwait yang ingin menyaksikan keindahan bangunan Taj Mahal, kini tidak perlu jauh jauh ke India. Pemerintah Kuwait telah membangun sebuah masjid dengan meniru bentuk bangunan Taj Mahal di India. Taj Mahal – nya Kuwait itu diberi nama Masjid As-Sadiqa Fatimatul Zahra di kota Kuwait.

Masjid bergaya Taj Mahal ini merupakan salah satu tujuan wisata religi paling populer di Kuwait selain Masjid Agung Kuwait yang merupakan Masjid Nasional. Lokasi nya berdiri tak jauh dari Bandara Internasional Kuwait, menjadikannya sebagai salah satu pemandangan indah bagi para penumpang pesawat yang melintas.

Fatima Zahra mosque
Abdullah Al-Mubarak Block 6 Street 10
Abdullah Al-Mubarak, Kuwait



Tampilan luar masjid ini memang dibangun meniru Taj Mahal namun bagian dalamnya sama sekali berbeda. Taj Mahal dibangun sebagai Maosoleum (makam) bagi Mumtaz Mahal, Istri dari Shah Jehan (Raja dari Kerajaan Islam Mughal) tahun 1632 sebagai bentuk cintanya yang mendalam, namun Taj Mahal di Kuwait ini adalah sebuah Masjid, di dalamnya tentu saja berupa ruang sholat lengkap dengan mihrab dan mimbar.

Taj Mahal di India memang dilengkapi dengan bangunan masjid di sebelah barat-nya sebagai fasilitas penunjang dari Maosoleum tersebut. Masjid Taj Mahal di komplek Taj Mahal – India, dibangun kembar dengan bangunan istana peristirahatan kerajaan yang berada di sisi timur komplek Taj Mahal

Pembangunan Masjid ini memang menjiplak bentuk Taj Mahal di India dan atas se-izin pemerintah India melalui Kedutaan nya di Kuwait.

Sisi dalam Masjid Taj Mahal di Kuwait ini dilengkapi dengan ukiran kaligrafi Al-Qur’an. Bangunan masjid nya sendiri berdiri di atas lahan seluar 3.316 meter persegi, dibangun atas ide dari anggota Majelis Al-Umma (parlemen) Kuwait, Hassan Johar. Menggunakan berbagai material bangunan yang di-datangkan dari Mesir dan Iran. Hasan Johar merupakan salah satu tokoh parlemen dari kelompok Islam Syiah Kuwait.

Masjid Seperti Taj Mahal di Kuwait ini bukanlah satu satunya bangunan yang menjiplak Taj Mahal India, sejumlah gedung di Las Vegas (Amerika Serikat), Dubai (Uni Emirat Arab) dan Shenzen (China) juga meniru bangunan Taj Mahal.  Sementara di Bangladesh seorang milioner setempat juga tengah membangun bangunan yang mirip dengan Taj Mahal di kota Dhaka, Ibukota Negara tersebut. Pembangunan Masjid seperti Taj Mahal di Kuwait ini dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari Kedutaan Besar India di Kuwait. ***

Baca Juga :


Sabtu, 12 Agustus 2017

Masjid “Taman Surga” Hamidiye Kırşehir


Interior Masjid Hamidiye di  Kota Kirsehir, Turki

Masjid di Turki yang satu ini saat ini sedang menjadi perbincangan di media sosial karena keunikan rancangan interiornya yang tak biasa dan bisa jadi dikemudian hari akan menjadi trend baru interior masjid masjid di dunia ataupun di Indonesia.

Interior masjid ini sengaja dirancang mirip dengan sebuah taman, di alam terbuka dengan pepohonan yang tinggi dan hamparan rumput yang menghijau serta tak lupa pemandangan langit yang membiru dengan awan putihnya yang berarak.

Hamidiye Cami
Yenice Mahallesi, Atatürk Cd. No:107
40200 Kırşehir Merkez/Kırşehir, Turkey



Dalam Bahasa Turki Masjid ini bernama Hamidiye Camii atau Masjid Hamid, nama tersebut mengabadikan nama Khalifah Islam terahir di Turki,Sultan Hamid II lokasinya berada di lingkungan Yenice di dalam wilayah kota Kırşehir, Turki.

Sejarah Masjid Hamidiye

Masjid Hamidiye ini sebenarnya sudah berdiri dan dibangun ditempatnya saat ini pada tahun 1910 pada saat Ke-khalifahan Islam Usmaniyah masih berkuasa dan berpusat di Istambul., dan sejak awal dibangun memang sudah dinamai dengan nama Masjid Hamidiye.

Namun setelah beberapa dekade berlalu masjid ini mengalami kerusakan disana sini, terabaikan dan tak terurus sampai ahirnya bangunan lama masjid tersebut dirobohkan dan dibangun ulang dalam bentuknya saat ini setahun yang lalu.

Masjid ini dibangun dua lantai dengan nuansa yang sama, perhatikan mimbarnya yang dibuat dari susunan kayu kayu bulat.

Ekterior (penampakan luar) bangunan masjid ini biasa saja, sama hal nya dengan bangunan masjid masjid di Turki lainnya, berupa bangunan tinggi besar dengan kubah besar di atapnya dan menara yang tinggi menjulang. Yang berbeda pada bagian ekteriornya hanyalah adanya lafazd ALLAH dalam aksara arab berukuran besar pada dinding masjid ini.

Insfirasi Surah Albaqoroh

Sebagaimana dijelaskan oleh “Sefa Ekinci” selaku imam masjid ini, pada saat akan membangun ulang masjid ini beliau mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan terkait dengan sejarah masjid tersebut di masa lalu dan pada perkembangan berikutnya beberapa orang yang terlibat di dalam proyek pembangunannya ter-insfirasi dari surah Al-Baqoroh ayat 22 yang berbunyi :

“(DIA lah) yang menjadikan Bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. Dan DIA lah yang menurunkan air (hujan) dari langit. Lalu DIA hasilkan dengan (hujan) itu buah buahan sebagai rezeki untuk-mu karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan tandingan bagi ALLAH, padahal kamu mengetahui”.

Eksterior Masjid Hamidiye, biasa saja kan

Seorang warga setempat yang juga merupakan mantan Imam masjid ini sebelumnya, Yılmaz Akçakaya, juga menyuarakan hal yang senada. Beliau menambahkan bahwa masjid Hamidiye sebelumnya selain sudah rusak parah juga sudah terlalu kecil dan tidak lagi mampu untuk menapung jema’ah yang sudah membludak.

Ter-infirasi dari ayat tersebut lah kemudian lahir ide untuk membangun interior masjid ini seperti layaknya sebuah taman surga. Bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atapnya. Maka jadilah langit langit masjid ini hingga bagian atas dindingnya di lukis sedemikian rupa menyerupai pemandangan langit yang sedang cerah.

Lantai nya di lapis dengan karpet yang mirip dengan rumput sebenarnya, semacam rumput sintetis yang lembut. Dinding dinding masjid di lukis dengan pemandangan bentangan alam dan pepohonan yang tinggi menjulang, ruangannya dikelilingi dengan pagar dari kayu setinggi lutut seperti pagar taman.

Dua pilar masjid dibagian depan sebelah kanan di gunakan sebagai mimbar dengan membangun tempat seperti pondok kayu yang menempel di sebatang pohon besar, sedangkan pilar masjid disebelah kiri juga dibangun tempat yang serupa dalam ukuran lebih kecil sebagai tempat muazin mengumandangkan azan dan iqomah.

Pintu utama Masjid Hamidiye, Kirsehir

Bagian lain dari masjid ini yang begitu menarik perhatian adalah bagian mihrabnya yang dilukis hingga menyerupai sebuah air terjun dengan pemandangan alami. Lampu gantung di bawah kubah yang biasanya menggunakan bahan Kristal pun berganti rancangan seperti layaknya daun daunan kering.

Sebagaimana disampaikan oleh Imam masjid ini, pembangunan interior masji ini memang sengaja sedapat mungkin mengimplementasikan apa yang dijelaskan dalam Ayat ke 22 surah ke 2 (Albaqoroh) tersebut. Sehingga siapapun yang sholat di dalam masjid ini merasakan seolah olah sedang berada di taman ataupun di alam terbuka.

Beberapa Jemaah masjid ini begitu terkesan sejak pertama kali sholat di masjid ini dan mengatakan pengalaman sholat disini seakan akan sholat di taman surga. Interior apik masjid Hamidiye ini dilukis oleh arsitek sekaligus pelukis dari Azerbaizan.

Dan benar saja, sejak pertama kali dibuka untuk umum , masjid ini telah menarik perhatian Jemaah tidak saja dari lingkungan Yenice dan kota Kırşehir, namun juga menarik perhatian Jemaah dari luar kota dan mancanegara termasuk anda toh walaupun baru melalui media sosial.

Begitu banyak pihak yang berkontribusi pada pembangunan masjid ini secara finansial dan pengurus masjid ini termasuk imam dan mantan imamnya mengucapkan terima kasih atas semua kontribusinya dan medo’akan semoga ALLAH Swt memberikan berkah-Nya kepada mereka semua.***

Sabtu, 05 Agustus 2017

Masjid Kaca Laban India

Masjid Kaca, Laban, Shilong, Meghalaya, India di malam hari

Sebenarnya majid ini bernama Masjid Madinah atau Madina Mosque namun karena bahan pembuatnya mayoritas menggunakan kaca maka lebih dikenal sebagai masjid kaca atau Glass Mosque, dan karena lokasinya yang berada di daerah Laban maka juga seringkali disebut dengan nama Laban Glass Mosque. Dan dikenal sebagai masjid kaca pertama di India, sekaligus menjadi masjid terbesar di wilayah India bagian timur. Masjid Kaca Meghalaya dikelola oleh Persatuan Muslim Shilong atau "Shillong Muslim Union”.

Meski disebut sebagai masjid kaca, tapi tenang saja brow-sanak, struktur masjid ini tetap saja menggunakan beton bertulang begitupun dengan pondasinya, seperti bangunan bertingkat pada umumnya. Hanya saja memang seluruh bahan kaca atau gelas digunakan secara menyeluruh menutupi bagian luarnya sehingga dari luar tampak benar benar seperti sebuah bangunan yang seluruhnya dari kaca, terutama di malam hari pada saat lampu lampunya dinyalakan, masjid ini tampak seperti sebuah lampion berukuran besar bewarna hijau.

Madina / Laban Glass Mosque
Laban, Shillong, Meghalaya 793004, India


Dimanakah lokasi Masjid Kaca Maghalaya

Laban adalah nama daerah di dalam Kota kota Shillong, dan kota Shilong merupakan ibukota negara bagian Meghalaya, India. Patut di ingat bahwa negara India merupakan negara Republik Federasi yang wilayah negaranya terdiri dari berbagai negara bagian, nah Meghalaya ini adalah salah satu negara bagian di India yang lokasinya berada di bagian timur, dan juga merupakan negara bagian dengan luas wilayah terkecil di India.

Negara bagian Meghalaya ini berada begitu jauh dari ibukota India – New Delhi- diantara kota New Delhi ke Shilong sebagai ibukota negara bagian Meghalaya ini terpaut jarak sekitar 1.965 Km dengan jarak tempuh penerbangan selama hampir delapan jam. Meghalaya ini bertetangga langsung dengan Republik Bangladesh yang berada di sebelah selatannya.

Masjid Simbol Persatuan

Tidak seperti tetangganya di Negara Bangladesh yang penduduknya mayoritas muslim, di negara bagian Megahalaya India ini, muslim merupakan kelompok minoritas meskipun India sendiri tercatat sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar ketiga di dunia setelah Indonesia dan Pakistan.

Masjid Kaca Laban di siang hari

Merujuk kepada Wikipedia dari total penduduk negara bagian Meghalaya sebesar 2,175,000 jiwa, hanya sekitar 4% saja dari jumlah itu yang beragama Islam. Seiring dengan fakta bahwa India tak pernah henti didera oleh pertikaian etnis dan agama, wajar bila kemudian menteri negara Meghalaya, Vincent H Pala mengatakan bahwa masjid kaca di Shillong ini dibangun sekaligus sebagai simbol persatuan ummat beragama disana.

Hal tersebut disampaikan oleh beliau mengingat bahwa pembangunan masjid ini juga di dukung penuh oleh ummat Hidu di negara bagian tersebut baik secara moril maupun materiil, termasuk para pekerja dan pelaksana pembangunan masjid ini begitu banyak yang merupakan penganut agama Hindu.

Pembangunan masjid Madina atau Laban Glass Mosque ini dimulai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 2 November 2007 dan selesai secara keseluruhan pada tanggal 29 Agustus 2008, diresmikan dan dibuka 18 Oktober 2012 oleh Menteri negara untuk urusan minoritas di negara bagian Meghalaya, Vincent H Pala.

Selain sebagai tempat peribadatan, masjid ini juga dilengkapi dengan perpustakaan, tempat tinggal bagi anak anak yatim piatu dan institut agama Islam. Masjid ini juga dilengkapi dengan taman yang cukup luas dengan pepohonan rindang.

Interior Masjid Kaca Laban, India, biasa saja toh. 

Di bulan Juli 2015, Perpustakaan Masjid ini diberi nama “A.P.J Abdul Kalam Library” mengabadikan nama mendiang presiden India yang merupakan seorang muslim dan wafat pada 27 Juli 2015. Pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada beliau, juga diharapkan dapat menginspirasi kaum muda untuk mengikuti jejak keberhasilan beliau.

Pemberian nama itu dilaksanakan di hari pemakaman mendiang presiden Abdul Kalam yang dilaksanakan di kampung halamannya di Rameshwaram, negara bagian Tamil Nadu, pada tanggal 30 Juli 2015. disaat yang sama, muslim di kota Shilong termasuk ratusan Jemaah Masjid Madina ini, menyelenggarakan sholat ghaib bagi mendiang presiden Abdul Kalam.

Masjid Madina dibangun empat lantai setinggi 120 kaki dan lebar 61 kaki dan mampu menampung 8000 jemaah sekaligus. Rancang bangunnya mengadopsi bangunan masjid universal lengkap dengan kubah besar di atap masjid dan diapit empat menara menjulang di masing masing empat penjuru atapnya, Memberikan pemandangan yang teramat menarik dan tiada duanya di kawasan tersebut.

Masjid ini menyediakan tempat khusus untuk jemaah wanita, gedung tempat tinggal bagi yatim piatu yang diberi nama ‘gedung maherba’ serta gedung institute agama Islam yang diberi nama ‘markaz’. Masjid bewarna biru ini begitu antik, unik, dan bukan masjid biasa dan tentu saja menjadi daya pikat wisata baru disana. Beberapa laporan menyebutkan masjid ini juga telah berkembang menjadi pusat pembelajaran dan pusat spiritual Islam di kawasan tersebut.***