Tampilkan postingan dengan label Berita Masjid. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita Masjid. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 Februari 2017

Ulu Cami, Masjid Agung Bursa, Turki

Masjid dua puluh kubah. Masjid Ulu Cami atau Masjid Agung Bursa di Turki ini dibangun dengan dua puluh kubuh merepresentasikan dua puluh masjid yang dijanjikan oleh Sultan.

Apa dan dimanakah Bursa

Bursa adalah salah satu kota tua di Turki yang memiliki perangan teramat penting badi sejarah Turki, sekaligus juga merupakan kota terbesar ke 4 setelah Istanbul, Ankara dan Izmir. Bursa, adalah kota tempat Turki Usmani atau Dinasti / Emperium / Kekaisaran / Ke-Khalifahan Usmaniyah berawal. Lokasi Bursa yang cukup dekat dengan Konstantinopel (kini Istanbul), telah menjadi pilihan lokasi yang strategis oleh para penguasa baik dari bangsa Arab maupun Seljuk yang memang berlomba-lomba untuk bisa menaklukan Konstantinople saat itu.

Tahun 1075 bangsa Muslim Seljuk telah menguasai kota ini. 22 tahun setelahnya Pasukan Perang Salib (Crusaders) yang pertama datang, merebut kota ini. Setelah itu Bursa selalu menjadi perebutan silih berganti. Baik oleh Crusaders maupun Muslim Seljuk. Bangsa Turki mengalami perpindahan ke daerah Anatolia sepanjang abad ke 12 dan 13 kemudian menumbuhkan  entitas entitas pemerintahan kecil dipimpin kepala suku atau panglima perang mereka. Termasuk Ertugrul Gazi yang mendirikan pemerintahan kecil di dekat Bursa.

ULU CAMI tertulis pada dinding depan pintu utama masjid utama di kota Bursa ini, dalam bahasa Indonesia mungkin sepadan dengan Istilah Masjid Jami'. Foto bawah adalah pancuran, tempat wudhu yang tersedia di halaman masjid. Pancuran seperti ini dapat ditemukan di semua masjid dari era dinasti Usmaniyah.

Pada tahun 1317, Osman atau Usman (anak dari Ertugrul Gazi) mengepung Bursa hingga jatuh ke dalam kekuasaannya pada tahun 1326 dan menjadikan kota ini sebagai ibu kota. Osman inilah yang selanjutnya mendirikan Emperium Usmaniyah yang oleh orang Eropa disebut dengan Kekaisaran Otoman karena ketidakmampuan menyebutkan dengan baik Nama Osman atau Usman. Selama 39 tahun Bursa menjadi Ibukota Usmaniyah sampai tahun 1365.

Ibukota Emperium Usmaniyah kemudian dipindahkan ke kota Edirne dan bertahan hingga 90 tahun, namun ahirnya dipindahkan lagi ke Istanbul setelah Sultan Mehmet II atau Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Byzantium di Konstantinopel tahun 1453.  Istanbul menjadi ibukota terahir Emperium Islam Usmaniyah selama 469 tahun hingga dibubarkannya Emperium tersebut di tahun 1922 oleh Kemal Attaturk lalu mendirikan Republik Turki yang kini kita kenal sekaligus memindahkan lagi Ibukota negara ke Ankara hingga hari ini.

Grand Mosque of Bursa  
Murat Aklar Nalbantoğlu Mahallesi
Ulucami Caddesi No:2, 16010 Osmangazi
Bursa, Turki



Bursa terletak di Turki bagian barat, ditepian laut Marmara yang memisahkannya dengan Istanbul. Bursa juga merupakan wilayah Turki yang berada di tanah Benua Asia. Selain dikenal sebagai kota bersejarah, Bursa juga merupakan kota industry dan sudah menjadi semacam sentranya industry otomotif bagi berbagai merek mobil Eropa. Dari Istanbul yang dikenal luas sebagai “ibukotanya Turki” di Eropa, Bursa dapat dicapai melalui perjalanan darat dan ferry penyeberangan sekitar 4 jam perjalanan.

Bursa juga menjadi destinasi favorit turis karena menyimpan banyak peninggalan sejarah Islam. Kota Bursa, Banyak tempat-tempat bersejarah yang bisa dikunjungi disana. Seperti mesjid-mesjid yang menjadi tujuan wisata, seperti Masjid Agung Bursa (Ulu Cami) yang merupakan mesjid terbesar di Turki, Green Mosque, Emir Sultan Ildirim Bayezit Cami, dan Orhan Cami. Selain dari itu, kota Bursa konon juga merupakan asal muasal dari Kebab Turki yang terkenal itu. Dan di Kota Bursa ini juga, menjadi tempat peristirahatan terahir pendiri Emperium Usmaniyah, Osman dan putranya Orhan Gazi.

Masjid Agung Bursa (Ulu Camii)

Masjid Agung Bursa atau Bursa Grand Mosque atau Bursa Ulu Cami adalah masjid tua yang berada di kota Bursa. Lokasi masjid ini berada di Atatürk Boulevard di kawasan kota tua Bursa. Dibangun dengan perpaduan gaya Seljuk - Usmaniyah, pada tahun 1396 hingga tahun 1399, atas perintah dari Sultan Yıldırım Bayezid I. Rancangan dan pembangunan masjid ini dilaksanakan oleh Arsitek Ali Neccar di tahun 1396–1399. Pembangunan masjid ini merupakan janji dari Yıldırım Bayezid I pada saat memenangkan perang Battle of Nicopolis in 1396.

SISI UTARA. Kiblat atau arah sholat di Turki kira kira mengarah ke selatan karena letak Ka'bah di kota Mekah berada di selatan wilayah Turki, sehingga pintu masuk utama Masjid Agung (Ulu Cami) Bursa berada di sisi utara, Mimbar dan Mihrabnya di sisi selatan. Sisi utara Masjid Agung Bursa ini ditandai dengan dua menaranya yang mengapit pintu utama.

Cerita yang beredar disana menyebutkan bahwa masjid Agung Bursa atau Ulu Cami ini dibangun dengan dua puluh kubah berhubungan dengan Janji dari Yıldırım Bayezid I yang akan membangun 20 masjid apabila berhasil memenangkan perang melawan Pasukan Salib di  Perang Nicopolis. Namun rencana ini akhirnya diubah menjadi membangun masjid dengan 20 kubah. Para pengamat seni bina arsitektur masjid menyebutkan bahwa masjid Agung Bursa ini sebagai masjid dengan gaya  arsitektur murni Bangsa Seljuk.

Masjid Agung Bursa merupakan masjid terbesar di Bursa sekaligus merupakan landmark arsitektur Seljuk karena memang menggunakan begitu banyak elemen dari arsitektur dinasti Seljuk yang sangat kental, dan pembangunannya pada Era awal emperium Usmaniyah. Badan dunia UNESCO telah memasukkan Masjid Agung Bursa (Ulu Cami) ke dalam daftar warisan budaya dunia di tahun 2014 dengan menyebut Masjid Agung Bursa sebagai salah satu masjid terpenting dalam sejarah Islam.

Bangunanya berdenah persegi panjang dengan luas mencapai 2200 m2. Ada dua puluh kubah dibagian atapnya yang menjadi ciri khas masjid ini. kubah kubah tersedbut terdiri dari empat baris, masing masing baris terdiri dari lima kubah, ditopang oleh 12 tiang persegi empat yang juga berukuran sangat besar. Jejeran tiang tiang besar tersebut menghasilkan lorong lorong dan ruang yang tercipta diantara jejerannya, dibawah masing masing kubah. Hal ini menciptakan privasi tersendiri bagi Jemaah. Selain dua puluh kubah besar, masjid ini juga dilengkapi dengan dua Menara.

KOLEKSI KALIGRAFI. Masjid Agung Bursa memiliki begitu banyak karya kaligrafi dari 41 Kaligrafer ternama di masa-nya. kaligrafi kaligrafi tersebut di lukis di dinding, tiang hingga pada lempengan panel berukuran besar dan kecil. 

Bagian yang cukup unik dari masjid Agung Bursa ini adalah, adanya tempat wudhu di dalam masjid, yang dalam Bahasa setempat disebut şadırvan. Letaknya setelah melewati pintu utama dibawah kubah kaca yang juga menjadi sumber cahaya matahari yang lembut ke dalam ruangan masjid. Interiornya yang serba horizontal dan pencahayaan yang tidak terlalu terang benderang memang sengaja dibuat demikian untuk menghadirkan suasana tenang dan damai serta kontemplatif.

Kaligrafi
                                                      
Di dalam masjid ini terdapat 192 inskipsi yang ditulis tangan oleh 41 ahli penulis kaligrafi ternama di masa itu. Dengan koleksi kaligrafi-nya Masjid Agung Bursa merupakan contoh terbesar kaligrafi di dunia. Kaligrafi kaligrafi tersebut ditulis baik di bagian dinding masjid, tiang tiang besarnya serta lempengan lempengan besar dan kecil. Daun pintu dan Mimbar dibuat dengan apik oleh para pemahat yang memang ahli dibidangnya dari jenis kayu terpilih dan bermutu. Ukiran pada mimbar masjid ini mengambil ukiran dengan model tata surya. Sebuah pintu berumur ratusan tahun yang merupakan pintu Ka’bah di Mekah ditampilkan di masjid ini dalam sebuah kotak kaca.

Pintu Ka’bah dan Legenda Masjid Agung Bursa

Ekterior Masjid Agung Bursa seluruhnya terbuah dari bahan batu. Satu unit pancuran air penuh ornamen ditempatkan di pelataran masjid di depan menara masjid. Menara kembar yang tampak identik satu dengan lain yang mengapit masjid ini sebenarnya dibangun pada waktu yang berbeda. Satu menara di sisi barat merupakan bangunan menara yang dibangun bersamaan dengan pembangunan masjid pada saat awal, sedangkan menara yang berada disebelah timur dibangun kemudian oleh Sultan Mehmet I pada abad ke 15.

FITUR INTERIOR MASJID AGUNG BURSA. Kiri atas : Pancuran tempat berwudhu di dalam Masjid Agung Bursa, Kanan Atas : Mihrab Masjid Agung Bursa, bergaya Seljuk. Kanan bawah : Sisi kiblat Masjid Agung Bursa. Kiri Bawah : Kubah transparan Masjid Agung Bursa.

Sebagaimana bangunan masjid tua yang pekat dengan sejarah, ada sebuah legenda yang tersebar sejak ber-abad lalu. Konon kata legenda yang berkembang disekitar Karagöz dan Hacivat, konon disebutkan bahwa seni pertunjukan bayangan boneka (seperti pertunjukan wayang kulit di Jawa) yang berkembang di kota Bursa para tokohnya itu diambil dari cerita para para pekerja bangunan Masjid Agung Bursa ini.

Diceritakan bahwa dua pekerja bernama Karagöz dan Hacivat mempunyai tabiat buruk suka mengganggu para pekerja lainnya dengan gurauan dan lelucon yang berakibat kepada terlambatnya pekerjaan mereka membangun masjid ini dan mengungang kemarahan dari Sultan dan berbuntut kepada pemberian hukuman kepada mereka.

Legenda lainnya terkait dengan pancuran tempat wudhu yang ada di dalam ruangan masjid. Konon disebutkan bahwa pada saat akan dibangun masjid ditempat tersebut sempat terhambat pada saat proses pembebasan lahan karena ada seorang wanita tua yang tidak mau melepaskan lahan dan rumahnya untuk dibebaskan sebagai lahan pembangunan masjid tersebut.

Namun pada ahirnya belau justru dengan sukarela melepaskan rumah dan lahannya untuk dibeli oleh Sultan bagi keperluan pembangunan masjid tersebut setelah terus terusan bermimpi hal yang sama, nah sebagai bentuk penghormatan kepada wanita tersebut, arsitek masjid ini dengan sengaja membangun sebuah pancuran tempat wudhu di dalam masjid ini di lokasi persis bekas rumah wanita tua tersebut.

Masjid Agung Bursa di malam hari, dengan kemilai cahaya lampu termasuk juga cahaya dari kendaran yang lalu lalang di ruas jalan Attaturk di sebelah selatan masjid ini.

Objek Wisata

Saat ini Masjid Agung Bursa (ulu cami) telah menjadi salah satu objek wisata yang menarik perahtian wisatawan dari mancanegara. Masjid terbuka setiap hari untuk kunjungan wiisatawan di luar waktu sholat, dan para pengunjung diharuskan untuk berpakaian sopan dan sederet aturan lainnya sebagaimana layaknya masuk ke dalam masjid.

Paralelisasi Sejarah Turki Vs Sejarah Indonesia

Pada saat Masjid Agung Bursa dibangun di Turki tahun 1396, di Nusantara sedang berkuasa Kerajaan Majapahit sedangkan di sisi barat pulau Jawa berada dibawah kendali Kerajaan Sunda. Masjid Agung Bursa ini dibangun 13 tahun setelah Deklarasi pendirian Kerajaan Gelgel di Bali (1383), Dalem Ktut Ngelesir didampingi oleh Patih Agung Arya Patandakan dan Kyai Klapodyana (Gusti Kubon Tubuh) menghadap Prabu Hayam Wuruk saat upacara Cradha dan rapat tahunan negeri-negeri vasal imperium Majapahit. 

Beliau (Raja Gelgel) kembali ke Bali dikawal oleh pasukan khusus majapahit yang semuanya beragama islam, menjadi awal masuk-nya Islam ke Pulau Bali. Masjid Agung Bursa di Turki Selesai dibangun tahun 1399, setahun setelah itu, Tahun 1400, di Nusantara, Raja Gelgel pertama, Dalem Ketut Ngulesir wafat.*** 

Senin, 25 Januari 2016

IMAAM Center, Masjid Indonesia di Amerika (bagian kedua)

Peresmian IMAAM Center oleh Presiden SBY

Penantian 20 Tahun

Kisah berubah tatkala terpampang iklan di sebuah media online yang menyebut soal rencana penjualan gereja tua di kawasan Georgia Avenue, Silver Spring, MD, Maryland. Iklan itu ditayangkan oleh pengurus gereja yang mengaku terpaksa menjual gedung itu karena tidak ada lagi aktivitas ibadah di sana. Sejak lima tahun terakhir, gereja itu dibiarkan kosong melompong karena sebagian besar jemaahnya kini menganut atheis. Sehingga gereja itu tak lagi dipakai untuk kegiatan ibadah.

Ukuran gereja itu cukup besar. Luas gedungnya saja mencapai 3.520 m persegi, dengan luas tanahnya mencapai 15.625 m persegi. Kapasitas ruangan di dalam mampu menampung sekitar 350 orang. Lapangan parkirnya juga cukup luas, bisa menampung lebih dari 100 mobil. Harga jualnya US$3 juta atau sekitar Rp 33 miliar, dengan kurs sekitar Rp 11.000 perdolar. Gedung yang dibangun tahun 1955 itu, berada di tengah kota Maryland. Merujuk kepada izinnya, gedung itu hanya khusus untuk kegiatan rumah ibadah. Pihak gereja sebenarnya sudah lama ingin menjual gedung itu, tapi tidak laku karena izin penggunaannya tidak bisa digunakan selain untuk ibadah.

Lantai dua IMAAM Center yang merupakan ruang utama masjid.

Ini yang membuat pengurus IMAAM tertarik untuk membelinya. Jika gedung itu bisa dibeli, maka tidak perlu lagi memohon izin pendirian rumah ibadah dari pemerintah setempat karena sejak awal peruntukannya memang untuk rumah ibadah. Namun masalahnya, darimana pengurus IMAAM bisa mendapatkan dana $3 juta? Kalaupun dua unit gedung yang ditempati IMAAM Center dijual, diperkirakan harganya $1 juta. Itu berarti masih kurang sekitar $2 juta lagi. Jelas ini bukan jumlah yang kecil. Butuh usaha ekstra untuk menambal kekurangannya.

Bantuan Pemerintah Indonesia

Sampai akhirnya muncullah ide dari pengurus IMAAM untuk membicarakan masalah ini dengan Dino Pati Djalal yang ketika itu menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika. Dino yang menyambut baik ide itu kemudian menyampaikan kabar ini langsung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Gayung bersambut, SBY rupanya sangat tertarik dengan ide itu. Ia pun langsung membahas masalah ini dengan DPR. Kebetulan waktu itu masih ada sisa anggaran $5 juta yang belum terpakai. Tak butuh waktu lama bagi DPR dan pemerintah untuk menyepakati pemberian hibah $3 juta untuk IMAAM sebagai modal untuk membeli gereja di Amerika itu. Sedangkan sisanya yang $2 juta digunakan untuk membangun gedung mahasiswa Indonesia di Mesir.

Presiden SBY memimpin sholat berjamaah setelah peresmian masjid IMAAM Center

12 Juni 2014 IMAAM resmi mengambil alih First Baptist Church Montgomery Maryland untuk dijadikan sebagai masjid. Upaya renovasi langsung dilakukan secara bertahap. Kursi panjang yang biasa digunakan untuk beribadah di gereja dibongkar dan digantikan dengan karpet dari Arab. Para Muslim Amerika beramai-ramai urun rembuk dan mengumpulkan dana untuk renovasi gedung tersebut. Berbagai kegiatan syiar Islam mulai aktif dilakukan di dalamnya. Beberapa tokoh Islam di Washington diundang untuk memberikan ceramah agama di sana.

Awal September 2014, suasana di dalam gedung itu terlihat sangat asri. Selain papan nama yang tengah dihapus, di bagian luar tak ada tanda-tanda lagi yang menunjukkan bangunan itu adalah bekas gereja. Di bagian dalam, hanya ada pentas di bagian depan yang biasa digunakan pendeta atau penyanyi koor gereja untuk tampil di depan jamaahnya. Dekorasi itu memang agak unik untuk dihadirkan di dalam masjid. Tapi pengurus IMAAM berencana akan mengubahnya secara bertahap sehingga nantinya desain khas masjid itu bernuansa Indonesia.

Diresmikan oleh Presiden SBY

Sesuai dengan rencana, IMAAM Center diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Jum’at 25 September 2014 pukul 12.30 waktu setempat. Acara peresmian berlangsung di lantai bawah, hadir dalam acara ini Utusan Khusus Komunitas Muslim Kemlu AS Sharif Gaffar, para tokoh muslim setempat, dan anggota komunitas muslim Indonesia. Seusai peresmian, para undangan menunaikan salat Jumat berjamaah bersama denganPresiden SBY dan rombongan dari Jakarta.

Dalam pidatonya, Presiden SBY ‎mengaku sangat bersyukur dan bahagia setelah mendengar sambutan Presiden IMAAM Center Aris Mustofa dan Sharif Gaffar. “Hati kita teduh dan damai, ingin menjalin kerjasama dan kebersamaan untuk membuat dunia adil dan sejahtera,” Menurut Presiden SBY, Masjid tersebut diharapkan menjadi duta umat muslim di Indonesia yang ingin bersahabat dengan bangsa manapun. “Kami akan menjadi agent of peace, kami akan tunjukkan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin,” ujar SBY. Kunjungan Presiden SBY ke Amerika Serikat adalah bagian dari lawatan Presiden Indonesia ke tiga negara, yaitu Portugal, Amerika Serikat dan Jepang dari tanggal 17 September hingga 30 September 2014.

Presiden Joko Widodo saat menunaikan sholat tahiyatul masjid di IMAAM Center

Dikunjungi Presiden Jokowi

Hari selasa 27 Oktober 2015 pukul 15:20 waktu setempat atau hari Rabu 28 Oktober 2015 Pukul 14:20 Waktu Indonesia Bagian Barat, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri berkunjung ke Masjid IMAAM Center ini dalam perjalanan dinasnya ke Amerika Serikat. Selama kunjungan singkat tersebut presiden Jokowi langsung menuju ke lantai dasar masjid yang merupakan area untuk keperluan umum, disambut oleh para pengurus masjid yang sudah menunggu kemudian berkunjung ke perpustakaan masjid.

Presiden Jokowi kemudian menuju ke area sholat di lantai dua masjid, namun karena waktu asyar belum tiba, maka beliau menunaikan sholat sunah tahiyatul masjid, setelah itu presiden menyempatkan diri berfoto bersama dengan jemaah warga Indonesia yang ada disana termasuk memenuhi permintaan beberapa warga Indonesia yang meminta ber-selfie bersama beliau. Presiden berangkat meninggalkan IMAAM Center pada pukul 15:45 waktu setempat menuju ke the Blair House, tempat beliau menginap selama kunjungan kerja di Amerika Serikat. ***

Kembali ke Bagian Pertama

----------ZZZ----------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid Indonesia di Luar Negeri Lainnya


IMAAM Center, Masjid Indonesia di Amerika (Bagian Pertama)

TIDAK MIRIP MASJID. Bangunan masjid IMAAM Center ini sama sekali tidak mirip dengan bangunan masjid seperti yang biasa kita kenal. Karena memang sebelumnya adalah sebuah Gereja bergaya Amerika dengan empat pilar besar di depan nya mirip dengan bangunan gedung putih, Istana Presiden Amerika.

Bekas gereja yang menjadi masjid muslim Indonesia di Amerika

IMAAM Center adalah masjid komunitas muslim Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat. Masjid ini menjadi masjid kedua yang dimiliki dan dikelola oleh muslim Indonesia setelah Masjid Al-Hikmah di New York City. IMAAM Center berada di Georgia Avenue, Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat, tak jauh dari Washington DC, Ibukota Amerika Serikat. IMAAM Center dibangun diatas tanah seluas 1,15 hektar ini beralamatkan di 9100 Georgia Ave, Silver Spring, Washington, DC. Lokasi masjid ini cukup strategis, karena berada di perbatasan Washington DC dengan Maryland.

Sebelum dibeli pada tanggal 12 Juni 2014, bangunan dua lantai berbatu bata merah ini adalah gereja First Baptist Church Montgomery Maryland yang sudah lima tahun tidak dipakai karena sebagian besar jemaahnya beralih menganut atheis dan kemudian dibeli oleh komunitas Muslim Indonesia untuk dijadikan sebagai masjid. Gereja tersebut dibangun tahun 1955 dengan izin resmi dari pemerintah hanya untuk digunakan sebagai tempat peribadatan. Itu sebabnya pengurus gereja kesulitan untuk menjual bangunan tersebut untuk keperluan lain, namun justru hal tersebut yang menjadi nilai tambah bagi muslim Indonesia disana karena dengan membeli gedung gereja tersebut tidak perlu lagi mengurus izin untuk membangun tempat ibadah.

Imaam Center
Address: 9100 Georgia Avenue, Silver Spring, MD 20910 



Tentang IMAAM

IMAAM (Indonesian Muslim Association in America) atau Komunitas Muslim Indonesia di Amerika Serikat. Awalnya dibentuk oleh beberapa belas muslim Indonesia yang tinggal di kawasan Washington DC dan sekitarnya yang memiliki perhatian terhadap pentingnya keseimbangan hubungan horizontal dan vertikal bagi generasi mendatang, maka pada tanggal 21 Desember 1993 dibentuklah IMAAM dan didaftarkan sebagai organisasi nirlaba keagamaan di negara bagian Maryland.  Organisasi ini aktif menggelar kegiatan keagamaan, termasuk berupaya mendirikan masjid di Washington DC.

Kepengurusan IMAAM dipilih secara periodik setiap tiga tahun dalam sidang umum tahunan. Ada sembilan pengurus utama IMAAM yang terdiri dari;
  1. Bpk. Firdaus Kadir, Chairman of the Board, 2015-2018.
  2. Bpk. Amang Sukasih, President, 2015-2018
  3. Bpk. Bambang Achiruddin, Vice President, 2013-2016
  4. Bpk. Varga Syahroni, Secretary, 2013-2016
  5. Ibu. Waty Yirka, Treasurer, 2015-2018
  6. Bpk. Syafrin Murdas, Regular Trustee, 2014-2017
  7. Bpk. Arif Mustofa, Regular Trustee, 2013-2016
  8. Ibu. Nurul Fathiyah, Regular Trustee, 2014-2017
  9. Bpk. Andri Antoni, Regular Trustee, 2014-2017

GEREJA TAK TERPAKAI. Begini bentuk aslinya bangunan masjid IMAAM Center saat muncul di situs iklan penjualan properti, sebelum kemudian dibeli dan di alih fungsi menjadi masjid oleh IMAAM Center.

Perjalanan Panjang Masjid Imam Center

Impian memiliki masjid sendiri di Amerika sebagai tempat berkumpul bersama bagi muslim Indonesia bukanlah perkara mudah. Selain terkendala dengan masalah dana yang tidak sedikit untuk membeli properti disana, namun juga masalah perizinan yang memang tidak mudah diperoleh. Upaya IMAAM untuk mendirikan masjid nyaris terwujud pada 1995. Kala itu, organisasi yang kini beranggotakan sekitar 2000 orang ini bisa membeli dua unit rumah di kawasan Veirs Mill Rd, Rockville, Maryland.

Rumah itulah yang hendak dijadikan masjid, namun rencana itu mendapat protes dari masyarakat setempat. Apa boleh buat, keinginan mendirikan masjid bernuansa Indonesia di Amerika terpaksa ditunda. Jika kedua rumah itu bisa difungsikan sebagai masjid kala itu, maka warga Muslim Indonesia yang tinggal di Amerika lebih menyatu dan kompak, sehingga memudahan untuk melaksanakan kegiatan sosial lainnya. Namun impian itu belum berhasil karena hambatan dari warga setempat. Pemerintah Maryland juga tidak memberi izin kalau masyarakat sekitar masih menolak.

Akibat penolakan itu, dua gedung yang dibeli di kawasan Rockville hanya bisa dijadikan sebagai IMAAM Center. Tidak ada aktivitas ibadah di sana. Sementara untuk salat atau kegiatan ibadah lainnya, warga Muslim Indonesia harus menyebar di sejumlah masjid yang ada di Washington dan sekitarnya. Masalah perizinan ini bahkan pernah dikemukakan oleh Imam Masjid Istiqlal Jakarta, Ali Musthafa Ya'qub langsung kepada Presiden Barack Obama saat kunjungannya ke Masjid Istiqlal pada 10 Nopember 2010.

Bersambung ke Bagian Kedua

----------ZZZ----------

Baca Juga Artikel Masjid Masjid Indonesia di Luar Negeri Lainnya

  

Minggu, 09 Januari 2011

Masjid Al-Hikmah Komunitas Muslim Indonesia di Den Haag, Belanda (Bagian I)

Masjid Al-Hikmah Komunitas Muslim Indonesia di Den Haag.

Resminya masjid ini bernama Masjid Al-Hikmah terletak di Heeswijkpein, Moerwijk kota Den Haag, Negeri Belanda. Berdirinya Masjid Al-Hikmah memperpanjang deretan jumlah masjid di Belanda. Pada 1990 saja, jumlah masjid sudah mencapai 300 di seluruh Belanda. 

Masjid Al-Hikmah ini juga bukan masjid pertama yang didirikan oleh Muslim Indonesia atau muslim yang memiliki keterikatan dengan Indonesia di Belanda. Sebelumnya sudah ada Mushola Al-Ittihad di Daguerrestr No 2 Den Haag, dan Masjid Maluku An-Nur di Balk yang didirikan oleh muslim mantan pasukan KNIL di tahun 1950-an. 

Menjadi cukup menarik karena sebelumnya di blog ini juga di postingan sebelumnya kita telah mengulas masjid Indonesia di New York City, Amerika Serikat yang memiliki nama yang sama dengan masjid Indonesia di Den Haag ini. Sama sama bernama Masjid Al-Hikmah. Masjid Al-Hikmah di Den Haag ini dikelola oleh PPME berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag. 

Masjid Al-Hikmah tak hanya di ramaikan oleh warga Indonesia tapi juga turut diramaikan oleh kaum muslimin dari berbagai warga negara di Den Haag termasuk dari Turki, Maroko, dan muslim Belanda, terutama di sholat jum’at dan dua sholat hari raya. 

Masjid Al-Hikmah PS Indonesia 
Medlerstraat 4, 2531 HA Den Haag, Netherlands 

   

Sejarah Masjid Al-Hikmah, Den Haag 

Masjid Bekas Gereja Immanuel. Wakaf H. Probosutedjo 

Dari luar, bangunan itu tidak mirip dengan masjid umumnya. Rumah panjang bertingkat dua, tanpa kubah. Suasana masjid baru terlihat ketika masuk ke dalam. Ada mihrab dan bentangan sajadah. Masjid Al-Hikmah di Heeswijkpein, Moerwijk kota Den Haag itu awalnya adalah gereja Immanuel. 

Pada akhir 1995, di saat umat Islam Indonesia berupaya keras mengumpulkan dana untuk mendirikan masjid, setelah musholah Al-Ittihad tidak dapat lagi menampung jamaah yang terus bertambah. Adalah Bapak H. Probosutedjo, pengusaha Indonesia, yang membeli gereja tersebut seharga sekitar 1.350.000 golden dan mewakafkannya atas nama kakaknya RH Haris Sutjipto, yang wafat di Leiden, Desember 1995 setelah dirawat di kota itu. 

Masjid itu diserahterimakan Pak Probo untuk umat Islam pada 1 Juli 1996 atau 15 Safar 1417 H. Awal mulanya masjid ini akan diberi nama Al-Ikhlas, tapi kemudian oleh Probosutedjo nama itu diubah dengan nama Al Hikmah. Pemilihan nama ini langsung disampaikan oleh Pak Probo saat meresmikan masjid ini. 

Masjid Al-Hikmah Komunitas Muslim Indonesia di Den Haag.

Dipilihnya bekas bangunan gereja untuk masjid ini tak lepas dari permasalahan tidak mudahnya mendirikan bangunan baru di Belanda, sementara ketika itu banyak gereja yang tidak lagi difungsikan dan dijual kepada umum. Menurut Ahmad Nafan Sulchan, salah seorang pendiri PPME, masyarakat sekitar gereja lebih senang gereja itu dijadikan masjid daripada digunakan untuk kepentingan lain, diskotik misalnya. 

Gereja Immanuel itu kini menjadi masjid. Lantai bawah digunakan untuk pengajian dan kegiatan remaja Islam. Lantai atas untuk shalat. Pada Ramadhan, masjid Al-Hikmah dipenuhi warga Indonesia, yang diperkirakan lebih 5.000 orang. 

Interior Masjid Al-Hikmah.

Masjid Al-Hikmah Den Haag ini merupakan berkah sendiri bagi muslim Indonesia di Den Haag, mengingat sekarang kini tersiar kabar bahwa pemerintah Belanda sudah mengeluarkan aturan yang melarang penjualan gereja tak terpakai untuk di ubah menjadi masjid. Gereja gereja tak terpakai di arahkan untuk di alih fungsi menjadi perkantoran ataupun tempat tinggal. Lagipula bila pembelian gedung dilaksanakan saat ini, sudah pasti harganya sudah jauh melambung tinggi. 

Proses renovasi gereja menjadi masjid 

Karena bangunan awalnya adalah sebuah gereja yang dilengkapi dengan mimbar gereja serta balkon, maka terlebih dulu dilakukan beberapa renovasi. Bahkan lantainya dulu tidak rata karena dibuat miring untuk jemaah gereja. Seperti gedung teater. Karena itulah dilakukan renovasi. 

Lantai dua yang kini biasa digunakan untuk salat Jumat, Tarawih, sekaligus Idulfitri, diratakan dengan cara ditutup gabus khusus. Bahkan pemanas ruangan berada di bawah lantai sehingga saat winter (musim dingin), suhu ruangan tetap hangat bagi jemaah. 

Masjid Al-Hikmah Komunitas Muslim Indonesia di Den Haag.

Selain merenovasi lantai, Masjid Al Hikmah juga berbenah agar terlihat lebih Islami sebagai tempat ibadah umat muslim. Pendirian bangunan di Belanda memang tak mudah, jangankan untuk mendirikan bangunan baru ataupun mendirikan masjid, untuk sekedar membuat lukisan kubah disetiap jendela masjid Al-Hikmah ketika dalam renovasi untuk mengubahnya dari sebuah gereja menjadi bangunan yang layak untuk sebuah masjid, takmir masjid harus meminta izin kepada pihak pemerintah kota atau Gementee. Bahkan gambar kubah yang akan dipakai juga harus disetujui terlebih dahulu. 

Tidak boleh sembarangan menambah apa pun yang terlihat di luar bangunan masjid. Selain itu, bila di kampung-kampung di Indonesia, sering terdengar lantunan ayat-ayat suci Alquran dari pengeras suara di surau-surau dan masjid masjid, maka di Belanda, kita tidak akan pernah mendengarnya. Masjid memang tidak diperkenankan memasang pengeras suara di luar. Pengeras suara hanya ada di dalam ruangan. 

Di tahun 2009, interior masjid Al-Hikmah diperindah dengan lukisan kaligrafi karya kaligrafer Indonesia KH Ali Mahfudz Suyat MA yang sengaja di datangkan ke Den Haag Belanda untuk memperindah Masjid tersebut. Beliau juga yang kemudian menjadi imam dan khatip sholat Idul Fitri di Masjid Al-Hikmah tahun 2009.  Lanjutkan membaca ke bagian II

-------------------------oooOOOooo--------------------------